Share

28. Apa maunya?

POV Lana

Pagi berganti malam, malam pun terasa begitu lama. Aku mencarinya di seluruh penjuru pinggiran kota Jakarta. Menunggu dia kembali ke rumah, terkadang aku merasa begitu kejam saat badan mulai payah, dalam doa terselip sebuah kalimat ketidak berdayaan : semoga dia kelaparan, hidup susah, tanpa uang di luar sana, sehingga dengan sendirinya dia kembali ke rumah sederhana ini. Tapi nyatanya doaku belum berbuah manis. Nyatanya, sudah hampir satu bulan dia tak juga kunjung kembali.

"Mas Lana!" Pekik Bu Mirna ketika aku baru turun dari sepeda, lalu tergopoh masuk ke halaman rumah, mendekatiku.

"Mas, Mas ke mana saja, sih, beberapa hari ini?" tanyanya sedikit terbata seraya memegangi dada mengatur napas yang sedikit tersengal.

"Saya? Saya ke Solo," jawabku seraya melepas pengait helm yang masih menempel di kepala.

"Lah, ke Solo? Tapi kok, Neng Gendis beberapa hari yang lalu pulang sendirian?"

"Apa? Gendis?!" Seketika mataku terbuka lebar. Cepat aku melepas helm dari kepala setelah Bu M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status