Rahasia Kekayaan Sang Barista

Rahasia Kekayaan Sang Barista

Oleh:  Jimmy Chuu  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.9
14 Peringkat
66Bab
1.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ditugaskan mengantar pesanan ke rumah seorang pelanggan, Xander Sanjaya tidak pernah menyangka dirinya malah berujung menangkap basah perselingkuhan sang istri dengan pria lain. Seakan tidak cukup menyedihkan, kala bergelut dengan selingkuhan istrinya tersebut, dirinya malah berakhir kehilangan nyawa karena ketidak sengajaan sengatan listrik. Namun, detik berikutnya, dia malah terbangun di suatu tempat yang asing, yang justru memberinya suatu sistem kekayaan. Xander Sanjaya pada awalnya gembira setelah memiliki sistem yang membuatnya menjadi kaya dalam sekejab mata. Dan dia yakin, misi balas dendam pada semua yang pernah menyakiti dan menghinanya pasti berjalan mulus setelah memiliki kekayaan sebesar satu Kuadralin. Namun, kenyataan demi kenyataan di depan mata membuka mata Xander Sanjaya, semua kekayaan itu harus ia tebus dengan misi demi misi dengan nyawa sebagai taruhannya. Apakah Xander Sanjaya dapat menyelesaikan misi demi misi dari Sistem, dan mempertahakan kekayaan? Apakah misi balas dendamnya akan berjalan lancar? Mati baca kisahnya.

Lihat lebih banyak
Rahasia Kekayaan Sang Barista Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Pein
Asyik nih, mulai merambat nulis urban juga...
2024-07-28 12:52:19
0
user avatar
Mira Fransisca
Author ternyata bisa genre Urban. cuss nyimak
2024-07-21 17:09:08
0
user avatar
Rizkymutha14
udah aku baca, awal bacanya aja udah bagus dan mengesankan. sukses terus buat karyanya.
2024-07-20 21:38:19
0
user avatar
Rai Seika
Ini sih bukan keren lagi, luar biasa
2024-07-20 21:15:55
0
user avatar
Rianoir
setelah baca, ternyata keren banget(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
2024-07-20 12:05:31
1
user avatar
Lafiza
Bakalan seru ni kayaknya cerita. Ayo, Xander, permalukan semua orang yang pernah menindasmu. Buat Author, semangat updatenya ya .........
2024-07-20 00:32:38
1
user avatar
Aspasya
Yuhu aku mampir, cerita yang sangat keren. Ditunggu update rutinnya Thor.
2024-07-19 19:56:13
1
user avatar
Nathan Ryuu
berasa pengen pithes tuh Lucy ama Kevin. ayo otor, kasi mereka tamparan nikmat yg bnyk ntar yak! oe nitip!
2024-07-19 19:39:48
1
user avatar
monster inc
wah bagus ceritanya, jadi keterusan bacanya, bikin penasaran
2024-07-19 19:26:18
1
user avatar
Bebby
Bagus thor ... kalau aku sekaya Xander, sudah tidak pusing ya ... hahaha Semangat dan sukses ya.
2024-07-19 18:31:21
1
user avatar
Anet Sandi
Karya baru ya Thor. aku juga suka karya urban macam ini.
2024-07-19 11:48:30
2
user avatar
Zoya Dmitrovka
Baru ini baca cerita Barista. Beda banget sama buku lainnnnnn. Update yang banyak!
2024-07-19 03:58:32
3
user avatar
Zhu Phi
Keren thor ceritanya... Semangat update ya
2024-07-18 20:05:17
2
user avatar
Kaysan
semoga ceritanya beda dgn yg laen yg cuma ganti MC nya ja to konfliknya gitu² doang. Kalo unik, gem siap meluncur
2024-07-29 16:17:14
1
66 Bab

Kopi Gula Aren.

BRAK!“Istriku, kenapa kamu…” Plastik yang berisi beberapa kopi gula aren terjatuh dari tangannya.Sebagai seorang barista yang diminta menjadi petugas delivery, pesanan itu harusnya ia antarkan untuk seorang pelanggan bernama Kevin Ng. Namun, alamat pengiriman mengarahkannya pada rumah tempat ia menemukan fakta yang membuat tubuhnya lemas seketika.Di hadapannya, Lucy Setiawan, istri yang ia kira tengah menunggunya di rumah dengan setia, kini tengah bersama seorang pria tanpa busana. Wajah Xander memucat.Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya gemetar. Kakinya tak sanggup menopang tubuhnya ketika ia melihat istrinya dipeluk pria yang ia yakini adalah sosok bernama Kevin itu. Xander bahkan sudah tak mampu berkata-kata.Namun, sosok Kevin Ng itu bukannya terkejut atau merasa malu, justru berbicara santai.“Wah, wah, Lucy. Sepertinya suamimu memergoki kita!” ucap pria bertubuh tinggi besar itu sambil melepas pelukannya dari tubuh Lucy, wajahnya menyungging senyum menggoda yang membuat Xan
Baca selengkapnya

Bank Central Halilitar.

Meskipun pagi itu udara mulai panas karena matahari yang bersinar cerah, sosok Xander terdiam. Ia tak bisa mempercayai angka yang tertera di layar ponselnya yang sudah usang."Angka yang sangat besar. Ada lima belas nol di sana!" batin Xander. Ia berulang kali memastikan bahwa matanya tidak salah membaca angka yang tertera di layar ponselnya. "Aku harus segera pergi ke Bank Central Halilintar sekarang juga, untuk memastikan kebenaran informasi saldo ini!"Dengan detak jantung yang berdegup kencang, masih tak percaya dengan pesan singkat itu, ekspresi kebimbangan terlukis di wajah Xander. "Bisa saja ini hanya spam atau scam, bukan?" batinnya, mencoba untuk tidak merasa gembira berlebihan.Dengan tangan gemetar, Xander segera membuka aplikasi dan memesan kendaraan online melalui ponselnya.Bank Central Halilintar adalah salah satu bank papan atas di negeri ini, berada di peringkat lima besar di antara bank-bank lainnya. Mengapa Xander memilih untuk menabung di sana? Jawabannya sederhana
Baca selengkapnya

Kejadian Tak Terduga.

Ketika gadis customer service itu menerima Kartu Tabungan Ekonomi dari tangan Xander, ia memegangnya dengan telunjuk dan jempol, seolah-olah sedang menjinjing sampah yang menjijikkan.Bahkan, jika Lidia, sang customer service, tidak terikat oleh SOP – Standar Operasional Prosedur Bank Central Halilintar, ia mungkin sudah membuang Kartu Tabungan Ekonomi Xander yang tampak lusuh dan terlipat-lipat itu."Sepertinya pemuda miskin ini selalu mengantongi buku tabungan ini ke mana pun ia pergi. Ia menganggap ini adalah harta karun yang tak boleh ditinggalkan. Aku jadi penasaran, seberapa banyak saldo di rekening ini, sampai-sampai ia membawanya ke mana-mana dan terlihat lusuh!" Lidia berpikir dengan jijik melihat buku yang acak-acakan itu.Namun, mau tidak mau Lidia harus melakukan tugasnya, mencetak saldo di buku tabungan itu.Ketika Lidia membuka lembar kedua, sekilas ia melirik dengan rasa ingin tahu yang mendalam pada isi rekening Xander. Namun, ia hampir pingsan, tak tega melihat bahwa
Baca selengkapnya

Branch Manager Grace.

Berada di dalam ruang nyaman berpenyejuk udara, ditambah aroma lavender dari aromaterapi, Xander berdiri agak canggung di depan pintu kantor. Sebuah lukisan ikan berenang menjadi latar belakang kursi tempat duduk dan meja besar dari jati, dengan dua kursi di depannya.Dalam hati, Xander bertanya-tanya, “Siapa sosok perempuan berwibawa ini?”Belum juga ia selesai memindai seisi ruangan yang terlihat luks itu, suara perempuan itu terdengar lagi. “Tuan Xander Sanjaya? Silakan duduk,” kata perempuan berkacamata itu terdengar ramah.Perempuan itu menunjuk sofa dengan telapak tangan tanda sopan santun, meminta Xander duduk di sofa tebal dan empuk, sementara dia sendiri akan memilih duduk di kursi sofa lain, di seberang. Dia menunggu sampai Xander duduk di sofa empuk tersebut, barulah duduk dengan hat-hati, tiap gerak-geriknya terlihat elegan.“Perkenalkan. Namaku Grace Song. Aku Branch Manager Bank Central Halilintar.”“Maafkan aku, Ibu Grace... Sebenarnya aku bertanya-tanya. Ada masalah ap
Baca selengkapnya

Kesalahan Sang Customer Service.

Suara langkah sepatu terdengar menggema di area banking hall lantai dua.Seorang gadis tampak berjalan tergesa-gesa. Sesekali ia berhenti, membuka cermin kecil, dan memeriksa penampilannya.Lidia, sang customer service, tersenyum lebar saat melihat riasan tebal yang masih menempel sempurna di wajahnya.“Kosmetika produk Korea-Jepang ini sangat bagus. Menempel dan membuat kulitku seakan-akan kulit bayi tanpa bekas luka atau jerawat sedikit pun. Aku siap mendengar berita bahagia dari Ibu Grace Song,” gumam Lidia. Ia menutup cermin bundar kecil itu lalu menyembunyikannya di sakunya.“Perfect!”Baru-baru ini, seorang supervisor di Front Office yang membawahi customer service mengajukan permohonan pengunduran diri. Sudah dua minggu posisi itu kosong. Dengar-dengar, Lidia adalah kandidat yang paling diunggulkan, mengingat ia telah bekerja sebagai customer service di kantor cabang Bank Central Halilintar itu selama lebih dari dua tahun.Dan dari semua kandidat yang diunggulkan, hanya Lidia y
Baca selengkapnya

Gorilla’s Kafe.

Duduk di dalam mobil BMW Seri 5 yang masih berbau baru, Xander meresapi aroma jok kulit yang berpadu sempurna dengan dinginnya hembusan udara dari pendingin.Selama hampir satu jam perjalanan menuju Gorilla’s Kafe, tempat dia bekerja, dia tetap diam, membisu. Xander duduk kaku, seolah-olah setiap gerakannya bisa mencemari kemewahan jok mobil yang mengkilap ini.Di sebelahnya, Grace Song juga tak bersuara.Bukannya tak ingin menyapa, tapi Grace yakin diamnya Xander karena masih merasa marah akibat perbuatan tercela Lidia, yang merendahkan dirinya dengan menyebutnya hanya seorang penjudi online rendahan.Keheningan itu akhirnya pecah ketika mobil BMW Seri 5 yang dikendarai sopir pribadi Grace berhenti dengan halus.Xander menghela napas lega, bergegas berkata, “Ibu Grace, terima kasih atas kebaikan Anda, mengantarkan saya ke Gorilla’s Kafe.”Xander menunduk hormat, kemudian berjalan cepat menuju tempat kerjanya yang terlihat cukup ramai dari luar. Dia berusaha menyelinap, menyembunyikan
Baca selengkapnya

Ide Gila Xander.

Jam menunjukkan pukul 20.00, dan Kafe Gorilla’s harus segera ditutup. Lampu-lampu neon di luar mulai meredup, meninggalkan suasana remang-remang yang sepi. Hanya bau kopi yang tersisa di udara, bercampur dengan aroma kayu dan kue yang sudah lama dipanggang.Ketika Xander baru saja selesai membersihkan meja barista, bersiap-siap untuk pulang, Dimas, manajer kafe, memanggilnya dengan suara yang berat dan serius.“Kita perlu bicara empat mata. Seharian sibuk dirimu melayani pelanggan, aku tak bisa mengganggumu sebelumnya,” kata Dimas, sambil menurunkan kursi dari meja dan meminta Xander juga mengambil salah satu kursi yang terbalik di atas meja. Suara gesekan kursi di lantai kayu menambah kesan berat dan serius.“Xander…” kata Dimas dengan nada yang misterius, wajahnya setengah tertutup oleh bayangan.Xander meremas tangannya, membayangkan kalau dia akan dipecat dari jabatannya sebagai barista di kafe itu. Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin mulai muncul di dahinya. Dia sungguh
Baca selengkapnya

Hotel Filantrofi.

Siapa sangka urusan dengan Grace Song bisa begitu mudah?Penawaran yang dilontarkan Xander hanyalah spekulasi belaka, namun Grace Song tanpa ragu-ragu langsung menjawab."Aku bersedia bekerja untuk Anda, Tuan Xander. Besok setelah mengajukan surat pengunduran diri, aku akan mengunjungi Anda.""Ngomong-ngomong, di mana Anda tinggal? Biarkan aku mengantar Anda mala mini ..."BAM!Kata-kata Grace Song membuat Xander tersadar seketika. "Tak mungkin aku kembali ke rumah itu!"Setelah insiden memergoki Lucy Setiawan, istrinya, berselingkuh, Xander memutuskan untuk meninggalkan rumah mertuanya, tempat mereka hidup menumpang selama ini. Kenangan pahit itu masih jelas di benaknya, menggoreskan banyak luka yang belum sembuh.Melihat jejak keraguan di wajah Xander, Grace Song segera mengambil inisiatif."Baiklah... aku akan mengantar Anda menginap di Hotel Filantrofi, sebuah hotel bintang enam di jantung kota."+++Tak lama kemudian, mobil BMW G20 itu meluncur melewati jalan-jalan kota yang sibu
Baca selengkapnya

Quest Harian.

Terbiasa tidur dalam gelap, nyala sirkuit di layar sistem yang mirip monitor komputer itu membuat Xander terjaga. Cahaya biru yang terpancar menerangi ruangan yang sempit, memberikan kesan dingin dan asing."Apa yang terjadi?" kata Xander dengan mata mengantuk. Ia menguap lebar, mengucek matanya yang berat, dan mencoba membiasakan diri dengan cahaya yang tiba-tiba menyilaukan.“Sebuah layar komputer? Permainan apa lagi ini?” gumamnya dengan nada bingung.Namun Xander tidak sempat menggerutu lebih lama. Sebuah suara yang akrab di telinganya, suara yang pada malam misterius memberinya uang sebanyak satu kuadriliun, terdengar keluar dari siluet layar komputer.[Mungkin kamu lupa. Tapi izinkan aku untuk mengingatkanmu sekali lagi. Sistem Kekayaan ini bukan cuma-cuma. Kamu harus menyelesaikan quest harian. Paling lambat keesokan hari sebelum pukul 7 pagi!]Xander terkejut, suara itu menusuk telinganya, membawa kembali ingatan malam itu yang penuh teka-teki."Apa maksudmu? Sesungguhnya aku
Baca selengkapnya

Seorang Auditor.

Sebelum pergi bekerja sebagai Barista di Kafe Gorilla’s, Xander menyempatkan diri untuk memeriksa sistem yang baru ia miliki, di dalam kamarnya.(Dalam hal ini, Xander masih tak percaya kalau dia kaya raya.)Dia duduk di kursi kamar suite Hotel Filantrofi, lalu memerintah dengan suara tenang, namun tegas.“Sistem, nyala!”Mendadak, sirkuit berwarna biru menyala, dan layar terpampang di depan mata. Cahaya biru itu memancarkan kesan futuristik yang membuat ruangan terasa seperti pusat komando rahasia.Sambil menyipitkan mata, ia meneliti satu demi satu informasi yang muncul di layar.“Misi?” batin Xander, merasa penasaran.Dia melihat papan tulisan misi dengan keterangan: "Wajib diambil dua kali dalam sebulan, atau penalti adalah kematian!"Tepat di samping pengumuman misi, ada roda keberuntungan yang berputar pelan.Namun karena Roda keberuntungan itu belum ia klik untuk mendapatkan misi, otomatis tidak terdapat petunjuk di sana, selain gambar roda yang bercahaya, terlihat menggoda dan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status