Rahasia Cinta

Rahasia Cinta

last updateLast Updated : 2022-04-15
By:  Rheena Cleopatra  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
66Chapters
2.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Pertemuan antara Harshad dan Anya di penampilan Philharmonic orchestra, membuat Anya aman dari kejaran anak buah Arnold, musuh Harshad. Mereka sering menghabiskan waktu bersama karena ancaman Arnold dan anak buahnya tidak pernah berhenti, sudah banyak juga yang terluka oleh mereka. Kebersamaan mereka mungkin menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi orang-orang di sekitarnya. Hanya dengan Anya, Harshad mampu tertawa dan mengungkapkan cerita hidupnya, melewati hari yang lebih menyenangkan. Namun, ternyata sebuah rahasia dan kebenaran yang disembunyikan oleh ayah Anya adalah hal yang selama ini dicari Harshad. Bryan sudah mengetahui kebenaran tersebut, tapi dia tidak mengatakannya karena tidak tega melihat Harshad yang sedang bahagia bersama Anya. Hubungan yang hangat antara Harshad dan Anya berubah menjadi tegang, terlebih lagi saat mereka tahu kalau orang yang akan dinikahi ibu Harshad adalah ayah Anya. Apakah mereka bisa melewati hari yang berat? Apakah keduanya bisa meyakinkan ibu Harshad tentang perasaan mereka? Pembuktian apa yang akan Anya tunjukkan?

View More

Latest chapter

Free Preview

Harshad Alan Akandra

Di apartemennya yang terletak di wilayah Park Avenue New York, Harshad membopong sendiri tubuh gadis yang tadi menabraknya, membawanya naik ke apartemen pribadinya. Dua orang yang berjaga di depan kamar menatap bingung kedatangan Harshad, mereka segera mendekat dan bergerak seolah ingin menggantikan posisi Harshad menggendong perempuan tersebut. "Bukakan pintu!” ucap Harshad, dia tak mengindahkan gerak anak buahnya tadi. "Baik, tuan,” jawab salah satu dari mereka. Bryan, sekretaris pribadi Harshad yang sedang berbicara dengan seseorang di telpon langsung berbalik setelah menyadari ada suara derap sepatu yang beradu dengan lantai berjalan mendekat padanya. "What’s wrong with you?” tanya Bryan setelah mematikan panggilannya. Harshad hanya menoleh sebentar dan memberikan tatapan singa miliknya. “Lo sehat kan?” tambah Bryan. "Diem lu! Lo beresin semua rumor yang tersebar gara-gara nih cewek, cepetan!” balas Harshad sembari duduk di samping perempu

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
naega
Ada up lagi nggak malam ini?
2022-02-04 20:25:00
1
user avatar
Kristina Yovita
lanjut ahhhhh
2022-01-10 14:30:20
1
user avatar
Ayda Harada
Shan awas bucin lho ......
2022-01-07 06:30:52
1
66 Chapters

Harshad Alan Akandra

Di apartemennya yang terletak di wilayah Park Avenue New York, Harshad membopong sendiri tubuh gadis yang tadi menabraknya, membawanya naik ke apartemen pribadinya. Dua orang yang berjaga di depan kamar menatap bingung kedatangan Harshad, mereka segera mendekat dan bergerak seolah ingin menggantikan posisi Harshad menggendong perempuan tersebut. "Bukakan pintu!” ucap Harshad, dia tak mengindahkan gerak anak buahnya tadi. "Baik, tuan,” jawab salah satu dari mereka. Bryan, sekretaris pribadi Harshad yang sedang berbicara dengan seseorang di telpon langsung berbalik setelah menyadari ada suara derap sepatu yang beradu dengan lantai berjalan mendekat padanya. "What’s wrong with you?” tanya Bryan setelah mematikan panggilannya. Harshad hanya menoleh sebentar dan memberikan tatapan singa miliknya. “Lo sehat kan?” tambah Bryan. "Diem lu! Lo beresin semua rumor yang tersebar gara-gara nih cewek, cepetan!” balas Harshad sembari duduk di samping perempu
Read more

Rencana Kabur

Harshad mengetukkan pelan jarinya pada paha, memikirkan pertanyaan Bryan yang dari kemarin mengganggu pikirannya. Bryan terfokus menatap jalanan di depannya, sesekali Harshad memandang Bryan dengan tatapan bingung. Bagaimana Bryan bisa tau?“Bryan?” panggil Harshad. Alisnya masih bertaut menunggu jawaban dari Bryan.“Iya, tuan,” jawab Bryan. Dia tak menoleh pada tuan mudanya, jalanan di depannya lebih penting dari pada panggilan Harshad, begitu mungkin pikirnya.“Lu tau siapa perempuan itu?” itu pertanyaan yang sejak tadi malam mengganggu otak bersihnya."Iya, tuan. Tadi malam dia sedang dalam pencarian anak buah tuan Arnold,” kata Bryan sembari memutar setir ke kanan."Arnold?” tanya Harshad. Ada jeda sampai mereka berdua bisa berpikir dan menemukan sesuatu. “Berarti dia bukan gadis sembarangan, pantesan dia bisa bahasa Indonesia,” lanjut Harshad menyandarkan punggungnya.“Sa
Read more

Bertemu Harshad

“Mampus gue, lari Anya! Lari cepetan!” gumam Anya merasa ada yang tidak beres dengan dua orang laki-laki yang memanggilnya. Sudah cukup orang-orang sekelilingnya menatap heran baju handuknya, jangan tambah lagi adegan kejar-kejaran ini.Anya berlari meninggalkan mesin kopi yang dia jadikan tempat berpikir tadi. Melewati beberapa orang yang berjalan tak beraturan membuat lari Anya sedikit terganggu. Dia menabrak seseorang hingga hampir terjatuh.“Oh, i’m sorry, i’m sorry,” ucap Anya sembari mengatupkan kedua tangannya. Orang yang dia tabrak tak mengatakan banyak hal, hanya sedikit sinis menatapnya.Tak membuang waktu, Anya kembali berlari. Bodoamat lah urusan perempuan yang dia tabrak tadi, toh dia juga sudah meminta maaf. Yang harus dia lakukan sekarang adalah menyelamatkan diri dari dua orang yang sedang gencar-gencarnya mengejar dia.Dia tidak tau ada urusan apa sebenarnya laki-laki yang dipanggil tuan itu dengan diri
Read more

Mall

Sedari mereka keluar dari area taman, alis Harshad terus menyatu. Dia diam sembari fokus pada kemudinya. Anya tidak merasa bersalah, karena dia tidak melakukan apapun, normalnya seseorang yang tinggal di rumah orang yang tidak dia kenal, ya harus pergi setelah sadar."Mau ngapain kesini?” tanya Anya, Harshad diam saja dan masih fokus mencari tempat parkir untuk mobil kesayangannya ini. “Heh, gue tanya mau ngapain kita kesini?”“Ya coba lo pikir sendiri, masa iya gue kesini mau main badminton,” jawab Harshad sedikit ketus. Dia keluar dari mobil mengabaikan Anya yang juga ikut bersungut-sungut.“Astaga, gue mimpi apaan ya?” dengus Anya. Anya melingkarkan tangannya di depan dada. Ingin tau apa yang dilakukan Harshad kalau dia tidak turun.Laki-laki bermarga Akandra tersebut menoleh karena tak ada suara langkah ataupun suara bising ocehan Anya. Bibir Harshad terangkat sebelah, dia geram tapi ingin tertawa.&ldq
Read more

Tidur Harshad Terganggu

Terdengar umpatan berkali-kali dari mobil hitam yang berjalan kencang keluar dari kota. Dua orang yang tadi dan kemarin hampir menemukan Anya. Sebenarnya mereka juga tidak tau, kenapa bosnya meminta perempuan seperti Anya untuk dijadikan wanita bayaran.Dari apa yang mereka lihat, Anya bukanlah tipe perempuan yang menjual tubuhnya hanya demi uang. Bahkan Anya menolak untuk disentuh oleh mereka.Pasti ada hal lain di diri Anya sampai bosnya meminta pada mereka untuk tetap mencari Anya apapun yang terjadi, sangat rumit, apalagi Anya selalu lari dan terus-terusan kabur dari mereka.Menyusahkan!***Sampai di rumah Harshad, Anya langsung ke kamar mandi. Sedangkan Harshad mendaratkan bokongnya pada sofa melingkar di ruang tamu. Dua orang pelayan menghampirinya dan melepaskan satu persatu sepatu Harshad.Anya muntah-muntah di kamar mandi, kecepatan gila. Iya, Harshad mengendarai mobil dengan kecepatan di luar batas kebiasaan orang-orang kelas atas
Read more

Pistol

DooorrrHarshad menurunkan pistolnya, matanya membulat, dia langsung membuang pistolnya setelah menyadari apa yang baru saja dia perbuat. “Anya?” panggil Harshad.Perempuan yang mengenakan hiasan rambut berbentuk hati tersebut tersenyum. Tangan kanannya berada di perutnya dan satu lagi seolah ingin meraih Harshad untuk dia jadikan tumpuan, tapi gagal.Anya terjerembab, duduk sambil masih tersenyum. Harshad mendekat, menyangga kepala Anya dengan pahanya, dia tak bisa berkata apa-apa.“Bryan! Danu!” teriak Harshad, memanggil orang-orang yang pasti saat ini ada di rumahnya. Dia panik, khawatir juga. “Anya, kamu baik-baik saja? Maafkan aku?” ucap Harshad.“Aku baik-baik saja, aku tidak apa-apa,” jawab Anya. Dia tersenyum sekali lagi dan kemudian menutup matanya.“Anya!” teriak Harshad menggoyangkan lengan Anya.“Nona Anya,” panggil seorang pelayan menyadarkan Anya dar
Read more

Hari yang Sama di Setiap Tahun

Harshad sampai di depan kamarnya, pintu itu tertutup. Anya mengunci pintu dari dalam, beruntung pintu tersebut tidak hanya menggunakan kunci manual, tetapi juga sensor suara.Hanya suara Harshad dan Bryan yang bisa membuka kamar itu, Bryan segera kembali ke ruang kerja tuan mudanya untuk melihat kerja Danu. Sedangkan Harshad, dia punya perasaan was-was, karena ada hal yang membuatnya trauma jika ada orang lain yang menodongkan pistol.“Anya,” panggil Harshad. Dapat dia lihat Anya terlelap di atas ranjang, selimut sudah menutupi sebagian tubuh Anya. Lampu utama juga sudah mati, hanya lampu tidur di samping Anya yang menyala.Harshad tersenyum, satu sama. Dia juga memiliki kesempatan memandang wajah Anya saat tidur. Harshad mendekat, menyalakan lampu tidur di seberang Anya. Melihat Anya tidur, mengingatkan Harshad pada seseorang yang sangat dia rindukan.Dia tidak bisa lama-lama berada di kamar itu, tujuannya kesini hanya mengambil pistol yang d
Read more

Kesedihan Harshad

Pintu balkon tertutup beserta dengan gordennya. Sama sekali tak dapat dilihat dari dalam rumah. Anya sedikit kesusahan membuka pintu kaca itu, sangat berat, ditambah lagi dia membawa nampan berisi makanan.PraaangggggAnya terkejut, dia cepat-cepat mendekati Harshad yang memeluk diri sambil berteriak-teriak. Walaupun Harshad menahan teriakannya, Anya bisa tau karena berada di tempat yang sama.Tapi masih ada kemungkinan tuan Danu tidak bisa mendengarnya karena di dalam ruangan memang kedap suara. Anya meletakkan nampan di atas meja.“Harshad,” panggil Anya sedikit ragu. Dia memungut pecahan-pecahan gelas di bawah Harshad. Karena Harshad tak memakai alas kaki apapun, takutnya nanti dia tiba-tiba berdiri dan menginjak pecahan tersebut.“Aaaaaakhhhhh, pergi!” Harshad menahan suaranya. Dia menutup telinga dan matanya. Membuat yang melihatnya ikut sedih. Anya mempercepat kerjanya.“Harshad kamu kenapa?” tanya A
Read more

Menemani Harshad

Anya beranjak naik ranjang, di atasnya sudah ada Harshad yang terlelap dengan selimut menutup hampir seluruh tubuhnya. Dia menyeka badan Harshad, pasti tidak nyaman karena belum mengganti bajunya.Pelayan datang membawa ultrasonik aromatherapi kesukaan Harshad, Anya yang terkejut membau aroma lavender ini, bunga kesukaannya juga.“Mbak, tolong airnya diganti ya, udah dingin soalnya,” kata Anya pada pelayan yang ditugaskan menemani dirinya.“Baik, nona.” Anya mengangguk, kembali menempelkan handuk kecil di kening Harshad, air hangat di handuk sedikit demi sedikit dingin.Anya menyadari kalau tubuh Harshad menggigil, dia mencari remote AC, sepertinya dia harus mematikan AC tersebut. Kenapa dia merasa seperti menjadi ibu Harshad?Ah, tapi ya sudahlah. Dia diberi kepercayaan ini oleh sekretaris Bryan dan kepala keamanan itu, dia harus bertanggung jawab. Anya melepaskan jas Harshad, masih ada ponsel di saku kanannya.Dia l
Read more

Rencana Pulang

Matahari menyapa mata Anya yang masih terpejam. Sekuat tenaga dia berusaha membukanya. Tak berselang lama dari bangunnya, alarm di kamar itu berbunyi. Ini hari ketiga Harshad sakit. Dia melirik bagian bawah tubuhnya karena merasa ada yang membebani perutnya. Dia selalu menemani tuan muda tersebut, sampai tidur dengan Harshad juga. Posisi Harshad tak berpindah sama sekali. Masih dengan posisi dia memeluk Anya tadi malam, hanya saja selimut yang mereka gunakan sudah menutupi tubuh Harshad sampai lehernya. “Jam lima,” gumam Anya. Dia bangkit dari berbaring setelah berusaha memindahkan tangan Harshad pelan-pelan. Anya bangun, dia menyentuh kening Harshad. Hangat, jadi panasnya sedikit menurun. Tidak masalah yang penting tidak sepanas kemarin. Dia takut kalau Harshad seperti kemarin lagi. Dia beranjak turun dari ranjang. Dia menutup kembali gorden yang terbuka meloloskan cahaya surya. Agar Harshad tidak terganggu tidurnya. Pintu kamar utama
Read more
DMCA.com Protection Status