Karra Chintya Putri tak pernah bermimpi menikah diumur yang masih sangat muda. Tapi mimpi buruk itu harus menjadi nyata sang Ayah sakit dan memintanya menikahi pemuda lebih dewasa darinya. Seno Rio Fankandri seorang pria galak, kaku, dan to the point, Seno tidak pernah pacaran apalagi jatuh cinta. Demi membahagiakan orang tuanya, mau tidak mau Seno menerima perjodohannya dengan Karra yang tak lain muridnya sendiri.
View MoreKetika mobil Seno berhenti depan rumah mereka. Ia melihat kearah Karra yang ternyata tertidur. Meski kesal dan benci dengan kelakuan Karra, ia tak tega membangunkan gadis itu. Kemudian Seno turun dari mobil, ia bergegas menggendong Karra hingga masuk dalam rumah mereka berdua. Saat Seno menggendong Karra, sebenarnya ia sudah terbangun. Namun membiarkan dirinya digendong Seno. "Thank you." Seru Karra membuka lebar mata ketika suaminya itu meletakkan di sofa. Ia menyengir tanpa rasa bersalah, melupakan sesaat kejadian menyebalkan di sekolah. "Kamu ngerjain aku." Tuduh Seno jengkel. Ia membuang mukanya saking kesal kepada Karra. "Gak! Kapan lagi coba aku digendong sama Pak Seno." Ledek Karra membuat Seno tambah kesal. Seno menahan amarahnya, ia memilih meninggalkan Karra daripada harus berdebat tak ada habisnya. "Eh.. Mas, tunggu. Aku belum selesai bicara." Ucap Karra lagi. Sadar betul dia harus meminta maaf kepada Seno, walaupun bagaimanapun Seno sua
Karra kembali menuju kelasnya dengan muka sebal, ia menghela napas berat saat mendarat di bangkunya. Rangga yang melihat itu heran dengan sikap kekasihnya. "Kamu kenapa? Mukanya diteguk gitu! Perasaan aku nggak buat kamu marah." Karra melirik Rangga, ia menghentakan kaki berulang kali. Dia harus beralasan apalagi pada Rangga untuk tidak pulang bareng dengannya."Kamu nggak salah, ini aku yang salah. Hari ini aku nggak bisa pulang sama kamu. Hmmm.. ayahku minta pulang cepat. Maaf ya." Ucap Karra dengan raut muka bersalahnya pada Rangga. Pria itu tersenyum sambil meletakan kepala Karra di dadanya."It's oke honey. Aku nggak masalah, kamu pulangnya sama siapa? Nggak mau aku antar aja, kan bisa lebih cepat." Seru Rangga. Karra langsung menengadahkan kepalanya."Jangan! Aku takut orang tuaku marah kalau tahu cowok yang antar pulang." Rangga mengangguk mengerti membuat Karra merasa lega.Selama ini Karra memang tidak pernah membawa Rangga kerumahnya, apalagi mengen
Rangga menghampiri Karra di kelas, saat memasuki kelas ia melihat Pak Seno yang baru keluar dari kelasnya yang hanya ada Karra. Apalagi tidak biasa Karra hanya di kelas saat jam istirahat. "Sayang, ngapain Pak Seno ke kelas jam istirahat?" Tanya Rangga pada Karra membuat wanita itu gugup."Iitu--" Terbata Karra."Itu apa, Karra. Hmm..." Ucap Rangga sambil meneguk minumannya. "Pak Seno... Ada barangnya ketinggalan. Ya.. barang Pak Seno ketinggalan jadi dia mau ambilnya tadi.""Benaran?""Ih.. kamu kok nggak percaya gitu sama aku. Aku 'kan pacar kamu." Ucap Karra manja membuat Rangga mengacak rambut Karra."Percayalah. Pulang sekolah bareng aku 'kan." "Iya dong!"Karra tak sadar jika Seno memperhatikannya bersama Rangga di sela pintu. Seno memang tidak langsung pergi saat ia melihat Rangga masuk kelas yang tinggal berdua dengan istrinya, ia tadinya hanya ingin memastikan Karra baik-baik saja. Tapi, dia malah melihat Karra bersama Rangga. Tidak! Rangg
Pagi harinya Karra sudah lebih pergi ke sekolah tanpa berpamitan dengan Seno. Bahkan ia tak sarapan. Alasannya ia malas harus di perintah oleh Seno. Sekarang Karra seperti biasa ia sudah duduk manis di kantin sekolah bersama sahabatnya Mega."Kar, gimana keadaan bokap lo?" Tanya Mega duduk disamping Karra. Gadis itu kembali mengingat kalau bukan bokapnya dia tidak mungkin berada di situasi bodoh ini dengan Seno, pria yang sudah ia klaim kaku."Udah membaik. Ada yang lihat Rangga nggak? Tadi gue telpon gak nyambung. Runi juga kemana." Ucap Karra yang mencari kekasihnya dan sahabatnya satu lagi Runi. Karra ingin sekali menceritakan kesialannya pada Rangga."Perasaan gue tadi Runi udah datang. Lo tau nggak ada guru baru loh! Ganteng katanya, dia juga wali kelas kita ganti Bu Mila." Seru Mega membuat Karra meliriknya. Mau seganteng apa pun tidak membuat Karra perduli, karena ia sudah memiliki kekasih yaitu Rangga, seorang pria yang telah ia pacaran selama setahun ini ketua bask
Hidup Karra dimulai, ia berjalan dengan seorang pria yang sangat membosankan. Bicaranya sedikit, wajah datar. Senyum saja mungkin tidak pernah.Karra berpikir bagaimana bisa ia dinikahi dengan pria seperti ini. Harus dia akui lelaki dihadapannya ini memang tampan, tinggi, tapi kalau menyebalkan itu akan membuatnya terbunuh sendiri seperti dia. 'Pantas saja mau dijodohin. Dia kaku gini.' Gerutu Karra dalam hati memasuki rumah.Karra membanting tubuhnya, di sofa. Rasanya dia lelah menghadapi diam dan dinginnya Seno yang luar biasa."Jangan malas-malasan. Disini enggak ada pembantu." Ucap Seno tidak menunjukkan ekspresi apapun."Maksudnya, Mas Seno." Karra bangkit, berdiri dibelakang tubuh Seno yang tinggi."Maksud saya, kamu kan istri, jadi beresin rumah. Ini rumah baru masih banyak debunya.""What? Aku...? Mas, dirumah aja aku enggak pernah kerja. Masa disini kamu jadiin kamu pembantu." Protes Karra melotot."Itu dirumah kamu. Ini rumah
Ini adalah mimpi buruk Karra menikah dengan pria yang sama sekali tak dikenalinya. Dan sekarang ia harus mendengar ijab kabul tersebut dengan lantang. "Ya Tuhan mimpi apa gue semalam." Ucap Karra sebal duduk di samping lelaki tak pernah dikenalnya.Pernikahan yang terjadi begitu singkat, bahkan perkenalannya saja tidak ada. Apalagi pernikahan itu terjadi dirumah sakit.Didepan Ayah Karra, Seno menjadikan perempuan yang masih berusia 17 tahun itu. Kini Seno dan Karra sah menjadi sepasang suami istri."Karra, ayah senang kamu mau menikah dengan nak Seno." Ucap Irfan ayah dari Karra. "Seno titip Karra. Ayah pesan jangan sentuh Karra dulu sampai dia selesai sekolah.""Iya, Yah." Sahut Seno dengan wajahnya yang datar tanpa ekspresi. "Saya ada urusan, boleh saya pergi.""Hati-hati, Nak Seno." Ucap Dina Bunda dari Karra. "Kar, kalau suami pergi salam dong.""Hah? Salam.""Iya seperti Bunda dan Ayah."Ah.. salam? Pernikahan a
Ini adalah mimpi buruk Karra menikah dengan pria yang sama sekali tak dikenalinya. Dan sekarang ia harus mendengar ijab kabul tersebut dengan lantang. "Ya Tuhan mimpi apa gue semalam." Ucap Karra sebal duduk di samping lelaki tak pernah dikenalnya.Pernikahan yang terjadi begitu singkat, bahkan perkenalannya saja tidak ada. Apalagi pernikahan itu terjadi dirumah sakit.Didepan Ayah Karra, Seno menjadikan perempuan yang masih berusia 17 tahun itu. Kini Seno dan Karra sah menjadi sepasang suami istri."Karra, ayah senang kamu mau menikah dengan nak Seno." Ucap Irfan ayah dari Karra. "Seno titip Karra. Ayah pesan jangan sentuh Karra dulu sampai dia selesai sekolah.""Iya, Yah." Sahut Seno dengan wajahnya yang datar tanpa ekspresi. "Saya ada urusan, boleh saya pergi.""Hati-hati, Nak Seno." Ucap Dina Bunda dari Karra. "Kar, kalau suami pergi salam dong.""Hah? Salam.""Iya seperti Bunda dan Ayah."Ah.. salam? Pernikahan a
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments