Share

Bab 63

“Aku tidak bermaksud apa-apa, kami selalu sabar kok. Silahkan duluan saja, karena kami bisa menahan perut,” sindir Bulek Rina.

“Mbak, sudah saja mengalah. Kasihan Mbak Hanum takut malu,” ucap Rahma.

“Biarkan saja, sesekali Bude Wati harus dibeli pelajaran,” tukas Bulek Rina.

Bude Wati lalu pergi dari hadapan mereka, sambil menghentakkan kakinya. Wajahnya terlihat cemberut dan bibirnya ngomel-ngomel.

“Mas,” panggil Zahra sama suaminya.

Nazar langsung menoleh. “ Iya ada apa?” matanya langsung menatap ke arah ponsel.

“Kita makan dulu yuk, kasihan tadi kamu belum sempat makan siang,” ajak Zahra.

“Sebentar lagi,” terlihat jadi Nazar sedang mengetik.

“Ya sudah,” Zahra lalu mendekati bule Rina.

“Eh, ini Mas Nazar ya?” tanya seorang ibu-ibu yang kebetulan lewat di depan Nazar.

“Eh iya Bu,” jawab Nazar sambil menatap ke arah si Ibu itu.

“Kenapa tidak ambil rongsokan lagi?” Tanya ibu sambil menghempaskan bokongnya di atas kursi, dekat Nazar.

“saya masih sibuk Bu, di tempat lain masih banyak yan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status