Share

Bab 32

“Sudah! Zia! Bisa nggak sih! Mulut kamu itu dijaga, ayo Mas kita berangkat,” ajak Ahmad setelah menegur anak bungsunya.

“Sudahlah Zia, kamu jangan bicara ngelantur ke mana-mana deh. Sekarang keluarga besar kita dipusingkan sama masalah kamu,” tukas Bude Wati.

“Kita antar ayah,” ucap Nazar tiba-tiba.

“Memangnya tidak apa-apa mengantar kami?” Tanya Ahmad.

“Tidak apa-apa kok ayah,” jawab Nazar sambil menarik lembut tangan istrinya.

“Awas! Jadi seorang pemulung itu jangan bikin malu di rumah keluarga calon suamiku ya,” sindir Zia.

“Zia!!” Bentak Hanum.

Akhirnya keempat orang itu berangkat menuju rumah Dilan.

Pakde Seno langsung melebar matanya, saat Nazar masuk ke dalam mobil mewah.

“Itu mobil suami kamu Zahra?” Tanya Pakde Seno.

“Bukan, milik majikan Mas Nazar,” jawab Zahra.

Pakde Seno langsung terdiam, lalu matanya melihat ke arah merek mobil yang dibawa sama Nazar.

Zahra duduk di samping Nazar, sedangkan Pakde Seno dan ayahnya duduk di belakang.

“Seumur hidup aku, usiaku yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status