Rania mencari keberadaan Aurel yang entah kemana. Malam sudah hampir larut dan Rania masih berada di Bashcamp Lexa, Rania ingin pulang mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah dan lagi dia sudah mengantuk, tapi sedari tadi dia tidak bisa menemukan keberadaan Aurel.
Rania memutuskan untuk memesan Taxi Online dan mengirimkan Aurel sebuah pesan singkat yang berisi bahwasannya dia akan pulang terlebih dahulu. Rania berjalan ke arah parkiran yang terhubung dengan pintu keluar dan kembali melihat ponselnya untuk mengecek apakah ada balasan atau pesan dari ayahnya yang menyuruhnya untuk pulang? Nothing. Rania memang terlalu berharap, rania kembali berjalan seraya memasukan Handphonenya ke slingbag dan
" Aww kalo jalan bisa liat liat ga si "
Rania sangat kesal melihat siapa orang yang menabrak bahunya, ternyata dia si cowo mesum.
Rania menatap aneh ke arah Arya yang hanya diam, menatap nya dari bawah hingga atas yang membuatnya risih apalagi ketika Netra nya tak sengaja bertemu dengan mata kelabu milik arya yang terlihat memerah, itu membuat rania takut.
Rania bergegas pergi meninggalkan parkiran menuju jalanan, tapi belum sempat melangkah tangan rania sudah terlebih dahulu di cekal oleh Arya, rania kembali memusatkan atensinya ke cowo tersebut dengan menaikan satu alis seolah bertanya.
Namun, hal yang terjadi selanjutnya membuat Rania membulatkan matanya. Bagaimana tidak? Arya menarik pinggang Rania dan langsung mencium rania dengan menggebu, memojokkan rania ke Kap mobilnya yang kebetulan tepat berada disebelahnya.
" Mpphh Lee leppass "
...........
Arya menatap gadis yang menabraknya, dia Rania Surya Mahendra. Gadisnya, arya melihat Rania dari bawah sampai atas dan dia memfokuskan matanya ke bibir gadisnya yang merah alami, ketika rania ingin beranjak dia langsung mencekal dan mecium rania secara brutal, Arya sudah tidak tangan, badannya terasa panas dan yang dibawah sana juga sudah terasa sesak, terbukti dari celananya yang menggembung menandakan bahwasannya dia sudah siap tempur.
" Mphh Le leppass "
" Lepassss "Air mata rania mengalir dengan derasnya seiring bahunya yang bergetar tapi arya tak
Menghiraukannya.Mendengar lenguhan rania membuat arya semakin bersemangat, arya langsung membawa rania memasukannya setengah paksa kedalam mobilnya dan langsung membawa Rania menuju apartemen pribadinya yang memang tak jauh dari Bashcamp.
Arya memarkirkan mobilnya secara asal dia sudah tidak tahan, dia menggendong rania seperti karung beras, dengan rania yang berontak. Arya tidak memperdulikan tatapan aneh orang yang melihatnya dan rania.
Arya dengan tergesa memasuki unitnya dan langsung membanting rania ke Ranjang. Rania perlahan mundur kesisi ranjang dia takut dengan arya, arya seperti orang kesetanan apalagi sekarang arya sudah membuka baju dan celananya yang hanya menyisakan Bokser Ketatnya.
" Arya pliss jangan lakuin itu sama gue "
" Gue mau pulang "
Rania menangis memohon kepada skala yang masih memandangnya, sedetik kemudian rania terpekik kala kakinya ditarik dan posisi arya yang sudah berada diatasnya, Rania berusaha mendorong arya tapi usahanya sia sia karena tenaga arya yang memang lebih kuat dari padanya.
Tanpa persetujuan arya mencium rakus rania, menyesap bibir atas dan bawahnya secara bergantian. Tangan nya berusaha melepas dress yang dipakai rania hingga menyisakan Bra dan celana dalam senada.
" Mpphh lepass "
" Arya sadar, pliss jangan lakuin itu "
" Jangan pliss lepasinn aahhh jaa ngan aahh "
Rania Berontak, mencakat dan mengggit lengan arya, namun usahanya sia sia. Arya tak kuasa menahan panas ditubuhnya dia menginginkan lebih.
Arya memejamkan matanya sebentar dan menelisik rania yang tampak menyedihkan dengan posisi Naked, Cd dan Bra nya sudah di buka paksa oleh arya.
" You look so sexy baby "
Arya kembali mencium rania dengan menuntut, rania yang awalnya memberontak kini mulai terbuai oleh permainan arya, dia mendesah panjang ketika tangan arya bermain di intinya mengelus sesekali menyetil klitorisnya. Rania terjengkit ketika jari jari arya memporak porandakan intinya.
" Ahhh aryaa ahh ter ruus "
" Ahhh ber enti ahhhh mau pipiss ahh "
" Ahhhh aryaaa huh huh "
Rania melenguh panjang ketika cairan kental keluar dari intinya, dia lelah.
" Maaf "
Arya menggumamkan kata maaf ketika kejantanannya menerobos paksa kedalam inti rania menyobek selaput yang menjadi penghalang dengan sekali hentakan.
" Aaaa sakitttt aaaahhh hikss "
" Sakit yaaa keluarin sakitt hikss "
Rania menangis ketika benda tumpul tersebut masuk ke intinya, badannya terasa terbelah menjadi dua.
" Ahhh shit sempit banget "
" Ahhh kamu sexy baby ".
Arya menggerakan intinya dengan tempo pelan dan cepat secara berirama. Rania hanya bisa mendesahkan nama arya.
" Ahhh aahhh yaa fasterr ahhh "
" Ahhh punya lo sempit "
" Ahhh enak baby "
" Ahhh arya akuhhh mau ahh "
" I love you Rania "
Malam itu apartemen menjadi saksi bisu penyatuan dua remaja yang saling mendesahkan nama satu sama lain.
.......
Rania terbangun dari tidurnya, dia mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya. Rania merasa bahwa ada tangan yang memeluknya dari belakang dia mencoba melepaskan tangan tersebut yang malah semakin mengerat di pinggangnya.
Tunggu, rania menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri mengusir kilasan kejadiann tentang malam dimana dia berada di parkiran dan
Rania tidak bisa melanjutkan perkataannya, dia melihat kondisinya yang begitu kacau, tanpa busana didalam selimut yang sama dengan Arya.
Rania bangun dari tidurnya bersandar di Kepala ranjang seraya menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
" Hikss hiksss Aku kotor "
" Hikss maafin Nia ayah, bunda nia udah kotor "
Rania terus menangis seraya menjambak rambutnya.
" Ngapain lo disini "
........
Arya terganggu dari tidurnya, mendengar isak tangis yang didengarnya, perlahan dia membuka matanya melihat perempuan yang bersandar di kepala ranjang dengan bahu yang terguncang tak lupa dia menjambak rambutnya sendiri.
" Ngapain lo disini "
Arya bertanya untuk memastikan siapa perempuan yang berada di apartnya seingatnya dia tidak memberikan siapapun akses masuk apartnya bahkan orang tuanya pun tidak dia berikan akses.
Arya memegang kepalanya yang terasa pening dan seketika kilasan kejadian semalam berputar dikepalanya, dimana dia mencium Rania yang tidak sengaja menabraknya di parkiran dan berakhir dia yang membopong paksa rania ke apartnya dan, Bodohhhh.
Arya merutuki dirinya yang sudah merusak gadisnya, pantas saja tidurnya terasa nyaman semalam, shitt.
" Rania, gue minta maaf. Sorry semalem gue ga sadar " Arya berusaha menggapai Rania.
" Jangan mendekat hikss lo jahat hikss gue gue udah kotor " Rania kembali menjambak rambutnya.
Arya yang melihat itu langsung menarik Rania kepelukannya, dia tidak bisa membiarkan Rania melukai dirinya sendiri. Tak peduli selimut yang sudah tergeletak di lantai dengan mereka yang sama sama Naked.
" Sttt lo ga kotor, ini semua salah gue sorry"
" Hikss hikss gue guee kotor "
" sttss gaboleh ngomong gitu "
" Hikss lo, lo jahat arya "
" Gue tau, sorry. Kalo ada apa apa gue janji bakal tanggung jawab "
" Hikss lupain kejadian semalem dan jauh jauh dari gue ya, gue gapapa "
Rania beranjak menuju kamar mandi yang berada di apartemen arya, dia memunguti bajunya yang berserakan di lantai dengan masih terisak pelan.
Sedangkan arya terus memandangi rania yang sudah menghilang dibalik pintu toilet.
" Shitt lo udah ngerusak Anak orang aryaa tolol banget si gue, kenapa bisa kelepasan"
Arya mengacak acak rambutnya.Beberapa menit kemudian rania sudah menggunakan dress semalam dengan wajah yang sedikit lebih segar, rania beranjak dari apartemen arya dan langsung pulang kerumahnya, sedangkan arya hanya memandangnya dengan diam. Karena Rania yang sudah menolak ajakannya untuk mengantar gadis itu pulang.
" Aaaarghhhhhhh sialan ".
Arya mengambil ponselnya, dan menelvon seseorang.
" Dimana? "
" ..... "
" Gue kesana "
Arya memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya pelan dan memutuskan untuk meninggalkan apartnya dia sedang butuh teman bicara.
........Saat ini arya tengah berhadapan dengan ardan, disebuah cafe yang berada di dekat bashcamp nya, arya sengaja mengajak ardan kesini dia butuh teman bicara dan lagi dia butuh solusi dari teman terdekatnya dan Ardan adalah orang yang tepat.
" Mau sampe kapan lo diem?"
Ardan yang sudah bosan dengan keterdiaman arya akhirnya angkat bicara, ardan akan menjadi banyak bicara jika bersama arya karena mereka teman sejak kecil.
Arya menghembuskan nafasnya pelan, kemudian menatap nikotin yang sudah di hisap olehnya.
" Gue brengsek dan "
Ardan hanya diam, menunggu arya menjelaskan keluhannya.
" Gue udah rusak cewe dan, parahnya cewe itu Rania "
" Gue harus gimana dan, rania benci banget sama gue "
Ardan diam untuk beberapa saat, dia yakin temannya tidak akan berbuat sesuatu tanpa adanya sebab.
" Tanggung jawab, nikahin dia sebelum dia hamil. Gue duluan lo renungin semuanya "
Setelah mengatakan pendapatnya ardan pergi meninggalkan arya sendiri, dia ingin memberikan waktu kepada arya untuk memikirkan jalan keluar masalahnya. Karena ini bukan perkara kecil menurut ardan.
Arya hanya bisa menatap kepergian Ardan dengan diam, dia harus merenungi kesalahannya kepada rania dan harus secepatnya menyelesaikan permasalahan ini.
Setelah kejadian yang merenggut kesuciannya, rania mati matian menjauh dari Arya beserta geng Lexa karena setiap melihat arya dia kembali mengingat kejadian waktu itu. Sebisa mungkin dia juga selalu mengalihkan pembicaraannya bersama Aurel ketika temannya membicarakan tentang Geng Lexa apalagi Aurel yang sudah Bucin tingkat Akut kepada Ardan. Sejak kejadian di Labrak Karina dan teman temannya Aurel memang sedikit lebih dekat dengan Ardan dan itu sungguh mengganggu Rania, tidak bukannya Rania tidak senang karena Aurel bisa selangkah lebih maju dari cinta dalam diamnya tapi sekarang situasinya berbeda. Rania hanya berharap, semoga tidak ada yang mengetahui tentang pergulatan panasnya denga Arya. Semoga. ....... Arya mengerang frustasi, pasalnya sejak insiden dimana dia merenggut kesucian Rania, cewe itu sulit untuk ditemui, Rania sangat pandai menggindari Arya. Seperti waktu itu, ketika Arya berhasil menemuk
Beberapa hari ini Rania merasakan ada yang aneh dari tubuhnya, dia mudah lelah dan tidak nafsu makan, dia juga sering muntah dan berujung lemas. Jika dihitung,Sudah dua bulan Rania menjauh dari Arya, mengabaikan pesan dan telvon dari ketua Lexa. Mungkin jika Rania adalah Fans berat Arya dia akan sangat senang menerima pesan dan telvon dari Ketua Lexa, tapi ini Rania bukan mereka. Rania berangkat sekolah bersama ayahnya, dia senang bukan main akhirnya ayahnya mau meluangkan sedikit waktunya untuk Rania. Disepanjang perjalanan Rania tak henti hentinya menceritakan hal yang sudah dia lewati disekolah, meski hanya direspon seadanya oleh ayahnya tapi itu sudah lebih dari cukup menurutnya. " Kamu sakit? " " Hah, engga ko yah nia sehat " " Wajahmu terlihat pucat, jika sakit tak usah memaksa untuk bersekolah " " Nia baik baik aja yah " " Ayah akan pergi ke luar kota sore ini, kamu baik baik dirumah " " Berapa lama "
Hamil Satu kata yang berhasil membuat tubuhnya menengang.Dia hamil? Sejak kapan. " Jangan banyak fikiran, kandungan lo masih rentan " Rania tersadar dari lamunannya, dia memandang kosong arya dengan air mata yang sudah membanjiri pipi mulusnya. " Gue hamil? Hhehe " Rania berkata seraya menunjuk dirinya sendiri. Dia membalikkan tubuhnya memandang arya yang juga sedang memandangnya, tanpa aba aba rania memukuli dada bidang arya dengan tenaganya yang lemah. " Ini semua gara gara lo, bajingaann. Apa kata bokap gue nanti Ya? Kenapa harus guee hahh KENAPA!!!" " GIMANA KATA ORANG NANTI hikss " " Kenapa harus guee Ya " " Kenapa hikss kenapa harus gue yang jadi korban lo hikss gue salah apa sama lo? Gue salah apa bangsat " Arya hanya diam, dia membiarkan Rania meluapkan emosinya. " Maafin Nia bunda hikss Nia ngecewain bunda sama Ayah hikss, " rania menundukan kepalanya memandang perutn
Minggu ini Rania memutuskan untuk mengunjungi toko buku langganannya. Dia ingin membeli buku kesehatan, dan juga beberapa novel yang baru diterbitkan, karena selain suka nonton Drakor, rania juga mempunyai hobi membaca dan menulis. Rania tiba di toko buku yang lumayan ramai, toko buku bercat putih yang dipadukan dengan warna cerah lainnya, rania memaklumi keramaian didepannya karena memang sekarang adalah hari libur. Dia melangkahkan kakinya kesana dan mulai menjelajahi dari rak satu ke rak lainnya. Disela kesibukannya memilih buku dia dikagetkan dengan dorongan di bahunya, dan tanpa sengaja bukunya jatuh berserakan. " Sorry sorry, gue ga sengaja " Orang itu membantu rania membereskan beberapa bukunya yang berserakan. " Eh santai aja gapapako " Rania mendongakkan kepalanya seraya merapihkan rambut yang menutupi wajahnya, dan matanya membulat melihat siapa yang membantunya. " Kamu ngapain disini? "
HoekkkHoekkHoekkkHuh huh rania memijat keningnya yang terasa pusing, tubuhnya juga lemas. Rania memandang dirinya dicermin, satu kata yang bisa menggambarkan dirinya saat ini Pucar macem zombi. Rania menghela nafasnya pelan, sudah seminggu belakangan ini rania selalu mengalami Morning Sicknes, jangan lupakan pola makannya yang berantakan. Dia mengghela nafas pelan, dia sadar ini semua adalah gejala dari kehamilannya. Tapi yang rania tak habis fikir adalah keinginannya untuk selalu berada didekat arya. Hampir setiap malam arya mengantarkannya makanan sehat untuknya, dan sialnya bayi dikandungannya selalu ingin berdekatan dengan papihnya. Tapi rania tidak pernah mengatakan keinginannya karena malu. Tapi untuk hari ini, rania tidak bisa menahan keinginnya lagi. Rasanya dia ingin menangis hanya karena ingin berangkat sekolah bersama dengan arya. Dengan ragu dia menelvon arya. " Halo, kenapa? " Mendengar suara dia sebrang sana
Setelah insiden baku hantam didepan pintu rumah keluarga Mahendra, kini diadakan pertemuan keluarga di ruang tamu yang tempatnya masih di kediaman mahendra. Setelah hening selama beberapa menit, akhirnya Putra selaku papah dari arya memulai pembicaraan. " Begini, sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya kepada Pak Surya atas kesalahan anak saya arya, saya tau jika kesalahan anak saya tidak bisa di tolerir lagi. Tapi akan saya pastikan jika anak saya akan bertanggung jawab untuk menikahi putri pak surya " Surya masih diam, dengan mata yang masih menyorot tajam arya yang sedang memandang rania. " Apa kalian bisa menjamin kebahagiaan anak saya? " " Saya ga bisa janji buat bahagiain anak om, tapi saya akan berusaha untuk membahagiakan rania sepenuh hati saya om " " Jika kamu menyakiti putri saya, saya pastikan kamu tidak akan saya ijinkan bertemu dengan anak dan cucu saya meskipun kamu memohon " " Saya pastikan
Hari sudah larut tapi baik rania maupun arya belum ada yang memejamkan matanya. Arya menolehkan kepalanya ke nakas, melihat jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Dia menghela nafasnya melihat rania yang tak kunjung memejamkan matanya. " Tidur " " Belum ngantuk " Arya mendekati rania yang sedang menatap atap kamar mereka, tanpa kata arya mendekap rania dengan tangannya yang melingkar dipinggang ramping itu. Bisa arya rasakan jika rania menegangkan tubuhnya. " Ya lepasin, gue ganyaman "Rania berusaha melepaskan tangan arya yang melingkar dipinggangnya. " Stt biar lo cepet tidur " " Tap.. " " Tidur nia " arya mempererat pelukannya, seraya mengelus pungguh gadisnya agar mengantuk. Ok, fiks. Rania menyerah. Dia sudah tidak memberontak karena merasakan rasa yang begitu nyaman ketika arya mengelus punggungnya. Perlahan matanya terpejam dengan nafas yang mulai teratur. Arya merasakan sapu
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian diparkiran, sekarang tidak ada yang berani mengganggu raina karena memang tidak ada yang mau berurusan dengan anak dari pemilik sekolah, yap siapa lagi jika bukan arya. Jangankan muridnya guru saja sudah lelah memarahi nya tapi yang namanya arya tidak akan pernah kapok membuat ulah. Saat ini apartemen arya yang biasa sunyi kini terdengar ramai, itu semua karena anggota laknatnya yang bertamu sejak sore sampai malam dengan alasan Belajar bersama, karena memang besok adalah hari pertama Ujian kelulusan. " Pulang dah lo pada, pusing gue liatnya. Belajar ngga, rusuh iya. " " Iss pak bos nantilah, masih juga jam 8 biasanya juga kita pulang apa ngga lo ga perduli " revi menjawab dengan mata yang masih terfokus menonton serial boboiboy, tak hanya revi tanpi ardan, kavi dan raka pun sama. Arya memutar matanya malas, dia memejamkan matanya guna menetralisir rasa kesal yang mendera melihat respon temannya, apa