Share

Chapter 138

Tanpa terasa usia kandungan Marren memasuki delapan bulan, dan dengan perasaan bahagia, ia ingin mempersiapkan kelahiran anak pertamanya yang akan ia jalani tiga hingga empat minggu ke depan.

Marren menatap perutnya yang membuncit di depan cermin lemari besar yang ada di sudut kamar.

Wanita itu mengelus perutnya seraya tersenyum, namun lagi-lagi air mata meleleh membasahi kedua pipinya yang tirus.

'Arsan, sebentar lagi anak kita akan terlahir, apa kamu tahu itu?' gumam Marren dalam hatinya yang terasa pilu.

Masih teringat jelas bagaimana sedihnya ia di bulan-bulan sebelumnya karena selalu teringat pada Arsan, apalagi dengan perutnya yang makin membesar.

la pada akhirnya bisa merajut berkat kesabaran ibunya yang melatihnya dan karena kerja keras dia sebagai pengalihan rasa rindu pada Arsan.

Marren meraih sebuah syal rajut berwarna bitu gelap dengan aksen bergaris putih.

Benang-benang itu saksi bisu bagaimana ia menuangkan perasaan rindu, cinta dan rasa bersalahnya pada Arsan.

la i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status