Bercerita tentang seorang wanita bernama Kania yang harus rela menahan sakit sebuah pengkhianatan yang dilalukan suaminya bernama Raga demi menjaga keutuhan rumah tangganya.
Lihat lebih banyak“Dimana, kenapa belum pulang jam segini?”
“Aku masih lembur, kamu tidur duluan saja aku pulangnya malam.”
“Lembur pekerjaan apa lemburin yang lain?”
“Kania please aku lagi capek, jangan bikin aku marah. Sudah dulu, aku masih banyak pekerjaan.”
Hembusan napas panjang terdengar sangat jelas keluar dari mulut seorang wanita bernama Kania. Wanita itu baru saja menghubungi suaminya yang bernama Raga guna menanyakan kenapa pria itu belum pulang sampai larut malam. Namun sayangnya belum sempat ia berbicara lebih banyak, sang suami sudah lebih dulu memutuskan sambungan teleponnya.
Sebenarnya kejadian seperti ini sudah sering terjadi, bahkan hampir setiap hari. Raga, pria itu diketahui menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Kezia dan Kania pun tahu hal itu. Kania tahu suaminya selingkuh dan Raga juga tahu istrinya mengetahui perselingkuhannya.
Sebagian orang mungkin akan meminta Kania untuk melabrak selingkuhan suaminya atau meminta suaminya mengakhiri hubungan mereka. Sudah, Kania sudah melakukannya tapi bukannya menyelesaikan masalah, tindakannya itu justru membuat sang suami marah. Bahkan bukan hanya suaminya yang marah, mertuanya yang tak lain orang tua kandung Raga pun juga marah karena Kania meminta Raga mengakhiri hubungannya dengan Kezia.
Orang tua Raga lebih tepatnya ibunya memang mendukung perselingkuhan anaknya dengan Kezia, bahkan wanita paruh baya itu terang-terangan meminta Raga menikahi Kezia didepan Kania. Alasan kenapa ibu Raga melakukan hal itu adalah karena memang sejak awal Kezia lah yang dia inginkan menjadi menantunya, bukan Kania.
Kania dan Raga sendiri menikah atas dasar perjodohan papanya dan orang tua Kania. Karena Raga merupakan anak yang bisa dibilang penurut akhirnya pria itu pun menerima perjodohan itu. Awalnya hubungan Raga dan Kania berjalan biasa saja, mereka menjalani kehidupan berumah tangga seperti biasa tanpa adanya masalah. Hanya saja ditengah-tengah rumah tangga mereka, tiba-tiba Kezia yang merupakan mantan kekasih Raga datang dan bekerja sebagai sekretaris Raga. Karena hampir setiap hari bersama membuat perasaan cinta yang dulu pernah ada kembali lagi hingga entah bagaimana caranya keduanya kembali berhubungan.
Beberapa kali Kania memohon pada Raga agar pria itu mau mengakhiri hubungannya dengan Kezia, tapi beberapa kali juga permohonannya ditolak. Bahkan ibunya Raga meminta Kania untuk bercerai dengan Raga jika Kania tidak mau membiarkan Raga berhubungan dengan Kezia. Hingga pada akhirnya karena tidak ingin mengecewakan orang tuanya jika rumah tangganya dengan Raga harus berakhir, Kania memilih untuk diam dan menerima pengkhianatan suaminya sambil berdoa semoga suaminya mendapat hidayah agar berhenti selingkuh. Walaupun sayangnya pada akhirnya suaminya itu semakin terang-terangan selingkuh didepannya.
“Ngapain kamu malam-malam diluar? Masuk! Kalau papamu lihat bisa marah dia.” Entah darimana datangnya tiba-tiba nyonya Anggun yang merupakan ibu kandung Raga memergoki Kania sedang berdiri seorang diri didepan pintu rumahnya.
Sampai saat ini Raga dan Kania memang masih tinggal serumah dengan orang tua Raga.
“Aku lagi nungguin mas Raga, bu. Udah malam dia belum pulang katanya lembur. Kayaknya lagi sama Kezia,” jawab Kania. Wanita itu sengaja memberitahu ibu mertuanya jika Raga sedang bersama Kezia, berharap ibu mertuanya itu akan menghubungi Raga dan memintanya untuk langsung pulang.
Tapi sayangnya Kania harus menerima kenyataan pahit jika ibu mertuanya sama sekali tidak pernah berpihak padanya. Wanita paruh baya itu malah langsung memarahinya karena sudah mengganggu waktu Raga dan Kezia. Bukankah itu kejam? Seharusnya ibu mertua bisa membantu anaknya menjaga keutuhan rumah tangga, tapi ini tidak. Dia malah dengan sengaja merusak rumah tangga anaknya dengan membiarkan anaknya selingkuh.
“Kamu itu tahu waktu tidak sih, ini sudah malam pasti Raga lagi istirahat! Seharusnya kamu tidak mengganggunya. Terserah dia mau istirahat dimana, dirumah Kezia atau dimanapun dia mau.”
“Ibu, sampai kapan ibu akan mewajarkan tindakan pengkhianatan yang dilakukan mas Raga? Seharusnya ibu bisa memberitahu mas Raga kalau dia sudah mempunyai istri dan tidak sepantasnya dia dekat apalagi berhubungan dengan wanita lain.”
“Kamu menuduhku tidak bisa mendidik Raga dengan benar begitu? Tanpa kamu minta aku pasti sudah memberitahu apapun yang terbaik untuk Raga dan yang terbaik untuknya itu Kezia bukan kamu! Dari segi apapun kamu tidak ada apa-apanya dibanding Kezia jadi kamu harus tahu diri!”
“Kenapa ibu tega mengatakan hal itu padaku? Ibu juga mempunyai anak perempuan, bagaimana kalau anak perempuan ibu diperlakukan sama seperti ibu dan mas Raga memperlakukanku?”
“Jangan menceramahiku, kamu tidak lebih baik dariku!” Tepat setelah mengatakan hal ini nyonya Anggun langsung melangkahkan kakinya pergi, meninggalkan Kania yang hanya bisa menahan rasa sakitnya seorang diri.
Kalimat-kalimat jahat yang keluar dari mulut nyonya Anggun seperti tadi memang sering sekali Kania terima, namun wanita itu memilih bersabar. Bukan karena lemah, Kania hanya tidak ingin menjadi anak durhaka karena melawan ibu mertua dan suaminya. Terlebih lagi dia juga harus sabar menjalani kehidupan berumah tangga dengan dibumbui perselingkuhan agar rumah tangganya tidak hancur. Semuanya Kania lakukan agar orang tuanya tidak kecewa dan sedih jika sampai rumah tangganya hancur.
:::
“Kania lagi? Ckk kenapa kamu harus berbohong dengan mengatakan masih lembur bekerja? Seharusnya kamu bilang saja kalau malam ini kamu menginap dirumahku.”
Tepat seperti dugaan Kania, suaminya memang berbohong. Pria itu tidak sedang lembur bekerja melainkan sedang berpacaran dengan selingkuhannya dirumah selingkuhannya itu.
“Kamu takut ketahuan kalau menginap dirumahku? Kamu takut istrimu itu marah? Apa kamu sudah mulai takut kehilangannya?” Lanjut Kezia saat pria didepannya itu tidak kunjung bersuara.
“Aku hanya tidak ingin berdebat dengannya. Sudahlah jangan membahasnya, tidurlah. Setelah kamu tidur nanti aku akan pulang karena aku sudah mengatakan pada Kania akan pulang.”
“Kamu tidak menginap disini?”
“Kezia please aku disini karena keinginanmu. Tadi kamu mengatakan hanya ingin ditemani sampai kamu tidur, jadi jangan meminta yang lainnya.”
Dengan kasar Kezia menghentakkan kakinya pergi menuju kamarnya, meninggalkan Raga yang hanya bisa menghela napasnya panjang sambil memijit pelipisnya yang terasa begitu pusing memikirkan hubungannya dengan Kezia sekaligus dengan istrinya.
Sejujurnya Raga sendiri juga sering merasa bersalah pada Kania karena sudah mengkhianati istrinya itu, tapi entah kenapa meskipun begitu dia sama sekali tidak mempunyai niat untuk mengakhiri hubungannya dengan Kezia. Katakanlah Raga egois, pria itu kadang tidak tega menghianati istrinya tapi dia juga tidak ingin melepas salah satunya.
“Malam ini kamu menginap disini saja. Biar kalau ada apa-apa Raga bisa langsung datangin kamu. Lagipula kamu juga baru keguguran pasti butuh perhatian lebih, iya kan Raga?”Sambil tersenyum nyonya Anggun menatap sang anak. Menunggu anaknya itu mengiyakan pertanyaannya. Tapi sayangnya sang anak hanya diam dan malah langsung pergi begitu saja.“Maaf ya Kezia, mungkin Raga masih sedih karena kehilangan calon anak kalian. Ayo mama antar ke kamarmu.”Kezia mengangguk sebelum kemudian berjalan mengikuti nyonya Anggun kekamar yang akan dia tempati.Beberapa saat yang lalu sepulang dari klinik, nyonya Anggun sengaja mengajak Kezia pulang dan menginap dirumahnya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan lantas Kezia pun langsung setuju untuk menginap dirumah yang mungkin sebentar lagi akan menjadi rumahnya juga...Disisi lain Raga yang baru saja masuk kedalam kamar langsung berjalan menuju jendela kaca. Pria itu tampak menghela napasnya panjang tat kala tidak melihat keberadaan istrinya. Walaupu
“Keguguran dok?”“Iya, pasien mengalami pendarahan yang cukup parah sampai akhirnya keguguran.”Saat ini Raga sedang berada disebuah klinik yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Tadi saat dalam perjalanan Kezia pura-pura merasakan kesakitan, wanita itu meminta Raga membawanya ke klinik alih-alih rumah sakit dengan alasan sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya.Alasan kenapa Kezia memilih klinik adalah karena jika wanita itu dibawa kerumah sakit maka semua kebohongannya akan terbongkar. Dokter akan mengatakan jika dia tidak hamil. Berbeda dengan klinik karena tanpa disengaja ternyata ada salah satu teman dekatnya yang bekerja diklinik itu. Kezia sempat meminta tolong pada teman dekatnya untuk berpura-pura mengatakan jika ia keguguran dengan begitu ia tidak akan kesusahan pura-pura hamil lagi. Bodohnya Raga dan nyonya Anggun percaya begitu saja. Padahal mereka sama sekali tidak tahu bahkan melihat Kezia mengalami pendarahan.“Mas.” Dengan ekspresi wajah yang dibuat penuh kesed
“Kezia, ngapain kamu kesini?”Malam-malam Raga sudah dikejutkan dengan kedatangan Kezia kerumahnya. “Loh bukannya mas Raga tadi yang kirim pesan ke aku dan minta aku kesini?”Beberapa saat yang lalu Kezia mendapat pesan dari nomor Raga. Raga memintanya datang kerumahnya, setelah membaca pesan itu lantas Kezia pun langsung bergegas pergi. Tapi anehnya kenapa sampai rumah Raga justru Raga terlihat terkejut melihat kedatangannya?“Aku yang suruh dia datang kesini, Mas. Aku kirim pesan kedia lewat ponselmu,” sahut Kania yang tiba-tiba datang menghampiri suami dan selingkuhan suaminya itu.Yup benar, Kania lah yang meminta Kezia datang kerumahnya. Untuk apa? Jelas untuk membongkar kebohongan Kezia.Setelah berhari-hari diam memikirkan masalahnya dengan Naren, Kania memutuskan untuk segera membongkar kebohongan Kezia, dengan begitu ia bisa segera memberitahu kehamilannya pada Raga sebelum adanya fitnah-fitnah tentang kehamilannya. Itulah kenapa saat ini Kania meminta Kezia datang kerumahny
Sepanjang perjalanan pulang Kania tidak henti-hentinya menangis, bahkan tangisannya itu berhasil membuat seorang supir taxi kebingungan dan khawatir dibuatnya. Beberapa kali supir itu menanyakan apa yang membuatnya menangis tapi bukannya menjawab pertanyaan supir itu, Kania justru hanya diam dan terus menangis.Alasan yang membuat Kania menangis adalah karena kejadian beberapa saat yang lalu. Saat dirinya dikejutkan dengan kejadian yang amat sangat tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Kania dan Naren terbangun disebuah ranjang yang sama dengan Naren yang bertelanjang dada. Kaget? Jelas sekali. Bahkan kaget saja tidak cukup untuk mendeskripsikan apa yang Kania rasakan tadi. Semuanya terjadi begitu saja, entah bagaimana ceritanya keduanya bisa tidur diranjang yang sama. Bahkan karena saking kaget dan marah Kania sempat menampar Naren karena wanita itu merasa dijebak oleh Naren.Setelah menempuh perjalanan hampir 20 menit akhirnya Kania sampai dirumahnya. Sekarang waktu sudah menunjukk
“Kamu lagi, ngapain sih kamu datang kesini? Belum cukup jelas dengan apa yang aku bilang kalau aku benar-benar hamil anaknya mas Raga?”Lagi, entah untuk keberapa kalinya Kania kembali menemui Kezia. Wanita itu bahkan sama sekali tidak memperdulikan peringatan Raga untuk tidak lagi menemui Kezia. Kania tidak akan berhenti menemui Kezia sebelum Kezia mengakui kebohongannya.“Kamu pikir aku bisa dengan mudah mempercayaimu? Aku tahu kamu itu tidak hamil. Sudahlah Kezia, lebih baik kamu mengakuinya saja.”“Kalau iya kenapa? Iya aku berbohong! Aku tidak hamil!” Bentak Kezia kemudian. Tampaknya wanita itu sudah cukup muak mendapat penekanan dari Kania. Kezia mengakui kebohongannya didepan Kania karena merasa sudah cukup muak. Kezia berpikir jika hanya Kania yang mengetahui itu tidak akan berdampak buruk baginya karena Kezia yakin Raga lebih mempercayai kebohongannya dibanding kebenaran yang istrinya katakan. Jadi untuk sekarang tidak masalah jika Kania tahu, pikir Kezia.Sebuah senyuman pu
Sejak hari dimana Kania mendatanginya ke apartment dan menuduhnya berpura-pura hamil, Kezia tidak pernah lepas dari teroran Kania. Lebih tepatnya hampir setiap hari ada saja hal yang Kania lakukan demi membongkar kebohongannya. Hal itu tentunya membuat Kezia sangat merasa terancam, karena kalau sampai Kania berhasil memberikan bukti bahka Kezia tidak hamil, maka bukan hanya tidak jadi dinikahi Raga, Kezia pasti juga akan langsung dijauhi oleh Raga.“Sial*n! Wanita itu selalu saja menerorku. Aku tidak bisa tinggal diam, kalau sampai dia berhasil temuin bukti kalau aku tidak hamil, bisa mati aku nanti.”Sepulang bekerja Kezia tidak berhenti mengumpat. Wanita itu benar-benar kesal dengan Kania. Kezia juga heran memikirkan bagaimana Kania bisa tahu alamat tempat tinggalnya karena kalau saja Kania tidak tahu tempat tinggalnya pasti wanita itu tidak akan menguping obrolannya dengan sepupunya tempo hari.Saat hendak masuk kedalam lift menuju lantai tempat dimana unit apartmennya berada, Kezi
“Kamu yakin ini alamatnya?”Naren mengangguk.“Kebetulan aku punya teman yang tinggal disini dan dia pernah melihat Kezia disini. Kamu masuk sendiri tak apa kan? Takutnya kalau Kezia lihat kamu datang sama aku yang ada dia bakal fitnah-fitnah kamu.”Kania mengangguk. Wanita itu segera turun dari mobil Naren dan mulai berjalan memasuki gedung apartment yang diyakini adalah tempat tinggal Kezia.Hari ini, setelah beberapa hari berpikir akhirnya Kania memberanikan diri menemui Kezia. Kania ingin memastikan apakah Kezia benar-benar hamil anak Raga atau bukan karena jujur saja ia tidak ikhlas suaminya menikahi Kezia apalagi jika terbukti Kezia tidak hamil.Setelah cukup lama mencari unit apartment yang ditinggali Kezia, akhirnya Kania menemukannya. Baru ingin berjalan menuju unit itu, tiba-tiba langkah Kania terhenti begitu melihat Kezia baru saja keluar dari apartmentnya bersama seorang wanita entah siapa Kania juga tidak kenal.Karena penasaran akhirnya Kania pun memilih untuk bersembuny
Sejak hari dimana Raga meminta izin pada Kania untuk menikahi Kezia, sikap Kania langsung berubah. Wanita itu jadi sering melamun dan bahkan beberapa kali terlihat menghindar dari suaminya. Bukan tanpa alasan kenapa Kania melakukan hal itu, selain karena masih cukup kecewa, ia juga takut ditagih jawaban oleh suaminya itu karena jujur saja sampai saat ini ia belum mempunyai jawaban. Walaupun sebenarnya ingin sekali mengatakan tidak ingin memberikan izin.Perubahan sikap Kania itu juga disadari oleh Raga. Pria itu berusaha untuk berbuat baik pada istrinya, setidaknya perbuatannya itu bisa sedikit menebus kesalahannya. “Mas pulang duluan saja, aku masih ada pekerjaan sedikit lagi.”Baru ingin diajak pulang, tiba-tiba Kania sudah mengatakan jika wanita itu masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan dan belum bisa pulang. Sebagai suami sekaligus CEO dikantor, Raga pun langsung meminta istrinya itu untuk melanjutkan pekerjaannya esok hari.“Pekerjaan apalagi? Lanjutkan besok saja. Kamu ti
“Mas Raga kenapa? Aku perhatikan sejak tadi kok diam? Ada yang lagi dipikirin? Atau lagi ada masalah dikantor?”Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sudah 3 hari sejak Kania dirawat dirumah sakit, sejak saat itu sikap Raga sangat baik padanya. Keduanya sering pergi bersama kerumah sakit untuk menjenguk tuan Salim. Raga sendiri sudah melarang Kania ikut dengannya kerumah sakit agar wanita itu bisa istirahat dirumah tapi Kania terus memaksa ikut sehingga akhirnya pria itupun mengalah. “Aku cuma kepikiran papa. Apa papa seperti ini karenaku? Sebelumnya papa tidak pernah sakit seperti ini, tapi setelah bertengkar denganku waktu itu papa langsung sakit seperti ini.”Jujur saja Raga merasa sangat bersalah atas sakit yang saat ini papanya derita. Pria itu merasa jika ialah penyebab papanya sakit.Selama beberapa hari ini tepatnya saat Raga sering menjenguk papanya, Kania juga sudah menyadari perubahan sikap suaminya itu. Raga jadi lebih sering melamun dan sedih. Ternyata penyebabnya kare
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen