Share

Bab 2

Penulis: Bunnynayen
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-29 08:15:58

“Jelasin, ini apa! Mas Raga menghadiri acara pernikahan teman mas tapi mas malah membawa Kezia bukan aku?”

Dengan raut wajah penuh kekecewaan Kania memperlihatkan sebuah foto yang Kezia posting di akun sosial medianya pada Raga. Foto saat wanita itu tengah menghadiri acara pesta pernikahan dengan suaminya.

“Itu teman dekatmu kan mas yang menikah? Kenapa kamu mengajak Kezia bukan aku? Sebenarnya istri mas itu aku apa Kezia?!”

“Jangan meninggikan suaramu ketika berbicara denganku!”

Terdengar hembusan napas panjang yang keluar dari mulut Kania. Selalu berakhir seperti ini setiap kali dirinya ingin marah pada suaminya. Bukan maksud Kania ingin berbicara dengan nada tinggi pada Raga, hanya saja mungkin Kania sudah tidak bisa lagi menahan emosinya. Bagaimana tidak, selama ini Raga selalu saja membuatnya kesal dan marah karena kedekatannya dengan Kezia. Meskipun Kania tahu Kezia kekasih suaminya, tapi bukankah dia ini istrinya? Seharusnya dialah yang diajak pergi bukan Kezia yang notabenenya hanyalah selingkuhannya.

Perlahan Kania pun mulai menahan emosinya. Wanita itu mencoba untuk tidak terlalu terbawa emosi dan berakhir menyesal. Nada bicara yang tadinya meninggi seketika berubah menjadi lembut. Dengan sorot mata penuh kekecewaan dan suara yang lembut Kania kembali meminta penjelasan pada suaminya kenapa suaminya itu memilih membawa Kezia dibanding dirinya pergi ke acara pesta pernikahan sahabatnya.

“Bukankah aku ini istrimu, mas? Seharusnya aku yang kamu ajak bukan dia. Tidak bisakah kamu menghargaiku sebagai istrimu?”

“Harus berapa kali juga aku jelaskan alasan kenapa aku tidak ingin membawamu ke acara teman atau kolegaku? Aku belum ingin semua orang tahu kalau kamu ini istriku. Untuk apa? Untuk keselamatanmu juga, kamu tahu kan banyak musuhku dalam bisnis yang ingin menggangguku? Kalau mereka sampai tahu kamu istriku, mereka bisa menyakitimu. Selain itu aku sering membawa Kezia juga karena alasan pekerjaan, tidak semua acara yang aku datangi pure untuk pesta melainkan diselingi pekerjaan juga.”

“Haruskah aku mempercayaimu lagi? Bukankah yang kemarin menikah ini sahabatmu? Setahuku acaranya sangat privat dan dia hanya mengundang teman-teman terdekatnya dan semua teman terdekatnya sudah tahu kalau aku ini istrimu. Jadi tidak akan jadi masalah kalau aku datang.”

Terlihat bagaimana saat ini Raga tampak kebingungan membalas ucapan Kania. Pria itu salah sudah berpikir jika Kania akan gampang percaya dengan penjelasan bohongnya. Dia tidak tahu seberapa pintar Kania mengetahui semua rencana dan kebohongan yang selama ini dia lakukan.

“Sudahlah aku tidak ingin bertengkar denganmu, aku mau mandi siapkan baju gantiku.” Tepat setelah mengatakan hal ini Raga langsung berjalan menuju kamar mandi. Sepertinya pria itu sengaja ingin menghindari banyak pertanyaan yang mungkin saja akan Kania tanyakan.

Dengan tatapan nanar Kania menatap pintu kamar mandi yang baru saja tertutup. “Sebenarnya aku ini istri atau pembantumu sih mas? Kamu hanya memintaku untuk melayanimu layaknya pesuruh tanpa ada sedikitpun kamu menghargaiku sebagai istrimu.”

Lagi, pada akhirnya Kania harus kembali menelan rasa pahitnya sebuah kehidupan berumah tangga dengan Raga. Jika ditanya apakah tidak lelah? Jawabannya tentu saja lelah, sangat lelah bahkan. Hanya saja Kania masih bisa menguatkan dirinya. Lagi lagi demi orang tuanya agar tidak kecewa mengetahui seberapa menyedihkan rumah tangganya bersama Raga.

Setelah menyiapkan segala keperluan Raga, Kania memutuskan untuk keluar kamar sekedar membantu menyiapkan makan malam. Namun sesampainya di meja makan, semua makanan sudah terhidang dengan rapi diatas meja itu.

“Ckk menantu macam apa kamu? Bukannya bantuin nyiapin makan malam malah baru keluar kamar jam segini,” sindir nyonya Anggun yang kebetulan baru saja selesai menyiapkan makan malam dengan dibantu oleh seorang pembantu.

Lagi, bukan hanya harus sabar menghadapi suaminya, Kania juga harus sabar menghadapi ibu mertuanya yang tidak pernah absen menyindir dan mencari kesalahannya agar bisa disalahkan dan direndahkan. Kania sudah sangat terbiasa dengan hal itu dan beruntungnya wanita itu sama sekali tidak pernah memikirkannya atau menganggapnya sebuah masalah.

“Kania, bisa ikut papa sebentar?” Sahut tuan Salim yang baru saja datang ke meja makan. Pria paruh baya itu adalah papa mertuanya.

Sambil tersenyum Kania mengangguk. Wanita itupun segera menyusul papa mertuanya keruangan kerjanya. Nyonya Anggun yang tampak penasaran ingin tahu apa yang ingin suaminya bicarakan dengan Kania pun berencana menguping tapi sayangnya sang suami sudah lebih dulu menegurnya dan memintanya untuk tidak ikut dan menguping pembicaraannya dengan Kania.

Kini Kania pun sudah berada didalam ruangan kerja papa mertuanya. Wanita itu mendudukkan dirinya tepat didepan meja besar yang biasa papa mertuanya gunakan untuk bekerja. Jujur saja Kania sangat gugup sekarang, takut memikirkan apa yang ingin papa mertuanya bicarakan dengannya karena selama ini papa mertuanya itu jarang sekali berbicara dengannya.

“Maaf pa, ada keperluan apa papa ingin berbicara dengan saya? Apa papa membutuhkan bantuan?” Tanya Kania berusaha sopan.

“Apa kamu ingin bekerja?”

“Maksud papa?”

“Papa sudah mengetahui semuanya, tentang Raga dan sekretarisnya. Apa kamu tidak ingin memantau mereka secara langsung? Papa ingin menawarimu pekerjaan dikantor Raga sebagai kepala keuangan, apa kamu mau?”

Bisa dilihat bagaimana terkejutnya Kania mendengar papa mertuanya menawarinya pekerjaan dikantor Raga. Jujur ini sangat mengejutkan bahkan Kania tidak pernah berpikir untuk bekerja disana. Namun jika dipikir sepertinya ini kesempatan bagus untuknya. Jika dia bekerja dikantor yang sama dengan suaminya dan Kezia, maka dia bisa memantau mereka. Dengan begitu Raga tidak akan bisa membohonginya lagi.

“Papa serius? Tapi bagaimana kalau mas Raga marah?”

“Itu kantor papa, papa yang berhak memutuskan untuk memperkerjakan siapapun disana. Kalau dia marah, bilang pada papa biar papa yang urus. Jadi bagaimana, mau atau tidak?”

Tanpa pikir panjang lagi Kania mengangguk menerima tawaran papa mertuanya. Toh tidak ada salahnya dicoba daripada menganggur dirumah dan berujung mendapat sindiran dari mama mertuanya.

“Saya mau, pa. Tapi kalau boleh, saya ingin meminta sesuatu. Tolong jangan beritahu mas Raga dulu kalau saya akan bekerja dikantornya.”

Pukul 10 malam tepatnya setelah menyelesaikan semua pekerjaan kantornya dirumah, Raga yang sudah mulai lelah dan mengantuk kembali ke kamar untuk istirahat. Melihat Kania masih sibuk memainkan ponselnya diatas ranjang, Raga pun langsung teringat dengan ucapan mamanya tadi yang mengatakan padanya jika sebelum makan malam tadi Kania sempat berbicara 4 mata dengan papanya diruang kerjanya. Raga penasaran dengan apa yang papanya dan Kania bicarakan tadi.

“Mama bilang tadi kamu dipanggil papa keruangan kerjanya, ada apa?” Tanya Raga tepat setelah pria itu mendudukkan dirinya ditepi ranjang.

“Rahasia,” balas Kania tanpa menoleh sedikitpun kearah suaminya.

“Aku ini suamimu, jangan pernah merahasiakan apapun dariku.”

Mendengar kata suamimu, Kania yang tadinya masih asik bermain ponsel langsung meletakkan ponselnya dan mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Raga. Dengan tatapan datar wanita itu menatap suaminya sambil berkata “Tumben ngakuin kalau kamu suamiku?”

“Kania.”

“Harus ya mas Raga tahu semuanya yang aku lakukan?”

“Harus.”

“Kenapa harus?”

“Karena aku suamimu. Aku tidak ingin ada rahasia diantara kita karena akupun juga tidak ada rahasia.“

“Oh iya lupa tidak ada rahasia yang mas Raga rahasiakan dariku. Bahkan selingkuh saja terang-terangan.”

Sadar dengan sindiran sang istri, Raga memilih untuk tidak melanjutkan kekepoannya pada Kania. Pria itu memilih untuk langsung tidur demi menghindari perdebatan dengan sang istri.

Bab terkait

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 3

    Seorang wanita cantik berjalan dengan anggunnya memasuki kantor Raga. Bisa dilihat bagaimana beberapa karyawan yang tak sengaja berpapasan dengannya tampak dibuat kagum dengan kecantikan dan senyum ramahnya. Sebagaian dari mereka saling bertanya-tanya siapakah gerangan wanita cantik yang baru saja datang ke kantor tempat mereka bekerja itu.Kania, hari ini adalah hari pertama ia bekerja di kantor suaminya sebagai kepala keuangan. Tidak ada yang tahu jika mulai hari ini dia akan bekerja disana termasuk Raga sendiri. Wanita itu sengaja tidak memberitahu suaminya untuk memberinya kejutan.“Dia siapa, karyawan baru kah? Sumpah cantik banget,” gumam salah satu karyawan kagum dengan kecantikan natural Kania.Raga yang kebetulan baru saja keluar dari lift untuk pergi bersama Kezia dibuat bingung melihat kerumunan beberapa karyawannya di lobby kantor. Karena penasaran iapun langsung mendatangi kerumunan itu. Betapa terkejutnya ia saat melihat sang istri berdiri beberapa langkah didepannya. Bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 4

    “Mas Raga harus minta istri mas buat berhenti bekerja disini. Kita tidak akan bisa bebas kalau dia masih bekerja disini!” Kalimat ini terus saja terngiang-ngiang di kepala Raga.Tidak terasa sudah 1 minggu lamanya Kania bekerja dikantor suaminya. Tidak seperti biasanya, Raga dan Kezia yang selalu bebas berduaan dikantor seketika menjadi kesulitan karena mereka merasa jika Kania selalu mengawasi mereka. Sebenarnya Kezia sendiri memilih untuk tidak terlalu memperdulikan hal itu, toh Kania sendiri juga sudah tahu jika ia adalah selingkuhan suaminya. Hanya saja Raga yang merasa kurang nyaman setiap kali melihat Kania memergokinya berduaan dengan Kezia. Hal itu lah penyebab kenapa Kezia mendesak Raga untuk memaksa Kania berhenti bekerja.“Tumben mas sudah pulang jam segini? Biasanya mampir lembur dulu,” tanya Kania dengan nada seperti sebuah sindiran tat kala melihat suaminya pulang tidak lama setelah dirinya pulang dari kantor.Dengan tatapan malas Raga menarik tangan Kania masuk kedalam

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 5

    Dengan sangat lepas Kania tertawa, menertawakan candaan yang baru saja Naren ucapkan. Bahkan tanpa sadar tawanya ini berhasil membuat beberapa orang yang kebetulan berada dikantin yang sama dengannya langsung melirik kearahnya. Namun meskipun begitu Kania tidak merasa malu karena baru kali ini dia bisa kembali tertawa lepas setelah menikah dengan Raga.“Pelankan suaramu, Ckk kamu ini tidak pernah berubah ya. Cantik-cantik tapi kalau tertawa membuat orang yang melihatnya geleng-geleng. Untung saja kamu sudah menikah, coba kalau belum pasti cowok yang melihatmu tertawa seperti ini akan langsung ilfil,” ucap Naren sambil menggelengkan kepalanya melihat bagaimana cara temannya ini tertawa.Tanpa sadar ucapan Naren ini berhasil membuat tawa Kania langsung terhenti. Tawa yang tadinya tersungging dibibirnya seketika langsung luntur menjadi ekspresi datar. Sadar dengan perubahan ekspresi itu, lantas Naren langsung meminta maaf karena pria itu merasa jika ucapannya membuat Kania tersinggung.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 6

    Untuk pertama kalinya Kania merasa begitu senang karena malam ini suaminya akan mengajaknya untuk menghadiri sebuah pesta pernikahan salah satu temannya. Kania sendiri sempat tidak percaya saat Raga mengajaknya. Meskipun sedikit bingung namun Kania sama sekali tidak ingin mengambil pusing masalah itu, ia berpikir mungkin saja suaminya sudah mulai sedikit berubah.Dengan mengenakan dress panjang berwarna hitam, Kania tampak begitu cantik. Rambut hitam panjangnya dia style sederhana, hanya sedikit di curly namun sudah cukup membuatnya terlihat begitu cantik.“Kania, cepat nanti kita terlambat!” Teriak Raga yang sudah berdiri disamping pintu mobilnya. Pria itu terlihat mendengus kesal menunggu sang istri yang tidak kunjung keluar.Hingga tak lama setelahnya sosok Kania pun keluar dari rumah. Dengan anggun wanita itu melangkah menghampiri suaminya. Bisa dilihat bagaimana Raga tampak cukup kagum melihatnya, sangat jelas terlihat dari tatapan pria itu. Bahkan saking kagumnya membuat Raga ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 7

    Dengan ekspresi wajah penuh ketegangan Kania tidak berhenti berjalan mondar-mandir didepan pintu kamar mama mertuanya. Wanita itu tampak begitu tegang dan cemas menunggu mama mertuanya diperiksa oleh dokter didalam kamarnya.Beberapa saat yang lalu, tepatnya saat sedang makan malam bersama tiba-tiba nyonya Anggun mengeluh sesak napas yang berhasil membuat seluruh anggota keluarga seketika panik. Saat itu juga tuan Salim langsung meminta Raga untuk memanggil dokter pribadi.“Tidak bisakah kamu diam? Kamu hanya membuatku semakin panik!” Bentak Raga karena merasa kesal melihat sang istri terus saja berjalan mondar-mandir didepannya disaat dirinya sedang mencemaskan mamanya.“Katakan, apa yang sudah kamu berikan ke mama?”lanjut Raga begitu sang istri sudah tidak lagi berjalan mondar-mandir didepannya.“Apa maksud mas Raga?”“Tidak mungkin mama tiba-tiba sesak napas kalau tidak ada sesuatu di makanan yang kamu masak.”Ucapan Raga barusan sontak membuat Kania terkejut. Wanita itu merasa sep

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 8

    Tampaknya kejadian semalam membuat Kania terus kepikiran. Bukan tentang suami dan mama mertuanya yang menuduh dirinya sudah meracuni mama mertuanya, melainkan tentang bagaimana bisa Kezia begitu cepat tahu mengenai kabar nyonya Anggun yang sedang sakit, ditambah wanita itu juga bisa menebak jika penyebab nyonya Anggun sakit adalah karena alerginya kambuh. Kania yakin jika ini bukan hanya sekedar kebetulan saja, pasti ada sesuatu yang Kezia rahasiakan.Karena saking fokusnya memikirkan hal itu membuat Kania tanpa sadar larut dalam lamunannya. Hingga suara ketukan pintu ruangannya pun tak terdengar olehnya.Naren yang kebetulan ada keperluan dengannya pun terpaksa masuk kedalam ruangannya tanpa izin karena pria itu sudah cukup lama mengetuk pintu namun tidak ada tanggapan sama sekali.Begitu sudah berada didalam ruangan Kania, Naren langsung dihadapkan dengan Kania yang tampak sedang asik melamun ditempat kerjanya. Perlahan pria itu berjalan menghampirinya dan mencoba memanggilnya. Namu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 9

    “Mas Raga kenapa diam saja waktu papa mas membentakku seperti tadi?”“Ini juga salahmu, kenapa kamu main masuk keruanganku tanpa ketuk pintu terlebih dulu?”“Jadi sekarang mas Raga nyalahin aku? Aku kesel mas! Asal mas tahu, istri mas itu sudah membuatku kesal! Bisa-bisanya dia menuduhku ingin korupsi di perusahaan hanya karena aku melarangnya membaca berkas yang aku minta dia tanda tangani.”“Kamu minta Kania buat tanda tanganin berkas? Berkas apa? Kenapa aku tidak tahu?”Kezia yang sejak tadi tersulut emosi seketika langsung diam saat Raga menanyakan tentang berkas yang tadi ia antar keruangan Kania untuk dimintai tanda tangan. “Kezia, berkas apa yang ingin kamu mintai tanda tangannya Kania? Kania itu kepala keuangan, jika kamu meminta tanda tangannya itu artinya ada pengeluaran kantor yang harus Kania tandatangani dan sepertinya tidak ada pengeluaran selain yang aku tahu untuk saat ini.”Raga tampak menatap curiga kearah kekasihnya. Pria itu curiga dan juga bingung memikirkan berk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 10

    “Oke saya ambil yang itu saja, tolong disiapkan ya.”“Baik nyonya, mohon ditunggu sebentar.”Saat ini Kania sedang berada di sebuah butik ternama yang merupakan langganan keluarganya. Tujuan wanita itu datang ke butik adalah untuk mencari dress yang akan ia kenakan di acara pesta Anniversary perusahaan Raga yang akan dilaksanakan besok malam.Tadinya Kania sudah meminta Raga menemaninya ke butik sekalian minta dipilihkan dress apa yang cocok untuknya, namun seperti biasa Raga selalu menolak dengan alasan sibuk. Karena tidak ingin berdebat dengan suaminya akhirnya Kania memutuskan untuk pergi sendiri, toh sudah biasa juga ia pergi kemana-mana sendiri.Saat sedang menunggu dress yang ia inginkan disiapkan, tidak sengaja Kania melihat suaminya baru saja datang ke butik yang sama dengan dirinya. Namun sepertinya suaminya itu tidak datang sendiri melainkan bersama selingkuhannya, Kezia. Melihat hal itu lantas Kania pun langsung beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri mereka.“Oh in

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27

Bab terbaru

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 34

    “Malam ini kamu menginap disini saja. Biar kalau ada apa-apa Raga bisa langsung datangin kamu. Lagipula kamu juga baru keguguran pasti butuh perhatian lebih, iya kan Raga?”Sambil tersenyum nyonya Anggun menatap sang anak. Menunggu anaknya itu mengiyakan pertanyaannya. Tapi sayangnya sang anak hanya diam dan malah langsung pergi begitu saja.“Maaf ya Kezia, mungkin Raga masih sedih karena kehilangan calon anak kalian. Ayo mama antar ke kamarmu.”Kezia mengangguk sebelum kemudian berjalan mengikuti nyonya Anggun kekamar yang akan dia tempati.Beberapa saat yang lalu sepulang dari klinik, nyonya Anggun sengaja mengajak Kezia pulang dan menginap dirumahnya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan lantas Kezia pun langsung setuju untuk menginap dirumah yang mungkin sebentar lagi akan menjadi rumahnya juga...Disisi lain Raga yang baru saja masuk kedalam kamar langsung berjalan menuju jendela kaca. Pria itu tampak menghela napasnya panjang tat kala tidak melihat keberadaan istrinya. Walaupu

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 33

    “Keguguran dok?”“Iya, pasien mengalami pendarahan yang cukup parah sampai akhirnya keguguran.”Saat ini Raga sedang berada disebuah klinik yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Tadi saat dalam perjalanan Kezia pura-pura merasakan kesakitan, wanita itu meminta Raga membawanya ke klinik alih-alih rumah sakit dengan alasan sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya.Alasan kenapa Kezia memilih klinik adalah karena jika wanita itu dibawa kerumah sakit maka semua kebohongannya akan terbongkar. Dokter akan mengatakan jika dia tidak hamil. Berbeda dengan klinik karena tanpa disengaja ternyata ada salah satu teman dekatnya yang bekerja diklinik itu. Kezia sempat meminta tolong pada teman dekatnya untuk berpura-pura mengatakan jika ia keguguran dengan begitu ia tidak akan kesusahan pura-pura hamil lagi. Bodohnya Raga dan nyonya Anggun percaya begitu saja. Padahal mereka sama sekali tidak tahu bahkan melihat Kezia mengalami pendarahan.“Mas.” Dengan ekspresi wajah yang dibuat penuh kesed

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 32

    “Kezia, ngapain kamu kesini?”Malam-malam Raga sudah dikejutkan dengan kedatangan Kezia kerumahnya. “Loh bukannya mas Raga tadi yang kirim pesan ke aku dan minta aku kesini?”Beberapa saat yang lalu Kezia mendapat pesan dari nomor Raga. Raga memintanya datang kerumahnya, setelah membaca pesan itu lantas Kezia pun langsung bergegas pergi. Tapi anehnya kenapa sampai rumah Raga justru Raga terlihat terkejut melihat kedatangannya?“Aku yang suruh dia datang kesini, Mas. Aku kirim pesan kedia lewat ponselmu,” sahut Kania yang tiba-tiba datang menghampiri suami dan selingkuhan suaminya itu.Yup benar, Kania lah yang meminta Kezia datang kerumahnya. Untuk apa? Jelas untuk membongkar kebohongan Kezia.Setelah berhari-hari diam memikirkan masalahnya dengan Naren, Kania memutuskan untuk segera membongkar kebohongan Kezia, dengan begitu ia bisa segera memberitahu kehamilannya pada Raga sebelum adanya fitnah-fitnah tentang kehamilannya. Itulah kenapa saat ini Kania meminta Kezia datang kerumahny

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 31

    Sepanjang perjalanan pulang Kania tidak henti-hentinya menangis, bahkan tangisannya itu berhasil membuat seorang supir taxi kebingungan dan khawatir dibuatnya. Beberapa kali supir itu menanyakan apa yang membuatnya menangis tapi bukannya menjawab pertanyaan supir itu, Kania justru hanya diam dan terus menangis.Alasan yang membuat Kania menangis adalah karena kejadian beberapa saat yang lalu. Saat dirinya dikejutkan dengan kejadian yang amat sangat tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Kania dan Naren terbangun disebuah ranjang yang sama dengan Naren yang bertelanjang dada. Kaget? Jelas sekali. Bahkan kaget saja tidak cukup untuk mendeskripsikan apa yang Kania rasakan tadi. Semuanya terjadi begitu saja, entah bagaimana ceritanya keduanya bisa tidur diranjang yang sama. Bahkan karena saking kaget dan marah Kania sempat menampar Naren karena wanita itu merasa dijebak oleh Naren.Setelah menempuh perjalanan hampir 20 menit akhirnya Kania sampai dirumahnya. Sekarang waktu sudah menunjukk

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 30

    “Kamu lagi, ngapain sih kamu datang kesini? Belum cukup jelas dengan apa yang aku bilang kalau aku benar-benar hamil anaknya mas Raga?”Lagi, entah untuk keberapa kalinya Kania kembali menemui Kezia. Wanita itu bahkan sama sekali tidak memperdulikan peringatan Raga untuk tidak lagi menemui Kezia. Kania tidak akan berhenti menemui Kezia sebelum Kezia mengakui kebohongannya.“Kamu pikir aku bisa dengan mudah mempercayaimu? Aku tahu kamu itu tidak hamil. Sudahlah Kezia, lebih baik kamu mengakuinya saja.”“Kalau iya kenapa? Iya aku berbohong! Aku tidak hamil!” Bentak Kezia kemudian. Tampaknya wanita itu sudah cukup muak mendapat penekanan dari Kania. Kezia mengakui kebohongannya didepan Kania karena merasa sudah cukup muak. Kezia berpikir jika hanya Kania yang mengetahui itu tidak akan berdampak buruk baginya karena Kezia yakin Raga lebih mempercayai kebohongannya dibanding kebenaran yang istrinya katakan. Jadi untuk sekarang tidak masalah jika Kania tahu, pikir Kezia.Sebuah senyuman pu

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 29

    Sejak hari dimana Kania mendatanginya ke apartment dan menuduhnya berpura-pura hamil, Kezia tidak pernah lepas dari teroran Kania. Lebih tepatnya hampir setiap hari ada saja hal yang Kania lakukan demi membongkar kebohongannya. Hal itu tentunya membuat Kezia sangat merasa terancam, karena kalau sampai Kania berhasil memberikan bukti bahka Kezia tidak hamil, maka bukan hanya tidak jadi dinikahi Raga, Kezia pasti juga akan langsung dijauhi oleh Raga.“Sial*n! Wanita itu selalu saja menerorku. Aku tidak bisa tinggal diam, kalau sampai dia berhasil temuin bukti kalau aku tidak hamil, bisa mati aku nanti.”Sepulang bekerja Kezia tidak berhenti mengumpat. Wanita itu benar-benar kesal dengan Kania. Kezia juga heran memikirkan bagaimana Kania bisa tahu alamat tempat tinggalnya karena kalau saja Kania tidak tahu tempat tinggalnya pasti wanita itu tidak akan menguping obrolannya dengan sepupunya tempo hari.Saat hendak masuk kedalam lift menuju lantai tempat dimana unit apartmennya berada, Kezi

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 28

    “Kamu yakin ini alamatnya?”Naren mengangguk.“Kebetulan aku punya teman yang tinggal disini dan dia pernah melihat Kezia disini. Kamu masuk sendiri tak apa kan? Takutnya kalau Kezia lihat kamu datang sama aku yang ada dia bakal fitnah-fitnah kamu.”Kania mengangguk. Wanita itu segera turun dari mobil Naren dan mulai berjalan memasuki gedung apartment yang diyakini adalah tempat tinggal Kezia.Hari ini, setelah beberapa hari berpikir akhirnya Kania memberanikan diri menemui Kezia. Kania ingin memastikan apakah Kezia benar-benar hamil anak Raga atau bukan karena jujur saja ia tidak ikhlas suaminya menikahi Kezia apalagi jika terbukti Kezia tidak hamil.Setelah cukup lama mencari unit apartment yang ditinggali Kezia, akhirnya Kania menemukannya. Baru ingin berjalan menuju unit itu, tiba-tiba langkah Kania terhenti begitu melihat Kezia baru saja keluar dari apartmentnya bersama seorang wanita entah siapa Kania juga tidak kenal.Karena penasaran akhirnya Kania pun memilih untuk bersembuny

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 27

    Sejak hari dimana Raga meminta izin pada Kania untuk menikahi Kezia, sikap Kania langsung berubah. Wanita itu jadi sering melamun dan bahkan beberapa kali terlihat menghindar dari suaminya. Bukan tanpa alasan kenapa Kania melakukan hal itu, selain karena masih cukup kecewa, ia juga takut ditagih jawaban oleh suaminya itu karena jujur saja sampai saat ini ia belum mempunyai jawaban. Walaupun sebenarnya ingin sekali mengatakan tidak ingin memberikan izin.Perubahan sikap Kania itu juga disadari oleh Raga. Pria itu berusaha untuk berbuat baik pada istrinya, setidaknya perbuatannya itu bisa sedikit menebus kesalahannya. “Mas pulang duluan saja, aku masih ada pekerjaan sedikit lagi.”Baru ingin diajak pulang, tiba-tiba Kania sudah mengatakan jika wanita itu masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan dan belum bisa pulang. Sebagai suami sekaligus CEO dikantor, Raga pun langsung meminta istrinya itu untuk melanjutkan pekerjaannya esok hari.“Pekerjaan apalagi? Lanjutkan besok saja. Kamu ti

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 26

    “Mas Raga kenapa? Aku perhatikan sejak tadi kok diam? Ada yang lagi dipikirin? Atau lagi ada masalah dikantor?”Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sudah 3 hari sejak Kania dirawat dirumah sakit, sejak saat itu sikap Raga sangat baik padanya. Keduanya sering pergi bersama kerumah sakit untuk menjenguk tuan Salim. Raga sendiri sudah melarang Kania ikut dengannya kerumah sakit agar wanita itu bisa istirahat dirumah tapi Kania terus memaksa ikut sehingga akhirnya pria itupun mengalah. “Aku cuma kepikiran papa. Apa papa seperti ini karenaku? Sebelumnya papa tidak pernah sakit seperti ini, tapi setelah bertengkar denganku waktu itu papa langsung sakit seperti ini.”Jujur saja Raga merasa sangat bersalah atas sakit yang saat ini papanya derita. Pria itu merasa jika ialah penyebab papanya sakit.Selama beberapa hari ini tepatnya saat Raga sering menjenguk papanya, Kania juga sudah menyadari perubahan sikap suaminya itu. Raga jadi lebih sering melamun dan sedih. Ternyata penyebabnya kare

DMCA.com Protection Status