Share

Keputusan

"Iya, bund," jawabnya. Apa mereka saudara kandung? Tapi bukannya si Gendis bilang yatim piatu hidup sebatang kara.

"Itu siapa, mbak?" tanya bunda.

"Saudaranya Ana, cuma beda pemikiran dengan kami." Jadi mereka saudara. Astaga, untung aku belum buat kesepakatan. 

"Maksudnya?" tanya bunda.

"Dia lebih senang hidup mandiri dan tidak bisa diatur, berbagai cara kami lakukan. Dia menentang ayahnya. Namun, mungkin sedang masa labil." Diih, kenapa dia bilang hidup sebatang kara. Benar-benar tu bocah.

"Kecerdasannya melebihi kecerdasn orang biasa, Nin. Dia memiliki IQ di atas rata-rata. Banyak yang bilang dia indigo. Tapi aku masih tetap percaya dia sama dengan yang lainnya. Masih normal," ucap om Gunawan.

"Dia lulusan S2 di Inggris. Pernah ikut akselerasi, kami sempat kewalahan dia buat. Gila buku, dan dia bertentangan dengan Ana." Lalu itu anak tujuannya ke perusahaan untuk apa?

"Dia karyawan di kantor Shaka," jawabku.

Bunda diam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Linda Priyasenda
hahahah,,,,saling balas membalas,,tapi lucu yaa,,,hahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status