Share

Keramas

"Bye bye sayangkuh, tunggu kami datang." Bunda mengakhiri telponnya. Ini sih emak-emak meresahkan.

"Dingin tau keramas, kamu aja yang keramas. Aku kan pakai jilbab." Si Gendis membela diri.

"Terserah maumu, lah. Pusing pala," jawabku.

"Diih, ngarep pasti 'kan aku ikut keramas."

"Jangan salahkan aku jika bundamu minta buka jilbab. Hm?" Aku tak mau kalah. Dia mendelik, biarkan saja.

Pernikahan macam apa ini, tiap saat mumet rasanya.

Aku langsung mengambil air wudu, sejak kecil bunda selalu mendidik kami untuk tidak melewatkan salat malam. Aku pun melihat si Gendis juga mencari mukenahnya. Lumayan, lah, dia punya kebiasaan baik untuk melaksanakan salat malam.

Azan berkumandang, saatnya salat subuh.

"Gak ke masjid?" tanyanya kalem. Entah mengapa aku grogi kalau dia berubah jadi lembut.

"Aku belum tau lokasi masjid terdekat disini, nanti aku coba keluar untuk mencari posisinya."

"Sip, laki-laki sebaiknya salat di masjid." Aduh, kenapa dia berubah jadi manis begini. Bikin hati aduhai dib
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yoyoh Rohayati
menarik bacaan nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status