Share

Indahnya Pengantin Baru

Pagi menyapa, kulihat jam dinding kamar kami menunjukkan pukul tiga pagi. Kupandang istriku yang luar biasa ini. Dibalik bae-bar, pecicilannya dia mampu mengatasi semua masalah yang ada pada dirinya.

"Abang sudah bangun?" tanyanya tiba-tiba.

"Sudah," jawabku.

"Jangan natap gitu, malu aku," balasnya. Aku justru mencubit hidungnya. Lucu kulihat.

"Aku mandi dulu, ya. Yang ini beneran keramas," sambungnya membalas cubitan di hidungku. Rasanya aku ingin menerkamnya lagi.

Karena usil kukejar dia sampai kamar mandi, Gendis juatru berlari mengejekku. Kami sudah seperti bocil kasmaran.

"Eh, Abang mau ngapain lagi?" tanyanya.

"Mau menerkammu," jawabku tak kalah usil.

"Diih, Bang. Masih perih tahu bekas tadi malam."

"Kagak ngaruh pada pengantin baru."

"Eh, abang-abangan pecicilan ini mah." Dia terus mundur menjauhiku.

Namun, aku tak kalah akal kukejar lalu menangkapnya. Kami persis seperti adegan bucin drama korea. Duuh, kenapa aku jadi alay seperti ini.

"Lepas, Bang!"

"Makanya jangan nakal j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Muhammad Sulhan
Lama lanjutanga
goodnovel comment avatar
Azzahra
mesranya pengantin baru bikin baper
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status