Share

Halangan Selalu Ada

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-22 21:30:48

Tak terasa sudah tujuh hari pernikahanku dengan Gendis. Kami begitu menikmati kemesraan ini. Gendis begitu setia melayaniku sepenuh hati. Itu terlihat dari caranya melayaniku dari bangun tidur sampai tidur lagi.

"Apa aku bekerja, sayang?" tanya Gendis.

"Mana baiknya, abang tidak pernah memaksa. Takutnya kalau di rumah terus bosan," jawabku.

"Aku di rumah saja, ya, dulu. Aku masih betah di rumah," ucap Gendis.

"Siyap, tidak bekerja pun gak ada yang larang. Bulan depan jadi 'kan kita bulan madu ke luar negeri?" tanyaku

"Tentu sayang." Gendis begitu manja memelukku. Sebenarnya aku pun malas untuk bekerja, selama seminggu bersama Gendis rasanya tidak ingin ada hal yang terlewati begitu saja.

"Kirain tidak mau," ucapku menjahilinya.

"Awalnya, tapi kalau sama suami sepertinya beda," jawabnya.

Gendis memasangkan aku dasi dengan lembut, menyiapkan segala keperluan kantorku dengan baik. Bahkan bekal makan siangku sudah dia siapkan.

"Jangan capek, di rumah kerjakan apa yang membuatmu bahagia.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Azzahra
runyam memang ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Fakta apalagi ini?

    Mataku memanas melihat Gendis ditampar oleh Ana. Untuk apa Gendis ke rumah sakit? Ini yang kutakuti meninggalkannya sendiri di rumah. Aku terus merutuk Gendis yang datang ke rumah sakit menjenguk Ana tanpa aku disampingnya.Tak peduli dengan semua pekerjaan di kantor. Aku langsung ke rumah sakit menjemput Gendis."Apa istriku masih disana, Wan?" tanyaku ke Irwan yang masih di rumah sakit melihat Ana."Masih, tuan." Jujur aku jengkel dia ke rumah sakit menjenguk kakaknya. Ini salahku yang tidak berpesan pada Gendis agar dia tidak ke rumah sakit. Tak peduli dengan ramainya kendaraan sore ini aku melaju ke rumah sakit dengan kecepatan tinggi untuk menjemput Gendis. "Ruangan VVIP no. 5 tuan." Pesan dari Irwan. Aku langsung mencari kamar Ana, lebih tepatnya mencari Gendis. Namun, ketika membuka pintu kamar inap Ana, langkahku terhenti mendengar Ana memarahi Gendis. "Harusnya kamu tidak lahir di dunia ini Gendis!" teriak Ana."Apa itu tidak kebalik, Mbak. Harusnya mbak Ana yang tidak a

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • Pesona Istri Dari Desa   Perasaan Gendis

    "Mengalah, lah demi kakakmu, Ran." Lagi ayah memintaku untuk mengalah."Ayah ... mengapa harus aku yang mengalah? Bukannya mbak Ana yang menolak Bang Shaka sebelumnya," jawabku. Kali ini ayah memanggilku tanpa sepengetahuan Shaka. Ayah bahkan memintaku untuk bertemu di taman dekat rumah yang kami tempati. Tak lupa bunda juga ikut menemani."Kakakmu sakit parah Rani, setelah diperiksa dia mengalami kanker kelenjar getah bening stadium akhir." Astagfirullah, apalagi ini."Dokter meminta agar membahagiakan kakakmu, mengikuti segala kemauannya diakhir sisa hidupnya. Jangan sampai dia ada pikiran hingga penyakitnya kambuh lagi." Ayah menjelaskan dengan detail. Rasanya sesak sekali. Aku bahkan diminta menyerah sebelum membela diri."Ketika selesai kamu akad nikah, kakakmu hampir mau bunuh diri di kamar karena menyesal menolak Shaka yang ternyata fasih dalam mengaji. Pikiran Ana, CEO seperti Shaka pasti tidak bisa apa-apa ternyata dia salah besar. Malam itu bahkan dia meraung-raung di kamar

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Pesona Istri Dari Desa   Pilu kurasa

    Hal yang paling kutakuti selama ini adalah ketika aku mencintai, tapi dikhianati. Ditinggalkan begitu saja tanpa sebab yang pasti. ~Shaka_AdytamaSetelah berbicara sedikit keras, Gendis lebih banyak diam. Jujur, aku merasa bersalah, tapi masalah hati harusnya dia juga paham. Bagaimana jalan pikirannya yang mau menerima begitu saja keputusan keluarganya. Mandul? Kurasa pasti ada obatnya selama kita mau berusaha. Jujur aku dilema dibuat olehnya, meski aku bersikeras pun itu tidak akan mengubah pemikiran tentang keluarganya yang kurasa keluarga aneh. Lalu om Gunawan mengapa berubah drastis kurasa, kenapa dia begitu pro dengan satu anaknya. Kurasa didikian Atmadja mengalir di darahnya. Lalu aunty Fatia mengapa ikut-ikutan? Harusnya sebagai ibu dia tidak boleh memihak salah satu anaknya. Malam ini bahkan Gendis tidur membelakangiku."Tidak boleh membelakangi suami," ucapku tegas.Dia dengan pelan membalikkan badannya. Aku kira hanya cerita sinetron yang rela mengabaikan perasaannya untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • Pesona Istri Dari Desa   Dilema

    "Istirahatlah nak," ucap bunda menenangkanku. "Pesan bunda jangan cepat menyimpulkan apa pun terhadap istrimu, kita tidak tahu apakah dia benar-benar terlibat atau tidak," sambung bunda."Entahlah Bun, tapi kenyataan ini membuat Shaka prutasi." Aku duduk di bawah kursi tempat bunda duduk. Rasanya sesedih dan sesakit ini.Tak ada yang baik-baik saja menghadapi semua ini. Ditinggalkan begitu saja tanpa ada sebab yang pasti."Memangnya masalah apa yang terjadi, Bang. Hingga dokter Gunawan dan keluarga berubah drastis?" tanya bunda ke daddy. Jangankan bunda, aku pun begitu penasaran melihat om Gunawan yang berubah drastis"Pelajarilah bisnis dengan baik. Kadang yang terlihat begitu baik, itu adalah musuh kita. Kurasa Gunawan ditekan oleh banyak orang hingga senekat ini," jawab Daddy.Saham yang dimiliki Atmadja akan dilelang bulan ini. Selain itu, Ana yang akan menjadi pengganti pemimpin perusahaan itu tertuang pada surat wasiat pak Atmadja. Om Gunawan tidak tahu ternyata bunyi surat was

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Pesona Istri Dari Desa   Bangkit

    Tak bisakah luka ini sembuh tanpa harus mengingatmu kembali. Membuang segala hal tentang dirimu. Namun, kenyataanya kepingan kenangan yang kau berikan, begitu sulit untukku lupakan.****Setelah terang-terangan aku memarahi Ana, mereka pulang karena takut mendengar amukanku. Bunda terus menyemangatiku agar mampu menahan emosi."Istigfar, Nak. Memang tidak mudah, tapi yakinlah kebenaran pasti akan terungkap." Aku hanya mengangguk, tidak berani memandang wajah bunda yang juga menahan marah karena berdebat dengan om Gunawan tadi."Bagaimana pernikahan Shaka, Dad. Beri Shaka gambaran?" tanyaku meminta solusi pada daddy."Tenangkan dirimu, Shaka. Nanti daddy cek kebenaran surat cerai itu, kita lihat perkembangan Gunawan dan koleganya.""Apa secepat itu mereka bisa mengalihkan kekayaan milik Gendis, Dad?" tanyaku. Jujur, aku masih belum percaya dengan semua ini."Begitu kamu menikah, bunyi wasiat pasti sudah langsung berubah, Shaka. Gunawan sangat cepat melangkah demi menyelamatkan perusah

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Pesona Istri Dari Desa   Muak

    Sesampai di kantor semua terlihat sibuk. Arya menungguku di depan loby. Dia terlihat panik seperti ada yang mengganggu pikirannya. "Kita dalam bahaya tuan Shaka, apakah ini semua perbuatan Gendis?" tanya Arya yang wajahnya bahkan tidak bisa disembunyikan dari rasa panik."Maksudmu?""Saham merosot tajam. Selain itu proyek yang kita ajukan semuanya mirip dengan yang dipaparkan perusahaan Atmadja," jawab Arya. Aku hanya menyimak dengan tenang, walau pikiranku kemana-mana. Mengapa ujian ini datang bertubi-tubi setelah mengenal Gendis."Cara kerjanya persis seperti pak Atmadja ketika muda," sambung Arya."Tahu darimana?" tanyaku lagi."Rekam jejaknya bahkan masih tersimpan, kurasa kita dikelabui oleh Gendis. Kamu korbannya," ucap Arya dengan tegas.Entah mengapa dendam mulai merasukiku. Gendis, Ana, Gunawan dan Fatia mereka kompak bersekongkol. Dan Gendis? Apakah ini caranya playing victim berkedok sebagai korban padahal dia adalah tersangka utama. Jujur, aku mulai membencinya. "Sial,

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Pesona Istri Dari Desa   Berpikir Positif

    "Mimpimu terlalu kejauhan Ana, apa kamu bisa jamin jika istri saya meninggal maka aku akan menerimamu. Mohon maaf aku tidak menikah dengan orang toxic sepertimu." Kali ini dia tidak melawanku."Dari dulu sampai sekarang aku tidak pernah mengajarkan karyawanku atau kolegaku bekerja tidak profesional, tidak bisa membedakan mana pekerjaan mana urusan pribadi. Untuk kasusku dengan keluarga Atmadja tidak ada sangkut pautnya dengan urusan pribadi!" tegasku.Dia semakin salah tingkah melihatku marah."Mulai besok dan kedepannya, aku Shaka Adytama tidak akan bergabung dalam urusan bisnis denganmu dan keluarga Atmadja!" tegasku. Kali ini kita harus berprinsip agar tidak mudah ditindas.Tak ingin melihat Ana aku pamit undur diri. Semua relasi dan karyawanku juga turut pamit undur diri. Kita harus bersama orang yang menghargai kita bukan menjatuhkan apalagi orang yang sudah niat ingin melihat perusahaan bangkrut. Aku kembali ke ruangan dengan menahan napas berkali-kali. Mencoba meresapi semua y

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Pesona Istri Dari Desa   Apa Dia Gendis?

    "Gendis?" aku bertanya lagi untuk memastikan apakah dia Gendis atau tidak.Dia balik badan dan nampak terkejut melihatku."Siapa?" Dia malah balik bertanya padaku. Berkali-kali aku menarik napas ternyata dia bukanlah gendis. Aku memang sudah gila dibuat oleh Gendis."Belajarlah untuk move on saudara," ujar si Arya. "Kukira setelah seperti orang gila bekerja sudah bisa melupakannya," balas si Arya lagi."Cerewet lho, mau tak jitak sepertinya," balasku. Aku tak segan menjitak kepalanya. Eh, Si Arya malah terkekeh."Orang sudah meninggal masih saja dipanggil," ucap seseorang yang tidak asing. Siapa lagi kalau bukan Ana. Dia terlihat glamour dengan pakaian yang digunakan. Berubah seratus delapan puluh derajat.Aku melewatinya malas berdebat dengannya. Arya juga tak berani ikut campur, dia pergi meninggalkan kami berdua."Kamu pasti akan jadi milikku, Mas. Karena kita ditakdirkan untuk bersatu," jawabnya penuh percaya diri."Kamu tahu, laki-laki baik itu untuk wanita yang baik juga. Dan k

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-30

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Reza Parah?

    Reza dilarikan ke rumah sakit karena ternyata Reza lemas dan mengalami sesak nafas. Kemungkinan yang terjadi karena Reza sempat emosi dan kepikiran Monica sehingga jantungnya kumat."Daddy kenapa, Bund.""Tiba-tiba lemas, padahal paginya daddy segar sekali.""Nafasnya naik turun, ya Allah bunda takut daddymu kenapa-kenapa." Nina menangis dipelukan Shaka. Monica yang mengira hanya chek up biasa ikut panik ketika dikabari abangnya jika Reza masuk ICU. Reza sampai tidak sadarkan diri menambah deretan kepanikan keluarganya."Bukannya tadi bunda bilang hanya chek up saja.""Iya, ternyata daddy lemas untung segera dilarikan ke rumah sakit.""Ya Allah Monica kira tidak separah ini." Terdengar suara serak Monica yang menangis mendengar Reza tidak sadarkan diri."Abang Brayen sudah menuju ke sana.""Iya, Dek. Kamu cepat ke sini," ucap Shaka yang meminta Monica langsung ke rumah sakit. Sementara Brayen shock melihat keadaan Reza, bayangan bersama ketika kecil membuat hati Brayen terenyuh dadd

  • Pesona Istri Dari Desa   Mencari Restu

    Misiku kali ini bukan lagi untuk bersatu dengan abang Brayen, tapi memikirkan bagaimana agar abang Brayen bersama daddy seperti dulu lagi. Terkadang kita dipaksa kuat oleh keadaan dan dibuat ikhlas oleh kenyataan, jadi pandai-pandailah menjaga perasaan kita sendiri, karena disaat kita terpuruk, susah dan sedih tidak semua orang akan peduli. “Ikuti saja kata bunda, Dek. Sejauh mana kamu melangkah jika dia jodohmu pasti dia akan kembali mengejarmu.”“Iya, Bang.”“Abang yakin kamu bisa melewatinya, Dek. Demi daddy,” kata abang Shaka.“Makasih, Bang. Demi kalian semua.”Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. sakitnya daddy pasti jalan agar abang Brayen dan daddy bersatu kembali. Aku juga harus sadar jika usia daddy tidak muda lagi. Aku mau daddy di hari tuanya bahagia tanpa beban."Belajar untuk tidak terlalu berharap kepada siapapun kecuali Allah, karena harapan yang berlebihan kepada manusia hanya akan menyakiti perasaanmu sendiri," ucap ababg Shaka memberi nasehat. "Saatnya kamu le

  • Pesona Istri Dari Desa   Biarkan Dia Berjuang

    Reza kembali kumat, ternyata selama ini Reza ada riwayat jantung sehingga harus dikontrol minum obat setiap hari. Nina pun sadar semakin hari usia mereka sudah tidak muda lagi sehingga gampang sekali terkena penyakit.“Kasitahu anak-anak, Bang, kalau jantungmu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nina pada Reza yang terbaring. Nina sadar semenjak Monica gagal menikah lagi, suaminya–Reza sering sakit-sakitan. Dia merasa gagal sebagai orang tua.“Bang, coba diubah pola pikirnya bahwa tidak semua keinginan kita selalu sejalan.”“Iya, Sayang. Daddy baik-baik saja, Bund.”“Baik-baik bagaimana, kata dokter abang harus berobat intensif.” “Tenang saja, Bund. Semua pasti baik-baik saja,” kata Reza. Jauh dari lubuk hatinya sebenarnya dia menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Shaka sudah bahagia dengan Gendhis. Sementara Monica masih dilema.“Apa abang memikirkan Monica?” tanya Nina. Dia penasaran akhir-akhir ini suaminya lebih pendiam.“Jangan dipendam, salah satu sumber penyakit adalah

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status