Share

Ada Apa Dengan Ana?

"Tidurlah, aku tidak akan memaksamu," ucapku dengan lembut membelai jilbabnya. Kadang kita harus melihat kesanggupan dari pasangan yang baru kita nikahi tanpa memaksanya.

Untuk pertama kalinya kami tidur bersama meski kami belum melakukan ibadah sepasang suami istri. Mulai saat ini aku akan belajar memahaminya, belajar mengerti akan dirinya selayaknya pasangan suami istri lainnya.

"Siapa laki-laki yang menunggu jawabanmu?" tanyaku lagi. Entah mengapa aku begitu penasaran.

"Dia anak keturunan Ningrat yang banyak aturannya."

"Apa karena itu kamu tidak berani menjawabnya."

"Iya, karena dia banyak aturan yang tentunya tidak mudah bagiku untuk mengikutinya." Suasana hening.

"Apa kamu sebebas itu?"

"Tidak, aku punya prinsip dan hidupku penuh dendam," jawabnya enteng. Dendam? Kenapa dia begitu mudah mengucapkannya.

"Dengan siapa kamu dendam?"

"Dengan orang tuaku yang selalu membela kakakku." Astagfirullah. Maksudnya?

"Itu mungkin hanya pradugamu saja."

"Bahkan abang membela mereka. Aku se
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application
ความคิดเห็น (5)
goodnovel comment avatar
Ilham adiguna
semangat gendhis dan saka pertahankan pernikahan kalian ,jangan ya thor jangan ,jangan dibuat gendhis mau titik
goodnovel comment avatar
Sugiati Alviano
gendis pertahan kan suami mu....biarin aja ana sakit siapa suruh sok jual mahal...nyesel kan.
goodnovel comment avatar
Maulida
tega banget orangtua gendis
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status