Share

Dari Hati Ke Hati

Gendis mundur teratur, aku langsung memegang tangannya. Wajahnya terlihat tidak tenang. Bisa gemetar juga ini anak.

"Ambil jilbab, bunda nelpon," ucapku. Dia hanya mengangguk dan langsung mengambil jilbabnya untuk video call dengan bunda.

Dia masih canggung ketika kembali mendekatiku, terlihat sekali dengan auranya yang beda. Aku jadi kasihan melihatnya.

"Kita ini suami istri jadi biasa saja, jangan canggung gitu," ucapku lagi.

"Kamu membuatku takut."

"Aku bukan monster, aku kesini karena bunda ingin memastikan apakah kita sekamar atau tidak."

"Iya, aku paham itu."

"Mendekatlah ... aku suamimu."

Tak berselang lama Bunda menelpon lagi, aku menarik tangannya membuat posisi kami semakin dekat. Gendis masih canggung dan takut berada di sampingku.

"Bunda nelpon." Lagi, dia hanya mengangguk, apa dia grogi berada di dekatku.

"Assalamualaikum, Shaka."

"Waalaikumsalam, Bunda."

"Mana menantu bunda?" tanyanya. Entah mengapa bunda penasaran aku sekamar atau tidak dengan Gendis.

"Ini, Bund." A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status