Share

Meresahkan

Entah mengapa setelah adegan ciuman yang spontan membuatku malu untuk ke kamar. Daripada aku kedinginan di luar, lebih baik aku langsung masuk kamar. Si Gendis bersiap tidur, bajunya pun sudah diganti. Dengan mengendap aku masuk kamar biar tidak ketahuan oleh si Gendis.

"Diam, jangan bergerak!" teriaknya. Astaga itu anak, aku jadi ketahuan.

"Abaang tidur di shofa, aku sendiri di kasur ini," ucapnya.

"Balik badan!" titahnya lagi.

Diih, itu anak sudah persis pemimpin upacara ketika apel bendera.

"Siapa juga mau tidur sama kamu, bawel," ucapku lagi.

Aku langsung membuka bajuku karena kegerahan.

"Eh, enak saja buka baju didepanku," ucapnya sambil menutup mata.

"Kenapa? Terpesona sayang?" tanyaku lagi."

"Siapa juga terpesona denganmu, bwang."

"Kita sudah halal sayang, sah lahir dan bathin." Si Gendis mundur teratur. Hahaha ... bisa takut juga ini bocah.

Kucari bajuku terlebih dahulu, tanpa maku aku membukanya di depan Gendis. Biar saja ini bocah dikerjain.

Sedang mengganti pakaian. Te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status