Share

Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan
Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan
Author: Aililea (din din)

Izin Pindah

last update Last Updated: 2024-08-26 14:43:37

“Mau sampai kapan kita nampung Kak Alina? Aku tuh nggak bebas. Mau apa-apa ngerasa nggak enak, mau beli ini takut diceramahi, mau jalan-jalan takut dinasihati. Lama-lama aku tuh nggak nyaman ada dia di sini. Kakak kamu itu sudah berumur kenapa nggak nikah? Jadi beban saja! Pantas saja Tuhan belum kasih kita momongan, soalnya kita masih ada beban Kak Alina!”

“Kenapa kamu ngomong seperti itu? Bukankah dulu sebelum kita nikah, kamu setuju serumah dengan Kak Alina?”

Alina berhenti mengulurkan tangan menyentuh gagang pintu saat mendengar suara adik iparnya. Dia mendengar iparnya mempermasalahkan dirinya tinggal di sana lagi. Ini bukanlah yang pertama kali Alina mendengar iparnya berdebat dengan sang adik.

“Mau bagaimanapun, Kak Alina itu kakakku, Karin. Dia yang membesarkan dan bertanggung jawab kepadaku sampai aku besar. Aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja, apalagi membiarkannya hidup sendirian di luaran sana.”

Alina masih berdiri termangu di depan pintu, mendengarkan sang adik yang selalu membela dirinya.

“Tapi kamu itu sudah punya istri, Dan. Harusnya kamu mengutamakanku, bukan Kak Alina. Kalau kamu nggak mau Kak Alina pindah, ya sudah aku saja yang pindah!”

Alina sangat terkejut mendengar ancaman Karin. Dia harus bertindak dan bertanggung jawab atas pertengkaran Dani dan Karin karena keduanya selalu bertengkar hanya karena meributkan keberadaannya di sana.

Alina menarik napas panjang lalu mengetuk pintu tepat saat Dani sedang membujuk Karin agar tak melakukan yang dikatakan istrinya.

“Kak.”

Alina melihat raut wajah Dani yang terkejut dengan kedatangannya, lalu dia melihat Karin langsung memalingkan muka tampak kesal.

“Ada yang mau aku bicarakan,” kata Alina sambil memulas senyum tipis di wajah.

Alina melihat Dani mengangguk, lalu dia mengajak duduk Dani dan Karin di ruang tamu. Alina hanya ingin menyelesaikan pertengkaran yang terus terjadi.

“Begini, aku mau izin pindah,” ucap Alina.

Alina melihat sang adik kembali terkejut, sedangkan iparnya tampak langsung tersenyum.

Alina tersenyum tipis. Wajar mereka bereaksi seperti itu setelah ucapannya tadi. Ini keputusan mendadak, Alina juga tidak tahu akan bagaimana setelah ini, tetapi dia harus melakukannya demi pernikahan sang adik.

“Nggak, Kak. Aku tidak mengizinkan.”

Sudah bisa ditebak sang adik akan menolak. Alina menatap Dani yang tak setuju, lalu menoleh pada iparnya yang kembali kesal.

“Aku nggak mengizinkan Kak Alina tinggal di luar sendirian. Selama aku masih ada, untuk apa Kak Alina tinggal sendiri?”

“Aku tidak akan sendirian, sebenarnya aku sudah punya kekasih dan kami berencana menikah. Karena itu aku izin dulu, sekalian menyiapkan semuanya,” ujar Alina sambil memulas senyum.

Akan tetapi, dalam hati dia merutuki kebodohannya sendiri. Hanya saja, itu satu-satunya ide yang terlintas di benaknya tadi.

Alina terpaksa berbohong agar Dani mengizinkan serta agar bisa menyelamatkan rumah tangga adiknya. Dia tak bisa mendengar Dani terus menerus terlibat percekcokan dengan Karin.

Alina tahu adiknya pasti tidak percaya, tetapi dia berusaha untuk terlihat santai.

“Baiklah, kalau memang benar seperti itu, tapi aku harus tahu dulu, siapa pria yang akan menikah dengan Kak Alina,” ujar Dani.

Alina mengangguk lalu membalas, “Tentu saja, aku akan segera mengenalkannya dengan kalian.”

Alina terus memulas senyum untuk menyembunyikan kebohongannya. Dia melihat adik iparnya yang tersenyum semringah, membuat Alina lega meski sedih karena harus berbohong.

**

Esok harinya.

Alina pergi ke butik seperti biasa. Dia duduk termangu memikirkan ucapannya pada Dani semalam.

“Mau cari calon suami di mana?” Alina menghela napas, wajahnya memelas bingung.

Dani pasti menagih untuk dikenalkan dengan pria yang akan menikahinya, padahal yang sesungguhnya dia tidak memiliki kekasih!

Alina terlalu sibuk mengurus butiknya, meskipun butik yang dikelolanya masih kecil, tetapi seluruh waktunya hampir dia habiskan di butik ini.

Alina tidak punya waktu untuk bertemu pria.

Alina mengembuskan napas kasar, di saat yang tepat pintu butiknya terbuka. Melihat siapa yang datang, wajah Alina langsung tersenyum sumringah.

Lagi pula dia tidak mungkin menceritakan masalah pribadinya pada pelanggannya.

Nenek tua langganan butik Alina masuk dan tersenyum menyapa, “Sepertinya ini hari keberuntunganku karena butiknya sepi, jadi aku bisa menyita semua waktumu untuk melayaniku,” ucap Nenek Agni.

Alina membalas senyum ramah Nenek Agni. Dia langsung menghampiri Nenek Agni. “Nenek mau cari apa? Duduklah dan biar aku yang mengambilkan,” ucap Alina sopan.

Alis Alina terangkat sedikit saat melihat Nenek Agni tidak melepas senyum untuknya. Kendati demikian, Alina meminta Nenek Agni duduk agar tidak lelah mencari barang yang diinginkan karena dia yang akan melayani.

“Aku memang mencari sesuatu, tapi sepertinya agak sulit,” kata Nenek Agni sambil terus menatap Alina.

“Sulit? Memangnya apa?” tanya Alina agak membungkuk pada Nenek Agni.

Alina semakin salah tingkah dan bingung melihat Nenek Agni yang menatapnya begitu dalam.

“Aku punya desain terbaru yang cocok dengan Nenek, apa Nenek mau melihatnya?” tawar Alina, sekaligus ingin mengalihkan pembicaraan karena merasa canggung melihat tatapan Nenek Agni.

“Duduklah dulu,” kata Nenek Agni.

Alina bingung, tetapi menuruti perkataan Nenek Agni.

“Sebenarnya hari ini aku ingin minta tolong.”

Alina diam mendengarkan.

“Maukah kamu menikah dengan cucuku?”

Bagaimana?

Alina mengerjap, menatap Nenek Agni. Sedang Nenek Agni tersenyum melihat respon Alina.

“Dia cucuku satu-satunya. Aku sangat mencemaskan cucuku kalau dia tidak bisa mendapat istri yang baik. Lagi pula bukankah kamu belum menikah? Aku merasa kamu adalah pasangan yang tepat untuk cucuku, aku juga ingin memiliki cucu menantu yang cantik dan sabar sepertimu,” ucap Nenek Agni lalu menepuk punggung tangan Alina.

Alina diam berpikir sejenak. Mungkinkah ini jawaban atas kegelisahannya?

Akan tetapi, ini terlalu mendadak. Alina memang butuh seorang pria saat ini, tetapi ditawari pilihan untuk langsung menikah … Alina bingung juga.

Atau, dia terima saja, ya, permintaan Nenek Agni? Setidaknya Alina tidak perlu mencari pria asing lain dan dia mengenal Nenek Agni.

Demi Dani, Alina berhenti berpikir hingga kepalanya mengangguk begitu saja.

“Iya, kalau cucu Nenek juga bersedia,” balas Alina mengambil kesempatan itu.

“Bagus.” Nenek Agni terlihat senang.

“Sekarang tutup butiknya. Kalian akan menikah hari ini juga.”

“Apa?”

Alina kembali terkejut mendengar ucapan Nenek Agni. Lagi-lagi ini terlalu mendadak, apalagi dirinya harus menikah hari itu juga.

Namun, Alina tetapi menuruti ucapan Nenek Agni hingga bertemu dengan cucu sang Nenek.

Alina memandang pria yang berdiri di samping Nenek Agni. Pria itu berpenampilan sederhana, Alina tahu pakaian yang digunakan pria itu juga tidak bermerk sama sekali. Hanya jas rapi dengan jahitan yang biasa.

Akan tetapi, Alina tertegun ketika pria itu menatap balik Alina. Harus Alina akui, wajah cucu sang Nenek sangat tampan dengan alis tebal dan matanya yang hitam pekat, hidungnya yang mancung dan rahangnya yang tegas.

Alina mencoba tersenyum pada pria itu, tetapi sayangnya pria itu hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi.

“Nenek sudah menyiapkan semuanya. Kamu sudah sepakat mau menikah dengan wanita pilihan nenek, jadi ini wanita pilihan nenek. Cantik, bukan?”

Alina tersenyum canggung karena Nenek Agni memujinya.

“Ini Aksa, cucu nenek,” ucap Nenek Agni mengenalkan.

Alina memberanikan diri mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri, tetapi pria bernama Aksa itu hanya menatap uluran tangan Alina tanpa ekspresi.

“Aksa, yang sopan pada calon istrimu!” Nenek Agni kesal dan mengambil tangan Aksa secara paksa untuk menjabat uluran tangan Agni.

Alina tersenyum getir, akan tetapi sentuhan pertama yang diberikan Aksa membuat darahnya sedikit berdesir.

Comments (18)
goodnovel comment avatar
Halimatun Sakdiah
menarik cerita nya..
goodnovel comment avatar
Ade Saragih
aku hadir mak
goodnovel comment avatar
Nunung Mulyani
cerita yg menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menikah Dadakan

    Alina dan Aksa sudah berada di depan kantor urusan agama. Alina memandang bangunan itu, sebelumnya dia mengantar Dani mendaftar pernikahan, tetapi siapa sangka sekarang dia yang akan mendaftarkan pernikahannya dengan pria asing nan dingin yang ada di sampingnya sekarang ini. Alina melirik Aksa sekilas, tetapi buru-buru menatap kantor urusan agama itu lagi karena tak ingin membuat masalah jika Aksa tersinggung akibat tatapannya. Nenek Agni meninggalkan Alina berdua dengan Aksa karena Nenek Agni bilang ada keperluan, sehingga dia dan Aksa harus mengurus surat nikah mereka berdua saja. Alina mendengar suara dehaman dari Aksa, membuatnya menoleh dan melihat pria itu masih berdiri di sampingnya. “Kita jadi masuk?” tanya Alina memastikan karena mereka sudah cukup lama hanya berdiri di sana. Alina tertegun. Aksa menoleh dan menatapnya datar, sejurus kemudian pria itu bertanya, “Apa kamu yakin mau melanjutkan pernikahan ini? Aku yakin kamu juga terpaksa karena didesak nenekku?” Tubuh A

    Last Updated : 2024-08-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Dianggap Perawan Tua

    “Apa kamu paham?” tanya Aksa memastikan.“Paham,” balas Alina masih menatap pria itu.Alina kembali diam. Dia tidak tahu harus bagaimana, semua yang terjadi hari ini terlalu mendadak untuknya.“Kamu butuh cincin pernikahan. Ikut denganku!” perintah Aksa kemudian menarik kesadaran Alina. Alina lalu melihat Aksa yang sudah melangkah menuju mobil yang terparkir di halaman KUA.“Kamu tidak perlu membelikanku cincin, aku akan pergi membelinya sendiri,” ujar Alina, mengejar langkah panjang Aksa.Di hadapan Alina, Aksa tiba-tiba berhenti lalu memutar tubuhnya menghadap Alina.“Pernikahan kita terjadi karena sama-sama membutuhkan. Kamu mau menikahiku saja sudah membuatku tenang. Tidak masalah jika kamu tak membelikanku cincin, aku bisa membelinya sendiri,” ucap Alina menjelaskan, merasa tak perlu menuntut apa pun dari Aksa.Alina tak ingin merepotkan Aksa lagi.Untuk beberapa saat Aksa hanya diam menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa Alina mengerti, apalagi tatapan pria itu kepadanya mam

    Last Updated : 2024-08-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hamil Duluan?

    Tiba-tiba Aksa sudah ada di sampingnya dan menatap Alina dengan tatapan penuh cinta?! “Kamu mengenalnya?” tanya Aksa lagi pada Alina sambil menatap dua wanita di hadapan mereka. Kakak Karin terkejut melihat Aksa. Meski berpenampilan sederhana, tapi Aksa terlihat gagah dan tampan. “Dia ....” Kakak Karin mendadak tergagap saat melihat Aksa. “Aku suami Alina. Kami ke sini untuk membeli cincin pernikahan kami, bukankah begitu, Sayang?” Aksa kembali menoleh pada Alina, remasan di pinggang Alina seolah menunjukkan jika Alina miliknya yang tak bisa diganggu. Alina mengerjap. Dia hampir kehilangan kendali saat ini. Sentuhan Aksa dan panggilan ‘sayang’ dari Aksa membuat jantungnya berdegup. Tepat saat itu pelayan toko juga datang dan meminta Aksa membubuhkan tandatangan pada kartu kreditnya untuk melanjutkan pembayaran. Di saat yang sama, kakak Karin melihat kartu kredit yang dipakai Aksa, senyum miring kembali menghias di salah satu sudut bibir wanita itu. Senyum mengejek karena tahu s

    Last Updated : 2024-08-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ipar Jahat

    Alina sangat terkejut mendengar ucapan Karin. Selama ini dia hanya mendengar ucapan itu secara tak sengaja ketika Karin berdebat dengan Dani, tetapi sekarang Karin bicara langsung padanya tanpa rasa canggung sama sekali. “Mau Kak Alina hamil duluan atau tidak. Aku tidak peduli, yang terpenting Kak Alina segera pindah saja. Kak Alina tahu, ‘kan? Biaya hidup semakin tinggi, gaji Dani hanya cukup buat kebutuhan sehari-hari dan keperluanku, adanya Kak Alina di sini hanya menjadi beban saja. Jatahku harus dipangkas karena Dani juga ingin memberi Kak Alina gajinya!” Karin bicara dengan nada ketus, tanpa menunjukkan rasa sopan juga pada Alina Karin berbicara sambil melipat kedua tangan di dada. Alina cukup terkejut mendengar Karin sekarang terang-terangan bicara seperti itu. Sejak awal, Alina merasa Karin bukan wanita yang baik bagi Dani, tetapi dulu dia setuju Dani menikahi Karin karena sang adik sangat mencintai wanita itu. Sekarang firasatnya terbukti, Karin memang tak pernah menyukai

    Last Updated : 2024-08-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Identitas Sebenarnya

    Aksa pergi setelah mengantar Alina ke apartemennya.Saat sudah mengemudi jauh dari apartemen, Aksa menghentikan mobil di bahu jalan di mana ada sebuah mobil mewah sudah terparkir di sana.Aksa keluar dari mobil, lalu berjalan ke mobil mewah itu.Pria berpakaian sopir langsung mengambil alih mobil yang tadi dipakai Aksa untuk membawa mobil itu pergi dari sana.“Siang, Pak.” Seorang pria memakai setelan formal membungkuk menyapa Aksa yang baru saja datang.“Pakaian Anda sudah ada di dalam mobil,” ucap pria itu saat Aksa berdiri di depannya.Aksa tak banyak bicara. Dia langsung masuk mobil yang sudah dibuka oleh sopirnya, lalu mengganti pakaian sederhananya dengan setelan jas mahal yang sudah tersedia di sana.Setelah Aksa selesai berganti pakaian. Asisten pribadi dan sopir masuk mobil, mereka lantas pergi menuju perusahaan.“Bagaimana pernikahan Anda?” tanya asisten Aksa yang ikut di mobil itu.Aksa hanya menatap sang asisten dari kaca spion tengah.Ilham langsung membungkam mulut melih

    Last Updated : 2024-08-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Dikira Pencuri

    Alina bosan berada di apartemen. Ingin kembali ke butik tapi takut jika Nenek Agni tahu dan berpikiran yang tidak-tidak.Alina akhirnya menghubungi sahabatnya, sekaligus ingin memberitahu soal pernikahannya.“Hm … ada apa, Al?” tanya Kaira dari seberang panggilan.“Kamu sedang sibuk?” tanya Alina memastikan dulu sebelum bicara, takut sahabatnya itu sedang bertemu klien atau yang lainnya lalu terkejut.“Tidak, aku malah rasanya ingin kabur dari pekerjaan yang melelahkan ini,” jawab Kaira terdengar begitu malas dari seberang panggilan.Alina mendengar sahabatnya itu tertawa, lalu dia membalas, “Sudah enak jadi direktur umum, memangnya seberat apa pekerjaanmu, hm?”“Sudahlah, ada apa menghubungiku? Kamu mau mengajakku jalan-jalan?” tanya Kaira.“Bukan,” jawab Alina, “aku hanya ingin memberitahumu kalau aku baru saja menikah hari ini,” ucap Alina penuh kehati-hatian.Hening untuk beberapa waktu.“Halo, Kai?”“Kamu bilang apa tadi? Menikah?! APA MAKSUDNYA ITU?” Suara Kaira menggelegar dari

    Last Updated : 2024-08-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Lupa Jika Beristri

    Alina melihat Aksa yang berjalan mendekat ke arahnya. Alina panik dan tanpa sadar berjalan mundur hingga terbentur dinding di belakangnya. Tatapan Aksa yang sayu tetapi dalam padanya membuat Alina menelan ludah susah payah dengan jantung yang tiba-tiba berdegup sangat cepat. “Ada apa? Mau apa kamu?” tanya Alina yang panik dan waspada karena Aksa terus maju. Aksa sudah sangat dekat dengan Alina, bahkan wajah mereka kini begitu dekat. Alina menahan napas sampai memejamkan mata saat Aksa menunduk ke wajahnya, hingga Aksa tiba-tiba menjatuhkan kening di pundak Alina. Alina sangat terkejut sampai langsung membuka mata, mengerjap untuk beberapa saat. Akan tetapi, kemudian memegangi tubuh Aksa yang limbung dan hampir jatuh. Dia melirik wajah Aksa, pria itu ternyata memejamkan mata. “Aksa.” Alina memanggil tetapi tidak ada respon. “Aksa, bangun dan pergi ke kamarmu,” ucap Alina mencoba membangunkan Aksa yang bersandar pada pundaknya. Tubuh seorang pria biasanya lebih berat dibanding t

    Last Updated : 2024-08-28
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menyalahkan Asisten

    Aksa pergi ke kantor setelah merasa lebih segar. Saat Ilham masuk untuk membacakan jadwal kegiatan Aksa hari itu, Ilham langsung terkena sembur. “Kenapa semalam kamu meninggalkanku di pesta?” tanya Aksa dengan tatapan kesal. Semalam, Aksa menghadiri pesta peluncuran salah satu produk terbaru dari brand milik kolega orang tua Aksa. Aksa yang memang memiliki toleransi alkohol rendah akhirnya mabuk meski minum sedikit. Aksa sudah berusaha untuk tak minum, akan tetapi karena sungkan dan takut dianggap tak sopan jika menolak saat diajak bersulang oleh kolega keluarganya, membuat Aksa akhirnya minum sedikit dan berakhir mabuk. Untungnya meski mabuk, Aksa masih bisa pulang ke apartemen diantar sopirnya. “Saya minta maaf, Pak. Saya pikir Anda benar-benar akan menahan diri untuk tidak minum,” ucap Ilham mencoba menjelaskan. Aksa menyandarkan kepala di sandaran kursi dan tetap memasang wajah datar mendengar alasan Ilham. “Semalam saya juga sudah izin untuk pulang lebih dulu dan Anda men

    Last Updated : 2024-08-29

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perlahan Lepas

    Alina dan yang lain pulang ke rumah Daniel, mereka semua lega karena orang tua Edwin percaya dengan bukti dan kesaksian Jia.“Kalau sudah begini, aku berani meminta pengacara untuk membantu proses perceraian kami. Setidaknya orang tua Edwin tidak akan menghalangi,” ujar Jia.“Iya,” balas Alina, “untung saja kamu punya banyak bukti,” imbuh Alina.Jia tersenyum getir, lalu membalas, “Aku punya semua bukti, hanya saja tidak berani bicara karena Papa ditahan Edwin. Tapi, karena kalian membantuku membebaskan Papa, membuatku lebih berani untuk segera bertindak. Terima kasih.”Jia menatap Daniel, Alina, dan Restu bergantian.“Kami lega bisa membantumu. Tapi selama Edwin belum diatasi, tetaplah tinggal di sini,” ucap Alina seraya menggenggam tangan Jia.Jia mengangguk dengan senyum penuh kelegaan di wajah. Dia kemudian menoleh pada Daniel. Jika tidak ada Daniel yang menolongnya waktu itu, Jia tidak akan pernah berada di posisi ini sekarang, dan mungkin dia masih akan terjebak dalam pernikahan

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Dilabrak

    Ibu Edwin keluar dari mobil dengan amarah yang membuncah. Dia pergi ke rumah yang dia hadiahkan untuk pernikahan Edwin dan Jia, tetapi beraninya putranya malah menjadikan rumah itu tempat menyembunyikan selingkuhan.Wanita itu berjalan cepat menuju pintu lalu masuk rumah begitu saja. Sampai di sana, tidak ada satu pelayan pun di sana, tetapi pintu tidak terkunci, sudah jelas jika berpenghuni, kan?Ibu Edwin pergi ke kamar utama, sampai di sana dia langsung masuk dan melihat Sonia yang sedang berbaring seraya menonton siaran televisi.“Oh, ternyata benar!” Tatapan wanita paruh baya itu penuh dengan kilatan amarah.Sonia sangat terkejut. Dia langsung turun dari ranjang seraya merapikan lingerie yang dipakainya. Dia gelagapan dan panik karena ibu Edwin ada di sana.Wanita paruh baya itu mendekat. Sekali ayun, tamparan mendarat sempurna di pipi Sonia.Sonia sangat terkejut. Dia sampai memalingkan muka karena tamparan yang begitu keras. Sonia memegangi pipi yang begitu panas.“Beraninya ka

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mengungkap Fakta

    Kedua orang tua Edwin terkejut mendengar ucapan Jia. Namun, mereka memasang wajah tak senang setelahnya.“Memiliki wanita lain? Apa tidak kebalikannya?” tanya ibu Edwin.Jia sangat terkejut. Apa maksudnya ini?“Bukankah kamu yang kabur bersama pria lain? Kamu pikir kami tidak tahu.” Ibu Edwin kembali bicara.Jia sangat syok. Dia sampai menoleh pada Alina lalu menggeleng, takut kalau Alina percaya dengan ucapan orang tua Edwin.“Sepertinya ada kesalahan di sini,” ucap Alina akhirnya angkat suara.“Kesalahan? Kesalahan bagaimana maksudmu? Kamu orang luar tahu apa?” Ibu Edwin tampak tak senang karena Alina ikut campur.Alina terkejut, tetapi berusaha tenang.“Pria itu selingkuhanmu, kan?” Ayah Edwin bicara seraya menunjuk pada Daniel.Tentu saja Alina dan Jia terkejut mendengar tuduhan itu. Mereka sampai menoleh bersamaan.Daniel terlihat tenang. Dia tetap berdiri tegap dengan tatapan tajam meski dituduh menjadi selingkuhan Jia. Dia sudah memprediksi hal ini, mengingat dirinya beberapa k

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mulai Maju

    Jia berada di mobil yang berhenti di bahu jalan bersama Daniel dan dua pengawal lain. Mereka sedang menunggu, sampai beberapa saat kemudian ada mobil lain yang berhenti di belakang mobil mereka.Alina turun dari mobil yang baru saja berhenti lalu segera masuk mobil milik Daniel.“Ada apa?” tanya Alina saat sudah berada di mobil, duduk di samping Jia.“Jia tidak bisa menunggu lama untuk mengakhiri hubungannya dengan Edwin, karena itu Jia ingin meminta bantuan untuk ditemani menemui mertuanya,” ujar Daniel menjelaskan lalu menatap pada Jia.Alina menatap pada Jia.“Aku yakin Edwin akan terus bergerak untuk mendapatkanku. Jika dia menemukanku, entah apa yang akan dilakukannya. Jadi sebelum dia menemukanku, aku harus bertemu orang tuanya lebih dulu,” ucap Jia.“Apa kamu yakin? Ini akan sangat beresiko,” ujar Alina tidak yakin dan cemas.“Hanya ini cara satu-satunya. Beberapa teman mediaku tidak berani mengangkat berita perselingkuhan Edwin karena takut menerima konsekuensi yang didapat ji

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mulai Bertindak

    Edwin berada di ruang kerjanya, menunggu informasi dari anak buahnya yang diminta memantau rumah Aksa juga rumah yang diduga milik Daniel. Dia benar-benar tak sabar, merasa anak buahnya semuanya lelet.Saat Edwin ingin menghubungi salah satu anak buahnya, ponselnya sudah lebih dulu berdering. Edwin langsung menjawab panggilan itu.“Bagaimana?” tanya Edwin.“Rumah milik Daniel terlihat sepi. Tapi saya curiga, Tuan. Bagian dalam rumah itu terang, lalu di sekitar rumah itu sangat ramai dari malam sampai pagi. Saya merasa kalau memang pria itu di sana dan ada penjagaan. Namun, saya tidak tahu pasti, apakah Nyonya Jia di sana atau tidak.”Edwin mengepalkan erat telapak tangan. Bisa saja Daniel menyembunyikan Jia, terlihat sepi agar tidak diketahui.“Pantau terus, bagaimanapun caranya kalian harus mendapat informasi yang akurat!” perintah Edwin lalu mengakhiri panggilan itu.Edwin begitu geram. Bagaimanapun caranya dia harus mendapatkan Jia kembali. Saat Edwin sedang berpikir, dia mendapat

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Keluh Kesah Naya

    Aksa dan yang lain sarapan bersama di ruang makan. Naya ada di sana membantu Alina mengurus Arlo.“Bams tidak kelihatan?” tanya Alina seraya mengambil lauk untuk Aksa.“Mungkin masih sibuk,” jawab Aksa.Naya terdiam mendengar nama Bams. Mungkinkah Bams tidak keluar sarapan karena ada Naya di sana? Bukankah semalam Bams kesal padanya?Mereka sarapan bersama, lalu setelahnya Aksa pamit pergi ke perusahaan.“Tidak usah mengantarku keluar. Tetaplah di dalam rumah, ingat?” Aksa mengingatkan lagi demi keamanan Alina dan Arlo.Alina mengangguk.Aksa lantas berjongkok di depan Arlo yang berdiri di samping Alina. Dia mengusap rambut putranya itu, kemudian mendaratkan kecupan di kening.“Arlo harus nurut sama, Mama. Jangan keluar rumah dulu untuk sementara, ya.”Arlo mengangguk-angguk. “Iya, Papa jangan cemas.” Aksa memulas senyum, lalu kembali berdiri.“Aku pergi dulu,” kata Aksa.Aksa keluar dari rumah lalu segera masuk mobil yang sudah terparkir di depan teras. Dia diantar sopir dan satu pe

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Semua Waspada

    “Terima kasih karena Ibu mau membantu,” ucap Jhony.“Tidak apa-apa. Lagian, aku ini sama Dani juga sudah kenal lama. Dia itu anaknya baik sekali, makanya aku yakin dia begini bukan karena sedang berbuat jahat,” ujar wanita itu.Jhony tersenyum seraya mengangguk pelan.“Tapi, omong-omong, yang di rumah Dani itu, apa itu calon istrinya?” tanya ibu itu penasaran tetapi juga merasa agak aneh.Jhony tersenyum dengan ekspresi bingung, tetapi kemudian mengangguk dan menjawab, “Iya.”Jhony mengiyakan saja tidak dianggap aneh karena menyembunyikan wanita di sana.“Wah, begitu ternyata. Untung tadi aku membantu, ya. Jadi orang jahatnya nggak bisa nemuin wanita itu. Ya sudah, semoga Dani langgeng sama yang kedua, yang pertama udah bener dibuang, nggak bener soalnya.”Setelah mengatakan itu, wanita itu kembali ke rumah.Jhony menghela napas lega. Tidak apa berbohong selagi demi kebaikan.Di rumah. Jia pergi ke dapur untuk mengambil air hangat, ternyata di sana dia melihat Daniel yang sedang memas

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sudah Dimata-matai

    Anak buah Aksa berjaga di area rumah Daniel, tetapi mereka tidak berpenampilan seperti pengawal, malah seperti warga sekitar dan membaur dengan beberapa warga yang sedang melakukan aktivitas di pagi hari.Namun, meski begitu mereka selalu waspada, mata elang mereka terlatih untuk cepat tanggap menangkap sesuatu yang mencurigakan, seperti sebuah mobil yang sudah berhenti sekitar lima menit di dekat rumah Daniel.“Ada mobil mencurigakan arah jam dua belas,” ucap salah satu anak buah Aksa melalui earpiece yang terpasang di telinga. Pria itu tak memandang ke mobil, melainkan sedang sibuk membantu jalan agar tidak dicurigai.“Copy, aku melihatnya. SUV hitam.” Yang lainnya menyahut.“Biar kutangani.” Salah satu anak buah Aksa berpenampilan biasa, hanya memakai kaus pendek dan celana pendek turun dari pos ronda, lalu berjalan menghampiri mobil SUV yang mereka curigai.Anak buah Aksa sampai di mobil itu. Dia berpura-pura memperhatikan mobil itu, lantas mengetuk kaca jendela.“Permisi,” ucapny

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jujur ke Ayah Jia

    Keesokan harinya. Jia akhirnya melihat ayahnya bangun. Dia terus menggenggam telapak tangan pria itu yang baru saja membuka mata.“Jia, kenapa papa dibawa ke sini?” tanya Alex dengan suara lemah.“Maaf, Pa. Tapi ini satu-satunya cara agar Papa aman,” jawab Jia seraya menggenggam telapak tangan ayahnya.“Aman? Aman kenapa dari apa, Jia? Papa baik-baik saja selama di rumah sakit,” ucap Alex dengan tatapan bingung tersirat jelas dari sorot matanya.Jia melipat bibir mendengar pertanyaan Alex. Saat itu, Jia menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka, dia melihat Daniel baru saja masuk ke kamar itu.Tatapan Jia dan Daniel bertemu, Jia melihat Daniel mengangguk sebagai tanda jika Jia harus cerita pada Alex.Jia terlihat ragu, tetapi dia tetap harus menceritakan yang terjadi pada ayahnya agar tidak ada salah paham. Jia kembali menatap pada sang papa, tatapannya melembut tetapi genggaman tangannya mengerat.“Setelah Papa tahu, aku harap Papa tetap tenang. Apa yang aku katakan, semata-mata d

DMCA.com Protection Status