Share

Hamil Duluan?

Tiba-tiba Aksa sudah ada di sampingnya dan menatap Alina dengan tatapan penuh cinta?!

“Kamu mengenalnya?” tanya Aksa lagi pada Alina sambil menatap dua wanita di hadapan mereka.

Kakak Karin terkejut melihat Aksa. Meski berpenampilan sederhana, tapi Aksa terlihat gagah dan tampan.

“Dia ....” Kakak Karin mendadak tergagap saat melihat Aksa.

“Aku suami Alina. Kami ke sini untuk membeli cincin pernikahan kami, bukankah begitu, Sayang?” Aksa kembali menoleh pada Alina, remasan di pinggang Alina seolah menunjukkan jika Alina miliknya yang tak bisa diganggu.

Alina mengerjap. Dia hampir kehilangan kendali saat ini. Sentuhan Aksa dan panggilan ‘sayang’ dari Aksa membuat jantungnya berdegup.

Tepat saat itu pelayan toko juga datang dan meminta Aksa membubuhkan tandatangan pada kartu kreditnya untuk melanjutkan pembayaran.

Di saat yang sama, kakak Karin melihat kartu kredit yang dipakai Aksa, senyum miring kembali menghias di salah satu sudut bibir wanita itu. Senyum mengejek karena tahu suami Alina bukan orang kaya sebab membayar cincin menggunakan kartu kredit.

Wajahnya saja yang tampan, tetapi tidak kaya buat apa?

“Kamu masih mau membeli yang lain?” tanya Aksa, masih dengan suara yang lembut pada Alina.

“Tidak,” jawab Alina sambil menggelengkan kepala.

Setelah pelayan memberikan kartu kredit dan cincin yang dibeli Alina, Aksa mengajak Alina pergi dari sana tanpa pamit pada kakak Karin.

Aksa tetap menggandeng tangan Alina sampai membuat Alina tak berkutik dan pasrah.

Namun, gandengan tangan mereka terlepas ketika mereka memasuki area parkir mobil. Aksa juga kembali berjalan cepat meninggalkan Alina yang terpaku di tempatnya karena berusaha meredam dadanya yang masih bergemuruh.

Sadar Aksa sudah berjalan menjauh, Alina kembali berlari kecil mengejar Aksa.

Di dalam mobil, tidak ada yang bersuara.

Alina diam mengatur napas dan hatinya.

“Siapa tadi?” tanya Aksa dengan suara berat yang dingin.

“Hah?” Alina terkejut dan langsung menoleh pada Aksa. Dia melihat Aksa yang menatapnya dingin.

“Oh, dia kakak ipar adikku. Dia memang--” Belum juga kalimatnya selesai diucapkan, ponsel Alina berdering hingga membuatnya buru-buru mengambil ponsel di tas tangannya dan melihat siapa yang menghubungi.

“Dani.” Alina terkejut melihat Dani menghubunginya. Dia bergegas menjawab panggilan itu dan mengabaikan Aksa.

“Halo, Dan.” Alina langsung bicara saat menyentuhkan benda pipih itu ke telinga.

“Apa itu benar? Apa Kak Alina sudah menikah? Apa maksudnya itu? Kenapa aku tidak tahu?”

Alina kembali terkejut mendengar banyak pertanyaan Dani. Dengan tenang Alina membalas, “Akan aku jelaskan, jadi tenang dulu, ya.”

“Pulang! Temui aku di rumah!” perintah Dani dari seberang panggilan.

Alina hanya mengiakan, lalu kembali menoleh pada Aksa dengan ekspresi wajah canggung.

“Kamu keberatan tidak, kalau adikku ingin bertemu denganmu?”

**

Sesampainya di rumah, ternyata Dani sudah ada di rumah bersama Karin.

Dani mendapat informasi Alina sudah menikah dari kakak iparnya. Informasi itu jelas membuat Dani kesal karena Alina tidak memberitahunya sama sekali, bahkan tidak meminta izinnya seperti yang dikatakan Alina kemarin.

Alina tahu sang adik marah, untuk meredam kemarahan adiknya, Alina memperkenalkan sambil menjelaskan, “Ini Aksa, kami memang sudah menikah karena kami memang siap menikah,” ucap Alina meski rasanya tidak masuk akal, tetapi Alina tidak punya alasan yang tepat lagi.

Dani menatap curiga, mana mungkin sang kakak langsung menikah padahal sebelumnya berkata jika pernikahan itu masih baru rencana.

Namun, tiba-tiba sekarang Alina sudah memiliki suami, ini tak masuk akal untuknya.

“Kalau begitu, Kakak sudah berapa bulan?”

Berapa bulan? Apanya yang berapa bulan?

Bola mata Alina membola ketika mengerti maksud pertanyaan Dani, sedang Aksa hanya menatap datar Dani dan istri Dani di hadapannya.

“Apanya sudah berapa bulan?” tanya Alina memastikan. Dia panik jika yang dimaksud Dani lama hubungan antara dirinya dan Aksa, atau ….

“Kandunganmu. Kak Alina menikah terburu-buru karena hamil duluan, ‘kan?”

Alina melongo mendengar ucapan Dani, bagaimana bisa sang adik mengira dirinya hamil duluan?

Aksa masih tetap dengan pandangan datarnya dan sikapnya yang diam.

“Kakak tidak pernah memberitahuku jika memiliki kekasih, bahkan tiba-tiba menikah tanpa persetujuanku. Jika bukan karena hamil duluan lalu apa?” ungkap Dani menggebu, “Belum lagi, aku tidak tahu seperti apa pria yang Kakak nikahi,” Dani melirik Aksa. “Kenapa Kakak memutuskan masalah sebesar ini sendirian?!” Dani ingin menilai apakah pria itu layak untuk sang kakak atau tidak.

“Aku tidak akan menyerahkan Kak Alina ke sembarang pria, meski kalian sudah menikah tapi aku tidak akan mengizinkan begitu saja Kak Alina keluar dari rumah ini.” Dani bicara dengan sangat tegas dan kini memandang Aksa.

Alina tahu, Dani bersikap begini karena permintaan terakhir sang Mama sebelum meninggal. Sang Mama meminta agar Dani dan Alina harus saling menjaga satu sama lain, dan Dani sebagai seorang anak laki-laki harus melindungi sang Kakak dengan baik, membuat Dani berusaha bertanggung jawab meski usianya lebih kecil dari Alina.

Alina gelagapan dan bingung mendengar ucapan Dani, tapi Alina semakin dibuat bingung ketika Aksa kembali menggenggam tangannya. Alina menoleh pada Aksa yang terlihat menatap Dani.

“Aku ingin bicara berdua denganmu. Bisa keluar sebentar?” tanya Aksa.

Alina menatap Aksa dengan ekspresi wajah panik. Takut dan cemas jika keduanya bertengkar karena masalah itu.

Dani mengangguk menerima ajakan Aksa, lalu keduanya keluar dari rumah untuk bicara.

Kini tinggal Alina dan Karin yang ada di ruang tamu.

“Baguslah kalau Kak Alina sudah menikah, jadi bisa-bisa cepat pindah dari sini.”

Komen (7)
goodnovel comment avatar
vieta_novie
bagus lah klo Alina bisa segera pindah dari rumah itu, drpd tinggal disitu tp di julidin terus ma adek ipar yg ga punya akhlak... kasian banget Dani punya istri yg ga menghargai kakak nya...
goodnovel comment avatar
wardah
ini karin ko g tau diri banget sih jadi orang,,Dani dosa apa yg kau lakukan sampe dapet bini dakkjal begitu
goodnovel comment avatar
Wida
astaga Dani pikiran km bner2 kayak pkiran tetangga yg liat sebelah rumah nikah dadakan yg i kira hamil duluan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status