Share

Mencurigai Sesuatu

Penulis: Aililea (din din)
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Nenek Agni menatap sebal karena ucapan Aksa, akan tetapi apa yang dikatakan Aksa ada benarnya.

Nenek Agni menyerah setelah sebelumnya terlalu bersemangat jika menyangkut tentang Alina, sampai membuatnya lupa soal perjanjiannya dengan Aksa.

Aksa adalah cucunya, tetapi kini posisinya adalah kepala keluarga Radjasa. Sebagai seorang nenek, Nenek Agni jelas dituakan, tetapi kalau Nenek Agni terlalu berlebihan, Aksa bisa juga menarik diri dan membatalkan pernikahan ini.

“Baiklah, nenek tidak akan minta sesuatu yang bisa membongkar rahasia keluarga kita,” ucap Nenek Agni akhirnya pasrah.

Aksa hanya mengangguk-angguk pelan sebagai isyarat jika keputusannya menolak keinginan Nenek Agni memang benar.

“Tetapi, meski begitu kamu harus bersikap baik pada Alina dan jangan sampai kamu berani membuat Alina menderita,” ujar Nenek Agni memperingatkan.

Aksa hanya menatap sang nenek tanpa berniat membalas ucapan Nenek Agni.

“Bicara denganmu kadang seperti bicara dengan patung,” gerutu Nenek Agni karena A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (23)
goodnovel comment avatar
Atik Rahmawatika
lanjut ceritanya......
goodnovel comment avatar
Julien Maniku
semoga tetap setia walau pandangan sedikit ringan dan cuek
goodnovel comment avatar
Partini Nini
lanjut kak ,critanya seru deh jadi penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bertemu Mantan

    Alina tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin di negara ini hanya satu keluarga yang memiliki nama Radjasa, dan yang datang ke pesta itu juga pasti bukanlah keluarga suaminya. Lagi pula nama bukan hak paten seseorang, bisa saja dipakai orang di kota ini juga dipakai orang yang berada kota berbeda. Pun Kaira hanya menyebut nama belakang dari keluarga Radjasa itu, bukan Aksa Radjasa. Lalu, jika dipikir kembali Nenek Agni dan Aksa juga tak terlihat seperti berasal dari keluarga konglomerat, bahkan penampilan mereka biasa saja. Sekarang Alina juga tinggal di apartemen sederhana bukan tempat yang mewah layaknya tempat orang-orang kaya tinggal. Jadi, pasti itu hanya kebetulan dan tak percaya jika Aksa adalah bagian keluarga Radjasa seperti yang dimaksud Kaira. “Kenapa kamu jadi melamun?” tanya Kaira saat melihat Alina hanya diam mengaduk makanan di piringnya, bahkan Alina terlihat menggeleng pelan tadi. Kaira tentu heran sampai menjentikkan jari di depan wajah Alin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Luka Lama

    Alina dan Bima pernah menjadi sepasang kekasih saat mereka duduk di bangku kuliah.Dulu, Alina sangat mencintai Bima. Ketika Alina tidak memiliki siapa-siapa di kota ini, Alina memiliki Bima yang sangat perhatian dan selalu ada untuknya.Bima ada di masa sulitnya belajar sambil menghidupi dan menyekolahkan sang adik, karena hidup mereka tak sepenuhnya ditanggung oleh keluarga dari sang ayah.Melihat Bima di hadapannya seperti ini, ingatan Alina kembali melayang pada masa itu.Sebenarnya saat itu, Kaira telah memperingatkan Alina, karena Kaira melihat Bima jalan berdua begitu mesra dengan salah satu teman kuliah Alina yang juga dekat dengannya, tetapi Alina tidak percaya dan berakhir mereka bertengkar. Alina bahkan menuduh Kaira memfitnah karena cemburu dengan hubungan asmaranya dan Bima.Setelah diperingatkan Kaira, Alina sempat menepis pikiran buruk atas kecurigaannya tentang hubungan Bima dan teman kuliahnya itu, meski beberapa kali dia pun melihat Bima memberikan perhatian yang ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Berharap Bukan Seperti Mereka

    Pandangan Aksa dalam pada Alina di hadapannya. Aksa masih menatap Alina setelah menjawab pertanyaan yang sebenarnya sebuah pengakuan untuk menguji istrinya itu. Dia terlihat tenang sambil menunggu respon Alina akan pernyataan yang terkesan seperti sebuah pertanyaan. Jika Alina senang saat mengetahui Aksa berasal dari keluarga konglomerat, itu artinya Aksa sudah bisa menilai hanya dari jawaban Alina. Wanita itu memang hanya ingin mengincar hartanya saja. “Aku harap kamu tidak berasal dari keluarga konglomerat,” jawab Alina menatap sekilas pada Aksa, lalu kembali fokus pada makanannya. “Ya, mungkin karena aku merasa kalau tidak akan pernah bisa sejajar dengan keluarga seperti itu. Aku tahu diri, jadi jika kamu bukan seperti mereka, aku lebih bersyukur,” imbuh Alina menjelaskan, meskipun dengan wajah tertunduk terlihat senyum manis di wajahnya. Aksa masih diam mendengar jawaban Alina, lalu mendengar Alina kembali bicara, “Bukankah orang-orang kaya sangat suka kesetaraan sosial? Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Antara Mantan dan Suami

    Alina mengulum bibir sejenak mendengar pertanyaan Aksa, lalu menatap Aksa lagi yang menunggu jawaban darinya.“Di sofa,” jawab Alina agak lirih lalu memasukkan makanan ke mulut.Aksa terkesiap mendengar jawaban Alina, tetapi ekspresi wajahnya tetap tidak menunjukkan apa pun.“Belilah apa pun yang kamu butuhkan. Gunakan kartu kredit yang aku berikan kemarin,” ucap Aksa.Sekali lagi dia masih ingin menguji Alina dengan kartu kredit miliknya.Alina mengangguk mengiakan ucapan Aksa. Mereka lalu kembali melanjutkan makan malam.Setelah makan malam. Alina membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.Saat Alina baru saja keluar dari kamar mandi, dia melihat Aksa yang ada di luar kamar. Sebenarnya Alina bingung, haruskah malam ini dia tidur di sofa lagi?“Tidurlah di kamar,” ucap Aksa tiba-tiba.Alina terkejut sampai menatap Aksa yang kini berdiri di depan pintu kamar.“Ap-apa? Tidur di kamar?” Alina kebingungan.“Tidak usah, aku bisa tidur di sofa,” ucap Alina menolak karena salah tingkah, bah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Penasaran

    Aksa segera menekan tombol agar pintu lift tertutup dan membawa Alina turun menuju basement parkir.Alina kebingungan karena seharusnya dia keluar di lobby.“Tapi, seharusnya aku--” Alina ingin bicara tetapi terhenti karena melihat tatapan Aksa yang baru saja menoleh ke arahnya.Alina melipat bibir ke dalam karena ekspresi datar Aksa yang membuatnya bingung dan tak nyaman.Pintu lift terbuka di basement, lalu Aksa meminta Alina keluar.“Masuk mobil!” perintah Aksa.Alina ingin menolak tetapi merasa percuma apalagi perintah Aksa seolah tak bisa dibantah.Akhirnya Alina hanya mengangguk lalu masuk mobil Aksa.Sepanjang jalan Aksa hanya diam menyetir menuju butik milik Alina, sedangkan Alina duduk diam mengamati jalan dengan perasaan tidak karuan.Sikap dingin dan diamnya Aksa seperti ini membuat Alina gelisah dan salah tingkah. Sebelum masuk lift aura Aksa terasa mencair meskipun tetap dingin, tetapi setelah keluar lift sampai saat ini, aura pria itu berubah 180 derajat.Alina bahkan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Penggemar Berat

    Ilham terkejut melihat Karissa masuk begitu saja, tentu saja Ilham tahu siapa wanita itu.Karissa memberi isyarat agar Ilham tak bicara karena dia ingin memberi kejutan ke Aksa. Ilham hanya mengangguk mengiakan karena tidak ingin berurusan dengan wanita itu.Ilham memberi jalan lebih dulu untuk Karissa masuk, lalu segera keluar dari ruangan itu.Karissa masuk ruangan Aksa dengan raut wajah penuh kebahagiaan. Dia buru-buru menghampiri Aksa begitu masuk ruangan itu.Karissa baru saja pulang dari luar negeri setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai seorang model. Dia langsung pergi ke perusahaan Aksa hanya untuk bisa melihat pria itu lebih dulu karena sudah sangat lama tidak melihat Aksa dan merindukannya.Saat ini, Karissa berniat tinggal di negara ini agar bisa dekat dan sering bertemu dengan Aksa, setelah selama satu tahun lebih tinggal di luar negeri karena tuntutan pekerjaan.“Kak Aksa.” Karissa menyapa dengan senyum manis dan suara begitu manja ketika ada di depan meja Aksa.Aksa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Temani Kencan?

    “Al.” Kaira menatap Alina yang mondar-mandir menggantung pakaian di rak display.“Apa?” tanya Alina tanpa menoleh pada Kaira yang sejak tadi memandangnya sibuk. “Kamu ini datang katanya buat nemenin aku, sekarang malah merengek? Minta apa, sih?”Alina akhirnya mengalihkan tatapannya pada Kaira yang duduk di belakang meja kasir.Kaira berdiri menghampiri Alina yang baru saja restock baju, lantas memeluk Alina dari belakang sambil bergelayut manja.“Ya, yang tadi aku bilang. Ayolah, Al. Masa kamu tega sama aku. Temenin, ya,” pinta Kaira membujuk. Dia menatap Alina dari samping sambil memasang wajah imut untuk merayu.“Terus kalau aku ikut, aku disuruh jadi obat nyamuk? Jangan mengada-ada.” Alina melepas kedua tangan Kaira yang melingkar di pinggangnya. Dia kemudian membalikkan badan dan menatap sahabatnya itu.Kaira diminta melakukan kencan buta oleh ayahnya, hal itu membuat Kaira malas dan bingung jika harus pergi sendiri. Karena itu Kaira mencoba mengajak Alina untuk menemaninya.Kaira

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perasaan Aneh

    “Anda sudah mau pulang, Pak?” tanya Ilham saat melihat Aksa sedang merapikan meja kerja kemudian berjalan menuju ruangan kecil di dalam kantornya. Beberapa saat kemudian, Aksa keluar dengan pakaian yang berbeda daripada sebelumnya, kini Aksa mengenakan pakaian kerja biasa, celana hitam panjang dengan kemeja polos lengan panjang berwarna biru muda. Aksa menatap sekilas pada Ilham sambil mengenakan mantel tipis, lalu membalas, “Ya.” Ilham mengerutkan alis mendengar jawaban Aksa. Tidak biasanya atasannya itu pulang tepat waktu. Dia sampai melihat ke arloji yang melingkar di pergelangan tangan, masih jam empat sore kurang lima menit. Rasanya begitu aneh melihat Aksa akan pulang tepat waktu. Biasanya atasannya akan pulang ke rumah ketika hari sudah sangat gelap, bahkan paling cepat Aksa pulang adalah ketika langit mulai gelap. Sebenarnya kebiasaan baru ini sudah terjadi beberapa hari setelah Aksa menikah, dan meskipun Ilham senang karena dia tak perlu lembur, tetapi tetap saja perubaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hanya Terlalu Mencintai

    Aksa masih di rumah sakit menunggu bayinya. Saat dia masih menunggu di luar karena jam jenguk bayi sudah habis, seorang perawat datang menghampiri Aksa.“Sore, Pak.”Aksa mengangguk membalas sapaan perawat.“Dokter sudah memberikan informasi kalau besok bayi Anda sudah diperbolehkan pulang. Karena ibunya meninggal, mungkin Anda harus mencari ibu susu, tidak harus menyusui langsung, tapi Anda bisa meminta stok ASI berlebih dari si ibu menyusui untuk putra Anda demi kesehatannya,” ujar perawat menjelaskan.“Apa itu baik? Kita tidak tahu apakah ASI yang dihasilkan bagus,” ujar Aksa ragu.“Sebenarnya kami punya usulan. Wanita ini baru saja melahirkan bayi laki-laki juga, jadi sepertinya tidak masalah jika Anda memakai ASI wanita itu untuk bayi Anda. Soal gizinya, Anda boleh ikut memantau asupan gizi wanita itu agar yakin, tentu dengan kesepakatan bersama juga,” ujar perawat memberi usul.Aksa mengangguk-angguk paham, lalu bertanya, “Apa rumah sakit bisa membantu menjadi perantara?”“Tentu

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Semua Kehilangan

    Dani memasukkan semua barangnya ke bagasi mobil dibantu Rizki. “Apa semuanya sudah kamu bawa?” tanya Restu memastikan saat Rizki menutup bagasi mobil.“Sudah, Paman. Aku hanya membawa barang-barang pentingku, selebihnya biar diurus pihak kebersihan. Kunci apartemen juga sudah aku titipkan pada Bams,” jawab Dani.Restu menepuk-nepuk punggung Dani, lalu berkata, “Semua akan baik-baik saja setelah ini. Ingatlah namamu sekarang sebagai Daniel Januarta.”Dani mengangguk-angguk.“Ayo!” ajak Restu agar mereka segera masuk mobil.Dani masuk mobil bersama Restu. Dia tidak menyangka pada akhirnya akan meninggalkan kota tempatnya tumbuh dengan susah dan senang bersama sang kakak.“Semua sudah aku atur, kamu tidak perlu mencemaskan apa pun lagi,” ucap Restu saat melihat Dani hanya diam.Dani menoleh pada Restu, lalu mengangguk. “Terima kasih, meski Paman datang terlambat. Tapi aku bersyukur memiliki Paman.”“Aku yang seharusnya minta maaf karena sudah terlambat tujuh belas tahun menemukan kalian

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bayi Laki-laki

    Hari itu langit tampak gelap dan terlihat begitu suram. Kabar meninggalnya Alina langsung diketahui banyak orang, sehingga beberapa rekan bisnis dan klien datang ke pemakaman untuk ikut berbela sungkawa. Jenazah itu langsung dimakamkan atas permintaan Dani, tanpa disemayamkan lebih dulu di rumah untuk menghindari perdebatan antara Aksa dan Dani.Aksa diam selama prosesi pemakaman berlangsung. Dia terus memandang pada liang-lahat yang menjadi pembaringan terakhir istrinya. Sampai detik ini, Aksa masih tidak percaya kalau istrinya sudah tiada, hatinya menolak itu.“Aku turut berduka cita,” ucap Restu menemui Aksa setelah prosesi pemakaman selesai. Dia menatap wajah pucat Aksa yang tidak kentara jika tak diperhatikan dengan seksama.Aksa mengangguk, tidak ada yang tahu bagaimana tatapan matanya sekarang karena tertutup kacamata hitam.“Bagaimana dengan bayimu?” tanya Restu.“Masih di rumah sakit karena masih mendapat perawatan intensif. Terima kasih Anda berkenan datang kemari,” jawab Ak

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menyalahkan

    Dokter menatap simpati pada semua orang yang sudah menunggu kabar darinya. Dalam sekali helaan napas dokter itu berucap, “Kami sudah berusaha sebisa kami, tapi maaf Bu Alina tidak selamat karena kehilangan banyak darah.”Dani mundur saat mendengar penjelasan dokter.Aksa begitu syok, sampai mencengkram baju dokter yang baru saja memberikan informasi tentang Alina.“Jangan membohongi kami. Dia tidak mungkin meninggal!” Aksa tidak bisa menerima begitu saja.Dani geram dengan sikap Aksa. Dia menarik lengan Aksa sampai melepas cengkraman dari dokter, lalu dalam sekali ayunan dia memukul wajah Aksa.Aksa terhuyung karena mendapat pukulan cukup keras dari Dani.“Semua salahmu! Kakakku pergi karenamu!” amuk Dani.Bams langsung menengahi agar tidak terjadi perkelahian di sana.Nenek Agni pingsan saat mendengar Alina meninggal. Mirza sampai menopang tubuh sang mama lalu mencoba membaringkan ke kursi selasar di sana.Semua orang di sana benar-benar terkejut dan terpukul, termasuk Sasmita yang m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bayinya Selamat

    Aksa menunggu dengan cemas di depan ruang operasi. Dia terus menatap ke pintu ruang operasi karena pikirannya sangat tidak tenang dan takut jika terjadi sesuatu pada Alina.“Bu Alina pasti baik-baik saja, Pak.” Bams mencoba menenangkan karena wajah Aksa begitu pucat.Aksa tak membalas ucapan Bams. Pikirannya terasa begitu kosong karena kecemasan yang sedang melandanya.Nenek Agni, Sasmita, dan Mirza datang begitu mendapat kabar soal Alina. Nenek Agni terlihat sangat panik saat melihat Aksa berdiri di depan ruang operasi.“Bagaimana kondisi Alina?” tanya Nenek Agni.Nenek Agni melihat Aksa yang hanya diam. Dia akhirnya menoleh pada Bams.“Apa sudah ada kabar dari dokter?” tanya Mirza pada Bams.“Bu Alina mengalami kontraksi dan ada pembukaan meski kehamilannya baru tujuh bulan. Dia juga mengalami beberapa masalah kesehatan, sehingga dokter mengambil keputusan untuk dilakukan cesar demi keselamatan bayi dan ibunya,” ujar Bams yang menjelaskan.Nenek Agni sangat terkejut. Dia ingin memar

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Prematur

    Hari itu. Aksa pergi ke kamar untuk bicara dengan Alina. Dia melihat Alina yang hanya duduk di atas ranjang dengan tatapan tertuju ke jendela.“Bagaimana kondisimu hari ini?” tanya Aksa mencoba mengajak Alina bicara setelah sekian lama mereka diam.Siang ini Alina sudah lebih tenang dari biasanya, sehingga Aksa memberanikan diri menemui dan berinteraksi dengan Alina.Namun, saat Aksa duduk di kursi yang berhadapan dengan Alina, tatapan istrinya begitu dingin padanya. “Apa kamu masih tidak mau mempertimbangkan hubungan kita? Setidaknya pikirkan anak kita,” ucap Aksa mencoba kembali membujuk.Alina tidak menjawab. Dia menatap lurus ke depan, memandang kosong pada sesuatu yang tak bisa dilihatnya, kebebasan.Aksa mengepalkan erat telapak tangan. Dia ingin memaksa Alina menerima karena bagaimanapun dia tidak akan melepaskan Alina. Namun, dia masih menyadari, kondisi Alina tidak memungkinkan untuk terus ditekan, membuat Aksa memilih pergi dari kamar itu.Setelah Aksa pergi, bulir kristal

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Keinginan Alina

    Restu sedang berada di ruang rapat bersama Aksa untuk membahas bisnis. Restu tetap melakukan kerjasama karena bagaimanapun Aksa belum tahu siapa dirinya.Saat sedang mendengarkan penjelasan dari staff Aksa, Restu mendapat pesan dari dokter yang memerika Alina.[Saya sudah menyampaikan pesan Anda pada Bu Alina.][Dia juga menitip pesan untuk Anda, Bu Alina berkata jika dia akan menunggu sampai melahirkan, tapi setelahnya ingin bebas bahkan jika perlu jauh dari Pak Aksa agar suaminya kehilangan dia sebagai balasan atas semua yang didapatnya. Dia ingin pergi jauh dari kehidupan Pak Aksa.]Restu diam sejenak membaca pesan itu, lalu kembali menatap pada Aksa yang duduk di seberangnya. Sebagai seorang paman, tentunya dia ingin yang terbaik untuk Alina dan tidak ingin rumah tangga Alina hancur. Namun, jika Alina sudah bertekad kuat, Restu juga tidak bisa berbuat apa-apa.Meski begitu, Restu menunggu sampai Alina melahirkan dan melihat apakah Alina berubah pikiran atau tidak.**Di rumah Nene

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perantara Dokter

    Hari berikutnya. Dokter datang untuk memeriksa kondisi Alina. Dia datang bersama perawat seperti biasa membawa alat yang di rumah tidak ada.“Apa Bu Alina masih muntah?” tanya dokter saat berjalan naik menuju kamar Alina bersama Bams.“Sudah tidak, mungkin karena semalaman Bu Alina tertidur,” jawab Bams.Dokter hanya mengangguk.Saat mereka sampai di depan kamar, Bams menghentikan langkah mereka.“Sesuai pesan Pak Aksa, tidak ada ponsel atau barang lain yang tak berhubungan dengan pemeriksaan yang diperbolehkan dibawa masuk kamar,” ucap Bams lalu menunjuk pada troli berisi nampan yang ada di samping pintu.Dokter dan perawat menoleh ke troli itu lalu melakukan apa yang Bams katakan. Tas dan ponsel diletakkan di sana, baru kemudian mereka diperbolehkan masuk kamar.“Bagaimana perasaan Anda hari ini?” tanya dokter menyapa.Alina hanya menatap datar apalagi ada Bams di sana.Dokter itu memeriksa detak jantung dan lainnya, lalu melirik pada Bams yang berdiri di dekat ranjang.“Saya mau me

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Memikirkan Rencana

    Aksa masih menunggu dokter memeriksa kondisi Alina. Hingga beberapa saat kemudian dokter melipat stetoskop dan memasukkan ke saku snelli.“Kandungannya baik-baik saja. Mungkin stres dan tekanan berat membuat asam lambungnya naik sehingga mengalami muntah berlebih. Saya sarankan Bu Alina dibawa ke rumah sakit untuk observasi lebih lanjut,” ujar dokter menjelaskan.“Tidak, rawat dia secara intensif di sini. Datangkan peralatan yang dibutuhkan untuk merawatnya. Apa pun akan kusiapkan asal dia tidak keluar dari kamar ini,” ujar Aksa dengan nada tegas.Dokter itu terkejut. Dia sampai menoleh pada Bram yang pelayan yang ada di sana, semua orang menunduk.Dokter itu bingung, tetapi demi kesehatan Alina, akhirnya dokter menyanggupi permintaan Aksa. Dia mencatat beberapa alat kesehatan sebagai penunjang untuk perawatan Alina.**Di tempat Restu. Dia sedang menunggu orang suruhannya memberi laporan. Restu tentunya sangat cemas, apalagi sampai ada dokter yang datang ke rumah Aksa.Ponsel Restu b

DMCA.com Protection Status