Share

Perasaan Aneh

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-10 13:54:40

“Anda sudah mau pulang, Pak?” tanya Ilham saat melihat Aksa sedang merapikan meja kerja kemudian berjalan menuju ruangan kecil di dalam kantornya.

Beberapa saat kemudian, Aksa keluar dengan pakaian yang berbeda daripada sebelumnya, kini Aksa mengenakan pakaian kerja biasa, celana hitam panjang dengan kemeja polos lengan panjang berwarna biru muda. Aksa menatap sekilas pada Ilham sambil mengenakan mantel tipis, lalu membalas, “Ya.”

Ilham mengerutkan alis mendengar jawaban Aksa. Tidak biasanya atasannya itu pulang tepat waktu. Dia sampai melihat ke arloji yang melingkar di pergelangan tangan, masih jam empat sore kurang lima menit.

Rasanya begitu aneh melihat Aksa akan pulang tepat waktu. Biasanya atasannya akan pulang ke rumah ketika hari sudah sangat gelap, bahkan paling cepat Aksa pulang adalah ketika langit mulai gelap.

Sebenarnya kebiasaan baru ini sudah terjadi beberapa hari setelah Aksa menikah, dan meskipun Ilham senang karena dia tak perlu lembur, tetapi tetap saja perubaha
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Huda Maulida
uuuch... sudah mulai meleleh itu kulkas 10 pintu
goodnovel comment avatar
Hasnah Colection Hasnah
bagus cerita nya
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
cieee aksa mulai berdebar hati berdebar hehehehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ada Sesuatu

    “Kamu tidak bisa hati-hati?” tanya Aksa datar.Alina mengerjap untuk beberapa setelah mendengar suara Aksa.Tadi, Alina sangat terkejut karena hampir jatuh, lebih terkejut lagi saat menyadari begitu dekat dengan Aksa. Apalagi pria itu masih merengkuh pinggangnya dan kedua mata mereka saling tatap.Alina kikuk dan salah tingkah karena Aksa masih merengkuh pinggangnya, terlebih dia tak sengaja berpegangan pada lengan Aksa yang terasa keras berotot.“Ma-maaf.” Alina merasa sangat malu karena sudah ceroboh. Jantungnya mendadak berdegup cepat. Aneh. Ada sesuatu di hatinya.Alina cepat-cepat berdiri dengan benar lalu sedikit mundur setelah Aksa melepas pinggangnya. Dia bingung harus bagaimana setelah kejadian tak terduga itu terjadi.Di saat Alina salah tingkah, Aksa tampak tenang dan wajahnya tetap saja datar. Apa pria itu tidak terganggu, ya?“Ah, ya. Tadi ada orang mengirim kasur. Tapi, karena aku bingung mau diletakkan di mana, jadi aku minta untuk diletakkan dulu di ruang televisi,” u

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perasaan Hangat

    Alina terbatuk karena hampir tersedak setelah mendengar ucapan Aksa barusan. Alina masih menatap Aksa yang tampak serius sambil memberikan segelas air pada Alina.Alina memiringkan tubuhnya untuk meminum segelas air yang disodorkan Aksa. Lalu, menaruh gelas kosong itu di meja dan tertawa kecil pada Aksa.“Jangan mengada-ada,” ucap Alina sambil mencoba menghentikan tawanya.Alina tertawa sebab merasa ucapan Aksa sangat lucu. Pria itu menggunakan kata ‘melenyapkan’ dalam kalimatnya, seolah-olah Aksa adalah orang yang sangat berkuasa.Melihat Alina tertawa, kedua sudut alis Aksa tertarik ke atas. Memangnya ada yang salah dengan ucapannya? Aksa serius dengan ucapannya, jika Alina mau, Aksa bisa dengan mudah melenyapkan mantan kekasih Alina itu.Apa Alina meremehkan Aksa? Kini, Aksa menyipitkan mata menatap Alina.“Kamu tidak usah melakukan apa-apa karena itu adalah urusanku,” ucap Alina kemudian, sambil tersenyum lalu kembali makan.Alina kembali menatap pada Aksa yang hanya diam, kemudia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tertarik ke Alina

    Hari berikutnya, Alina dan Kaira sudah ada di Radja Mall untuk bertemu dengan teman kencan buta Kaira. “Kai, kamu yakin mau ngajak aku? Rasanya ini aneh,” ucap Alina lalu memandang sekeliling pada bangunan mall yang begitu besar itu. Alina baru ke tempat ini lagi setelah waktu itu membeli cincin pernikahan di salah satu toko perhiasan yang ada di mall ini. “Ish, kamu sudah janji. Kenapa sekarang ragu?” tanya Kaira cemberut karena ucapan Alina. Alina menoleh pada Kaira, lalu membalas, “Ya, karena ini kencan butamu yang disiapkan papamu. Masa iya aku ikut?” “Tapi kamu sudah janji mau nemenin. Pokoknya aku nggak mau dengar alasanmu. Soal Papa, biar aku yang urus kalau dia kesal karena kamu ikut.” Kaira meyakinkan Alina lalu merangkul lengan sahabatnya itu agar tidak kabur. Akhirnya Alina pasrah saja. Dia tetap ikut meski rasanya aneh karena takut mengganggu pertemuan Kaira dengan pria yang dijodohkan dengan Kaira. Alina dan Kaira tiba di fine dining tempat papa Kaira mengatur

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Suamiku

    “Kevin, kita berdua tidak cocok. Jadi, ini pertemuan pertama dan terakhir kita. Kita tidak perlu bertemu lagi.” Kaira mengatakannya langsung pada Kevin setelah kembali dari toilet. Kaira bahkan tak peduli Kevin akan sakit hati dengan ucapannya. Kaira sudah tidak ingin berlama-lama di sana, jadi setelah mengatakan hal itu Kaira menarik tangan Alina, membuat Alina sedikit kebingungan. “Kami pergi dulu.” Tetapi, Kaira tetap berpamitan pada Kevin. Alina ikut berdiri setelah mengambil tasnya, hingga ketika berjalan menuju arah pintu keluar, Alina terpaku dan menghentikan langkah kakinya. “Ada apa?” tanya Kaira heran. Kaira memandang arah pandang Alina, lalu dia melihat dua pria berjalan ke arah mereka dan menyadari salah satu dari dua pria itu hanya memandang lurus Alina. “Siapa mereka?” tanya Kaira setengah berbisik. “Yang berjalan di depan, itu suamiku,” jawab Alina sambil mendekatkan bibir ke telinga Kaira saat berbisik. Kaira menatap pria yang berjalan di depan dengan langkah te

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Marah Tak Jelas

    Di dalam hati, Alina panik, tetapi ia tetap tenang. Alina menatap tangannya yang digenggam Aksa.Namun, langkah lebar Aksa membuat Alina agak kesulitan mengimbangi langkah Aksa. Alina bisa saja jatuh kalau salah langkah.“Aku bisa jalan mengikutimu, apa kamu harus menarikku seperti ini?” tanya Alina karena beberapa pengunjung mall sampai memandang ke arah mereka. Dia malu karena semua orang yang melihat tampak menatap aneh pada mereka.Akan tetapi, Aksa tak menggubris perkataan Alina. Dia masih terus menarik tangan istrinya itu.Akhirnya Aksa baru berhenti saat mereka sampai di parkiran. Dia melepas tangan Alina, lalu menatap dingin pada istrinya itu.“Masuk!” perintah Aksa.Sebelum masuk, Alina menoleh pada mobil yang ada di samping mereka. Alis Alina berkerut, itu bukan mobil Aksa. Mobil itu mewah dan jauh di atas mobil Aksa.“Masuk sini?” tanya Alina memastikan sambil menunjuk mobil itu. Aksa pasti salah mobil.Aksa hanya menatap datar, dia lalu menekan tombol di kunci mobil hingga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kalau Cemburu, Bilang saja

    Alina bisa melihat telinga Aksa yang sedikit memerah ketika Aksa memalingkan muka setelah mendengar pertanyaannya.“Kamu benar-benar cemburu?” tanya Alina. Sekarang Alina tidak tahan untuk tidak menggoda Aksa.Aksa tak merespon dan memilih tetap memandang ke depan.Alina memindahkan pandangannya pada telunjuk Aksa yang diketuk pada stir berkali-kali, membuat Alina semakin semangat untuk menggoda.“Kalau cemburu bilang saja, aku tidak apa-apa,” ucap Alina, duduk dengan benar sambil menatap ke depan, lalu dia mengulum bibir menahan diri karena ingin tertawa.Aksa tetap tidak merespon ucapan Alina, membuat wanita itu kembali bicara, “Cemburu boleh, tapi harusnya kamu jangan marah-marah begitu.”Aksa akhirnya menoleh ke Alina, lalu membalas, “Siapa yang cemburu? Jangan besar kepala!”Alina ikut menoleh karena akhirnya Aksa bereaksi.“Itu tadi, kalau bukan cemburu apa namanya? Masa orang marah tanpa alasan?”“Bukankah sudah kubilang? Kamu harus menjaga martabat suami. Sikapmu itu seolah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tampan tapi Menakutkan

    Alina menatap datar seseorang yang sekarang ada di hadapannya.“Seharusnya aku yang mengatakan itu,” balas Alina dengan nada suara dingin.Wanita di hadapan Alina malah tersenyum miring mendengar balasan Alina. “Kenapa kamu tidak menghilang saja?” Tatapan wanita itu terasa begitu membenci Alina.“Menghilang? Kenapa aku yang harus menghilang? Bukankah seharusnya itu kamu? Kamu orang yang selingkuh dan dengan kejam tidur dengan kekasih temanmu sendiri, sekarang kamu minta aku menghilang? Kamu waras, Marsha?”Alina tentunya takkan mengalah atau takut dengan Marsha, teman kuliah yang tega berkhianat dengan Bima.Alina ingin pergi mengabaikan Marsha, tetapi wanita itu menghalangi troli Alina, membuat Alina mendengkus kasar.“Gara-gara kamu, Bima meninggalkanku! Alina, Alina, dan Alina terus yang dia sebut!” bentak Marsha.Alina menatap malas, lalu membalas, “Aku tidak peduli.”Alina berusaha pergi, tetapi Marsha tetap menghalangi.“Bisakah kamu pergi dari kehidupan Bima? Jangan berpikir kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Salah Minum Obat?

    Saat sore hari.Alina turun ke lantai bawah untuk membuang sampah. Dia keluar lift yang terbuka di basement karena tempat pembuangan sampah khusus penghuni ada di dekat sana.Belum sampai tempat pembuangan sampah, langkah Alina dihadang oleh Bima. Alina memutar bola mata malas melihat pria itu.“Kamu mau membuang sampah?” tanya Bima berbasa-basi.Alina tak menggubris pertanyaan Bima. Dia memilih berjalan melewati Bima. Namun, ia tidak tahu Bima tetap mengikutinya dari belakang, hingga membuat Alina terkejut saat memutar badan setelah membuang sampah dan melihat Bima yang sudah ada di hadapannya.“Apa pekerjaanmu sekarang menjadi penguntit?” tanya Alina dengan nada kesal.Akan tetapi, tanpa menanti balasan Bima, Alina memilih kembali melangkah untuk meninggalkan pria itu. Namun, baru beberapa langkah, Bima kembali menghadang jalan Alina.“Mau apa, sih?” tanya Alina sambil menatap kesal.“Siapa pria yang bersamamu tempo hari?” tanya Bima. Dia tidak akan puas sebelum mendapatkan jawaban y

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status