Share

Penggemar Berat

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-08 07:49:59

Ilham terkejut melihat Karissa masuk begitu saja, tentu saja Ilham tahu siapa wanita itu.

Karissa memberi isyarat agar Ilham tak bicara karena dia ingin memberi kejutan ke Aksa. Ilham hanya mengangguk mengiakan karena tidak ingin berurusan dengan wanita itu.

Ilham memberi jalan lebih dulu untuk Karissa masuk, lalu segera keluar dari ruangan itu.

Karissa masuk ruangan Aksa dengan raut wajah penuh kebahagiaan. Dia buru-buru menghampiri Aksa begitu masuk ruangan itu.

Karissa baru saja pulang dari luar negeri setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai seorang model. Dia langsung pergi ke perusahaan Aksa hanya untuk bisa melihat pria itu lebih dulu karena sudah sangat lama tidak melihat Aksa dan merindukannya.

Saat ini, Karissa berniat tinggal di negara ini agar bisa dekat dan sering bertemu dengan Aksa, setelah selama satu tahun lebih tinggal di luar negeri karena tuntutan pekerjaan.

“Kak Aksa.” Karissa menyapa dengan senyum manis dan suara begitu manja ketika ada di depan meja Aksa.

Aksa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (21)
goodnovel comment avatar
Faizah Firdaus
ya elah, pendek banget sih per bab nya.
goodnovel comment avatar
Cheina Heila
bagus banget
goodnovel comment avatar
Kailola Mahubessy Sarah
ternyata diam diam aksa mulai cinta pada alina
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Temani Kencan?

    “Al.” Kaira menatap Alina yang mondar-mandir menggantung pakaian di rak display.“Apa?” tanya Alina tanpa menoleh pada Kaira yang sejak tadi memandangnya sibuk. “Kamu ini datang katanya buat nemenin aku, sekarang malah merengek? Minta apa, sih?”Alina akhirnya mengalihkan tatapannya pada Kaira yang duduk di belakang meja kasir.Kaira berdiri menghampiri Alina yang baru saja restock baju, lantas memeluk Alina dari belakang sambil bergelayut manja.“Ya, yang tadi aku bilang. Ayolah, Al. Masa kamu tega sama aku. Temenin, ya,” pinta Kaira membujuk. Dia menatap Alina dari samping sambil memasang wajah imut untuk merayu.“Terus kalau aku ikut, aku disuruh jadi obat nyamuk? Jangan mengada-ada.” Alina melepas kedua tangan Kaira yang melingkar di pinggangnya. Dia kemudian membalikkan badan dan menatap sahabatnya itu.Kaira diminta melakukan kencan buta oleh ayahnya, hal itu membuat Kaira malas dan bingung jika harus pergi sendiri. Karena itu Kaira mencoba mengajak Alina untuk menemaninya.Kaira

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perasaan Aneh

    “Anda sudah mau pulang, Pak?” tanya Ilham saat melihat Aksa sedang merapikan meja kerja kemudian berjalan menuju ruangan kecil di dalam kantornya. Beberapa saat kemudian, Aksa keluar dengan pakaian yang berbeda daripada sebelumnya, kini Aksa mengenakan pakaian kerja biasa, celana hitam panjang dengan kemeja polos lengan panjang berwarna biru muda. Aksa menatap sekilas pada Ilham sambil mengenakan mantel tipis, lalu membalas, “Ya.” Ilham mengerutkan alis mendengar jawaban Aksa. Tidak biasanya atasannya itu pulang tepat waktu. Dia sampai melihat ke arloji yang melingkar di pergelangan tangan, masih jam empat sore kurang lima menit. Rasanya begitu aneh melihat Aksa akan pulang tepat waktu. Biasanya atasannya akan pulang ke rumah ketika hari sudah sangat gelap, bahkan paling cepat Aksa pulang adalah ketika langit mulai gelap. Sebenarnya kebiasaan baru ini sudah terjadi beberapa hari setelah Aksa menikah, dan meskipun Ilham senang karena dia tak perlu lembur, tetapi tetap saja perubaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ada Sesuatu

    “Kamu tidak bisa hati-hati?” tanya Aksa datar.Alina mengerjap untuk beberapa setelah mendengar suara Aksa.Tadi, Alina sangat terkejut karena hampir jatuh, lebih terkejut lagi saat menyadari begitu dekat dengan Aksa. Apalagi pria itu masih merengkuh pinggangnya dan kedua mata mereka saling tatap.Alina kikuk dan salah tingkah karena Aksa masih merengkuh pinggangnya, terlebih dia tak sengaja berpegangan pada lengan Aksa yang terasa keras berotot.“Ma-maaf.” Alina merasa sangat malu karena sudah ceroboh. Jantungnya mendadak berdegup cepat. Aneh. Ada sesuatu di hatinya.Alina cepat-cepat berdiri dengan benar lalu sedikit mundur setelah Aksa melepas pinggangnya. Dia bingung harus bagaimana setelah kejadian tak terduga itu terjadi.Di saat Alina salah tingkah, Aksa tampak tenang dan wajahnya tetap saja datar. Apa pria itu tidak terganggu, ya?“Ah, ya. Tadi ada orang mengirim kasur. Tapi, karena aku bingung mau diletakkan di mana, jadi aku minta untuk diletakkan dulu di ruang televisi,” u

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perasaan Hangat

    Alina terbatuk karena hampir tersedak setelah mendengar ucapan Aksa barusan. Alina masih menatap Aksa yang tampak serius sambil memberikan segelas air pada Alina.Alina memiringkan tubuhnya untuk meminum segelas air yang disodorkan Aksa. Lalu, menaruh gelas kosong itu di meja dan tertawa kecil pada Aksa.“Jangan mengada-ada,” ucap Alina sambil mencoba menghentikan tawanya.Alina tertawa sebab merasa ucapan Aksa sangat lucu. Pria itu menggunakan kata ‘melenyapkan’ dalam kalimatnya, seolah-olah Aksa adalah orang yang sangat berkuasa.Melihat Alina tertawa, kedua sudut alis Aksa tertarik ke atas. Memangnya ada yang salah dengan ucapannya? Aksa serius dengan ucapannya, jika Alina mau, Aksa bisa dengan mudah melenyapkan mantan kekasih Alina itu.Apa Alina meremehkan Aksa? Kini, Aksa menyipitkan mata menatap Alina.“Kamu tidak usah melakukan apa-apa karena itu adalah urusanku,” ucap Alina kemudian, sambil tersenyum lalu kembali makan.Alina kembali menatap pada Aksa yang hanya diam, kemudia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tertarik ke Alina

    Hari berikutnya, Alina dan Kaira sudah ada di Radja Mall untuk bertemu dengan teman kencan buta Kaira. “Kai, kamu yakin mau ngajak aku? Rasanya ini aneh,” ucap Alina lalu memandang sekeliling pada bangunan mall yang begitu besar itu. Alina baru ke tempat ini lagi setelah waktu itu membeli cincin pernikahan di salah satu toko perhiasan yang ada di mall ini. “Ish, kamu sudah janji. Kenapa sekarang ragu?” tanya Kaira cemberut karena ucapan Alina. Alina menoleh pada Kaira, lalu membalas, “Ya, karena ini kencan butamu yang disiapkan papamu. Masa iya aku ikut?” “Tapi kamu sudah janji mau nemenin. Pokoknya aku nggak mau dengar alasanmu. Soal Papa, biar aku yang urus kalau dia kesal karena kamu ikut.” Kaira meyakinkan Alina lalu merangkul lengan sahabatnya itu agar tidak kabur. Akhirnya Alina pasrah saja. Dia tetap ikut meski rasanya aneh karena takut mengganggu pertemuan Kaira dengan pria yang dijodohkan dengan Kaira. Alina dan Kaira tiba di fine dining tempat papa Kaira mengatur

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Suamiku

    “Kevin, kita berdua tidak cocok. Jadi, ini pertemuan pertama dan terakhir kita. Kita tidak perlu bertemu lagi.” Kaira mengatakannya langsung pada Kevin setelah kembali dari toilet. Kaira bahkan tak peduli Kevin akan sakit hati dengan ucapannya. Kaira sudah tidak ingin berlama-lama di sana, jadi setelah mengatakan hal itu Kaira menarik tangan Alina, membuat Alina sedikit kebingungan. “Kami pergi dulu.” Tetapi, Kaira tetap berpamitan pada Kevin. Alina ikut berdiri setelah mengambil tasnya, hingga ketika berjalan menuju arah pintu keluar, Alina terpaku dan menghentikan langkah kakinya. “Ada apa?” tanya Kaira heran. Kaira memandang arah pandang Alina, lalu dia melihat dua pria berjalan ke arah mereka dan menyadari salah satu dari dua pria itu hanya memandang lurus Alina. “Siapa mereka?” tanya Kaira setengah berbisik. “Yang berjalan di depan, itu suamiku,” jawab Alina sambil mendekatkan bibir ke telinga Kaira saat berbisik. Kaira menatap pria yang berjalan di depan dengan langkah te

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Marah Tak Jelas

    Di dalam hati, Alina panik, tetapi ia tetap tenang. Alina menatap tangannya yang digenggam Aksa.Namun, langkah lebar Aksa membuat Alina agak kesulitan mengimbangi langkah Aksa. Alina bisa saja jatuh kalau salah langkah.“Aku bisa jalan mengikutimu, apa kamu harus menarikku seperti ini?” tanya Alina karena beberapa pengunjung mall sampai memandang ke arah mereka. Dia malu karena semua orang yang melihat tampak menatap aneh pada mereka.Akan tetapi, Aksa tak menggubris perkataan Alina. Dia masih terus menarik tangan istrinya itu.Akhirnya Aksa baru berhenti saat mereka sampai di parkiran. Dia melepas tangan Alina, lalu menatap dingin pada istrinya itu.“Masuk!” perintah Aksa.Sebelum masuk, Alina menoleh pada mobil yang ada di samping mereka. Alis Alina berkerut, itu bukan mobil Aksa. Mobil itu mewah dan jauh di atas mobil Aksa.“Masuk sini?” tanya Alina memastikan sambil menunjuk mobil itu. Aksa pasti salah mobil.Aksa hanya menatap datar, dia lalu menekan tombol di kunci mobil hingga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kalau Cemburu, Bilang saja

    Alina bisa melihat telinga Aksa yang sedikit memerah ketika Aksa memalingkan muka setelah mendengar pertanyaannya.“Kamu benar-benar cemburu?” tanya Alina. Sekarang Alina tidak tahan untuk tidak menggoda Aksa.Aksa tak merespon dan memilih tetap memandang ke depan.Alina memindahkan pandangannya pada telunjuk Aksa yang diketuk pada stir berkali-kali, membuat Alina semakin semangat untuk menggoda.“Kalau cemburu bilang saja, aku tidak apa-apa,” ucap Alina, duduk dengan benar sambil menatap ke depan, lalu dia mengulum bibir menahan diri karena ingin tertawa.Aksa tetap tidak merespon ucapan Alina, membuat wanita itu kembali bicara, “Cemburu boleh, tapi harusnya kamu jangan marah-marah begitu.”Aksa akhirnya menoleh ke Alina, lalu membalas, “Siapa yang cemburu? Jangan besar kepala!”Alina ikut menoleh karena akhirnya Aksa bereaksi.“Itu tadi, kalau bukan cemburu apa namanya? Masa orang marah tanpa alasan?”“Bukankah sudah kubilang? Kamu harus menjaga martabat suami. Sikapmu itu seolah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Permintaan Maaf Mertua

    Di rumah sakit. Daniel masih menemani Jia yang terbaring lemah. Dokter mengatakan jika tidak ada kerusakan fatal di organ dalam, sehingga Jia hanya butuh perawatan biasa sampai kondisinya benar-benar pulih.“Kamu membutuhkan sesuatu?” tanya Daniel.Jia menggeleng.Daniel sabar menemani Jia karena kondisi Jia yang masih lemas. Terdengar suara ketukan pintu kamar. Daniel menoleh dan melihat pintu kamar terbuka. Kedua orang tua Edwin ternyata datang untuk melihat kondisi Jia.Daniel segera berdiri lalu sedikit membungkuk ke arah mertua Jia, sedangkan Jia masih terbaring lemah dan hanya bisa menatap dua orang itu.“Saya keluar dulu,” ucap Daniel agar Jia dan kedua orang tua Edwin bisa bicara.Kedua orang tua Edwin mengangguk. Mereka tak menyangka jika Daniel sangat sopan, padahal sebelumnya mereka sudah menuduh jika Daniel selingkuhan Jia.“Bagaimana kondisimu?” tanya ibu Edwin setelah Daniel keluar dari ruangan itu.“Tidak baik,” jawab Jia lirih.Kedua orang tua itu saling pandang, lal

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Pakai Guna-guna?

    Bams menatap Naya yang hanya diam. Dia tersenyum getir, Bams yakin kalau Naya akan mundur setelah mendengar ceritanya. Inilah alasan kenapa Bams tidak pernah mau dekat dengan wanita, dia takut jika ditolak karena masa lalu dan asal usulnya yang buruk.“Sudah tahu aku hasil anak apa, hidup dan besar di mana, lalu bagaimana kejamnya aku, kan? Jika mau mundur, mundur saja.” Bams tersenyum getir lalu memalingkan muka dari Naya.Naya melihat tatapan kecewa dari mata Bams. Ya, meski dia syok, tetapi bukan berarti dia akan langsung menilai Bams buruk juga. Mungkin Naya hanya butuh memikirkan dengan matang, mempertimbangkan dengan pemikiran dingin, lalu melihat kebaikan Bams yang sekarang. Bukankah begitu?“Tidak apa, aku terima.” Bams mengusap kedua pahanya, lalu berdiri untuk kembali ke kamar. Lagi pula, untuk apa menunggu, dia sudah tahu jawabannya.Naya terkejut Bams mau pergi. Dia langsung menahan pergelangan tangan Bams.“Dih, kenapa main pergi saja?” tanya Naya seraya menatap pada Bams

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Masa Lalu Bams

    Sembilan tahun lalu. “Dasar jalang sialan. Kamu bilang mau memberiku perawan, ternyata mana?” Seorang pria berbadan besar menampar wanita paruh baya hingga tersungkur di lantai. “Ta-tapi dia bilang kalau belum pernah melakukannya.” Wanita itu mencoba menjelaskan, tetapi tamparan kembali dilayangkan secara bertubi-tubi. “Sialan! Kamu hanya mencoba menipuku! Kembalikan uangku!” perintah pria itu seraya menjambak rambut wanita paruh baya itu. Saat itu, Bams yang berumur dua puluhan tahun, melihat wanita tadi dianiaya. Dia melempar barang belanjaan yang dibawanya, lantas menghampiri untuk menolong wanita yang tak lain ibunya. “Berhenti memukuli ibuku!” teriak Bams seraya menghalau tangan pria tadi memukul sang ibu. Pria itu geram karena ada yang menahannya. Dia menghempaskan tubuh Bams hingga tersungkur di lantai. “Tidak usah ikut campur, kecuali kamu mau mengganti uangku. Atau, kamu mau jadi gigolo lalu uangnya untuk mengganti uang yang sudah wanita ini ambil!” Pria itu tersenyum

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Yakin atau Tidak

    Naya menuang segelas air putih, lalu menyodorkannya ke Bams.“Minum obatmu, lalu istirahat. Tidak usah memikirkan hal lainnya, lagi pula penjahatnya sudah ditangkap,” ucap Naya masih menyodorkan segelas air putih dan obat yang harus diminum Bams.Bams tak segera mengambil gelas dan obat itu. Dia malah terus memandangi wajah Naya seraya tersenyum kecil.“Apa? Kenapa menatapku seperti itu? Ini obatnya. Naya mendekatkan gelas dan obat itu agar Bams segera menerimanya.“Nay, kamu serius menyukaiku?” tanya Bams masih seperti mimpi.Naya menghela napas Bams kembali membahas itu.“Tidak, aku berkata seperti itu agar kamu cepat sembuh saja,” elak Naya.Ekspresi wajah Bams berubah. Dia mengambil obat dan segelas air putih dari tangan Naya, lantas meminum obat itu dalam sekali tenggak.Naya menahan senyum melihat Bams kesal. Pria matang ini sangat lucu ketika sedang kesal.“Aku menyukaimu, tapi jika kamu juga benar-benar menyukaiku,” ucap Naya setelah Bams selesai minum.Bams diam menatap pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menerima Hukuman

    Daniel baru saja mengakhiri panggilan saat melihat Jia menggerakkan kelopak mata.“Kamu bisa mendengarku?” tanya Daniel sedikit membungkuk seraya memperhatikan kelopak mata Jia yang hendak terbuka.Daniel memperhatikan Jia yang mengangguk-angguk. Dia lega karena Jia merespon ucapannya.Daniel sabar menunggu sampai Jia benar-benar sadar karena tahu jika pengaruh obat bius pasti tidak cepat hilang.Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Jia membuka mata dengan sempurna. Daniel masih duduk sambil terus memperhatikan Jia.“Mau kupanggilkan dokter?” tanya Daniel.Daniel melihat Jia menggeleng pelan.“Di mana Anya dan Papa?” tanya Jia dengan suara lemah. Perlahan dia menoleh pada Daniel.“Mereka aman. Sekarang berada di apartemen pamanku,” jawab Daniel agar Jia lega.Jia bernapas lega.Daniel menatap Jia, dalam kondisi seperti ini pun Jia masih memikirkan orang lain.“Bagaimana dengan Edwin?” tanya Jia. Dia cemas dan takut jika Edwin masih berkeliaran lalu membahayakan ayah dan putrinya.“Ka

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Suka atau Suka?

    Daniel dan yang lain mengikuti Jia yang dipindah ke ruang inap. Demi mengamankan Jia, Aksa meminta bantuan dari perusahaan pengawalan untuk menjaga kamar Jia.“Paman bilang kalau Pak Alex dan Anya untuk sementara dibawa ke apartemennya,” kata Daniel setelah membaca pesan dari Restu.“Anya pasti sangat syok melihat semua kejadian ini,” ujar Alina.“Untungnya dia bisa kabur saat mau ditangkap, jadi aku juga tahu kalau Jia diculik suami bajingannya itu.” Daniel begitu emosi saat ingat Edwin yang berusaha mencekik Jia padahal kondisinya begitu lemas.“Kami akan melihat kondisi Anya, kamu tidak apa-apa ditinggal sendiri, kan?” tanya Alina.“Di luar sudah ada pengawalan, jadi kamu tidak perlau khawatir,” imbuh Aksa.Daniel mengangguk-angguk. Dia lalu menatap Jia yang tidak sadarkan diri karena pengaruh obat bius.Alina dan Aksa saling pandang. Mereka merasa ada sesuatu dari sikap Daniel.Di luar. Bams menolak untuk rawat inap, sehingga hanya mendapat obat jalan dan diminta kontrol satu mingg

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Saran Atasan Dingin

    Daniel ada di rumah sakit menunggu Jia mendapat perawatan dari dokter. Dia mondar-mandir di depan ruang perawatan, tidak berani masuk karena takut mengganggu pengobatan. “Dani.” Daniel menoleh saat ada yang memanggil. Dia melihat sang kakak dan kakak iparnya datang. “Kak.” Alina terlihat begitu cemas. Dia langsung mengecek tubuh sang adik. “Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Alina. “Aku baik-baik saja, Kak.” Daniel malah tersenyum melihat Alina mencemaskan dirinya. “Aku sedang mencemaskanmu, kenapa kamu malah senyum-senyum?” Alina gemas sampai memukul lengan adiknya itu. Daniel hanya tersenyum seraya mengusap lengan yang terkena timpuk. “Bagaimana kondisi Jia?” tanya Aksa. Daniel langsung mode serius ketika mendengar pertanyaan Aksa. “Dokter masih memeriksanya. Sepertinya cukup parah mengingat mobil yang membawanya terbalik di jalanan,” jawab Daniel. Alina sangat syok. Dia sampai menutup mulut. Aksa mengangguk, mereka akhirnya menunggu sampai dokter keluar dari ruang pemerik

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Baik-baik Saja

    Bams lengah karena berambisi menangkap pria itu. Saat melihat belati mengarah padanya, Bams tidak sempat menghindar sampai akhirnya ujung belati menggores lengannya.Bams memekik seraya memegangi lengan yang tergores belati, tetapi luka sekecil itu tidak akan membuatnya tumbang. Bams menendang tangan pria itu, membuat belati yang dipegang terlempar ke aspal jalanan.“Beraninya kamu menyerang, hah!” Bams mengepalkan telapak tangan, lantas menghajar pria itu.Saat itu, security area perumahan elite itu datang karena mendengar suara tembakan. Mereka mengenal Bams, sehingga langsung meringkus pria yang ditangkap Bams.“Tolong tahan pria ini selagi menunggu polisi datang,” pinta Bams.“Baik.” Security itu mengikat kedua tangan pelaku ke belakang.“Tanganmu terluka.” Security melihat jaket yang dipakai Bams sobek dan ada noda merah di sana.Bams melirik ke lengan, tetapi dia menggeleng seolah tak masalah. Dia memilih menghubungi polisi, lalu kembali ke rumah untuk melihat kondisi yang lain.

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jadi Sasaran Juga

    Bams masih menatap Naya, menunggu apa yang tidak jadi Naya ucapkan.“Kamu tadi mau bilang apa?” tanya Bams memastikan.Naya bersiap mengelak, tetapi ternyata Bams lebih dulu menengok pada ponsel yang berdering.“Halo.” Bams menjawab panggilan dari anak buahnya yang berjaga di luar.“Ada mobil yang parkir di dekat rumah, mobil itu tampak mencurigakan karena seperti ada aktivitas di dalam,” ujar anak buah Bams dari seberang panggilan.Tatapan mata Bams menajam mendengar laporan anak buahnya. “Jangan bertindak gegabah. Aku akan mengeceknya langsung,” perintah Bams.Naya masih memperhatikan Bams, sebelum akhirnya pria itu mengakhiri panggilan.“Ada apa?” tanya Naya saat melihat ekspresi dingin di wajah Bams.“Tetaplah di dalam bersama Arlo, kunci pintu dan beritahu semua pelayan untuk tak keluar lebih dulu, jangan buka pintu jika bukan aku yang mengetuk!” perintah Bams.Naya langsung bisa menebak apa yang terjadi. Dia lantas mengangguk. Seumur hidup, baru kali ini Naya merasakan keteganga

DMCA.com Protection Status