Share

Pertemuan CEO Mandul dengan Anak Kembarnya
Pertemuan CEO Mandul dengan Anak Kembarnya
Penulis: Veera Reina

Bab 1

Hotel Mulia, kamar nomor 1805.

Angin malam berembus pelan. Bulan sabit tampak terang di langit.

"Kak, aku hamil. Kalau ayah tahu, dia pasti akan memukulku sampai mati. Aku sangat takut."

Hellen menarik napas sambil menatap adiknya, Bianca Aliendra, dengan ekspresi kaget.

Bianca tidak memiliki pacar. Bagaimana dia bisa hamil?

Hellen berpura-pura tenang. Dia mengambil gelas anggur dari tangan Bianca, lalu berkata dengan nada tegas, "Kamu hamil, kamu nggak boleh minum anggur!"

"Aku hamil di luar nikah. Kalau ayah tahu, dia akan memukulku sampai mati. Biarkan aku minum sampai mati."

Hellen mengerutkan keningnya. "Jangan minum lagi."

"Nggak, aku mau minum. Sayang sekali kalau menyia-nyiakan anggur yang begitu enak."

Setelah melihat sikap Bianca, Hellen segera mengambil anggur tersebut, lalu meminumnya dalam sekali teguk.

"Katakan padaku, anak siapa yang ada di dalam perutmu?"

Bianca melihat ke gelas anggur yang kosong sambil berkata dengan ekspresi mabuk, "Kak, apa pendapatmu tentang Pak Marco dari Perusahaan Cendana?"

Jantung Hellen berdetak kencang.

"Bianca, kamu bercanda, 'kan? Pak Marco dari Perusahaan Cendana sudah berusia 60 tahun."

"Kak, Pak Marco sangat hebat. Dia adalah bos dari perusahaan terdaftar. Meskipun usianya 60 tahun, dia telah menghabiskan banyak uang untuk memulihkan tubuhnya. Dia makan torpedo banteng dan tanduk rusa setiap hari. Tubuhnya sangat kuat. Kemampuannya di ranjang sama seperti anak muda."

Hellen berkata dengan kesal, "Bianca, kamu gila, ya? Nggak peduli berapa banyak dia memulihkan tubuhnya, dia nggak bisa menjadi muda lagi!"

"Kak, kamu belum mencobanya, bagaimana kamu tahu?"

Mata Bianca tiba-tiba menjadi dingin seperti mata ular, hingga membuat hati Hellen berdegap kencang.

Seketika, Hellen langsung menyadari ada yang tidak beres.

Tiba-tiba dia merasa pusing. Anggota tubuhnya pun menjadi lemas. Namun, dia merasa jantungnya malah berdetak kencang.

Hellen meminum sesuatu yang tidak boleh dia minum!

"Bianca, obat apa yang kamu masukkan ke dalam anggur ini?"

"Kak, kamu pintar sekali. Kamu langsung menyadarinya. Tapi, jangan panik. Itu adalah obat yang akan membuat kamu dan Pak Marco bahagia."

Bianca tertawa sambil menutup mulutnya. Dahi Hellen mulai bercucuran keringat dan kesadarannya mulai kabur.

Hellen berusaha untuk menahan dirinya. Tatapan matanya tampak sangat dingin.

"Kenapa kamu menjebakku?"

Bianca berkata dengan ekspresi polos, "Kak, bukankah kamu ingin tahu siapa anak dalam perutku? Aku beri tahu, anak ini milik Kak Hendry."

Mata Hellen menegang. Hendry adalah tunangan Hellen.

Mereka bahkan berselingkuh!

Hellen kaget dan marah. Namun, dia masih menahan amarah di hatinya.

Hellen memandang Bianca yang bangga, lalu berkata sambil tersenyum sinis, "Kamu menyukai Hendry. Aku akan memberikannya padamu. Lagi pula, aku membuang banyak sampah setiap hari. Aku nggak masalah mencampakkannya!"

Hellen ingin berjalan pergi, tetapi Bianca malah menghalangi jalannya dan berkata tanpa malu, "Kak, aku merampas tunanganmu. Aku merasa sangat bersalah. Aku ingin mengembalikan seorang pria padamu. Pak Marco akan segera datang."

"Kalau kamu menginginkan Hendry, aku nggak akan merebutnya darimu. Bagaimanapun, dia hanyalah sampah."

Hellen tersenyum dengan ekspresi sinis sambil menyipitkan matanya. Kemudian, dia berkata dengan acuh tak acuh dan sombong, "Kamu nggak perlu repot-repot menjebakku."

"Kak, Kak Hendry memilihku karena aku lebih cantik, lebih seksi dan lebih baik darimu. Tapi, bagaimanapun juga, kamu dan Kak Hendry telah bertunangan. Aku nggak ingin disalahkan karena menjadi selingkuhan. Aku nggak ada pilihan selain membiarkan kamu disalahkan."

Hellen mengerutkan keningnya dan berteriak dengan marah, "Bianca, di mana hati nuranimu? Aku adalah kakakmu!"

Bianca menunjukkan ekspresi licik, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Kakakku tersayang, apa kamu lupa? Kita nggak dilahirkan dari ibu yang sama. Kamu nggak bisa mengalahkan aku, sama seperti ibumu nggak bisa mengalahkan ibuku."

Pada saat ini, Hellen baru menyadari bahwa adiknya hanya berpura-pura berperilaku baik dan patuh.

Awalnya, Hellen tidak mau memedulikan Bianca. Namun, Bianca selalu berpura-pura menyedihkan dan bersikap baik padanya. Bianca mengatakan dia ingin meminta maaf untuk ibunya.

Ternyata semua itu palsu.

Bianca ... ingin menghancurkan hidupnya!

"Plak!"

Hellen melangkah maju dan menampar Bianca.

"Kamu nggak berhak menyebut ibuku."

Mata Hellen tampak sangat kesal. Suaranya menjadi serak dan dipenuhi niat membunuh yang kuat.

Bianca menerima tamparan, tetapi dia bukannya tidak senang. Bianca malah tampak sangat menikmatinya.

"Aku menggandakan dosis obatnya, tapi kamu masih punya kekuatan untuk memukulku. Tapi, itu sangat bagus. Kalau nggak, apa gunanya meniduri wanita pingsan?"

Hellen melangkah maju. Dia ingin mencekik Bianca sampai mati, tetapi dia malah didorong oleh Bianca hingga terjatuh.

"Mau mencekikku sampai mati? Huh, obat ini bahkan bisa membius seekor gajah, jadi jangan sia-siakan usahamu. Nikmatilah bau badan orang tua itu. Haha."

Hellen mengerutkan keningnya. Naluri Hellen menyuruhnya untuk melarikan diri, tetapi efek obatnya bereaksi dengan sangat cepat.

Dalam sekejap, dia merasa dunia seakan berputar. Hellen terjatuh ke lantai. Saat ini, pandangannya menjadi semakin kabur ....

Saat dia linglung, dia merasa Bianca pergi dan lampu dimatikan.

Hellen merasakan kegelapan tak berujung di sekelilingnya. Hellen merasakan napasnya menjadi terengah-engah.

Tiba-tiba, pintu didobrak hingga terbuka.

Bayangan hitam muncul. Hellen sangat takut hingga terus terengah-engah.

Hellen tidak tahu betapa menggoda napasnya yang terengah-engah terhadap pria yang tiba-tiba muncul itu.

Pria itu langsung menekan tubuh Hellen. Kemudian, aroma hormon pria langsung mengelilingi Hellen.

Hellen merasakan tekanan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Hellen menutup matanya. Hatinya merasa sangat panik. Dia secara naluriah meronta dengan sekuat tenaga.

Jari-jari pria itu yang dingin mencubit dagu Hellen, lalu mengangkat dagunya dengan dominan. Dia memaksa Hellen untuk menatapnya.

Ruangan itu sangat gelap. Hanya terlihat seberkas sinar bulan yang bersinar. Dalam pandangannya yang kabur, Hellen malah melihat sepasang mata yang membuatnya tertegun.

Sepasang mata sipit itu seakan dapat membuat orang tenggelam dalam dunianya.

Sepertinya ... dia bukan orang tua itu?

Perbedaan kekuatan keduanya terlalu besar, pakaian Hellen dilepas hingga memperlihatkan bahunya yang indah dan halus. Hellen hanya bisa membiarkan pria itu melihat kecantikannya.

Keesokan harinya.

Saat matahari siang masuk melalui jendela, Hellen terbangun.

Pria itu sudah pergi.

Hanya tersisa sebuah plakat giok dengan ukiran kepala serigala di tangan Hellen.

Hellen melihat bercak merah yang menusuk mata di seprai.

Hellen tanpa sadar mengepalkan plakat giok kepala serigala di tangannya.

Tadi malam, sepertinya mata itu bukan mata pria tua.

Saat Hellen berusaha keras untuk mengingat kejadian tadi malam, dia mendengar suara ketukan cepat di pintu.

Hellen buru-buru mengenakan pakaiannya dan memasukkan plakat giok itu ke dalam sakunya.

Saat dia membuka pintu, Hellen melihat dua polisi berseragam berkata dengan serius, "Apa kamu Hellen?"

"Ya."

Polisi itu menunjukkan identitasnya dan berkata kepada Hellen dengan tegas, "Pak Marco dari Perusahaan Cendana menderita serangan jantung dalam perjalanan pulang pagi ini. Dia meninggal setelah gagal diselamatkan. Seseorang melaporkan ke kantor polisi bahwa kamu dan Pak Marco bersama tadi malam. Kamu membujuk Pak Marco meminum obat perangsang nafsu dalam jumlah banyak. Sekarang, silakan ikut bersama kami untuk menjalani penyelidikan."

Semalam, orang yang bersama Hellen benar-benar seorang pria tua!

Mungkinkah obat tersebut benar-benar ampuh hingga Hellen menimbulkan halusinasi?

Hellen menekan amarah di hatinya.

Sekarang, hal yang lebih mengerikan adalah pria tua itu sudah mati?

Alis Hellen berkerut dengan erat.

Tadi malam, Bianca tidak hanya menjebaknya. Sekarang, dia malah lapor polisi. Bianca benar-benar kejam!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status