Share

Bab 9

Panggilan ayah seperti guntur yang langsung mengejutkan semua orang yang hadir!

Sebelumnya, Hans mengira anak ini hanya akan berpura-pura terjatuh. Tampaknya dia telah meremehkan kemampuan anak ini.

Terjatuh bukan untuk menimbulkan masalah. Panggilan ayah ini yang ingin menipunya!

Saat Brian mendengarkan kata-kata Brandon, wajahnya tidak terkejut seperti orang lain. Dia terlihat sangat tenang.

Dia melepas kacamata hitamnya dengan gagah. Matanya yang gelap itu tampak sangat dingin.

Dia memandang Brandon, lalu berkata dengan tenang dan tegas, "Brandon, apa kamu yakin?"

Brandon menolak melepaskan tangan Hans. Kemudian, dia berkata dengan sedikit keras kepala, "Kak, aku yakin dia adalah ayah kita."

Dengan temperamen Brandon yang ceria, orang-orang tidak memikirkan hubungannya dengan Hans. Namun, dari segi penampilan dan temperamen, anak kecil yang melepas kacamata hitamnya ini sama persis dengan bos mereka. Dia terlihat seperti Hans dengan tubuh mungil.

Semua orang tampak sangat terkejut. Astaga! Bos punya anak haram. Selain itu, dia punya dua putra!

Pada saat ini, Erik juga terkejut. Namun, bosnya menatapnya dengan tatapan tajam.

Erik segera menenangkan emosinya, lalu berteriak dengan sekuat tenaga, "Kalian akan terlambat, kenapa kalian masih bergosip di sini! Cepat masuk!"

Pada saat ini, para penonton baru menyadari mereka akan terlambat. Mereka mulai melarikan diri dengan putus asa.

Bagaimanapun, terlambat di depan bos adalah hal yang sangat menakutkan.

Orang-orang yang bergosip telah melarikan diri. Hans sepertinya tidak berniat memedulikan Brian dan Brandon. Dia berjalan menuju pintu perusahaan dengan kakinya yang jenjang.

Namun detik berikutnya, Brandon memeluk kaki Hans dengan erat.

Brandon berkata dengan sedih, "Ayah, kenapa kamu nggak mengakui kami? Kami adalah putramu."

Dia hanya memiliki seorang putri yang berharga.

Dari mana asal kedua ... monyet ini?

Hans memandangi bocah yang tergantung di kakinya, lalu dia berkata dengan ekspresi dingin dan arogan, "Ingin menipuku? Cepat telepon Departemen Hukum!"

Respons Hans yang dingin itu tidak memadamkan semangat Brandon.

Brandon masih memeluk kaki Hans dengan erat, lalu dia berkata dengan penuh kasih sayang, "Ayah, ibuku adalah Hellen."

Brandon memperkenalkan ibunya. Dia merasa setelah mengingatkan ayahnya siapa ibunya, ayahnya pasti bisa mengingatnya. Namun, dia tidak menyangka ayahnya akan tetap berkata dengan dingin, "Aku nggak kenal orang yang kamu bicarakan. Kamu salah orang."

Brandon masih tidak ingin melepaskan Hans. Namun, dia dihentikan oleh Brian.

"Brandon, lepaskan dia. Kalau dia nggak mau mengakui kita, lupakan saja. Kita nggak butuh ayah bajingan seperti dia."

Hans tidak mengakui mereka. Brandon merasa sangat sedih, tetapi Brian tidak merasa sedih sama sekali. Dia malah tampak marah.

Ada pepatah di kalangan investasi di belahan barat yang berbunyi, "Kalau Dewa Rezeki marah, dia akan menghancurkan dunia."

Meski usia Brian baru enam tahun, saat dia marah, kemarahannya itu seperti pusat badai.

Rendahnya tekanan udara yang menyertainya membuat orang-orang merasa tertekan.

Mata Hans tertuju pada Brian. Anak ini memang mirip dengannya, tetapi Alicia adalah sebuah kejutan baginya. Hans tidak mungkin mendapatkan banyak kejutan!

Hans mengambil langkah. Dia berjalan masuk ke Perusahaan Handoko tanpa ragu-ragu.

Brian yang berdiri di belakangnya itu mengangkat kepalanya dengan perlahan. Saat ini, ekspresinya tajam seperti pedang dengan aura dingin yang sangat jelas.

"Kak, dia adalah ayah. Kamu harus percaya padaku, aku nggak akan salah melihat garis tangan seseorang."

Brandon merasa sangat sedih. Ayahnya menolak mengakui bahwa dia mengenal ibunya.

Namun, Brandon melihat garis tangannya. Hans adalah ayah mereka. Brandon tidak mungkin salah.

Brian memeluk adiknya dan menghiburnya dengan suara yang dalam, "Brandon, aku percaya padamu. Kamu nggak pernah salah meramal, kali ini juga sama."

Saat Brandon mendengar bahwa kakaknya memercayainya, dia menahan air matanya yang hampir mengalir turun.

"Kak, apa yang harus kita lakukan kalau ayah kita mengakui kita?"

"Jangan khawatir, aku nggak akan melepaskannya begitu saja!"

Setelah mendengarnya, Brandon menyeka air mata di wajahnya dengan tangan kecilnya yang gemuk, lalu berkata dengan galak, "Kak, ayah bajingan ini terlalu menjengkelkan, kita nggak boleh melepaskannya."

Di Perusahaan Handoko.

Melihat Hans datang, semua orang tidak berani bergosip lagi.

"Bos, kemarin saham Perusahaan Cendana tiba-tiba merosot. Tadi malam, bahkan mencapai batas terendah. Tapi, hari ini telah pulih kembali. Tampaknya operator di balik layar telah melepaskan Perusahaan Cendana. Menurut legenda di kalangan investasi belahan barat, satu-satunya orang yang memiliki kemampuan seperti itu adalah Dewa Rezeki, raksasa keuangan yang mendominasi."

"Dewa Rezeki mengulurkan tangannya ke Negara Anira. Selidiki dia."

Hans sudah lama ingin bertemu dengan Dewa Rezeki. Namun, Hans tidak menyangka dia akan datang ke negara Anira.

Alis Hans sedikit terangkat, matanya berbinar dan auranya membuat orang ketakutan!

"Ya, aku akan mengatur seseorang untuk segera memeriksanya. Anak perusahaan juga telah mengirimkan informasi tentang Proyek Winana. Silakan lihat."

Erik membuka informasi di komputer, kemudian Hans membacanya dengan cermat.

Proyek Winana adalah salah satu proyek utama Perusahaan Handoko tahun ini.

Tiba-tiba, layar komputer menjadi hitam.

Erik tertegun sejenak, lalu dia segera mengklik mouse dan mencoba menyalakan komputernya. Namun, komputernya tidak menyala sama sekali.

Erik segera menghubungi departemen internal grup.

"Minta Surya dari Departemen IT untuk segera pergi ke Kantor Direktur."

Mengenai komputer yang tiba-tiba rusak, ekspresi Hans tampak dingin dan tidak sabar.

"Erik, lain kali jangan buang waktuku!"

Erik meminta maaf dengan panik, "Bos, aku minta maaf. Aku berjanji nggak akan ada lain kali."

Saat Erik meminta maaf, layarnya tiba-tiba menyala. Tepat ketika Erik hendak bernapas lega, dia melihat sederet karakter hijau tiba-tiba muncul di layar.

"Ayah bajingan nggak bertanggung jawab!"

Ekspresi Hans menjadi semakin masam.

Siapa yang melakukannya?

Pada saat ini, Surya dari Departemen IT bergegas kemari. Benar saja, hal yang sama juga terjadi pada komputer Hans.

"Ada apa ini?"

Suara Hans sangat rendah dengan nada marah!

Surya berkata dengan tubuh gemetar, "Bos, maafkan aku. Semua komputer di perusahaan kita telah terinfeksi virus. Baris teks ini muncul di semua layar komputer perusahaan."

Komputer diretas?

Hans mengangkat kepalanya dan menatap Surya. Matanya yang gelap itu berkilat dengan cahaya yang menyeramkan.

Surya adalah master kelima dalam daftar hacker global. Hans menghabiskan banyak uang untuk mempekerjakan Surya untuk bertanggung jawab atas keamanan jaringan perusahaan.

Sejak Surya bekerja, sistem Perusahaan Handoko tidak mengalami masalah apa pun. Namun, kali ini ada orang lain yang berhasil meretasnya.

Hans mengerutkan kening. Kemudian, dia berkata dengan marah, "Berapa lama kamu bisa menyelesaikannya?"

Surya menunduk dan berkata dengan hormat, "Bos, aku akan menyelesaikannya secepat mungkin."

Setengah jam telah berlalu, setiap komputer di Perusahaan Handoko masih bergulir dengan karakter hijau besar.

"Ayah bajingan nggak bertanggung jawab!"

Komputer seluruh perusahaan hancur. Semua orang melihat layar komputer yang menunjukkan barisan karakter hijau.

Konyol sekali!

"Apakah belum selesai?"

Mata Hans berbinar-binar, tatapan matanya itu seakan dapat menggetarkan jiwa. Saat ini, nada suaranya menjadi lebih dingin.

Surya menyeka keringat di dahinya dan berkata dengan nada meminta maaf, "Bos, maaf, virus ini terlalu kuat!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status