Brandon menunduk. Bulu matanya yang lentik sedikit bergetar. Ekspresinya tampak sedikit kecewa."Baiklah, Kak. Aku mengerti, kita nggak jadi pergi."Brian melihat penampilan Brandon yang kecewa. Dia merasa sedikit sedih.Brandon menggigit sudut bibirnya, lalu berjalan ke arah Alicia dan berkata, "Kami nggak mau pergi ke rumahmu. Rumahmu nggak asyik, kami nggak mau pergi."Brandon berbicara dengan sedikit arogan. Saat Alicia mendengar bahwa kakaknya tidak ingin pergi, dia menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya. Dia mengumpulkan begitu banyak keberanian, tetapi kakaknya tetap tidak mau pergi ke rumahnya.Kakaknya tidak ingin berteman baik dengannya.Sepasang matanya yang bulat itu langsung berlinang air mata, seolah-olah akan jatuh dengan cepat."Kita pergi."Brian benar-benar tidak berdaya.Saat Brian bilang dia tidak mau pergi, satunya merasa sedih dan yang lain hampir menangis.Memiliki adik laki-laki sudah cukup membuat Brian pusing. Sekarang, dia memiliki adik tiri yang
"Sayangku, apakah kamu bahagia hari ini?"Saat ini, Sandra memperhatikan Brian dan Brandon yang mengikuti Alicia."Apakah kalian yang melindungi cucuku?"Alicia turun dari pelukan Sandra dan menulis di papan gambar."Aku mengundang kakak untuk bermain di rumah kita."Mendengar ini, Sandra membungkuk untuk memandang Brian dan Brandon, lalu berkata sambil tersenyum, "Bagus sekali. Ayo pergi, dua adik tampan."Sandra memiliki temperamen yang sangat baik dan lembut.Brandon diam-diam berkata kepada Brian, "Kak, ini nenek kita. Nenek cantik sekali."Ekspresi Brian tampak masam. Kemudian, dia berkata dengan tenang, "Kita nggak ada hubungannya dengan Keluarga Handoko."Brandon segera menutup mulut dengan tangannya, kemudian dia mengangguk dengan penuh semangat.Benar, ayah bajingan mereka tidak mengakui mereka. Jadi, mereka tidak memiliki hubungan dengan Keluarga Handoko.Sandra bukanlah nenek mereka. Dia hanyalah seorang nenek yang cantik.Sandra yang duduk di kursi penumpang itu, diam-diam
Hotel Mulia, kamar nomor 1805.Angin malam berembus pelan. Bulan sabit tampak terang di langit."Kak, aku hamil. Kalau ayah tahu, dia pasti akan memukulku sampai mati. Aku sangat takut."Hellen menarik napas sambil menatap adiknya, Bianca Aliendra, dengan ekspresi kaget.Bianca tidak memiliki pacar. Bagaimana dia bisa hamil?Hellen berpura-pura tenang. Dia mengambil gelas anggur dari tangan Bianca, lalu berkata dengan nada tegas, "Kamu hamil, kamu nggak boleh minum anggur!""Aku hamil di luar nikah. Kalau ayah tahu, dia akan memukulku sampai mati. Biarkan aku minum sampai mati."Hellen mengerutkan keningnya. "Jangan minum lagi.""Nggak, aku mau minum. Sayang sekali kalau menyia-nyiakan anggur yang begitu enak."Setelah melihat sikap Bianca, Hellen segera mengambil anggur tersebut, lalu meminumnya dalam sekali teguk."Katakan padaku, anak siapa yang ada di dalam perutmu?"Bianca melihat ke gelas anggur yang kosong sambil berkata dengan ekspresi mabuk, "Kak, apa pendapatmu tentang Pak Ma
Di kantor polisi, Hellen menceritakan apa yang terjadi, termasuk Bianca yang membiusnya.Setelah penyelidikan selesai, polisi mengizinkan Hellen pergi. Mereka akan menyelidiki masalah tersebut lebih lanjut.Saat Hellen keluar dari kantor polisi, dia langsung dikelilingi oleh sejumlah wartawan hingga dia tidak bisa melarikan diri."Nona Hellen, kamu akan menikah dengan Pak Hendry, putra kedua dari Perusahaan Candrika. Kenapa kamu malah memesan kamar dengan Pak Marco?""Nona Hellen, Pak Marco mati karena serangan jantung. Rumor mengatakan bahwa kamu memberinya obat perangsang nafsu. Nona Hellen, karena kamu begitu bergairah, kenapa kamu mencari pria yang berusia 60 tahun? Apakah kamu memiliki hobi khusus?"Pertanyaan para wartawan menjadi lebih tajam dari sebelumnya. Hellen merasa wajahnya seakan ditampar oleh seseorang.Hellen tidak menjawab. Dia tahu bahwa Bianca yang mengatur orang-orang ini.Tujuan Bianca adalah untuk mempermalukan Hellen. Hellen tidak menjelaskan. Dia hanya ingin me
"Di mana kedua putraku?""Di kantor Dokter Deon."Saat Hellen mendengarnya, dia langsung merasa putus asa. Kenapa kedua bocah nakal ini pergi ke kantor Deon lagi?Asisten itu memandang bosnya. Di usianya yang masih muda, Hellen telah menjadi anak didik Deon Ibrahim yang sangat terkenal.Hellen juga terkenal di bidang medis. Dia selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sempurna. Hanya saja, Hellen selalu harus disalahkan karena dua putranya yang imut.Namun, kedua putranya itu juga sangat luar biasa.Jaringan pelindung laboratorium mereka dibuat oleh Perusahaan Nein, perusahaan jaringan keamanan terkemuka di dunia. Perusahaan itu telah meluncurkan sistem baru yang dikatakan sebagai sistem keamanan yang tidak dapat dirusak oleh siapa pun.Setiap kali mereka meretas, laboratorium tersebut harus menghabiskan banyak uang untuk meningkatkan sistem mereka.Kali ini, Deon menghabiskan banyak uang untuk membeli sistem keamanan Perusahaan Nein. Katanya sistem itu tidak akan diretas dengan mudah.
Hellen mengangkat kepalanya dengan heran dan menatap pria di depannya. Pria itu seperti seorang raja yang mulia.Mata pria itu menatap wajah Hellen dengan ekspresi sedikit merendahkan.Setelah mengambil ponselnya, pengawal yang mengikutinya segera menyerahkan tisu. Hans menyeka ponsel yang baru saja disentuh oleh Hellen dengan teliti.Apakah dia merasa jijik pada Hellen?Hellen merasa sangat terpukul.Hans mengambil ponselnya, lalu berkata dengan tegas, "Kalian bahkan nggak bisa menjaga seorang anak kecil, dasar pecundang!"Barusan, ponselnya terjatuh. Namun, setelah sekian lama, pihak lain masih tidak berani menutup teleponnya. Orang ini bukanlah orang biasa!Pecundang? Apa Hans menghina Hellen?Aura kuat pria itu membuat Hellen merasa bahwa pecundang yang dia katakan juga termasuk dirinya.Hans menatapnya dengan dingin, lalu dia menoleh ke asistennya dan berkata, "Batalkan perjalanan ke luar negeri."Kemudian, pria itu pergi bersama para rombongannya. Dia bahkan tidak memandang Helle
Brian dan Brandon memandang ibu mereka yang menggendong gadis kecil tak dikenal itu. Hellen merasa bahagia hingga hampir menitikkan air matanya. Keduanya merentangkan tangan mereka dengan tidak berdaya.Hellen memiliki dua putra yang tampan. Namun, mereka tidak pernah melihat ibunya tersipu dengan penampilan mereka.Namun, Hellen malah tersipu pada putri orang lain.Selera Hellen buruk sekali!Hellen menahan gagasan untuk membawa pulang gadis kecil itu. Kemudian, dia bertanya dengan lembut, "Nik, di mana rumahmu?"Gadis kecil itu masih menggelengkan kepalanya. Kemudian, Hellen bertanya lagi."Nik, apa kamu ingat nomor telepon keluargamu?"Gadis kecil itu tidak berbicara. Namun, dia malah memeluk Hellen dengan semakin erat.Sepertinya gadis itu tidak bisa berkomunikasi. Hal ini membuat Hellen sedikit bingung."Antar ke kantor polisi!"Brian segera mengambil keputusan. Dia menunjukkan tingkah seperti orang dewasa.Saat gadis itu mendengar bahwa dia akan dibawa ke kantor polisi, dia tiba-
Di Kediaman Handoko."Sayang, ke mana kamu pergi? Apa kamu tahu betapa cemasnya Nenek?"Sandra sangat menyayangi cucunya.Alicia mengambil pena dan kertas, lalu menulis dengan kaku. "Aku mau Ibu."Ekspresi Hans menjadi masam, kemudian dia berkata dengan nada sedingin es, "Kamu nggak punya Ibu."Alicia menangis. Dia bertanya-tanya kenapa semua orang punya ibu, tetapi dia tidak memilikinya.Sandra memeluk Alicia dengan sedih sambil menghiburnya. Sandra memandang putranya dengan jijik, kemudian berkata, "Kondisi Alicia semakin serius sekarang. Kalau dia terus seperti ini, bagaimana kalau dia benar-benar nggak bisa berbicara? Kalau nggak, biarkan ibunya Alicia datang dan merawatnya."Sandra tidak punya pilihan. Pada saat itu, wanita itu datang sambil menggendong Alicia. Dia berkata bahwa Alicia adalah cucu Sandra.Setelah tes DNA, Alicia memang keturunan Keluarga Handoko.Jadi, dia mengadopsi Alicia, lalu memberi wanita itu uang dan menyuruhnya pergi.Namun, selama enam tahun, wanita itu b