Henny sedikit terkejut. Gadis ini memiliki kemampuan observasi yang baik.Akhir-akhir ini, Henny merasa penglihatannya tidak sebaik sebelumnya. Namun, tidak ada orang di sekitarnya yang menyadarinya. Hellen sangat jeli. Dia juga memiliki keterampilan dan etika medis yang luar biasa."Keterampilan medismu memang luar biasa. Aku merasa penglihatanku menurun dalam beberapa hari terakhir.""Bu Henny, penurunan penglihatanmu bisa diatasi dengan minum obat tepat waktu. Tapi, operasi adalah cara tercepat untuk mengatasinya.""Kamu mulai lagi. Sudah aku bilang aku nggak mau dioperasi."Ekspresi Henny tiba-tiba berubah. Dia bertekad untuk tidak menjalani operasi."Baiklah, Bu Henny. Kalau kamu nggak mau dioperasi, minum obat tepat waktu, ya?"Hellen benar-benar tidak berdaya terhadap Henny. Karena usianya yang sudah tua, Henny seperti anak-anak. Dia hanya bisa membujuknya.Henny mengerutkan kening dan berkata, "Aku akan meminum obatnya tepat waktu, tapi obat ini sangat pahit."Melihat ekspresi
Hans melihat ekspresi Hellen yang marah, dia berpura-pura tenang. Namun, dia diam-diam merasa bahwa perasaan ini tidak buruk.Henny benar-benar terdiam seribu bahasa.Cucunya ini memang pantas lajang!Saat ini, Henny memperhatikan resep yang baru saja ditulis Hellen. Dia terkejut hingga matanya berbinar. Kemudian, dia berkata kaget, "Dokter Nanda, bisakah kamu menunjukkan resepmu?"Henny mengambil resepnya, lalu ekspresi terkejutnya langsung berubah menjadi ekspresi kagum."Dokter Nanda, tulisan tanganmu sangat bagus. Setiap tulisanmu sangat rapi dan bagus. Tulisanmu sangat unik dan memperlihatkan kemampuanmu yang luar biasa."Ekspresi Henny tampak sangat kagum. "Gaya tulisanmu sangat mirip dengan penulis Cyrus."Hellen memandang Henny dengan bingung dan berkata, "Bu Henny, kamu juga kenal dengan Cyrus?""Meskipun Cyrus adalah penulis yang baru muncul dalam dua tahun terakhir, tulisannya sangat bagus seperti penulis ribuan tahun lalu. Saat ini, hanya segelintir orang yang bisa menulis
Brandon menunduk. Bulu matanya yang lentik sedikit bergetar. Ekspresinya tampak sedikit kecewa."Baiklah, Kak. Aku mengerti, kita nggak jadi pergi."Brian melihat penampilan Brandon yang kecewa. Dia merasa sedikit sedih.Brandon menggigit sudut bibirnya, lalu berjalan ke arah Alicia dan berkata, "Kami nggak mau pergi ke rumahmu. Rumahmu nggak asyik, kami nggak mau pergi."Brandon berbicara dengan sedikit arogan. Saat Alicia mendengar bahwa kakaknya tidak ingin pergi, dia menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya. Dia mengumpulkan begitu banyak keberanian, tetapi kakaknya tetap tidak mau pergi ke rumahnya.Kakaknya tidak ingin berteman baik dengannya.Sepasang matanya yang bulat itu langsung berlinang air mata, seolah-olah akan jatuh dengan cepat."Kita pergi."Brian benar-benar tidak berdaya.Saat Brian bilang dia tidak mau pergi, satunya merasa sedih dan yang lain hampir menangis.Memiliki adik laki-laki sudah cukup membuat Brian pusing. Sekarang, dia memiliki adik tiri yang
"Sayangku, apakah kamu bahagia hari ini?"Saat ini, Sandra memperhatikan Brian dan Brandon yang mengikuti Alicia."Apakah kalian yang melindungi cucuku?"Alicia turun dari pelukan Sandra dan menulis di papan gambar."Aku mengundang kakak untuk bermain di rumah kita."Mendengar ini, Sandra membungkuk untuk memandang Brian dan Brandon, lalu berkata sambil tersenyum, "Bagus sekali. Ayo pergi, dua adik tampan."Sandra memiliki temperamen yang sangat baik dan lembut.Brandon diam-diam berkata kepada Brian, "Kak, ini nenek kita. Nenek cantik sekali."Ekspresi Brian tampak masam. Kemudian, dia berkata dengan tenang, "Kita nggak ada hubungannya dengan Keluarga Handoko."Brandon segera menutup mulut dengan tangannya, kemudian dia mengangguk dengan penuh semangat.Benar, ayah bajingan mereka tidak mengakui mereka. Jadi, mereka tidak memiliki hubungan dengan Keluarga Handoko.Sandra bukanlah nenek mereka. Dia hanyalah seorang nenek yang cantik.Sandra yang duduk di kursi penumpang itu, diam-diam
Hotel Mulia, kamar nomor 1805.Angin malam berembus pelan. Bulan sabit tampak terang di langit."Kak, aku hamil. Kalau ayah tahu, dia pasti akan memukulku sampai mati. Aku sangat takut."Hellen menarik napas sambil menatap adiknya, Bianca Aliendra, dengan ekspresi kaget.Bianca tidak memiliki pacar. Bagaimana dia bisa hamil?Hellen berpura-pura tenang. Dia mengambil gelas anggur dari tangan Bianca, lalu berkata dengan nada tegas, "Kamu hamil, kamu nggak boleh minum anggur!""Aku hamil di luar nikah. Kalau ayah tahu, dia akan memukulku sampai mati. Biarkan aku minum sampai mati."Hellen mengerutkan keningnya. "Jangan minum lagi.""Nggak, aku mau minum. Sayang sekali kalau menyia-nyiakan anggur yang begitu enak."Setelah melihat sikap Bianca, Hellen segera mengambil anggur tersebut, lalu meminumnya dalam sekali teguk."Katakan padaku, anak siapa yang ada di dalam perutmu?"Bianca melihat ke gelas anggur yang kosong sambil berkata dengan ekspresi mabuk, "Kak, apa pendapatmu tentang Pak Ma
Di kantor polisi, Hellen menceritakan apa yang terjadi, termasuk Bianca yang membiusnya.Setelah penyelidikan selesai, polisi mengizinkan Hellen pergi. Mereka akan menyelidiki masalah tersebut lebih lanjut.Saat Hellen keluar dari kantor polisi, dia langsung dikelilingi oleh sejumlah wartawan hingga dia tidak bisa melarikan diri."Nona Hellen, kamu akan menikah dengan Pak Hendry, putra kedua dari Perusahaan Candrika. Kenapa kamu malah memesan kamar dengan Pak Marco?""Nona Hellen, Pak Marco mati karena serangan jantung. Rumor mengatakan bahwa kamu memberinya obat perangsang nafsu. Nona Hellen, karena kamu begitu bergairah, kenapa kamu mencari pria yang berusia 60 tahun? Apakah kamu memiliki hobi khusus?"Pertanyaan para wartawan menjadi lebih tajam dari sebelumnya. Hellen merasa wajahnya seakan ditampar oleh seseorang.Hellen tidak menjawab. Dia tahu bahwa Bianca yang mengatur orang-orang ini.Tujuan Bianca adalah untuk mempermalukan Hellen. Hellen tidak menjelaskan. Dia hanya ingin me
"Di mana kedua putraku?""Di kantor Dokter Deon."Saat Hellen mendengarnya, dia langsung merasa putus asa. Kenapa kedua bocah nakal ini pergi ke kantor Deon lagi?Asisten itu memandang bosnya. Di usianya yang masih muda, Hellen telah menjadi anak didik Deon Ibrahim yang sangat terkenal.Hellen juga terkenal di bidang medis. Dia selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sempurna. Hanya saja, Hellen selalu harus disalahkan karena dua putranya yang imut.Namun, kedua putranya itu juga sangat luar biasa.Jaringan pelindung laboratorium mereka dibuat oleh Perusahaan Nein, perusahaan jaringan keamanan terkemuka di dunia. Perusahaan itu telah meluncurkan sistem baru yang dikatakan sebagai sistem keamanan yang tidak dapat dirusak oleh siapa pun.Setiap kali mereka meretas, laboratorium tersebut harus menghabiskan banyak uang untuk meningkatkan sistem mereka.Kali ini, Deon menghabiskan banyak uang untuk membeli sistem keamanan Perusahaan Nein. Katanya sistem itu tidak akan diretas dengan mudah.
Hellen mengangkat kepalanya dengan heran dan menatap pria di depannya. Pria itu seperti seorang raja yang mulia.Mata pria itu menatap wajah Hellen dengan ekspresi sedikit merendahkan.Setelah mengambil ponselnya, pengawal yang mengikutinya segera menyerahkan tisu. Hans menyeka ponsel yang baru saja disentuh oleh Hellen dengan teliti.Apakah dia merasa jijik pada Hellen?Hellen merasa sangat terpukul.Hans mengambil ponselnya, lalu berkata dengan tegas, "Kalian bahkan nggak bisa menjaga seorang anak kecil, dasar pecundang!"Barusan, ponselnya terjatuh. Namun, setelah sekian lama, pihak lain masih tidak berani menutup teleponnya. Orang ini bukanlah orang biasa!Pecundang? Apa Hans menghina Hellen?Aura kuat pria itu membuat Hellen merasa bahwa pecundang yang dia katakan juga termasuk dirinya.Hans menatapnya dengan dingin, lalu dia menoleh ke asistennya dan berkata, "Batalkan perjalanan ke luar negeri."Kemudian, pria itu pergi bersama para rombongannya. Dia bahkan tidak memandang Helle