Share

Bab 10

"Maksudmu, kamu nggak punya cara untuk mengatasi virus ini? Surya, aku bukan mempekerjakanmu untuk menjadi maskot di sini!"

Hans memandang Surya dengan nada merendahkan. Dia sedikit menyipitkan matanya dan nada suaranya terdengar semakin serak.

Surya merasakan tekanan yang sangat besar. Lalu, dia berkata dengan takut, "Bos, virus ini terlalu aneh dan kejam. Dilihat dari tekniknya, itu seharusnya dibuat oleh Sky, master peringkat kedua dalam daftar hacker global."

Master peringkat kedua dalam daftar hacker global, Sky?

"Sky adalah seorang hacker top yang tiba-tiba muncul dalam dua tahun terakhir. Nggak ada yang tahu identitas aslinya. Katanya nggak ada sistem pertahanan di dunia yang nggak bisa dia tembus."

Mereka berani meretas sistem Perusahaan Handoko. Nyalinya benar-benar besar!

Mereka melihat baris kata yang bergulir di layar, "Ayah bajingan nggak bertanggung jawab!"

Dalam benak Hans, dua anak laki-laki yang ada di pintu masuk grup tiba-tiba muncul.

Kerutan di dahi Hans semakin erat. Apakah mereka melakukannya?

Namun, dia dengan cepat menghilangkan pemikiran itu. Kedua anak itu baru berusia enam tahun.

Bagaimana dia bisa menjadi hacker top dunia, Sky?

Pasti ada seseorang di balik layar!

Sekujur tubuh Hans memancarkan aura dingin. Dia menatap Erik dengan mata dingin dan berkata, "Selidiki wanita bernama Hellen. Aku mau semua informasinya sekarang."

Erik tidak mengerti mengapa Hans tiba-tiba ingin menyelidiki wanita itu. Dia hanya berpikir nama wanita itu terdengar familier.

Setelah Erik pergi, Hans menelepon sopir Keluarga Handoko.

"Antar Nona Alicia ke Perusahaan Handoko."

"Baik, Pak Hans."

...

Vila Rembulan.

Hellen bangun dan membuka tirai. Sinar matahari tampak cerah, tetapi juga sedikit menyilaukan.

Kenapa dia bangun telat hari ini? Saat ini, sudah jam 9.30 pagi.

Hellen merenggangkan tubuhnya sambil berjalan ke bawah.

Hellen melihat sandwich dan susu di atas meja. Hari ini, kenapa sandwich agak dingin?

Brandon selalu membuatkan sandwich yang hangat.

"Brandon? Brian?"

Saat ini, Hellen baru menyadari Brian dan Brandon menghilang.

Hellen mencari ke dalam dan ke luar vila, tetapi dia tidak menemukan kedua anaknya itu.

Kali ini adalah pertama kalinya mereka datang ke Negara Anira. Ke mana mereka pergi?

Hellen dengan cepat memeriksa lokasi kedua anak itu.

Mereka berada di Perusahaan Handoko.

Hellen sedikit bingung. Apa yang dilakukan Brian dan Brandon di Perusahaan Handoko?

Hellen tidak berpikir panjang lagi. Dia buru-buru pergi ke Perusahaan Handoko.

"Halo, apakah kamu melihat kedua anak ini?"

Hellen membawa foto Brian dan Brandon, lalu bertanya kepada penjaga keamanan. Sementara saat ini, di kantor lantai 29.

"Bos, ada seorang wanita di bawah. Dia sedang mencari kedua anak itu."

Hans yang memegang ponsel dengan jari-jarinya yang kurus. Dia sedikit menyipitkan matanya.

"Bawa dia kemari."

Hellen mengikuti resepsionis ke lift, lalu naik ke lantai 29 dan tiba di kantor itu.

Resepsionis telah pergi. Setelah itu, Hellen membuka pintu sendirian.

"Maaf. Kedua putraku hilang. Resepsionis bilang mereka ada di sini."

Begitu Hellen selesai berbicara, kursi yang memunggunginya itu berbalik ke arahnya.

Saat dia melihat pria yang duduk di atasnya, Hellen langsung menahan napasnya. Bukankah dia adalah pria tampan dan kejam yang tidak punya sopan santun?

Bagaimana seorang direktur yang bermartabat peduli dengan anak hilang? Apakah resepsionis membawanya ke tempat yang salah?

Hans memandang wanita di depannya dengan mata berbinar. Saat dia mendengar suara itu, dia telah mengetahui siapa wanita itu.

Hans berpikir dia hanya wanita yang licik. Namun, dia tidak menyangka Hellen adalah orang yang menduduki peringkat kedua dalam daftar hacker global, Sky!

Hans berjalan ke arah Hellen dengan langkah lambat dan kuat. Auranya yang kuat itu membuat Hellen tidak bisa mengabaikannya.

"Awalnya, aku mengira kamu adalah wanita bodoh yang ingin menarik perhatianku, tapi aku nggak menyangka kamu memiliki keterampilan."

Hellen merasakan tekanan yang melekat pada Hans. Hellen tampak sedikit panik.

"Aku nggak tahu apa yang akan kamu katakan. Di mana kedua putraku?"

Hellen tidak lupa bahwa dia datang ke Perusahaan Handoko untuk mencari putranya.

"Dua peramal gadungan itu meretas komputer perusahaanku."

Mereka meretas komputer orang lain lagi. Hellen terdiam seribu bahasa. Tidak perlu ditanyakan orang yang meretas komputer mereka adalah putra sulungnya.

Brian, kenapa kamu menyinggung perasaan pria kejam ini?

"Di mana anakku? Lalu ... kenapa kamu menyebut anakku peramal gadungan?"

Sebagai seorang ibu, Hellen tidak akan membiarkan siapa pun memarahi anaknya.

Bahkan pria yang kejam ini pun tidak boleh memarahi anaknya!

Hans memandangi ekspresi marah wanita di depannya itu. Hans mendekatinya, lalu mencondongkan tubuh ke telinga Hellen dan berkata dengan suara ambigu, "Peramal gadungan itu meramal aku membutuhkan dia. Dia adalah anakku."

Hellen terdiam seribu bahasa.

Hans membutuhkan dia? Dia adalah anaknya.

Hans sedikit mengangkat dagu Hellen dan berkata dengan suara pelan, "Tapi, aku nggak ingat kapan aku memiliki dua putra."

Setelah Hans selesai berbicara, dia langsung memeluk pinggang Hellen. Kemudian, Hans mendorongnya ke dinding, menarik kaki kanannya ke atas, melingkarkan di pinggangnya dan berkata dengan nakal, "Sepertinya kamu perlu membantuku mengingat kenapa aku memiliki dua putra, Hellen."

Benturan keras di punggungnya membuat Hellen langsung tersadar dari lamunannya.

Hellen langsung terkejut. Bagaimana pria kejam ini bisa mengetahui namanya?

Selain itu, putranya tidak ada hubungannya dengan Hans. Untuk apa Hellen membantunya mengingat hal itu?

"Salah paham, ini hanya salah paham. Lepaskan aku."

Posisi ini terlalu berbahaya. Hellen berjuang keras, tetapi Hans malah memegangnya lebih erat.

"Salah paham? Alasan ini terlalu asal-asalan."

Pikiran Hellen sangat kacau. Dia tidak pernah menyangka bahwa kedua putranya akan benar-benar mengakui Hans sebagai ayah mereka.

Dia tiba-tiba teringat ketika Brian dan Brandon bertemu Hans untuk pertama kalinya di bandara. Mereka merasa bahwa Hans terlihat sangat mirip dengan mereka. Mereka mengira bahwa Hans adalah ayah mereka.

Namun, hubungan antara orang tua dan anak bukan hanya sekedar mirip.

Ada juga beberapa anak di Internet yang berpenampilan seperti selebriti. Bahkan anak yang dilahirkan oleh selebriti sendiri pun tidak bisa terlihat begitu mirip.

Terlihat jelas mereka hanya kebetulan mirip. Kenapa mereka menganggapnya serius?

"Hei, kamu nggak fokus."

Hellen yang satu kakinya melingkari pinggang Hans itu merasa sangat malu.

"Pak Hans, mereka hanya anak-anak. Jangan pedulikan apa yang dikatakan dua anak itu."

"Jangan pedulikan? Lihat apa ini?"

Alis Hans sedikit terangkat. Tatapan matanya tampak dingin dan sombong.

Hans tiba-tiba menarik Hellen ke meja komputer. Hans menggenggam tangan Hellen di belakang punggung, menekannya ke meja komputer dan memaksa Hellen untuk melihat layar.

Hellen melihat karakter hijau besar yang bergulir di layar komputer.

"Ayah bajingan nggak bertanggung jawab!"

Hellen benar-benar marah.

Kedua bocah nakal ini! Hellen pernah melihat anak yang merugikan ayahnya. Namun, dia belum pernah melihat anak yang merugikan ibunya.

Apa itu ayah bajingan yang tidak bertanggung jawab? Mereka bahkan tidak memiliki hubungan apa pun.

Apakah ada hal yang lebih memalukan dari ini?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status