Pernikahan Yang Terpaksa Dipertahankan

Pernikahan Yang Terpaksa Dipertahankan

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-15
Oleh:  Prati Fent  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
32Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Merasa hidupnya berada dalam bayang bayang istrinya Sunny mulai bermain api pada Diva murid menulisnya. Kaira yang mengetahuinya tidak merancang balas dendam, dia membiarkan suaminya sementara dia terus menulis sebuah kisah yang tanpa disadari akan menjadi balas dendam terbaiknya.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

PROLOG

Hujan, petir dan guruh hampir bersamaan menyerbu Jakarta belum lagi angin menderu berhasil mengungkung Jakarta membuat kota yang selalu sibuk dan sesak ini terkepung air di mana-mana. Hujan semakin lebat, sebuah mobil sedan berwarna putih melaju kencang membelah jalanan Jakarta yang penuh dengan berbagai kendaraan. Jendela dan kaca depan mobil Kaira sekarang hampir di penuhi oleh galur-galur air menetes membentuk kelokan mirip dengan sungai kecil yang terputus-putus. Kemacetan berapa kali harus menghentikan mobil itu selama beberapa waktu dan setiap kali macet terurai, Kaira akan kembali mengebut, menyalip mobil-mobil lain yang berada di dekatnya dengan kecepatan penuh. Dia menggila, air matanya telah luruh jatuh, sementara hapenya terus berdering tak berhenti. Tapi Kaira tidak perduli. Dia malah mempersar volume musik dari mobilnya hingga suara musik menggelegar memenuhi seisi mobil dan membuat jendelanya seolah bergetar, seolah tak sanggup menahan semua kegilaan yang tengah menye

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
32 Bab

PROLOG

Hujan, petir dan guruh hampir bersamaan menyerbu Jakarta belum lagi angin menderu berhasil mengungkung Jakarta membuat kota yang selalu sibuk dan sesak ini terkepung air di mana-mana. Hujan semakin lebat, sebuah mobil sedan berwarna putih melaju kencang membelah jalanan Jakarta yang penuh dengan berbagai kendaraan. Jendela dan kaca depan mobil Kaira sekarang hampir di penuhi oleh galur-galur air menetes membentuk kelokan mirip dengan sungai kecil yang terputus-putus. Kemacetan berapa kali harus menghentikan mobil itu selama beberapa waktu dan setiap kali macet terurai, Kaira akan kembali mengebut, menyalip mobil-mobil lain yang berada di dekatnya dengan kecepatan penuh. Dia menggila, air matanya telah luruh jatuh, sementara hapenya terus berdering tak berhenti. Tapi Kaira tidak perduli. Dia malah mempersar volume musik dari mobilnya hingga suara musik menggelegar memenuhi seisi mobil dan membuat jendelanya seolah bergetar, seolah tak sanggup menahan semua kegilaan yang tengah menye
Baca selengkapnya

BAB 1. DISKUSI

Kembang api, hampir memenuhi seluruh langit dan sudut Jakarta. Perayaan tahun baru kali terasa sangat meriah, dengan banyak kembang api di setiap sudut kota, konser artis lokal, boyband korea dan artis Hollywood, semuanya menjadi magnet yang memanggil semua orang untuk menonton mereka. Tapi, Kaira dan Sunny memilih untuk merayakan malam tahun baru mereka, di sebuah restaurant fine dining di daerah Jakarta selatan. Restaurant yang mereka pilih, adalah rooftop restaurant. Restaurant itu bernuansa romantic, dengan chandelier yang menggantung di beberapa tempat sebagai penerangan. Juga lampu berbentuk burung-burung merpati yang menggantung di dalam sangkar terbuat dari bambu hingga menimbulkan cantik sekaligus unik. Seorang waitress datang membawa buku menu ke meja mereka. “Sudah siap memesan, pak?” tanyanya. Sunny mengangguk. “One grilled octopus over squid ink pasta and tomato garlic sauce,” pilih Sunny dengan cepat. “Appetizer one mushroom vol au vent and for dessert pineapple basil
Baca selengkapnya

BAB 2. KEDATANAN MERTUA

Perjalanan pulang terasa lebih lama dari biasanya karena macet yang terjadi di mana-mana, tapi baik Kaira dan Sunny mereka berdua tidak sabar untuk sampai ke rumah, karena setelah di mobil mereka justru semakin dingin. Tidak bicara sama sekali dan saling mendiamkan. Kaira bahkan lebih memilih untuk bermain dengan hape dari pada berbicara dengan suaminya. Setelah hampir sejam lebih berada dalam perjalanan yang dingin tanpa kata, mereka akhirnya tiba di depan pintu rumah mereka. Kaira baru saja memasukkan password untuk membuka pintu, pintu tempat tinggal mereka justru terbuka dari dalam rumah. Seorang perempuan yang memiliki tubuh ramping dan sangat terawat berdiri tepat di depan Kaira. Rambutnya di potong pendek sebahu, berwarna hitam pekat karena terus dicat untuk menutupi uban yang tumbuh di kepalanya. Wajahnya kaku tanpa ada kerutan sama sekali hingga wajahnya yang keras terlihat mengerikan apalagi dengan make up menor yang dia pakai plus alis runcing, tinggi di atas matanya membu
Baca selengkapnya

BAB 3. SUNNY & KAIRA

18+++++ Kaira berjalan ke kamar dengan di gandeng oleh Sunny tapi pelukan dan sentuhan Sunny sama sekali tidak bisa menahan amarah Kaira. Dia benar-benar kesal pada mertuanya. Sejak awal menikah, ibu Sunny selalu menatapnya dengan pandangan yang jijik. Karenanya hubungan mereka persis seperti hubungan ibu merua dan menantu yang ada dalam sinetron-sinetron alias penuh dengan drama. Mereka membenci satu sama lain. Itu semua bermula saat Kaira dan Sunny sepakat tidak akan punya anak. “Heh kamu!” suara ibu mertuanya kembali terdengar. “Sadar diri dong! Kamu sudah mau tiga puluh tahun, saya sangat berharap, kalau kamu mau jujur jika kamu memang mandul! Supaya anak saya bisa menceraikan kamu dan mengusir kamu dari rumah ini, supaya kamu bisa jadi gelandangan dan anak saya bisa menikah lagi!” Deg! “Sabar sayang, please!” Sunny memohon. **** Mereka masuk ke dalam kamar. Kaira buru-buru melepaskan pelukan Sunny darinya. “Ibu kamu sudah sangat keterlaluan, Sun! aku bisa gila, kalau dia le
Baca selengkapnya

BAB 4. PERTENGKARAN

Kaira yang baru selesai menyeduh kopi dan mengoles nutela ke atas rotinya hanya bisa tersenyum tipis saat dia melihat ibu mertuanya masuk ke dapur dan duduk disampingnya lalu mengambil sepotong roti yang baru dia oles dengan nutela dan memakan roti dengan lahap. “Kamu hanya membuat kopi dan roti, tidak ada makanan untuk saya dan suamimu apa?” tanyanya sambil mengunyah. “Sunny bisa bikin makanannya sendiri dan kalau mau makanan yang lain biar Sunny yang buatkan!” jawab Kala kesal dan memakan sepotong besar roti tawarnya tanpa nutela. “Lagi pula, ibu sudah memakan roti punyaku!” ujarnya lalu menyodorkan roti dan juga nutela ke depan ibu mertuanya, “Roti ngga mengenyangkan!” “Kalau begitu ibu harus bersabar, tunggu Sunny bangun dan minta dia buatkan makanan untuk ibu, atau tunggu si bibi datang bekerja.” “Kamu itu benar-benar istri yang tidak tahu diri ya! Tidak mau masak dan ngurus suami, mandul pula! Hebat kamu bikin anak saya bertahan selama sepuluh tahun dengan perempuan seperti
Baca selengkapnya

BAB 5: IBU RINA

Sepeninggal Kaira, ibu Rina menatap Sunny dengan tatapan tajam dan meminta kejelasan. “Istrimu itu benar-benar kurang ajar, Sun. Masa dia ngusir ibu? Seharusnya perempuan mandul itu yang pergi dari rumah ini, bukan ibu!” ujarnya penuh dengan amarah. “Kalau saja kamu ngga menghalangi, ibu pasti sudah menyeret dia, dan meminta dia merangkak dan memohon!” “Kaira ngga akan melakukan itu bu!” “Kenapa ngga? Kamu benaran takut sama dia?” “Dia istriku, dan aku tidak takut dengannya.” “Bagus, kalau begitu!” ujar Bu Rina, lalu bergegas keluar dari dapur. Sunny mengejar ibunya. “Ibu mau kemana?” “Mengepak pakaian istrimu, jadi saat dia pulang nanti dari keluyuran, dia akan benar-benar keluyuran jadi gelandangan diluar rumah!” “Maksud ibu, ibu mau mengusir Kaira?” tanya Sunny sambil tertawa. “Iya, memangnya kenapa, ada masalah?” Iya, bu. Masalahnya adalah, yang keluar dari rumah ini bukan Kaira. Tapi ibu, maaf ibu. Tapi dia benar, ibu harus pulang hari ini. Dan soal uang, ibu tenang saja
Baca selengkapnya

BAB 6: AKAI

Ibu Sunny menggeleng. Jangan pernah kamu tanyakan hal bodoh itu pada ibu lagi, Sunny! Kalau ibu ngga mencintai kamu, ngga mungkin ibu mengandung kamu selama sembilan bulan, menyusui kamu dan jangan pernah karena istri mandul kamu itu, kamu berubah sikap pada ibu kandungmu!” “Kaira tidak mandul, bu! Jangan pernah, ibu menghina dia lagi! Kecuali, ibu benar-benar ingin kehilangan semuanya!” ancam Sunny lalu pergi meninggalkan ibunya seorang diri. **** “Tequilla? Ini masih ini masih jam delapan, Kaira!” Kaira tersenyum ke arah suara. Disampingnya, sekarang berdiri sosok sahabat, sekaligus sekretaris dan merangkap menjadi bodyguardnya, Shuichi Akai. Akai, begitu dia biasa di panggil lebih lima tahun di bandingkan Kaira. Pria itu sudah menemani selama hampir delapan tahun dan bagi Kaira, Akai jauh lebih mengenalinya di bandingkan suaminya sendiri. “Aku perlu minum!” “Mertua kamu datang lagi?” Kaira mengangguk. “Kelihatan jelas, ya?” “Ya, karena satu-satunya yang bisa melihat kamu ka
Baca selengkapnya

BAB 7 : DRAMA

Melihat ibunya yang bertingkah aneh seperti itu, Sunny berusaha untuk menenangkan ibunya. Dia menarik tangan ibunya agar tidak lagi menarik-narik rambutnya seperti orang tidak waras. Akai hanya menatap mereka dengan pandangan dingin karena dia telah disibukkan dengan Kaira yang kali ini juga ikut berteriak, meracau karena belum bisa menghilangkan pengaruh alkohol dari dalam dirinya. Dan saat melihat ibu Sunny yang histeris memukul-mukul wajahnya sendiri, Kaira tertawa ngakak dan Akai berusaha menutup mulut Kaira. Tapi rupanya, Sunny tidak bisa menenangkan ibunya, ibu Rina bahkan seolah memiliki kekuatan yang berlebih, dia bisa mendorong tubub Sunny yang kekar hingga dia terjungkal kebelakang, setelah dia berhasil mendorong tubuh Sunny hingga terjatuh ke lantai, ibu Rina langsug membenturkan kepalanya ke dinding. “Ibu!” teriak Sunny sambil berusaha untuk berdiri tapi dia terlambat darah sudah menetes dari kening ibunya dan ibunya terus menerus membenturkan kepalanya. Sunny dengan ce
Baca selengkapnya

BAB 8: DURI

Aroma roti yang di panggang menguar lembut di indra penciuman Kaira hingga ujung-ujung sarafnya bisa mencium aroma manis, hangat yang keluar dari roti yang dipanggang, hal itu membuat semua indra Kaira terbangun. Manik-manik matanya mulai terbiasa dengan cahaya dari jendela yang terbuka, indra perabanya bisa merasakan kehangatan kulit Sunny yang sudah menghilang dari sisinya namun yang terpenting adalah mulutnya serasa berliur, Kaira menginginkan roti yang sedang di panggang itu. Kaira bangun lalu ngulet cukup lama, setelah semua indranya benar-benar-benar terjaga dia melihat ke sisi kanannya. Tebakan indranya benar adanya, Sunny sudah tidak ada di sampingnya lagi. Tapi Kaira tersenyum lebar, dia yakin jika suaminya yang memasak untuk sarapannya, Kaira bangun dari ranjang dalam keadaan telanjang. Mata Kaira melihat seisi kamar yang sudah rapi, kamar tidak berserakan lagi, sepertinya sebelum memasak Sunny merapikan kamar lebih dulu. Kaira lalu keluar dari kamar menuju walking closet
Baca selengkapnya

BAB 9. TANTANGAN

Ibu Rina memasukkan pakaiannya ke dalam koper dengan menangis karena tidak membayangkan jika keinginannya untuk memaksa Kaira hamil justru berakhir seperti ini. Bukannya berhasil memaksa Kaira untuk hamil setelah membuang semua kondom dan alat kontrasepsi dari kamar menantu kayanya, dia justru harus mendapatkan kenyataan pahit jika putra tertuanya akan berhenti menafkahi dia dan anak-anaknya. Ibu Rina menangis, dia menghapus ingus yang mengalir deras dari hidungnya. Dia merasa telah gagal dalam mendidik anak. Tok… tok… tok… Bunyi pintu kamar terbuka dengan lembut, Bu Rina melihat Sunny masuk ke dalam kamarnya dan begitu melihat putra tertuanya, semakin deras pula dia menangis. Sunny langsung duduk bersimpuh di kaki ibunya dan menghapus air matanya. “Adik-adik dan kakakmu tidak terbiasa bekerja, Sun. Sepuluh tahun mereka mengandalkan kamu, sekarang kamu justru ingin memutuskan rantai kehidupan mereka,” keluhnya dengan berlinang air mata. Sunny memegang kedua tangan ibunya, lalu me
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status