Share

186. Di Ujung Tanduk

"Gusti pangeran tidak bersama rombongan."

Abimanyu baru tiba di istana dan ia melapor pada puteri mahkota. Tapi ia tidak menyampaikan perihal janji suci mereka atas perintah Nyi Ratu Suri.

Dewi Anjani terdiam di kursinya. Penolakan putera mahkota memimpin rombongan ke Curug Empat adalah protes keras terhadap keputusan ibunda ratu.

Cakra bisa dicopot gelar kebangsawanannya karena tidak patuh pada perintah istana. Jika hal itu terjadi, maka ia tidak berhak tinggal di istana.

"Jangan sampai ibunda ratu tahu," kata Dewi Anjani. "Ia pasti murka, dan kau tahu apa risiko dari kemurkaannya, pencopotan gelar pangeran."

"Baik, gusti puteri."

Kepala Dewi Anjani berdenyut pusing. Ia tahu Cakra kecewa karena ibunda ratu telah turut campur, tapi ia tak mengira reaksinya sekeras itu.

Nasib putera mahkota di ujung tanduk. Tak ada yang mampu menyelamatkan selain kemurahan hati ibunda ratu.

Hanya ada dua pilihan bagi Dewi Anjani; melepas gelar kebangsawanan dan hidup sebagai rakyat biasa bersama
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status