Share

188. Seperti Ulat Serit

"Kenapa gusti ratu selalu terlambat mengambil keputusan?"

Cakra tak henti menggerundel di sepanjang jalan setapak dan berliku itu. Ia sengaja melewati jalan sulit untuk menghindari pertemuan dengan antek-antek rabi Sakila.

Satu nyawa prajurit pemberontak melayang di tiang gantungan jika ketahuan ada pendekar golongan putih mendekati istana Curug Lima.

Cakra meningkatkan kewaspadaan saat instingnya merasakan ada makhluk roh mengikuti. Ia mengerahkan ilmu Tembus Pandang Paripurna dan Selubung Khayali untuk melihat ke sekitar.

"Berada di mana makhluk itu?" gumam Cakra. "Ia tak bisa bersembunyi dariku meski hanya sebesar kutu."

Tidak mungkin Tuan Agung. Ia berkunjung ke bukit ini setiap purnama ke tujuh. Apakah ada makhluk lain berkeliaran?

Makhluk roh itu bergerak laksana kilat untuk menghindari pandangannya. Cakra berniat menggunakan ilmu Seberkas Sinar untuk mengejar, tapi kemudian diurungkan.

"Buat apa aku cape-cape mengeluarkan ilmu roh? Ia sepertinya tidak bermaksud jahat, han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status