Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 192. Perempuan Malang

Share

192. Perempuan Malang

"Semua ini hasil perbuatanmu?"

Ranggaslawi berdiri di halaman istana, mengedarkan pandang melihat ratusan pendekar berilmu tinggi terdiam kaku.

"Tumben kau serius menghadapi musuh, tidak ada pose doggy, missionary, atau spooning."

"Mereka bukan hasil perbuatanku."

Kemudian Cakra bertanya ke Jendral Perang, "Prajurit yang disekap di ruang bawah tanah sudah dibebaskan?"

"Mereka lagi dievakuasi. Prajurit pemberontak terkapar kelaparan di ruang gelap dan sempit. Mereka sudah dua hari tidak diberi makan. Rabi Sakila sungguh kejam."

"Kau bawa semua pendekar bayaran ke pusat rehabilitasi dan masukkan ke barak yang sama dengan tawanan sebelumnya. Untuk rabi Sakila dan pendekar berponi, tolong bawa ke istana terlarang."

Istana terlarang adalah tahanan untuk para pejabat dan bangsawan yang melakukan tindak kejahatan moral.

"Siapakah mereka sampai perlu mendapatkan perlakuan istimewa, gusti pangeran?" tanya Mahameru.

"Cicit buyut Nyi Ratu Suri yang tersesat, dari garis Nyi Ageng Permata.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status