Share

126. Bukan Waktunya Bercanda

Semua pelayan tampak ketakutan.

"Kami bukan mata-mata, Tuan," kata pelayan kurus. "Kami sekedar cari upahan. Mereka berdua adalah pemilik warung, kakak beradik."

"Jangan bohong!" bentak Mahameru. "Kalian akan dihukum picis jika terbukti jadi mata-mata pemberontak!"

"Kami tidak bohong, Tuan."

"Sudahlah, mahapatih," kata Cakra. "Mereka cuma rakyat kecil."

Mahameru terpaksa diam, meski hatinya digantungi rasa curiga.

"Tolong kalian bersihkan meja dan singkirkan patung ini," perintah Cakra. "Lalu siapkan makan malam buat kami."

"Baik gusti pangeran."

Mereka memindahkan Durna dan adiknya ke depan pintu masuk, lalu membersihkan meja dan menyiapkan hidangan makan malam.

"Berapa lagi sisa kekuatan di Curug Satu, mahapatih?" tanya Cakra.

"Kita baru mengatasi sebagian kecil, pangeran," jawab Mahameru. "Masih ada sekitar seratus lima puluh prajurit, tiga puluh pendekar bayaran, sembilan pengawal utama, dan penguasa Curug Satu."

"Aku harap mereka keluar malam ini," cetus Ranggaslawe. "
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Melki Hamba
sambungannya mana ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status