Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 122. Pangeran Terbuang

Share

122. Pangeran Terbuang

Ratu Purbasari berusaha menahan diri atas perbuatan Cakra yang menimbulkan kekacauan di istana.

Padahal kekacauan itu adalah hal menyenangkan bagi penghuni istana. Cakra sudah menghidupkan etos kerja yang terlihat mati.

"Ananda sudah hamil...!"

Ratu Purbasari senang bukan main saat melihat titik hitam di dahi puteri mahkota hilang, berarti ia sudah memasuki masa kehamilan.

"Yang Widi benar-benar memberkati istana!"

Kesabarannya pun habis pada pagi itu. Ia mengumpulkan pejabat penting istana di pesanggrahan utama.

Semua pembesar istana mengira baginda ratu akan menjatuhkan hukuman terhadap pelanggaran pangeran kedelapan. Ia sudah muak dan ingin segera menyingkirkannya dari istana.

Tapi hukuman yang dijatuhkan sungguh di luar perkiraan. Gusti ratu begitu cerdik membungkus antipati dengan berlindung di balik undang-undang.

"Aku pikir sudah waktunya pangeran kedelapan untuk menjalankan tugas," kata Ratu Purbasari. "Situasi di Kadipaten Barat semakin genting. Aku akan mengirim pange
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status