Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 124. Putera Mahkota Paling Sial

Share

124. Putera Mahkota Paling Sial

Warung itu terletak di kaki Bukit Penamburan. Ada beberapa warung lagi di sebelahnya. Tapi sudah mulai sepi.

Jalan di depan warung adalah jalan utama perdagangan dengan kerajaan Utara. Kabilah ramai lewat di siang hari karena ribuan prajurit kadipaten berjaga-jaga di sepanjang kaki bukit.

Fredy dan dua gadis bercadar tiba di depan warung. Ia mengedarkan pandang ke deretan warung kecil di sebelahnya.

"Mereka belum datang," kata Fredy. "Padahal hari sudah sore."

"Barangkali sebentar lagi," kata gadis bercadar ungu, yang tidak lain adalah Bidadari Penabur Cinta yang berganti penampilan. "Mereka masih di perjalanan."

Sedangkan gadis bercadar biru adalah Kupu-kupu Madu. Mereka berdua sudah resmi menjadi istri Fredy, dan tinggal di Kadipaten Barat.

"Aku sudah datang dari tadi," seru Ranggaslawi sambil melompat turun dari dahan pohon di seberang jalan. "Kalian yang telat."

Kemudian berturut-turut melompat turun Ranggaslawe, Pendekar Tak Bernama, dan Golok santet.

Bukit Penamburan adal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status