Pengantin Raja Naga

Pengantin Raja Naga

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-06
Oleh:  Abigail Briel  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
80 Peringkat. 80 Ulasan-ulasan
105Bab
5.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pada pertempuran Alam Langit dan Alam Iblis... Permaisuri Langit mengorbankan dirinya untuk melindungi manusia. Hanya menyisakan inti jiwanya yang terlempar jauh ke Alam Manusia. Demi menemukan inti jiwa sang Istri... Kaisar Langit Dewa Naga Emas pun turun ke Alam Manusia. Ratusan tahun kemudian ia bertemu dengan reinkarnasi dari Permaisuri Langit, tapi... "Tuan Dewa, sepertinya anda telah salah paham padaku. Mana mungkin aku adalah Istri Tuan Dewa, bukan?" Gadis berusia 16 tahun itu memiliki inti jiwa Permaisuri Langit. Tetapi gadis bernama Yu Jie itu tidak mengakui dirinya sebagai suami? Apa yang akan dilakukan Dewa Naga Emas Jinlong untuk menyadarkan Istrinya? Design Cover by Ulstuki_art. Ig : Jane_Saphira

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Prolog.

Suatu hari di puncak tertinggi benua Zhejiang... Ketenangan tiga Alam tiba-tiba terusik oleh hancurnya pembatas Alam Iblis. Bersamaan dengan itu Pasukan dari Neraka terdalam menyeruak keluar, beterbangan ke angkasa bak helai benang halus dandelion yang tertiup angin. Seperti sekelompok gagak yang sedang berburu mangsa. Dengan jubah hitam dan kulit yang beraneka warna... Pasukan Iblis yang dipimpin langsung oleh Raja Iblis, melakukan penyerangan ke Alam Langit demi merebut Tahta Penguasa Tiga Alam yang dipegang oleh Kaisar Langit Dewa Naga Emas Jinlong bersama Permaisuri Pheonik Api Feng Huang. Tiga Alam larut dalam pertempuran panjang, percik api beterbangan dan mengubah warna biru langit menjadi merah membara. Pasukan Langit dan Pasukan Iblis saling beradu senjata, para Dewa dan para Jenderal Iblis mencoba menjajal kultivasi milik lawannya. Tidak ada lagi ketenangan, bahkan di Alam Manusia yang ditinggali oleh para Kultivator dan juga penduduk biasa. Semua terkena imbasnya di saat

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Abigail Briel
Mulai hari ini Pengantin Raja Naga akan di upload secara teratur... Maaf kalau belakangan author gak upload, karena otak lagi blank gara2 papa meninggal... Dan buat semua yang udah bersedia baca, makasih banyak ya kakak2... Semoga semua kakak2 selalu diberi kesehatan sama Allah. Aamiin. ...
2023-10-31 23:56:44
6
user avatar
Abigail Briel
Maaf upload bab nanti subuh ya kakak2... soalnya hari ini author lagi berduka... Ada keluarga yang meninggal...
2023-10-15 22:16:16
1
user avatar
Viala La
gimana nasib kaisar Gao stlah ini ya?
2023-10-14 17:29:00
1
user avatar
Viala La
yabgt sabar y Jinglong, binimu msh drama
2023-10-14 13:07:49
1
user avatar
Liya liyana
ceritanya bikin nagih buat baca bab selanjutnya
2023-10-10 03:23:17
1
user avatar
Viala La
hanya Kakeknya yg tahu klw Yu jie reinkarnasi.. pnsaran dg apa yg akan dilakukan kaisar Gao skrang..
2023-10-08 22:02:13
1
user avatar
Abigail Briel
Buat kakak2 yang udah bersedia mampir di novel recehku ini, makasih banyak ya ಥ_ಥ. Aku terharu ada yang mau baca ಥ_ಥ. Semogq kakak2 semua dimurahkan rezekinya. Aamiin.
2023-10-08 11:34:29
0
default avatar
Antonius
Alur ceritanya bagus… ...️...️...️
2023-10-08 10:53:11
1
user avatar
Suheri
Feng Huang saltingnya gemesin
2023-10-05 22:48:07
1
user avatar
Viala La
Nggk sabar nunggu adegan romantis mereka...
2023-10-05 20:59:45
1
user avatar
Suheri
Gk sabar kelanjutannya, bakal saling kenal gk ya
2023-10-01 22:14:53
1
user avatar
Viala La
pasangan yg sdah berpisah lama akhirnya bertemu..... wahhh
2023-10-01 19:59:25
1
user avatar
Viala La
Yu jie pasti baik-baik saja..
2023-09-29 00:28:29
1
user avatar
Suheri
Moga Yu Jie selamat
2023-09-28 21:01:24
1
user avatar
Suheri
Gimana nasib Yu Jie nanti?
2023-09-28 20:52:46
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
105 Bab

Prolog.

Suatu hari di puncak tertinggi benua Zhejiang... Ketenangan tiga Alam tiba-tiba terusik oleh hancurnya pembatas Alam Iblis. Bersamaan dengan itu Pasukan dari Neraka terdalam menyeruak keluar, beterbangan ke angkasa bak helai benang halus dandelion yang tertiup angin. Seperti sekelompok gagak yang sedang berburu mangsa. Dengan jubah hitam dan kulit yang beraneka warna... Pasukan Iblis yang dipimpin langsung oleh Raja Iblis, melakukan penyerangan ke Alam Langit demi merebut Tahta Penguasa Tiga Alam yang dipegang oleh Kaisar Langit Dewa Naga Emas Jinlong bersama Permaisuri Pheonik Api Feng Huang. Tiga Alam larut dalam pertempuran panjang, percik api beterbangan dan mengubah warna biru langit menjadi merah membara. Pasukan Langit dan Pasukan Iblis saling beradu senjata, para Dewa dan para Jenderal Iblis mencoba menjajal kultivasi milik lawannya. Tidak ada lagi ketenangan, bahkan di Alam Manusia yang ditinggali oleh para Kultivator dan juga penduduk biasa. Semua terkena imbasnya di saat
Baca selengkapnya

Bab 1. Yu Jie.

Lima belas tahun kemudian... Pagi hari keributan terdengar dari rumah salah seorang Bangsawan yang sangat terpandang di wilayah Zhejiang. Seorang gadis cantik berusia 15 tahun sedang duduk bersimpuh di lantai dengan sebagian tubuh atasnya basah terkena air yang telah disiramkan oleh Ibu tirinya padanya. Gadis belia itu bernama Yu Jie yang artinya giok yang indah, Yu Jie telah kehilangan Ibunya ketika ia berusia 5 tahun. Di hari pemakaman Ibunya... Ayahnya pulang ke kediaman dengan membawa seorang wanita dan seorang bocah perempuan yang usianya lebih tua 3 bulan darinya, juga ada seorang bocah laki-laki berusia 3 tahun. Tidak hanya itu, keesokan harinya wanita itu bahkan diangkat sebagai Nyonya kediaman. Dan pagi ini, setelah sepuluh tahun Li Mei menjadi Nyonya di kediaman Yu, untuk ke sekian kalinya Li Mei kembali menyiksa anak tirinya Yu Jie. Kecantikan Yu Jie membuatnya iri terhadap anak tirinya itu, hingga ia selalu menghukum Yu Jie atas kesalahan-kesalahan kecil yang tanpa seng
Baca selengkapnya

Bab 2. Bertemu Li Qui.

Usai menegur Chun atas ucapan yang baru saja dilontarkan oleh pelayannya itu kepadanya... Yu Jie pun membersihkan wajahnya dengan air hangat yang dibawakan Chun untuknya serta mengganti pakaiannya yang kotor. Ia membiarkan Chun merapikan rambutnya juga mengoleskan salep pada memar yang terdapat di kedua betisnya. Pelayan setianya itu mengoles dengan sangat hati-hati agar tidak menyakitinya. Meski begitu, pada wajah Chun... Yu Jie bisa melihat kalau Chun sedang menahan amarahnya. "Chun?" ia mencoba menegur Chun dengan lembut untuk meredakan kemarahan yang dirasakan oleh gadis belia itu yang usianya hanya terpaut satu tahun darinya. "Chun benar-benar tidak mengerti Nona." Chun mengangkat wajahnya, ia menatap Yu Jie dengan tatapan protes. Ia tidak mengerti mengapa Yu Jie selalu bersikap sabar kepada Ibu tirinya juga kedua Saudara tirinya. Padahal Yu Jie adalah Cucu satu-satunya yang diakui oleh Nyonya Besar. Yu Jie yang menerima tatapan itu hanya tersenyum kepada pelayan setianya. Jika
Baca selengkapnya

Bab 3. Berbicara Dengan Nyonya Besar.

Beberapa saat kemudian di dalam kamar Nyonya Besar, Yu Jie yang baru saja memasuki kamar bersama Chun langsung memberi hormat ketika ia bertemu sang Nyonya Besar yang merupakan Nenek kandungnya sendiri. "Salam Nenek." Ia membungkukkan tubuhnya di hadapan Nyonya Besar setelah Chun melepaskan lengannya. "Chun, juga memberi salam kepada Nyonya Besar," ucap Chun mengikuti tingkah Majikannya sembari membungkuk lebih rendah dari Yu Jie. Melihat kehadiran Cucu kesayangannya bersama pelayan setianya, Nyonya Besar hanya menyunggingkan senyum di bibirnya, "Kalian berdua, berdirilah!" perintahnya dengan suara lembut. "Terima kasih Nenek." "Terima kasih Nyonya Besar." Yu Jie dan Chun menegakkan tubuhnya lalu melemparkan pandangannya pada wanita paruh baya yang sedang duduk di atas dipan. Meskipun wajah wanita itu telah tampak termakan usia, masih ada sisa-sisa kearifan yang terlihat di sana. Hal itu yang membedakan Nyonya Besar dari Li Mei. Nyonya Besar memiliki tata krama seorang Bangsawan
Baca selengkapnya

Bab 4. Memasuki Istana Taiyang.

Selama hampir satu sichen dua kereta mewah dari Kediaman Yu terus berlari dengan kecepatan sedang menuju Istana Taiyang. Salah satu dari kereta tersebut ditempati oleh Yu Jie bersama Chun, sementara kereta lainnya ditempati Li Qui bersama pelayan setianya. Nyonya Besar sengaja tidak menempatkan Yu Jie dan Li Qui di dalam satu kereta, sebab ia tahu kalau Li Qui selalu iri terhadap Yu Jie dan kerap mengganggu Yu Jie tanpa sepengetahuan dirinya. Ia menerima laporan itu dari beberapa pelayan setia yang telah ia tempatkan di kediaman untuk menjaga Yu Jie secara diam-diam. Dan saat ini, dari dalam kereta yang membawanya menuju Istana Taiyang, Li Qui menyibak tirai jendela kereta yang berada di sisi kiri tubuhnya. Ia memperhatikan kereta Yu Jie yang bergerak di depan kereta yang ia tumpangi. Ada kecemburuan besar yang ia rasakan untuk Saudari tirinya itu yang pagi ini telah berhasil mendominasi perhatian Nyonya Besar hingga sang Nenek tidak memperhatikannya sama sekali ketika ia akan menin
Baca selengkapnya

Bab 5. Pria Di Dalam Mimpi.

Terlalu letih setelah menjalani pemeriksaan setengah hari ini, Yu Jie pun akhirnya terlelap. "Feng, Feng Huang!" Suara seorang pria tiba-tiba terdengar, suara itu sangat lirih menyapu indera pendengaran Yu Jie hingga ia mencoba untuk membuka matanya yang terasa berat. Di saat matanya telah terbuka lebar, Yu Jie seketika merasa bingung karena kini ia tidak lagi berada di dalam aula melainkan di sebuah tempat yang sangat asing. Tempat ini tampak seperti sebuah taman yang indah, bunga-bunga beraneka warna terhampar di depan matanya. "Feng Huang."Suara itu kembali terdengar, tetapi tidak ada seorang pun yang Yu Jie temukan di taman ini. Selain padang bunga dan kabut putih tebal yang membatasi jarak pandangnya. "Pheonikku, kemarilah!"Yu Jie mengangkat wajahnya, ia memicingkan matanya ke arah kabut tebal karena suara yang baru saja ia dengar seolah berasal dari dalam kabut tersebut. "Feng Huang? Aku adalah suamimu!" Seorang pria tiba-tiba menyeruak kabut, tubuh pria itu yang sedang m
Baca selengkapnya

Bab 6. Cucuku Adalah Permaisuri Langit.

Tatkala para Kasim Kekaisaran yang menjadi juri penilai uji bakat tengah kebingungan, di saat yang sama di wilayah barat Benua Zhejiang, di kaki bukit Gu Shan, tempat berdirinya Sekte Burung Api... Dua orang pria sedang berlari terburu-buru memasuki Sekte, melewati para murid Sekte yang sedang berlatih ilmu bela diri. Kedua pria ini adalah Ming Hao dan Guan Lin. Mereka merupakan murid senior dari Pimpinan Sekte Burung Api yang bertugas untuk mengawasi Yu Jie dari kejauhan atas perintah Shu Haochun. Setelah melintasi lahan tempat pelatihan dan memasuki aula Sekte Burung Api, akhirnya Ming Hao dan Guan Lin berhenti di hadapan Guru Besarnya yang tengah berdo,a pada patung Kaisar Langit. "Murid memberi salam pada Guru." Dengan mengatupkan kedua telapak tangannya di depan tubuhnya kedua pemuda yang baru berusia 18 dan 19 tahun itu membungkuk di hadapan Shu Haocun. "Mengapa kalian kembali?" lontar Shu Haocun datar tanpa membalikkan tubuhnya, ia melangkahkan kakinya ke arah altar sembahya
Baca selengkapnya

Bab 7. Selir Tanpa Kedudukan.

Istana Taiyang siang hari, usai menjalani uji bakat, semua calon Selir diminta untuk berkumpul di depan pelukis istana untuk dilukis. Lukisan ini nantinya akan dibawa oleh Kasim Kekaisaran untuk diperlihatkan pada Kaisar Gao. Dan demi mendapat perhatian dari Kaisar Gao, sebagian besar calon Selir mencoba menyogok pelukis istana agar lukisannya dibuat secantik mungkin, terkecuali Yu Jie dan Fu Yueyin. "Lihatlah mereka!" dengus Fu Yueyin sebal, dikarenakan ia dan Yu Jie mendapatkan giliran terakhir untuk dilukis, ia dan Yu Jie berkesempatan untuk menyaksikan tingkah polah para calon Selir lainnya. "Hanya demi menyenangkan Kaisar Gao, bisa-bisanya mereka meminta pelukis istana untuk mengubah lukisan wajah mereka," tambahnya lagi sambil terus memperhatikan belasan calon Selir yang tengah mengerubungi pelukis istana bak semut yang sedang mengerubungi gula. "Apakah semua calon Selir sejak dulu memang selalu seperti ini?" tanya Yu Jie polos, ia tidak mengerti mengapa para calon Selir seakan
Baca selengkapnya

Bab 8. Orang Baik Selalu Menderita.

Dua hari telah berlalu, Yu Jie yang ditempatkan di bagian timur Istana Taiyang sama sekali tidak merasa terganggu dengan keputusan Kaisar Gao itu karena ada Chun dan Fu Yueyin yang menemaninya untuk menghabiskan waktunya. Tetapi hari ini, di saat Li Qui datang menemuinya tatkala ia sedang bersantai dengan Fu Yueyin di taman depan paviliun Wangjile, hati kecil Yu Jie sontak mencelos setelah ia mendengar ucapan dari Saudari tirinya itu. "Aku telah tidur dengan Kaisar Gao!" cetus Li Qui tanpa berbasa-basi, "Semalam Yang Mulia telah datang untuk menemuiku. Tubuh Yang Mulia sangat luar biasa. Dan aku pikir hanya wanita beruntung saja yang bisa merasakan tubuh Yang Mulia. Selain itu semalam Yang Mulia juga terus menyiksaku hingga pinggangku ini sakit sekali," terangnya panjang lebar. Li Qui sengaja melakukannya agar Yu Jie merasa iri padanya, "Apanya yang cantik? Buktinya Yang Mulia lebih memilihku ketimbang dia!" celotehnya dalam hati sembari tersenyum sinis pada Yu Jie. "Sudah selesai
Baca selengkapnya

Bab 9. Bakat Terpendam Chun.

Malam hari, usai makan malam bersama Fu Yueyin, di dalam kamarnya Yu Jie terus berpikir. Semua ucapan Fu Yueyin tentang Kakak lelakinya terus terngiang di telinganya. "Nona?" Chun yang tengah duduk di lantai di hadapan Yu Jie mencoba menegur Majikannya itu yang terus saja melamun. Sejak satu dupa yang lalu ia telah memijat kaki Yu Jie setelah Yu Jie masuk ke dalam kamarnya. "Ada apa Nona? Apakah Nona sedang memikirkan ucapan Nona Qui?" tanyanya sambil menatap Yu Jie dengan wajah serius. Sebelum pergi ke Istana Taiyang, Chun sama sekali tidak pernah membayangkan kalau Yu Jie akan berakhir di paviliun Wangjile atau yang lebih dikenal dengan paviliun dingin. Ia bahkan tidak mengerti mengapa Kaisar Gao lebih memilih Li Qui daripada Yu Jie. "Bukan, bukan kata-kata Li Qui yang aku pikirkan," sanggah Yu Jie, ia menurunkan pandangannya. Melihat ke arah tangan Chun yang masih bergerak lincah memijat betisnya. "Chun, sudah cukup!" titahnya, kala tangan Chun mulai bergerak ke arah pahanya. "
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status