Bukan Perawan Kegatalan

Bukan Perawan Kegatalan

last updateLast Updated : 2023-09-17
By:  pramudining   Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
120Chapters
9.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Demi bisa meraih gelar sarjana, Hanum merantau ke pulau seberang untuk mencari pekerjaan sekaligus melanjutkan pendidikan. Tak disangka, karirnya melejit sebagai model yang awalnya hanyalah pegawai biasa di perusaahan garment. Profesi baru sebagai model mengantarkannya berkenalan dengan putra sang pemilik garment. Desas-desus tentang dirinya yang disebut perawan kegatalan pun berembus. Sampai Hanum mengetahui fakta dibalik gosip itu. Hidupnya hancur karena kehormatan telah terenggut serta cinta buta pada Aryan yang digadang-gadang sebagai pewaris tunggal garment tempatnya bekerja. Di tengah semua keterpurukan itu hadir Dirga yang begitu berani membela Hanum bahkan di hadapan seluruh keluarga atasannya. Siapa sebenarnya Dirga dan apa motifnya membela perempuan itu? Temukan dalam cerita 'Bukan Perawan Kegatalan.'

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Julukan Menyebalkan

Happy Reading*****"Kegatalan banget jadi cewek. Belum juga setahun jadi model sudah sok kecakapan," kata salah seorang perempuan yang memakai dress pendek selutut. Beberapa perempuan lainnya yang sudah selesai make up dan tinggal menunggu giliran pemotretan menatap wanita berambut lurus melebihi bahu itu dengan sinis."Banget. Tidak mungkin Pak Aryan mau dengan cewek kampungan model begitu. Pasti dia merayu Pak Aryan dengan tubuhnya," kata yang lain. Wanita yang diperbincangkan masih diam. Lebih baik, dia menyelesaikan riasannya dan segera keluar dari ruangan tersebut. Gosip seperti itu sudah sering sekali dia dengar semenjak sang atasan sekaligus anak dari pemilik garment sering mengantarnya pulang.Baru akan menyelesaikan riasan wajahnya, si wanita dikejutkan dengan kedatangan lelaki yang dibicarakan tadi. Bisik-bisik itupun kian berdengung. "Ikut aku sebentar," kata seorang lelaki dengan kulit kuning langsat serta bulu mata lentik. Siapa pun yang memandang pasti akan terpesona

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
pramudining
Maaf, ya. Jika beberapa hari ini update tidak teratur. Insya Allah jika sudah kembali pulih pasti update-nya teratur lagi...
2023-07-01 16:28:23
1
user avatar
Rianievy
Seruu... semangat lanjutkan ya
2023-06-27 15:24:22
1
user avatar
Rianievy
Semangat, Thor! seru ceritanya
2023-06-27 15:23:55
1
120 Chapters

1. Julukan Menyebalkan

Happy Reading*****"Kegatalan banget jadi cewek. Belum juga setahun jadi model sudah sok kecakapan," kata salah seorang perempuan yang memakai dress pendek selutut. Beberapa perempuan lainnya yang sudah selesai make up dan tinggal menunggu giliran pemotretan menatap wanita berambut lurus melebihi bahu itu dengan sinis."Banget. Tidak mungkin Pak Aryan mau dengan cewek kampungan model begitu. Pasti dia merayu Pak Aryan dengan tubuhnya," kata yang lain. Wanita yang diperbincangkan masih diam. Lebih baik, dia menyelesaikan riasannya dan segera keluar dari ruangan tersebut. Gosip seperti itu sudah sering sekali dia dengar semenjak sang atasan sekaligus anak dari pemilik garment sering mengantarnya pulang.Baru akan menyelesaikan riasan wajahnya, si wanita dikejutkan dengan kedatangan lelaki yang dibicarakan tadi. Bisik-bisik itupun kian berdengung. "Ikut aku sebentar," kata seorang lelaki dengan kulit kuning langsat serta bulu mata lentik. Siapa pun yang memandang pasti akan terpesona
Read more

2. Gaun Pink

Happy Reading*****"Mas, jangan salah paham dulu. Aku beneran nggak ada perasaan apa pun sama dia." Hanum berusaha memegang tangan Aryan. Sungguh, perempuan itu begitu takut jika lelaki yang dekat dengannya kini salah paham.Masih dengan wajah marah dan tidak suka ketika Hanum membela Dirga, Aryan berkata, "Jangan pernah lagi menceritakan tentang semua kebaikan Dirga di depan, Mas. Kamu tidak mengenal hatinya."Meski tidak setuju dengan pendapat lelaki di sebelahnya, Hanum memilih menganggukkan kepala. Sepanjang perjalanan yang tidak diketahui ke mana akan di bawa, Hanum dan Aryan saling diam. Hingga lelaki itu menghentikan mobilnya di pelataran sebuah rumah."Mas ini di mana?" Hanum mengedarkan pandangan pada bangunan indah di depannya. Sebuah rumah bergaya modern dengan pemandangan pantai di kanan kirinya. Perjalanan yang memakan waktu hampir satu jam tidak terasa."Ayo turun. Kamu akan tahu di mana tempat ini berada." Seseorang telah membukakan pintu pagar, Aryan memasukkan kenda
Read more

3. Kebablasan

Happy Reading*****Sepertinya, suara keras Hanum menyadarkan sang lelaki untuk berhenti melakukan hal lebih jauh lagi. Arya mengerjapkan mata dan menggelengkan kepala ke kanan-kiri. Dia tersadar, tak akan mudah baginya mengajak Hanum untuk melakukan di luar batas."Kamu ngomong apa, Sayang?" tanya Aryan. Perkataan Hanum tadi benar-benar tidak masuk dalam otaknya."Kamar mandi di mana. Aku mau ganti baju. Pengen lihat bagaimana baju ini aku pakai, kan?""Oh," sahut lelaki yang beberapa saat lalu sudah tak sabar untuk melihat lekukan tubuh Hanum. "Tentu saja Mas ingin tahu bagaimana hasil kerja keras selama ini untuk merancang baju itu jika kamu pakai. Kamar mandi ada di sana."Aryan menunjuk sebuah pintu di sebelah lukisan pemandangan pedesaan yang cukup besar. Memakai pakaian yang sempat terlepas, Hanum berjalan ke ruangan tersebut.Kurang dari dua menit, Hanum keluar dari kamar mandi. Namun, wajah gadis itu tertekuk kesal."Kenapa?" tanya Aryan ketika mengetahui Hanum cemberut."Ngg
Read more

4. Penyesalan

Happy Reading*****Seminggu berlalu sejak kejadian di villa. Hanum belum mendapat kabar sama sekali dari Aryan. Sosok lelaki itu seperti menghilang ditelan bumi. Berpuluh-puluh chat serta panggilan telah dilakukan oleh si gadis. Namun, tak satu pun yang dijawab atau dibaca oleh sang pujaan.Mengaduk jus alpukat yang baru saja dipesannya, bayangan penyatuan mereka di hari itu terlintas begitu saja. Hanum merasa kotor dan tidak berguna sama sekali. Semua janji yang diucapkan ketika akan merantau ke pulau ini pada ibunya lenyap sudah. Gadis itu kehilangan satu-satunya hal yang sangat berharga dalam hidup. Menyesal, sungguh dia sangat menyesal.Berdiam diri di kantin membuat Hanum mendengar beberapa bisik-bisik negatif tentang dirinya lagi. Semua orang telah tahu bagaimana hubungannya dengan Aryan apalagi seminggu yang lalu secara terang-terangan lelaki itu menggandeng tangannya mesra."Ih, ternyata begitu triknya. Pantas saja dia menjadi model kesayangan garment padahal muka sama body s
Read more

5. Samar

Happy Reading*****Hari berlalu, gosip yang beredar tentang Hanum makin negatif saja. Beberapa karyawan bahkan dengan lancangnya menambah berita baru dengan rumor kehamilan si model yang lagi naik daun tersebut. Berhari-hari juga, Dirga tidak melihat kehadiran sang karyawan untuk bekerja di bagian produksi. Biasanya, Hanum tidak pernah absen jika memang tidak ada pemotretan. Gadis itu masih bisa bekerja dengan baik pada bagian yang dia jabat sebelumnya di bagian pengepakan. Namun, terhitung sudah lima hari ini si perempuan tidak masuk padahal jadwal pemotretan belum ada. Dirga pun mulai resah. Sempat bertanya mengenai Hanum di bagian model, tetapi lelaki itu tidak mendapat jawaban memuaskan.Setelah bertanya pada rekan Hanum lainnya di bagian pengepakan dan tidak ada yang mengetahui alasan Hanum absen. Dirga bertekad akan mendatangi kos perempuan itu setelah pulang kerja. Kejadian di kantin beberapa waktu lalu membuatnya yakin ada hal yang tidak beres.*****Di tempat kosnya, Hanum
Read more

6. Syok

Happy Reading*****"Di mana Aryan, Pak?" tanya Dirga keras pada lelaki berumur lima puluh enam tahun. Dia sudah kehilangan akal untuk menghormati Lingga sebagai atasan karena Hanum."Kenapa mencari Aryan? Bukankah kamu tahu di mana dia sekarang dan kenapa kamu membawa Hanum?" Lelaki berkumis dengan kulit sedikit gelap dari Aryan itu berbalik arah dan meninggalkan kedua tamunya."Pak, Aryan itu sudah menyakiti Hanum. Dia tidak jujur tentang statusnya saat ini. Apakah Bapak sebagai orang tuanya akan tetap membela Aryan?" kata Dirga tampak marah. "Kenapa kamu yang repot, Ga? Apakah kamu punya perasaan khusus pada wanita ini? Ayolah, Ga. Dari kecil kamu sudah mengenal Aryan dengan baik. Pasti wanita ini yang merayu lebih dulu." Lingga berkata seolah Hanum tidak ada di hadapannya.Mata Dirga memerah, kemarahannya sudah mencapai puncak. Jika bukan lebih tua darinya, tentu Lingga sudah mendapat bogeman. Sayangnya, Dirga masih ingat jika lelaki itu lebih tua dan atasannya sehingga, hanya ka
Read more

7. Kotor

Happy Reading*****Dirga berjalan cepat menangkap tubuh lemah perempuan itu yang sudah tak sadarkan diri. Septi dan Lingga saling pandang, arah mata mereka terus saja menatap Hanum. Seperti tengah berbicara dari dalam hati, kedua orang tua Aryan itu menganggukkan kepala, entah apa yang dipikirkan."Kenapa kamu gampang sekali pingsan. Ada apa denganmu?" Dirga masih saja heran, Hanum yang dia kenal sudah banyak berubah. Perempuan itu menjadi sangat ringkih sekarang, tidak seperti dulu selalu kuat dan optimis menghadapi masalah hidup.Lelaki itu, lalu menatap Lingga dan Septi bergantian. "Telpon anak manja kalian. Suruh dia datang dan bertanggung jawab dengan keadaan Hanum saat ini.""Kenapa harus telpon Aryan? Dia pasti sedang sibuk dengan bayi dan juga istrinya," kata Septi. Perempuan itu masih saja angkuh, tidak mau anaknya disalahkan atas kejadian yang menimpa karyawan suaminya."Telpon dia seorang atau aku akan mengobrak-abrik rumah ini. Sekalian saja hancur. Apa perlu aku panggil
Read more

8. Hancur

Happy Reading*****Masih menatap benda yang dicelupkan pada urine miliknya, Hanum menatap dengan linangan air mata. Tubuhnya bergetar hebat kalau melihat garis dua warna merah yang masih samar. Segala ketakutan membayang. Kemarahan ibunya yang menaruh harapan begitu besar. Impian untuk menjadi sarjana demi kesejahteraan ekonomi keluarga. Semua impian dan harapan itu akan kandas jika hamil tanpa suami saat ini."Ya Allah. Mungkinkah ini benar adanya? Mengapa ... mengapa harus berakhir begini? Masih banyak impianku yang belum tercapai. Bagaimana jika Ibu tahu aku hamil?" Semua pertanyaan-pertanyaan itu, Hanum gunakan sendirian di dalam kamar mandi kosnya.Tubuh Hanum meluruh di lantai kamar mandi. Memegang kepala serta meremas rambut, menyalurkan semua kekecewaan. Sungguh, penyesalan itu kini terjadi. Mengapa dia harus terlena dengan segala bujuk rayu dan menuruti nafsu yang menguasai sesaat. Tidakkah yang dirugikan adalah dirinya jika sudah seperti ini?Tangan Hanum memukul kuat tembo
Read more

9. Tak Sanggup

Happy Reading*****Tidak ada harapan bagi Hanum bahwa alat yang dilihatnya kemarin hanyalah mimpi. Benda bulat lonjong yang dibelinya, semua menunjukkan dua garis walau tidak pekat. Hari ini, si perempuan berencana untuk mengecek langsung pada dokter. Sebelum berangkat menuju klinik, Hanum menyempatkan diri melihat saldo tabungannya. "Jika aku berhenti bekerja, sepertinya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai satu tahun ke depan. Ya Allah, aku harus bagaimana," keluh Hanum sendirian ketika dia menunggu ojek online datang menjemput.Dua menit kemudian, ojek yang ditunggu datang. Niat semula akan ke dokter untuk pemeriksaan kepastian tentang keadaannya, kini malah berubah arah. Perempuan itu mendapat panggilan dari bagian event dan promosi bahwa hari ini dia ada pemotretan produk baru untuk tamu Australia.Sangat terpaksa Hanum mengubah arah tujuannya setelah meminta maaf pada sopir ojek online. Jika saja tahu dari awal akan ke garment tentunya Hanum tidak perlu memesan oje
Read more

10. Kepergianmu

Happy Reading*****Hampir sebulan, Dirga tidak mendengar kabar tentang Hanum. Gadis itu menghilang bak ditelan bumi. Tempat tinggalnya sudah pindah entah ke mana demikian juga dengan nomer ponsel. Dirga benar-benar kehilangan jejak di gadis. Seseorang yang sempat membantunya untuk mengawasi Hanum juga kehilangan jejak bahkan gadis itu belum pulang ke kampung halamannya.Dua bulan pasca kejadian menghilangnya Hanum, Aryan kembali ke pulau Dewata. Berkumpul dengan sang istri dan juga keluarganya. Saat ini, lelaki itu mendatangi Dirga di ruangannya."Apa kabar Pak Kepala Produksi?" sapa Aryan. Dirga yang tengah mengecek berkas-berkas produksi mendongakkan kepala. Lelaki itu berdiri dan mencengkeram kerah leher Aryan dengan kuat. "Berani kamu menampakkan wajah setelah merusak seluruh hidup Hanum?" ucapnya keras penuh kemarahan. Wajahnya memerah menahan amarah sejak lama."Heh," sindir Aryan, sangat meremehkan lawannya. "Gadis seperti itu yang kamu cintai dan bela. Gadis yang dengan suka
Read more
DMCA.com Protection Status