Artika mengalami malam terburuk hari itu. Freddy meletakkan jarinya di bawah dagu Artika dan dengan lembut mengangkat kepala Artika sampai menatapnya.
“Kamu selalu bisa memanggilku, Artika, saya tidak marah. Sebenarnya, saya senang kamu menghubungi saya. .” Freddy mengatupkan gigi.
"Seseorang bisa saja menyakitimu dan aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri jika itu terjadi."
Artika menatapnya, dan mencoba untuk melihat jauh ke dalam diri Freddy.
Kaget keluar dari bibir Artika ketika dia menyadari bahwa bibirnya ada di bibir Freddy.
Artika dengan pengaruh obat, sudah sangat ingin dicium oleh Freddy.
Artika meleleh dengan desahan gemetar didalam pelukan yang kuat Freddy.
," Saya ingin ini. Sentuh aku, cium aku, buka bajuku, tolonglah,” suara Artika penuh permohonan.
Ia menginginkan lebih jauh, menginginkan pria ini sejak lama, dan kini ia tidak tahan lagi. Menyuruh Freddy men
Masuk di sebuah sekolah kesehatan seperti Akademi Perawat, merupakan sebuah perjuangan sendiri bagi Artika Hasta Dewi. Disana dia belajar, Ilmu Kesehatan, ilmu Dasar Keperawatan, Biomedik, Antropologi Kesehatan dan. berbagai ilmu kesehatan lainnya Ilmu seperti anatomi alat alat tubuh manusia. Dia belajar bagaimana sistem pencernaan dan pernapasan manusia bekerja. Mempelajari tentang penyakit syaraf dan perawatan. Ada juga ilmu komputer dan bahasa Inggris untuk memperlancar pekerjaan mereka nantinya memasuki dunia kerja. Pekerjaan praktek dan sekolah yang melelahkan dengan banyak mata pelajaran harus pula praktek di rumah sakit, pagi, sore atau malam. Pelajaran ilmu kesehatan yang mirip dengan ilmu kedokteran itu dipadatkan dalam waktu relatif singkat. Sungguh sekolah yang melelahkan dan menyita tenaga. Lalu bagaim
Setibanya di Apartemen Artika muntah dan merasa mual. Yudika baru pulang ketika malam menjelang. "Artika, " ketukan di pintu, ketukan lagi, tapi lebih kuat.Artika malas sekali untuk bangun namun kemudian menemukan kekuatan untuk membuka pintu. Artika pergi keluar dan tanpa bicara sepatah kata pun menatap Yudika. "Kamu kenapa?" Yudika masuk kedalam. Ia memeluk gadis itu. Artika meletakkan kepalanya dibahu Yudika dan mulai menangis. "Aku merasa mual, sakit kepala dan kelelahan," sahut Artika. "Artika, ada apa denganmu? Katakan padaku," kata Yudika dengan perhatian. "Aku tidak mengerti, tapi aku merasa sangat buruk, " ujar Artika. Artika mencoba menenangkan Yudika "Tapi sekarang sudah lebih baik," sambungnya lagi. Tetapi saat Artika berlari ke toilet, lagi lagi dia merasa tidak enak badan. Yudika mengej
Hari itu Artika kuliah dari seorang profesor. Disebuah ruangan kuliah umum dengan judul "War and Nursing" Perawat spesialis daerah konflik dan bencana alam berkarya, khususnya terkait dengan daerah konflik. Pada bagian awal kuliah Prof. Satami menjelaskan secara singkat mengenai konsep-konsep umum terkait kondisi perang, bencana alam, dan serangan teroris. Semua peristiwa tersebut menimbulkan jatuhnya korban, baik yang meninggal dunia maupun yang masih bisa diselamatkan. Korban yang masih hidup itulah yang menjadi fokusdalam memberikan pertolongan. Sebagai perawat atau tenaga kesehatan, Prof. Satami mengingatkan, bila suatu saat memiliki kesempatan menjadi bagian tim penolong bagi korban perang maupun bencana, pastikan untuk selalu memegang teguh prinsip etik; menjadi penolong yang adil bagi semua orang; dan tidak ada diskriminasi. Keterampilan yang perlu dimiliki seorang perawat dalam kondis
Yudika memeluk, mencium dengan sungguh-sungguh, menekan lebih dekat pada tubuh Artika.Kemudian dia dengan lembut merebahkan istrinya ke tempat tidur.Yudika melepas sisa pakaian Artika. Dia mulai mencium kaki Artika, naik lebih tinggi.Yudika menatap mata Artika saat dirinya tenggelam di samping Artika di tempat tidur.Yudika mencium lagi, pertama bibir, leher, lalu turun dan terus turun. Saat Yudika mencapai perut Artika, dia dengan lembut membelai .Artika mengusap pundaknya dengan telapak tangan.Yudika bangkit lagi dan mencium bibir Artika saat dia mulai memasuki tubuh Artika dengan lembut. Artika memutar mata pada gerakannya lambat, sensual.Artika ingin lebih cepat."Lebih cepat, Yudika," teriak Artika dengan mata sayu.Tidak perlu bertanya berkali-kali, Yudika mulai bergerak lebih cepat, lebih kuat. Dengan setiap dorongan baru dalam diri Artika, erangannya menjadi semakin keras.&n
Setelah agak jauh sebelum sampai di mobil, Artika kelelahan."Yudika mari kita duduk, aku merasa pusing." Ujar Artika.Artika duduk dan melihat bayangan hitam dikepalanya. Ia merasa lemas, kemudian semuanya gelap.Artika pingsan tidak sadar diri. Ketika terbangun, dia sudah berada dirumah sakit.Ia mendengar suara Yudika."Artika, bisakah kau mendengarku?"Artika mencoba untuk membuka matanya. Semuanya menjadi jelas sekarang. Terbaring ditempat tidur.Yudika duduk di sebelahnya dan memegang tangan Artika.Gadis itu mencoba menggerakkan tangannya."Yudika, apa yang terjadi? Di mana aku? " Artika sadar dari pingsannya."Kamu sudah bangun, kamu tidak pingsan ketika berjalan." Yudika mengatakan sambil memegang wajah Artika merasakan suhu tubuhnya."Sudah semuanya baik-baik saja, aku akan menjaganya di sini," lanjut Yudika.Dokter m
Apa kabar Sarah,'?" sapa Artika kepadanya."Aku baik saja, tapi engkau lebih beruntung dariku. Kita akan lihat seberapa baik keberuntungan kamu," ujar Sarah sambil tersenyum yang sulit diartikan Artika. "Apa maksud kamu?" Tanya Artika."Apa kakek dan neneknya sudah datang?" Tanya Sarah yang membuat Artika terdiam. "Kami akan segera pulang, menemui kakek dan nenek anakku," jawab Artika. "Apakah mereka akan menerima kamu?" Lagi lagi Sarah menghunjamkan sesuatu di jantung Artika."Tentu saja, tidak akan ada kesulitan," jawab Artika pula. " Pada waktu wisuda Yudika dia pasti datang. Itu hanya beberapa bulan lagi." ujarnya lagi. "'Apakah mereka setuju?" Seru Sarah. Artika terdiam dengan berbagai perasaan yang menggumpal dalam dirinya. "Maksud kamu apa iya? Kamu merasa kami tidak diterima iya?" Artika mulai marah. "Bukan urusan kamu mencampuri hidupku," Artika mulai menunjukan perlawanan
Ciuman Andris membuatnya terkejut dalam kegembiraan yang memabukkan.Tiba tiba, pertanyaan keluar dari bibir Andris."Mengapa kamu mau kucium, pada hal kamu sudah punya suami?""Jangan tanya itu," sahut Artika.Bibir tebal Artika melengkung membentuk senyuman menggoda."Kamu menarik, " ujar Andreas pula.Dan Artika senang pria yang sangat tampan ini menganggapnya menarik."Apa pekerjaanmu? " Artika bertanya dengan nada santai." Keuangan, menghabiskan sepanjang hari di meja dan angka. Pekerjaan yang cukup membosankan."Andris masih ingat rasa bibir dan keinginan merasakan kembali kelembutan lembut tubuh wanita itu. Namun hatinya juga menolaknya .Aku tidak akan mengganggu wanita yang bersuami , jadi pulanglah," ucapan terakhir itu agak melukai Artika dalam dingin dan sejuk kamar hotel."Apa pedulimu, kalau bersuami dan sekarang dia kusebut mantan suami?""Apa?""Aku mencera
Michigan merupakan sebuah negara bagian Amerika Serikat yang terletak di bagian tengahnya. Michigan paling indah di sepanjang garis pinggir Danau Michigan dan Danau Huron. Citra perkotaan menjadi hidup dengan cakrawala kota Detroit dan denyut industri transportasi Amerika Serikat. Pemandangan dan warna Michigan pohon sakura yang mekar dan ladang lavender di musim panas menjadi pesona. Ada begitu banyak tempat indah untuk dilihat di Michigan . Tidak jauh dari tempat belajarsebuah Universitas yang memiliki rumah sakit tempat study Artika bekerja dengan para mahasiswa internasional dari seluruh dunia.Program keperawatan, dan peneliti internasional untuk menjadi bagian dari komunitas belajar study keperawatan.Dari mahasiswa doktoral pengalaman klinis di Universitas dikota itu dengan peluang pendidikan berkualitas. University Hospital adalah rumah sak