Setelah berjalan disekitar taman dengan Artika, Freddy mencoba bersikap mesra.
Begitulah Freddy, dihadapan kerabat Freddy seolah-olah begitu akrab berpacaran dengan Artika
Ia memegang pinggang Artika dan dia tidak siap untuk itu. Dengan sedikit kekuatan Artika menggeliat keluar dari pelukan Freddy.
"Kita adalah pasangan yang sedang jatuh cinta, biar mereka melihatnya." Ujar Freddy.
Freddy ingin terus memeluk Artika. Wajah Artika gemetar dengan kikuk seperti demam.
Tapi Freddy menatap Artika dengan tatapannya yang gelap. Ia kini menuju rumah neneknya.
Sebuah rumah yang cukup indah, dan ada keluarga lain tinggal disana. Itu adalah kerabat Freddy dari ayahnya.
Nenek Freddy dilihat Artika sebagai wanita yang luar biasa! Nenek itu, berusia delapan puluhan namun lebih muda dari penampilannya. Pipinya yang sedikit kemerahan merahan.
Rambut rapi dengan sentuhan yang terawat me
Lima hari setelah itu Freddy menelpon Artika ke tempat kerja."Hai, bagaimana kamu?" Tanya Freddy Hamilton."Baik, terima kasih telah menelpon,"jawab Artika pendek."Apa kamu lupa? Kamu harus cek darah saya dan melakukan pengobatan.""Aku tidak lupa,'" jawab Artika."Aku akan datang," tambahnya."Saya akan pergi ketempat kamu kerja di bagian onkologie sambil pengecekan darah," ujar Freddy.Lalu dia berkata lagi."Ada yang ingin bertemu"Artika merasa suprise lelaki itu datang dan ada sesuatu yang berbeda saat itu.Seseorang gadis kecil datang menyertai Freddy."Anakku, sekarang aku mendapatkan hak asuhnya karena mantan istriku melepasnya.!""Apa yang terjadi?" Tanya Artika."Mantan istriku akan menikah lagi," Freddy tersenyum.Artika menatap anak itu. Seorang anak perempuan berusia 7 atau 8 tahun.Di ruang tunggu, anak perempuan itu melompat dari k
BersamaMereka makan di restoran Mc Donald dengan santai dan menghabiskan waktu melihat Adelia bermain di arena bermain. Tidak banyak permintaannya dan hanya makan di restoran cepat saji biasa pada hal ayahnya cukup kaya.Beberapa "Toy " Mc Donald dimiliki Adelia dan dia sangat senang. Satu diantaranya adalah Toy untuk anak laki-laki."Untuk siapa itu?" Tanya Artika."Untuk adik, nantinya Adelia yang akan memberikan. Siapakah nama adik?" Tanya Adelia"Arri, panggil saja Arri Yudika,"jawab Artika."Sulit juga mengeja namanya, tapi Arri aku bisa," kata Adelia tersenyum.Artika ingat dengan Arri Yudika anaknya dan hatinya merasa perih karena mengabaikannya. Ia selalu sibuk bekerja dan bepergian dan sangat jarang membawa si kecil itu ke restoran seperti ini.Jalan jalan di Michigan tidak begitu ramai dan Freddy serta sopirnya membawa mobil dengan santai.Mobil berhenti di luar rumah saat senja mulai menyelimu
Hari itu Laura mengajaknya ke pesta di pinggir kota di sudut sudut kota Michigan. Laura telah mencoba setiap gaun seksi dan menawarkan agar Artika juga mencobanya Artika tergoda untuk pergi. Dia melakukan hal yang sama dengan Laura. Karena tidak ada lagi, ia tidak keberatan memakai gaunnya.Laura yang seksi dan berdua memutuskan akan berpesta malam itu. Artika memakai gaun hitam yahg nyaris tidak menutupi lekuk tubuhnya. Serba terbuka. "Pakaian kamu seksi semua," kata Artika. "Pakai saja, ini pesta," kata Laura santai. Gaunnya nyaris tidak menyembunyikan buah dada Artika. Ia mau pergi karena dia tidak mau sendirian dikamar asrama. “Kenapa pesta ini harus jauh jauh?" keluh Artika ketika Laura menyebutkan suatu tempat diluar kota. “Pesta-pesta terbaik ada di sana?" jawab Laura santai. “ Saya tahu kamu ingin pergi ke
Tanpa menunggu untuk mendengar ajakan Alice, Freddy berbalik dan menuju mobilnya.Lokasi yang dia kirim jauh dari kota Michigan dan akan memakan waktu tiga puluh menit atau satu jam untuk sampai ke sana, bahkan tanpa lalu lintas sibuk. Tapi Artika terdengar bingung dan sedikit takut ketika dia menelepon, Jantung Freddy berdebar dengan kencang.Dia mulai meluncur di jalan-jalan Michigan. Tak lama kemudian, GPS membuat dia tiba ditempat yang yang sepi.Di mana tempat ini? Sulit dipercaya bahwa ini adalah Michigan yang biasanya terang benderang. Kini dia banyak menempuh jalan yang gelap. Freddy berhenti di tempat parkir yang penuh dengan mobil dengan cahaya berkelap-kelip. *** Tiba-tiba, napas Fredry tercekat karena ada sosok mungil berdiri di luar gudang, dan dia sendirian sedang menunggu . Itu Artika yang sedang menunggunya. Cahaya dari gudang menerangi siluetnya dan Artika t
Artika mengalami malam terburuk hari itu. Freddy meletakkan jarinya di bawah dagu Artika dan dengan lembut mengangkat kepala Artika sampai menatapnya.“Kamu selalu bisa memanggilku, Artika, saya tidak marah. Sebenarnya, saya senang kamu menghubungi saya. .” Freddy mengatupkan gigi."Seseorang bisa saja menyakitimu dan aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri jika itu terjadi."Artika menatapnya, dan mencoba untuk melihat jauh ke dalam diri Freddy.Kaget keluar dari bibir Artika ketika dia menyadari bahwa bibirnya ada di bibir Freddy.Artika dengan pengaruh obat, sudah sangat ingin dicium oleh Freddy.Artika meleleh dengan desahan gemetar didalam pelukan yang kuat Freddy.," Saya ingin ini. Sentuh aku, cium aku, buka bajuku, tolonglah,” suara Artika penuh permohonan.Ia menginginkan lebih jauh, menginginkan pria ini sejak lama, dan kini ia tidak tahan lagi. Menyuruh Freddy men
Masuk di sebuah sekolah kesehatan seperti Akademi Perawat, merupakan sebuah perjuangan sendiri bagi Artika Hasta Dewi. Disana dia belajar, Ilmu Kesehatan, ilmu Dasar Keperawatan, Biomedik, Antropologi Kesehatan dan. berbagai ilmu kesehatan lainnya Ilmu seperti anatomi alat alat tubuh manusia. Dia belajar bagaimana sistem pencernaan dan pernapasan manusia bekerja. Mempelajari tentang penyakit syaraf dan perawatan. Ada juga ilmu komputer dan bahasa Inggris untuk memperlancar pekerjaan mereka nantinya memasuki dunia kerja. Pekerjaan praktek dan sekolah yang melelahkan dengan banyak mata pelajaran harus pula praktek di rumah sakit, pagi, sore atau malam. Pelajaran ilmu kesehatan yang mirip dengan ilmu kedokteran itu dipadatkan dalam waktu relatif singkat. Sungguh sekolah yang melelahkan dan menyita tenaga. Lalu bagaim
Setibanya di Apartemen Artika muntah dan merasa mual. Yudika baru pulang ketika malam menjelang. "Artika, " ketukan di pintu, ketukan lagi, tapi lebih kuat.Artika malas sekali untuk bangun namun kemudian menemukan kekuatan untuk membuka pintu. Artika pergi keluar dan tanpa bicara sepatah kata pun menatap Yudika. "Kamu kenapa?" Yudika masuk kedalam. Ia memeluk gadis itu. Artika meletakkan kepalanya dibahu Yudika dan mulai menangis. "Aku merasa mual, sakit kepala dan kelelahan," sahut Artika. "Artika, ada apa denganmu? Katakan padaku," kata Yudika dengan perhatian. "Aku tidak mengerti, tapi aku merasa sangat buruk, " ujar Artika. Artika mencoba menenangkan Yudika "Tapi sekarang sudah lebih baik," sambungnya lagi. Tetapi saat Artika berlari ke toilet, lagi lagi dia merasa tidak enak badan. Yudika mengej
Hari itu Artika kuliah dari seorang profesor. Disebuah ruangan kuliah umum dengan judul "War and Nursing" Perawat spesialis daerah konflik dan bencana alam berkarya, khususnya terkait dengan daerah konflik. Pada bagian awal kuliah Prof. Satami menjelaskan secara singkat mengenai konsep-konsep umum terkait kondisi perang, bencana alam, dan serangan teroris. Semua peristiwa tersebut menimbulkan jatuhnya korban, baik yang meninggal dunia maupun yang masih bisa diselamatkan. Korban yang masih hidup itulah yang menjadi fokusdalam memberikan pertolongan. Sebagai perawat atau tenaga kesehatan, Prof. Satami mengingatkan, bila suatu saat memiliki kesempatan menjadi bagian tim penolong bagi korban perang maupun bencana, pastikan untuk selalu memegang teguh prinsip etik; menjadi penolong yang adil bagi semua orang; dan tidak ada diskriminasi. Keterampilan yang perlu dimiliki seorang perawat dalam kondis