Masuk di sebuah sekolah kesehatan seperti Akademi Perawat, merupakan sebuah perjuangan sendiri bagi Artika Hasta Dewi.
Disana dia belajar, Ilmu Kesehatan, ilmu Dasar Keperawatan, Biomedik, Antropologi Kesehatan dan. berbagai ilmu kesehatan lainnya
Ilmu seperti anatomi alat alat tubuh manusia.
Dia belajar bagaimana sistem pencernaan dan pernapasan manusia bekerja.
Mempelajari tentang penyakit syaraf dan perawatan.
Ada juga ilmu komputer dan bahasa Inggris untuk memperlancar pekerjaan mereka nantinya memasuki dunia kerja.
Pekerjaan praktek dan sekolah yang melelahkan dengan banyak mata pelajaran harus pula praktek di rumah sakit, pagi, sore atau malam.
Pelajaran ilmu kesehatan yang mirip dengan ilmu kedokteran itu dipadatkan dalam waktu relatif singkat.
Sungguh sekolah yang melelahkan dan menyita tenaga.
Lalu bagaimana jika berpacaran?
Artika sudah berpacaran selama setahun ini. Umurnya yang sudah 24 tahun sebenarnya adalah sangat ideal untuk menikah.
Hormonnya begitu bergelora dan dia berkenalan dengan Yudika mahasiswa kedokteran yang lebih sibuk dari Artika.
Yudika tinggal dikamar Apartement didepan Artika. Apartemen kecil dengan luas 21 meter persegi dengan fasilitas gym dan kolam renang.
Pada pertama kali mereka bertemu di kolam renang Apartemen.
Yudika melihat Artika dalam balutan baju renang yang ketat.
Lalu lanjut dipertemuan berikutnya.
Pergaulan di Apartemen membuat pergaulan pacaran mereka terlalu bebas.
Di Apartemen Yudika ada dikamar Artika. Begitu juga Artika , suatu ketika ada dikamar Yudika. Tetapi lebih banyak waktu mereka habiskan di kamar Artika.
Kali ini dikamar Artika Yudika tidur disana dan mencium wajahnya, Artika balas menciumnya pula.
Mereka berciuman dengan penuh gairah. Banyak yang mengira mereka adalah kerabat dekat. Penghuni Apartemen sudah menganggap hal biasa untuk mereka berpasangan di apartemen.
Yudika melingkarkan lengannya di leher Artika, menarik bibir bawah dengan giginya, menggerakkan lidahnya di atasnya, menyebabkan desahan kasar napas kasar Artika.
"Selamat ulang tahun, aku sangat mencintaimu!" Yudika tersenyum,
"Aku juga sangat mencintaimu!" Kata Artika masih di tempat tidurnya.
“Ayo segera bangun, sarapan atau akan terlambat ke kampus,” kata Yudika kepada Artika dengan nada serius.Setelah kata-kata ini, Artika masih harus bangun dari tempat tidur yang nyaman dan pergi mandi.
Ia memasak dengan cepat dengan sesuatu yang sudah disiapkannya di kulkasnya.
Meletakkan di meja dan buru buru berpakaian perawatnya.
Setelah itu, Artika masih harus menata rambutnya.
" Mmm, apa itu yang aku pikirkan?" Artika mendekati Yudika dari belakang dan memeluknya, Yudika berbalik dan menyentuh bibirnya.
Yudika menciumnya dengan belitan lidahnya dalam ciuman yang hangat .
" Yudika, kita akan terlambat jika kita melanjutkan," Artika dengan enggan menjauh darinya, terus menatap matanya.
"Jadi, ayo kita sarapan," kata Artika sambil duduk di meja.
Artika dan Yudika ssarapan nasi goreng dan ada juga roti panggang dengan selai raspberry di atasnya. Mereka makan dengan cepat dan tanpa suara.
Dalam tiga puluh menit mereka sudah meninggalkan apartemen dan pergi kampus.
Kampus Akademi Perawatan dan Fakultas Kedokteran hampir menyatu di rumah sakit besar itu.
Hanya tersisa tujuh menit sebelum jam masuk dimulai.
Artika mulai berjalan lebih cepat, dan sekarang Yudika mengikut dari belakang. Di sebuah lorong, mereka berpisah.
Yudika melambai kepada Artika, gadis itu juga mengangkat tangan.Artika berlari ke kampus Akademi Perawat tempatnya kuliah.
Begitu juga Yudika di Fakultas Kedokteran bergegas masuk.
Pelajaran pertama Artika adalah ilmu Neurologi, setelah itu Teknik perawatan, Nursing Art atau ilmu kecakapan perawatan.
Artika sangat suka pelajaran itu.
Guru mereka Nyonya Noor Daltias, memasuki ruang kelas. Pelajarannya sangat cepat dan menarik.Ada tempat tidur didepan kelas; untuk praktek bagaimana melipat kain dan membersihkan tempat tidur pasien dengan lipatan tertentu sehingga tempat tidur menjadi rapi.
Ada lagi cara memandikan pasien dalam keadaan bedrust total, agar pasien tetap nyaman dalam perawatan.
Setelah itu pelajaran sejarah perawatan, ibu Florence Nigtinghale putri berdarah bangsawan yang mengabdikan diri merawat pasien miskin.
Perawat yang meminta dikirim ke medan pertempuran untuk merawat pasien yang sakit.Saat istirahat, Artika pergi ke teman sekolah terbaiknya, Tati saling bergosip.
"Hai, Tati " Artika tersenyum pada sahabatnya.
"Hai juga selamat ulang tahun," dia tahu temannya itu ulang tahun kemaren tapi tidak merayakannya.
"Apa yang diberikan Yudika untuk ulang tahunmu?"
Tati bertanya pada Artika.
“Tidak ada,” kata Artika tertawa,
Mendekati siang dikantin rumah sakit Yudika datang ke kampusnya.
"Aku sudah bosan, " Yudika berkata dan Artika tersenyum.
Pelajaran dan praktek berlangsung sangat cepat hari ini. Yudika masih saja mengikuti mata kuliah kedokterannya yang padat.
***
Malam harinya, baru Yudika pulang, Artika menyiapkan makan malam.
Butuh waktu sekitar dua jam untuk menyelesaikan pekerjaan itu ketika Yudika menjenguk ke kamar apartemen Artika.
"Jadi hari ini kita memiliki makan malam yang meriah, ayam dengan saus asam manis, dua salad ringan,"
Mereka duduk di meja, makan malam, berbicara tentang segala hal dan tentang apa saja.
Betapa tiba-tiba Yudika menjadi serius, Artika bahkan menjadi tegang.
Yudika bangkit dan berjalan ke arah Artika dan mengulurkan sebentuk cincin.
"Selamat ulang tahun, kemaren tidak sempat;" ujarnya.
"Kenapa dengan cincin?" Tanya Artika.
"Maukah kau menikah denganku? Ini cincinnya."
Artika tertawa. Jantungnya berdegup kencang seperti tidak bisa bernapas.
Artika menatap matanya. Mengapa Yudika begitu menawan?
Yudika sayang kepada Artika, gadis itu menarik napasnya dan menghembuskannya.
"Aku mau," sahut Artika mencoba serius.
"Tapi kita belum akan menikah sekarang," ujarnya lagi.
Lalu Artika menuju ke kamar tidur, menyimpannya di sebuah tempat.
Yudika datang lebih bergairah, dia mencium Artika. Saat dia menyentuh bibir Artika memiringkan kepalanya agar dapat menikmati.
Kemudian dia meraih blus Artika dengan tangannya dan menyentuh dada.
Saat Yudika menanggalkan pakaian Artika dia mencium dari perut ke leher saat lidahnya menyentuh dada Artika mengusap putingnya.
Artika ingin membantunya, ketika Yudika sendiri mulai melepas kemeja dan celananya.Yudika tidak bisa menahan senyum saat menatapnya. Dia mencondongkan tubuh ke arah Artika dan menyentuh leher gadis itu dengan bibirnya.
Artika melanjutkan dengan ciuman di tubuh dan dia menikmati belaian Yudika.
Yudika meninggalkan ciuman lain di bibir Artika dan mulai memasuki dirinya. Dia mulai bergerak perlahan pada awalnya,
Tubuh mereka menyatu dalam kebersamaan yang sangat indah melayang layang seperti di surga.
Setelah selesai dengan tubuh berpeluh yang diserap aircon.
Setelah itu Artika berbaring tengkurap, memeluk Yudika mendengarkan detak jantungnya dan setelah beberapa saat Artika tertidur lelap.
Artika menjadi pacar Yudika. Mengunjunginya setiap waktu di Kampus pada waktu istirahat atau makan di Cafe rumah sakit. Semua orang mengenalnya sebagai orang yang beruntung.
Artika beruntung karena menemukan pacarnya yang sebentar lagi jadi dokter.
***
Tapi di Apartemen sesuatu terjadi pada Artika. Gadis itu gelisah.
Mata Artika meredup."Apa yang kamu pikirkan?"Yudika bertanya pada Artika dengan berbisik.
"Tidak ada apa-apa," kata Artika. sambil tersenyum.
Dia masuk kampus seperti biasa dan mengikuti pelajaran.
Di pelajaran berikutnya, Artika merasa tidak enak badan.
Sekarang adalah pelajaran pendidikan jasmani, Artika tidak terlalu mementingkan ini.
Jadi dia sudah pulang lebih cepat ke Apartemen.Setibanya di Apartemen Artika muntah dan merasa mual. Yudika baru pulang ketika malam menjelang. "Artika, " ketukan di pintu, ketukan lagi, tapi lebih kuat.Artika malas sekali untuk bangun namun kemudian menemukan kekuatan untuk membuka pintu. Artika pergi keluar dan tanpa bicara sepatah kata pun menatap Yudika. "Kamu kenapa?" Yudika masuk kedalam. Ia memeluk gadis itu. Artika meletakkan kepalanya dibahu Yudika dan mulai menangis. "Aku merasa mual, sakit kepala dan kelelahan," sahut Artika. "Artika, ada apa denganmu? Katakan padaku," kata Yudika dengan perhatian. "Aku tidak mengerti, tapi aku merasa sangat buruk, " ujar Artika. Artika mencoba menenangkan Yudika "Tapi sekarang sudah lebih baik," sambungnya lagi. Tetapi saat Artika berlari ke toilet, lagi lagi dia merasa tidak enak badan. Yudika mengej
Hari itu Artika kuliah dari seorang profesor. Disebuah ruangan kuliah umum dengan judul "War and Nursing" Perawat spesialis daerah konflik dan bencana alam berkarya, khususnya terkait dengan daerah konflik. Pada bagian awal kuliah Prof. Satami menjelaskan secara singkat mengenai konsep-konsep umum terkait kondisi perang, bencana alam, dan serangan teroris. Semua peristiwa tersebut menimbulkan jatuhnya korban, baik yang meninggal dunia maupun yang masih bisa diselamatkan. Korban yang masih hidup itulah yang menjadi fokusdalam memberikan pertolongan. Sebagai perawat atau tenaga kesehatan, Prof. Satami mengingatkan, bila suatu saat memiliki kesempatan menjadi bagian tim penolong bagi korban perang maupun bencana, pastikan untuk selalu memegang teguh prinsip etik; menjadi penolong yang adil bagi semua orang; dan tidak ada diskriminasi. Keterampilan yang perlu dimiliki seorang perawat dalam kondis
Yudika memeluk, mencium dengan sungguh-sungguh, menekan lebih dekat pada tubuh Artika.Kemudian dia dengan lembut merebahkan istrinya ke tempat tidur.Yudika melepas sisa pakaian Artika. Dia mulai mencium kaki Artika, naik lebih tinggi.Yudika menatap mata Artika saat dirinya tenggelam di samping Artika di tempat tidur.Yudika mencium lagi, pertama bibir, leher, lalu turun dan terus turun. Saat Yudika mencapai perut Artika, dia dengan lembut membelai .Artika mengusap pundaknya dengan telapak tangan.Yudika bangkit lagi dan mencium bibir Artika saat dia mulai memasuki tubuh Artika dengan lembut. Artika memutar mata pada gerakannya lambat, sensual.Artika ingin lebih cepat."Lebih cepat, Yudika," teriak Artika dengan mata sayu.Tidak perlu bertanya berkali-kali, Yudika mulai bergerak lebih cepat, lebih kuat. Dengan setiap dorongan baru dalam diri Artika, erangannya menjadi semakin keras.&n
Setelah agak jauh sebelum sampai di mobil, Artika kelelahan."Yudika mari kita duduk, aku merasa pusing." Ujar Artika.Artika duduk dan melihat bayangan hitam dikepalanya. Ia merasa lemas, kemudian semuanya gelap.Artika pingsan tidak sadar diri. Ketika terbangun, dia sudah berada dirumah sakit.Ia mendengar suara Yudika."Artika, bisakah kau mendengarku?"Artika mencoba untuk membuka matanya. Semuanya menjadi jelas sekarang. Terbaring ditempat tidur.Yudika duduk di sebelahnya dan memegang tangan Artika.Gadis itu mencoba menggerakkan tangannya."Yudika, apa yang terjadi? Di mana aku? " Artika sadar dari pingsannya."Kamu sudah bangun, kamu tidak pingsan ketika berjalan." Yudika mengatakan sambil memegang wajah Artika merasakan suhu tubuhnya."Sudah semuanya baik-baik saja, aku akan menjaganya di sini," lanjut Yudika.Dokter m
Apa kabar Sarah,'?" sapa Artika kepadanya."Aku baik saja, tapi engkau lebih beruntung dariku. Kita akan lihat seberapa baik keberuntungan kamu," ujar Sarah sambil tersenyum yang sulit diartikan Artika. "Apa maksud kamu?" Tanya Artika."Apa kakek dan neneknya sudah datang?" Tanya Sarah yang membuat Artika terdiam. "Kami akan segera pulang, menemui kakek dan nenek anakku," jawab Artika. "Apakah mereka akan menerima kamu?" Lagi lagi Sarah menghunjamkan sesuatu di jantung Artika."Tentu saja, tidak akan ada kesulitan," jawab Artika pula. " Pada waktu wisuda Yudika dia pasti datang. Itu hanya beberapa bulan lagi." ujarnya lagi. "'Apakah mereka setuju?" Seru Sarah. Artika terdiam dengan berbagai perasaan yang menggumpal dalam dirinya. "Maksud kamu apa iya? Kamu merasa kami tidak diterima iya?" Artika mulai marah. "Bukan urusan kamu mencampuri hidupku," Artika mulai menunjukan perlawanan
Ciuman Andris membuatnya terkejut dalam kegembiraan yang memabukkan.Tiba tiba, pertanyaan keluar dari bibir Andris."Mengapa kamu mau kucium, pada hal kamu sudah punya suami?""Jangan tanya itu," sahut Artika.Bibir tebal Artika melengkung membentuk senyuman menggoda."Kamu menarik, " ujar Andreas pula.Dan Artika senang pria yang sangat tampan ini menganggapnya menarik."Apa pekerjaanmu? " Artika bertanya dengan nada santai." Keuangan, menghabiskan sepanjang hari di meja dan angka. Pekerjaan yang cukup membosankan."Andris masih ingat rasa bibir dan keinginan merasakan kembali kelembutan lembut tubuh wanita itu. Namun hatinya juga menolaknya .Aku tidak akan mengganggu wanita yang bersuami , jadi pulanglah," ucapan terakhir itu agak melukai Artika dalam dingin dan sejuk kamar hotel."Apa pedulimu, kalau bersuami dan sekarang dia kusebut mantan suami?""Apa?""Aku mencera
Michigan merupakan sebuah negara bagian Amerika Serikat yang terletak di bagian tengahnya. Michigan paling indah di sepanjang garis pinggir Danau Michigan dan Danau Huron. Citra perkotaan menjadi hidup dengan cakrawala kota Detroit dan denyut industri transportasi Amerika Serikat. Pemandangan dan warna Michigan pohon sakura yang mekar dan ladang lavender di musim panas menjadi pesona. Ada begitu banyak tempat indah untuk dilihat di Michigan . Tidak jauh dari tempat belajarsebuah Universitas yang memiliki rumah sakit tempat study Artika bekerja dengan para mahasiswa internasional dari seluruh dunia.Program keperawatan, dan peneliti internasional untuk menjadi bagian dari komunitas belajar study keperawatan.Dari mahasiswa doktoral pengalaman klinis di Universitas dikota itu dengan peluang pendidikan berkualitas. University Hospital adalah rumah sak
Musim dingin bukan hal yang menyenangkan bagi Artika. Ia tidak biasa dengan suhu yang sangat rendah. Wajahnya terasa kering dan kasar . Ibu Artika sudah mmengingatkan untuk memakai moisturizer dan foundation setiap malam. Walau sudah pakai krim, tetap saja di beberapa bagian terutama pipi dan sekitar dagu terasa kering. Ia membungkus dirinya dengan pakaian tebal. Itu masih ditambah lagi dengan piyama, sweater, atau baju luar lainnya. Sementara itu untuk bawahannya Artika sudah pakai legging yang nyaman. Dia memakai lagi kaos kaki. Makin tebal kaus kakinya makin bagus dirasakan oleh Artika. Ibu Artika menyuruhnya memakai bahan kulit sintetis yang lumayan tebal disertai topi wol dan ear muffs.Alat anti kebisingan Atau ear muffs itu berguna untuk meredam dinginnya telinga.Kalau pergi, ia memakai sepatu boot yang dibuat khusus untuk kondisi winter. Long boot yang bahannya dari kulit dan tera