Ciuman Andris membuatnya terkejut dalam kegembiraan yang memabukkan.
Tiba tiba, pertanyaan keluar dari bibir Andris.
"Mengapa kamu mau kucium, pada hal kamu sudah punya suami?"
"Jangan tanya itu," sahut Artika.Bibir tebal Artika melengkung membentuk senyuman menggoda. "Kamu menarik, " ujar Andreas pula.Dan Artika senang pria yang sangat tampan ini menganggapnya menarik. "Apa pekerjaanmu? " Artika bertanya dengan nada santai." Keuangan, menghabiskan sepanjang hari di meja dan angka. Pekerjaan yang cukup membosankan."Andris masih ingat rasa bibir dan keinginan merasakan kembali kelembutan lembut tubuh wanita itu. Namun hatinya juga menolaknya .Aku tidak akan mengganggu wanita yang bersuami , jadi pulanglah," ucapan terakhir itu agak melukai Artika dalam dingin dan sejuk kamar hotel."Apa pedulimu, kalau bersuami dan sekarang dia kusebut mantan suami?""Apa?""Aku menceraikannya. Lelaki tidak setia kepada pasangannya."Andris menatapnya seperti tidak percaya.
Tapi Artika mencondongkan tubuh ke Andris dan menempelkan bibirnya ke bibirnya dalam ciuman panjang.Jari-jari Andris membuka kancing kemejanya."Kau yang memaksaku," suara serak Andris.Bagi Artika, setelah menikah dengan Yudika sekarang ada takdir untuk merasakan manisnya dosa.Andris membuka kancing bra-nya dan, lelaki itu mengagumi kebulatan payudara Artika yang subur dalam cahaya yang redup.Artika telah merawat dirinya dengan baik. Fitness, nge-Gym, perawatan kecantikan, yoga dan kegiatan lainnya yang membuat tubuhnya tetap kencang. Jari-jari pria itu mulai membelai lembut payudaranya, memainkan dada merah muda lembut dan langsung mengeras. Artika tidak memperhatikan bagaimana pinggulnya mulai bergerak dengan sendirinya. Seluruh dunia di sekitarnya menghilang, hanya ada Andris dan kasih sayang yang dia berikan padanya.Mulutnya yang berseni terus mengelus dadanya membuat tubuh Artika berdebar-debar penuh gairah. "Teruskan," dia mengerang memohon ketika dia akhirnya menyentuh titik yang paling dia dambakan untuk kasih sayang.“Tahan sedikit lagi…” kata Andris tiba-tiba, karena keinginan yang akan terpuaskan.Wajah Andris kabur di depan matanya. Kedua tubuh itu menyatu dengan erangan.Menembus daging yang panas dan kejadian tidak terduga."Jangan berhenti," bisik Artika memeluknya.Andris, dengan patuh, membimbingnya melewati gairah yang berpendar.Mereka sama sama tergeletak di ranjang.
Dengan hati-hati ia membungkus wanita itu dengan selimut memeluknya dan mencium keningnya."Aku butuh kasih sayang dan itu cukup," gumam Artika membenamkan wajahnya di bahunya."Engkau bisa percaya padaku, " sahut Andris, mengangkat dagu Artika dengan jarinya."Kamu bisa menjadi kekasihku," ujar Andris." Mengapa aku mau menjadi kekasihmu? Apa yang kamu tawarkan? Uang? Aku juga punya" Artika membanggakan diri. Dia tidak butuh laki-laki untuk hidup bersama saat ini.Andris melengkung menjadi seringai percaya diri, menatap Artika. Ia mengagumi rambut hitam Artika di bagian belakang kepalanya dan menyentuh sampai hampir kepinggang. Kini ia diam.Kedua insan itu tertidur dalam lelap.
Ketika Andris tertidur, Artika membenahi dirinya memakai pakaian dan sebelum pergi mengambil ponselnya dan mengklik lelaki yang tidur lelap itu.Meski hari sudah terlalu malam, Artika pulang ke Apartemen untuk beristirahat.
***Artika mendengar deringan telpon dari ponselnya dan melihat nama Yudika. Ia tidak menjawabnya.Ada lagi nomor tidak dikenal, ia juga tidak mengacuhkan.Dirinya kini merasa tidak berharga, setelah kejadian semalam. Lelaki yang diharapkan telah mencampakannya.Ia tidak boleh larut dalam kesedihan. Ia mulai berpikir untuk rencananya kedepan. Wanita itu penuh cita-cita. Ia telah menyelesaikan program D4 program vokasi perawatan.Program vokasi yang diikutinya pada keahlian tertentu dibidang perawat, belum cukup dan ia harus menambah lagi.Pendidikannya setara dengan S1, tapi tak sama. Itulah program D4 – bergelar S.Tr.Kep (Sarjana Terapan Keperawatan). Belum bekerja karena belum membutuhkan tapi punya uang, Artika ingin melanjutkan ke program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit atau mungkin pendidikan lainIa ingin meng-ujutkan cita cita ayahnya agar dia dapat mendirikan atau menjadi pemimpin, pengelola, manajemen rumah sakit.
Ada beberapa aset orang tuanya untuk modal atau bekerja sana dengan rumah sakit swasta besar.
Modal juga bisa dari Bank dengan jaminan.Kini mungkin dia bisa berbicara dengan ibunya di Amerika, namun Artika sangsi untuk membicarakan kegagalannya."Apa kabar ibu?" Tanya Artika menelpon ibu."Kamu menelpon ibu, apakah ada masalah?" Tanya ibunya."Tidak ada, aku cuma rindu ibu," jawab Artika. "Kau tidak pandai berbohong Artika, pasti kamu punya masalah.""Tidak juga, tapi menantu Yudika sudah menyelesaikan seluruh study kedokterannya dan mau menetap ke desa.""Kamu tidak siap iya? Semua dokter baru kabarnya begitu.""Tapi aku ingin terus jadi perawat, mungkin aku terus saja ke pendidikan lanjut.""Apakah kamu mau disini? Amerika?""Aku sudah punya anak bu,""Ibu bisa membantumu."Tapi usul ibunya boleh juga. Bersekolah di Amerika. Ia harus menyelesaikan beberapa persyaratan terlebih dahulu seperti TOEFL dan persyaratan lain.Lebih baik begitu, daripada terperosok dalam pergaulan bebas dan panasnya kota serta klub malam.***
Kesulitan masih belum berhenti bagi Artika yang melarikan diri ke Nighclub.Gadis yang terbiasa dengan kehidupan kehidupan kota besar itu mendapat kejutan.
Ketokan pintu berulang meski ia tidak mau ketemu Yudika. Lelaki itu tidak diizinkan lagi kembali kerumah atau Apartemen milik Artika.
Yudika sebelumnya menyewa Apartemen didepan Artika, namun setelah menikah memutuskan untuk tinggal berdua dengan Artika istrinya melepas apartemennya.
Sekarang Artika melemparkan barangnya keluar, mengusir, memutuskan berpisah.
Lelaki itu pergi dan sudah beberapa hari tidak pernah datang lagi.
Tapi kali ini ada ketokan lagi di pintu.Ketika memperhatikan dari ruang intip, semangatnya hampir terbang.
Lelaki di klub malam itu, Andris berdiri diluar.
Mengapa ia bisa datang? Artika tidak waspada. Pasti Andris mengikutinya dari klub malam ketika pulang dan mengendarai mobil.
Peluh terpercik dari tubuhnya yang seperti kehilangan keseimbangan.
Sekarang, dia harus menyelesaikan sendiri akibat selingkuhnya.Di lobi kecil tempat ruangan tamu Apartemen itu Artika keluar.
Hanya berjarak beberapa kamar dari tempatnya berada."Apa yang kamu lakukan?" Tanya Artika dengan bingung. "Aku cuma penasaran," jawab Andris mengeluarkan senyum tipisnya."Seperti apa wanita yang menolak Uangku!" Ujarnya lagi sambil berdehem." Kamu mengikutiku," teriak Artika dan Andris itu tertawa bergumam.
"Apa urusan klub malam menjadi berlanjut bagimu? Tidak akan," Artika berbicara dengan tajam."Aku tahu semua, kamu punya anak juga."
"Tidak lagi, kamu pergi saja, aku lagi galau dan tidak perlu membuat aku malu." Sentaknya."Kita dalam posisi yang sama, istriku juga tidak setia dan dia pergi meninggalkan aku.""Itu tidak sama, aku tidak mau disamakan atau dikasih. Aku juga tidak akan membuat kesalahan lagi.""Apa maksudmu tidak membuat kesalahan?""Aku tidak akan kembali dengan cara itu.""Apa yang Kamu lakukan? Kembali kesuamimu?""Tidak, aku akan pergi. Kota ini saat ini tidak ramah bagiku."Lalu dia meninggalkan Andris. Meninggalkan Andika juga. Artika sudah bertekad akan pergi.
Kehidupan harus berlanjut.
"Michigan merupakan sebuah negara bagian Amerika Serikat yang terletak di bagian tengahnya. Michigan paling indah di sepanjang garis pinggir Danau Michigan dan Danau Huron. Citra perkotaan menjadi hidup dengan cakrawala kota Detroit dan denyut industri transportasi Amerika Serikat. Pemandangan dan warna Michigan pohon sakura yang mekar dan ladang lavender di musim panas menjadi pesona. Ada begitu banyak tempat indah untuk dilihat di Michigan . Tidak jauh dari tempat belajarsebuah Universitas yang memiliki rumah sakit tempat study Artika bekerja dengan para mahasiswa internasional dari seluruh dunia.Program keperawatan, dan peneliti internasional untuk menjadi bagian dari komunitas belajar study keperawatan.Dari mahasiswa doktoral pengalaman klinis di Universitas dikota itu dengan peluang pendidikan berkualitas. University Hospital adalah rumah sak
Musim dingin bukan hal yang menyenangkan bagi Artika. Ia tidak biasa dengan suhu yang sangat rendah. Wajahnya terasa kering dan kasar . Ibu Artika sudah mmengingatkan untuk memakai moisturizer dan foundation setiap malam. Walau sudah pakai krim, tetap saja di beberapa bagian terutama pipi dan sekitar dagu terasa kering. Ia membungkus dirinya dengan pakaian tebal. Itu masih ditambah lagi dengan piyama, sweater, atau baju luar lainnya. Sementara itu untuk bawahannya Artika sudah pakai legging yang nyaman. Dia memakai lagi kaos kaki. Makin tebal kaus kakinya makin bagus dirasakan oleh Artika. Ibu Artika menyuruhnya memakai bahan kulit sintetis yang lumayan tebal disertai topi wol dan ear muffs.Alat anti kebisingan Atau ear muffs itu berguna untuk meredam dinginnya telinga.Kalau pergi, ia memakai sepatu boot yang dibuat khusus untuk kondisi winter. Long boot yang bahannya dari kulit dan tera
Libur kuliah, Artika pulang dengan cepat untuk ketemu dengan anaknya Arri yang mendekat padanya. Artika memeluk si kecil itu dengan mata bercahaya. "Artika," ujar ibunya."Kamu belum bercerita banyak tentang kamu," ibu Artika menatap mata Artika ingin tahu. "Aku tidak akan kembali kepada suamiku bu," ujar Artika pendek. "Kamu meninggalkannya? Itu harus secara baik-baik," kata ibu Artika pula. Tapi Artika sangat malas membahas hal itu dengan ibunya. "Biarkan waktu yang mengaturnya bu, semuanya akan selesai dengan sendirinya," sahut Artika. "Saya disini selama 3 tahun dan ketika pulang semuanya pasti sudah selesai" "Tapi kamu belum bercerai, baiknya sebelum kesini sudah selesai" ibunya masih tidak puas. "Aku sangat benci sampai tidak terpikirkan. Memikirkannya saja membuat aku sesak." "Bagaimana dengan segala milikmu yang ada di Jakarta? Apakah kamu yakin sudah aman
Tidak mudah bagi Artika untuk kuliah dan belajar di Perawatan untuk studi S2 atau master di Michigan. Sebelum kuliah, Artika selama 6 bulan ikut pendidikan pra universitas untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan belajar bahasa Inggris. Bahasa Inggrisnya diasah sampai dia betul betul mahir. Artika belajar dengan giat, dan semuanya itu dapat diselesaikan Artika dengan baik. Sekarang waktunya memasuki wisuda lagi setelah hampir 3 tahun dalam kuliahnya . Keperawatan profesional memiliki tempat yang unik dalam sistem perawatan kesehatan Amerika. Sebagian besar perawat lulusan perawat universitas bekerja dalam pengaturan perawatan di rumah sakit, tempat perawatan jompo dan di klinik instansi pemerintah. untuk merawat pasien di rumah sakit dengan perawatan secara lebih modern. *** Tanpa terasa pendidikan itu selesai. Sekarang adalah masa masa kelulusan. Ini merup
Tanpa ada dokter, Artika sudah mahir dengan pekerjaan itu.Dokter Alfred mengatakan dan kemudian berjalan ke dekat pintu mencuci tangan.“Infus, iya', pria itu membutuhkan cairan dan juga obat antibiotik.""Tidak perlu transfusi darah, saya melihat ada gangguan penyakit darah pada pria ini, " ujar dokter Alfred Simpson.Artika dalam kegiatan tertentu diizinkan bekerja untuk tugas tugas yang tidak memerlukan keahlian khusus “Kamu harus bangun untuk, kurawat, ” Artika mengatakan kepada lelaki itu ketika melihat lelaki itu mengantuk. Artika bekerja dengan cepat untuk membersihkan lukanya.Setelah bersih, dia menjahitnya dan membalut perban.Ia memberikan perhatian lebih, lelaki tampan itu mungkin kaya dengan penampilan stelannya yang mewah.Sayangnya tak ada keluarga yang mendampingi selain dua lelaki yang mengantarkannya. Ia bisa saja terlibat dalam sebuah perkelahian dan seharusn
Ibu Artika kurang setuju Artika resign dari rumah sakit, namun ayah tirinya mendukung."Di rumah sakit Artika cuma tenaga sukarela, dia kesulitan kalau bekerja penuh karena belum warga negara ""Itu sama saja," jawab ibunya kepada Michael atau ayah tirinya."Artika bisa jadi warga negara Amerika dengan mengurus Green card." Kata ibunya. "Itu sulit, karena Indonesia tidak boleh warganegara ganda. Bagaimana dengan properti di Indonesia, warga asing tidak boleh memiliki tanah di Indonesia " berkata lagi Artika. "Amerika mengizinkan warganegara ganda," berkata ibu Artika. *** Artika belum dapat memutuskan tawaran Freddy, tetapi kemudian ia merasa suprise karena dia di rotasi dibagian Onkologie. Hal ini mungkin menjadi nilai tambah dan ia akan memberitahu Freddy Hamilton. Pagi itu ia dan beberapa perawat berjalan berpakaian medis putih untuk pekerjaan pagi.Namun dalam beberap
Artika sudah berjanji membantu Freddy merawat luka. Artika yakin lelaki kaya seperti Freddy bisa mendapatkan apa saja .Ia bisa mendatangkan dokter kerumahnya.Tapi Freddy Hamilton mendesaknya."Kamu harus menyelesaikan pekerjaan kamu, bukankah itu pekerjaan sebagai perawat?""Kondisi kamu sudah membaik dan kita sudah melakukan plhebotomy.""HB saya masih tinggi iya?""Kita melakukan seminggu lagi, sesuai saran dokter kamu," ujar Artika pula."Saya akan datang membantu kamu," janji Artika."Gaji awal kamu dapat diambil," berkata lagi Fredy."Itu tidak bisa, aku belum bekerja," Artika menolaknya. "Satu lagi, kamu membantuku menghadiri ulang tahun ibuku," Fredy mengatakan dengan mata bersinar. "Maksud kamu apa Freddy?""Aku belum bercerita iya ? Ibuku orang Malaysia, China Malaysia. Ayahku telah meninggal dan ibuku selalu setia dengan ayah dengan tidak menikah lagi."A
"Aku akan minum air atau jus saja," kata Artika."Baiklah, minuman kamu segera datang," kata Mama Freddy yang bernama Jenie Oei.Setelah beberapa saat, sebuah gelas besar berwarna kuning, dengan sedotan, buah-buahan, berada di tangan Artika.Artika minum dengan hati-hati. Terasa sejuk di kerongkongan.Ibunya memperkenalkan dia kepada kerabat dan teman-temannya."Apakah Freddy akan menikah?" Tanya kerabatnya."Tentu saja," jawab mama Freddy cepat.Mereka menyalami Artika dengan hangat."Kamu cantik sekali, wajahmu putih bersih," puji mereka.Artika tersenyum malu, ia juga menyalami mereka dan mereka para wanita mencium pipi Artika.Artika mencoba mengingat nama dan wajah para tamu kerabat Freddy dan ibunya.Nyonya Lana Ong adalah sahabat ibunya. Anne adik perempuan Freddy. Sementara Peter adalah sepupu dari ayahnya.Banyak lag
Artika mengalami malam terburuk hari itu. Freddy meletakkan jarinya di bawah dagu Artika dan dengan lembut mengangkat kepala Artika sampai menatapnya.“Kamu selalu bisa memanggilku, Artika, saya tidak marah. Sebenarnya, saya senang kamu menghubungi saya. .” Freddy mengatupkan gigi."Seseorang bisa saja menyakitimu dan aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri jika itu terjadi."Artika menatapnya, dan mencoba untuk melihat jauh ke dalam diri Freddy.Kaget keluar dari bibir Artika ketika dia menyadari bahwa bibirnya ada di bibir Freddy.Artika dengan pengaruh obat, sudah sangat ingin dicium oleh Freddy.Artika meleleh dengan desahan gemetar didalam pelukan yang kuat Freddy.," Saya ingin ini. Sentuh aku, cium aku, buka bajuku, tolonglah,” suara Artika penuh permohonan.Ia menginginkan lebih jauh, menginginkan pria ini sejak lama, dan kini ia tidak tahan lagi. Menyuruh Freddy men
Tanpa menunggu untuk mendengar ajakan Alice, Freddy berbalik dan menuju mobilnya.Lokasi yang dia kirim jauh dari kota Michigan dan akan memakan waktu tiga puluh menit atau satu jam untuk sampai ke sana, bahkan tanpa lalu lintas sibuk. Tapi Artika terdengar bingung dan sedikit takut ketika dia menelepon, Jantung Freddy berdebar dengan kencang.Dia mulai meluncur di jalan-jalan Michigan. Tak lama kemudian, GPS membuat dia tiba ditempat yang yang sepi.Di mana tempat ini? Sulit dipercaya bahwa ini adalah Michigan yang biasanya terang benderang. Kini dia banyak menempuh jalan yang gelap. Freddy berhenti di tempat parkir yang penuh dengan mobil dengan cahaya berkelap-kelip. *** Tiba-tiba, napas Fredry tercekat karena ada sosok mungil berdiri di luar gudang, dan dia sendirian sedang menunggu . Itu Artika yang sedang menunggunya. Cahaya dari gudang menerangi siluetnya dan Artika t
Hari itu Laura mengajaknya ke pesta di pinggir kota di sudut sudut kota Michigan. Laura telah mencoba setiap gaun seksi dan menawarkan agar Artika juga mencobanya Artika tergoda untuk pergi. Dia melakukan hal yang sama dengan Laura. Karena tidak ada lagi, ia tidak keberatan memakai gaunnya.Laura yang seksi dan berdua memutuskan akan berpesta malam itu. Artika memakai gaun hitam yahg nyaris tidak menutupi lekuk tubuhnya. Serba terbuka. "Pakaian kamu seksi semua," kata Artika. "Pakai saja, ini pesta," kata Laura santai. Gaunnya nyaris tidak menyembunyikan buah dada Artika. Ia mau pergi karena dia tidak mau sendirian dikamar asrama. “Kenapa pesta ini harus jauh jauh?" keluh Artika ketika Laura menyebutkan suatu tempat diluar kota. “Pesta-pesta terbaik ada di sana?" jawab Laura santai. “ Saya tahu kamu ingin pergi ke
BersamaMereka makan di restoran Mc Donald dengan santai dan menghabiskan waktu melihat Adelia bermain di arena bermain. Tidak banyak permintaannya dan hanya makan di restoran cepat saji biasa pada hal ayahnya cukup kaya.Beberapa "Toy " Mc Donald dimiliki Adelia dan dia sangat senang. Satu diantaranya adalah Toy untuk anak laki-laki."Untuk siapa itu?" Tanya Artika."Untuk adik, nantinya Adelia yang akan memberikan. Siapakah nama adik?" Tanya Adelia"Arri, panggil saja Arri Yudika,"jawab Artika."Sulit juga mengeja namanya, tapi Arri aku bisa," kata Adelia tersenyum.Artika ingat dengan Arri Yudika anaknya dan hatinya merasa perih karena mengabaikannya. Ia selalu sibuk bekerja dan bepergian dan sangat jarang membawa si kecil itu ke restoran seperti ini.Jalan jalan di Michigan tidak begitu ramai dan Freddy serta sopirnya membawa mobil dengan santai.Mobil berhenti di luar rumah saat senja mulai menyelimu
Lima hari setelah itu Freddy menelpon Artika ke tempat kerja."Hai, bagaimana kamu?" Tanya Freddy Hamilton."Baik, terima kasih telah menelpon,"jawab Artika pendek."Apa kamu lupa? Kamu harus cek darah saya dan melakukan pengobatan.""Aku tidak lupa,'" jawab Artika."Aku akan datang," tambahnya."Saya akan pergi ketempat kamu kerja di bagian onkologie sambil pengecekan darah," ujar Freddy.Lalu dia berkata lagi."Ada yang ingin bertemu"Artika merasa suprise lelaki itu datang dan ada sesuatu yang berbeda saat itu.Seseorang gadis kecil datang menyertai Freddy."Anakku, sekarang aku mendapatkan hak asuhnya karena mantan istriku melepasnya.!""Apa yang terjadi?" Tanya Artika."Mantan istriku akan menikah lagi," Freddy tersenyum.Artika menatap anak itu. Seorang anak perempuan berusia 7 atau 8 tahun.Di ruang tunggu, anak perempuan itu melompat dari k
Setelah berjalan disekitar taman dengan Artika, Freddy mencoba bersikap mesra. Begitulah Freddy, dihadapan kerabat Freddy seolah-olah begitu akrab berpacaran dengan Artika Ia memegang pinggang Artika dan dia tidak siap untuk itu. Dengan sedikit kekuatan Artika menggeliat keluar dari pelukan Freddy. "Kita adalah pasangan yang sedang jatuh cinta, biar mereka melihatnya." Ujar Freddy. Freddy ingin terus memeluk Artika. Wajah Artika gemetar dengan kikuk seperti demam. Tapi Freddy menatap Artika dengan tatapannya yang gelap. Ia kini menuju rumah neneknya. Sebuah rumah yang cukup indah, dan ada keluarga lain tinggal disana. Itu adalah kerabat Freddy dari ayahnya. Nenek Freddy dilihat Artika sebagai wanita yang luar biasa! Nenek itu, berusia delapan puluhan namun lebih muda dari penampilannya. Pipinya yang sedikit kemerahan merahan. Rambut rapi dengan sentuhan yang terawat me
Makan dan minum terus berlangsung dengan banyak tamu. Layaknya seperti pesta pernikahan. Sang nyonya rumah tidak memperhatikan lagi. Para wanita dengan kegiatannya sendiri. Para pria juga. Semua orang minum sampanye. Lelaki dan wanita. Anne Hamilton suka mabuk dan memaksa Artika menemaninya minum."Sampanye bagus untuk kesehatan," kata Anne Hamilton. "Tidak memabukkan seperti wine,wisky atau vodka," bujuk Anne Artika tidak tahu itu. Dia merasa tidak apa apa minum. Artika menurut seperti para wanita itu. Teman teman Anne juga. Buih sampanye menggoda dan Artika ingin akrab dengan para wanita. Meski tidak biasa dengan gaya hidup Amerika membuat Artika mabuk. Kepalanya sakit dan mual. Ia segera kembali kekamar sebelum jatuh. Ingin tidur dan berbaring. Artika merasa malu mengakui bahwa dia mabuk. Apalagi melihat para wanita itu kelihatan biasa biasa saja. Sampanye membuat pikiran Artika berat.
"Aku akan minum air atau jus saja," kata Artika."Baiklah, minuman kamu segera datang," kata Mama Freddy yang bernama Jenie Oei.Setelah beberapa saat, sebuah gelas besar berwarna kuning, dengan sedotan, buah-buahan, berada di tangan Artika.Artika minum dengan hati-hati. Terasa sejuk di kerongkongan.Ibunya memperkenalkan dia kepada kerabat dan teman-temannya."Apakah Freddy akan menikah?" Tanya kerabatnya."Tentu saja," jawab mama Freddy cepat.Mereka menyalami Artika dengan hangat."Kamu cantik sekali, wajahmu putih bersih," puji mereka.Artika tersenyum malu, ia juga menyalami mereka dan mereka para wanita mencium pipi Artika.Artika mencoba mengingat nama dan wajah para tamu kerabat Freddy dan ibunya.Nyonya Lana Ong adalah sahabat ibunya. Anne adik perempuan Freddy. Sementara Peter adalah sepupu dari ayahnya.Banyak lag
Artika sudah berjanji membantu Freddy merawat luka. Artika yakin lelaki kaya seperti Freddy bisa mendapatkan apa saja .Ia bisa mendatangkan dokter kerumahnya.Tapi Freddy Hamilton mendesaknya."Kamu harus menyelesaikan pekerjaan kamu, bukankah itu pekerjaan sebagai perawat?""Kondisi kamu sudah membaik dan kita sudah melakukan plhebotomy.""HB saya masih tinggi iya?""Kita melakukan seminggu lagi, sesuai saran dokter kamu," ujar Artika pula."Saya akan datang membantu kamu," janji Artika."Gaji awal kamu dapat diambil," berkata lagi Fredy."Itu tidak bisa, aku belum bekerja," Artika menolaknya. "Satu lagi, kamu membantuku menghadiri ulang tahun ibuku," Fredy mengatakan dengan mata bersinar. "Maksud kamu apa Freddy?""Aku belum bercerita iya ? Ibuku orang Malaysia, China Malaysia. Ayahku telah meninggal dan ibuku selalu setia dengan ayah dengan tidak menikah lagi."A