Setelah agak jauh sebelum sampai di mobil, Artika kelelahan.
"Yudika mari kita duduk, aku merasa pusing." Ujar Artika.
Artika duduk dan melihat bayangan hitam dikepalanya. Ia merasa lemas, kemudian semuanya gelap.
Artika pingsan tidak sadar diri. Ketika terbangun, dia sudah berada dirumah sakit.
Ia mendengar suara Yudika."Artika, bisakah kau mendengarku?"
Artika mencoba untuk membuka matanya. Semuanya menjadi jelas sekarang. Terbaring ditempat tidur.
Yudika duduk di sebelahnya dan memegang tangan Artika.
Gadis itu mencoba menggerakkan tangannya."Yudika, apa yang terjadi? Di mana aku? " Artika sadar dari pingsannya.
"Kamu sudah bangun, kamu tidak pingsan ketika berjalan." Yudika mengatakan sambil memegang wajah Artika merasakan suhu tubuhnya.
"Sudah semuanya baik-baik saja, aku akan menjaganya di sini," lanjut Yudika.Dokter melihat kepada Yudika.
"Istri kamu kelelahan, bisa jadi kurang darah "Tentu saja Yudika tahu. "Ini kehamilan pertama, bisa jadi ada sedikit kesulitan."Artika melihat dengan penuh semangat, berpaling dari gadis berjas putih itu. Dokter dan perawat dirumah sakit.
“Kamu kelelahan dan kamu akan tinggal di sini selama satu jam lagi, tidurlah dan kemudian boleh pulang,"
Dokter mulai mendekati pintu, membukanya dan pergi keluar.Yudika mengusap rambut Artika dan menyuruhnya tidur memulihkan diri.Setelah satu jam mereka pulang. Yudika memeluk Artika dan menuntunnya ke mobil.
***Kandungannya juga sudah membesar, perut bagian bawah Artika mulai sering sakit.
"Ini sudah hampir dekat, melahirkan. " Kata Artika."Aku akan lebih sering dirumah," Yudika memberikan jaminan."Tidak perlu, aku akan menelpon ambulance dan juga kamu kalau waktunya."
Yudika dengan tekun terus bersamanya memperhatikan Artika.
Ia harus membagi waktu dengan kuliahnya.
Artika juga membatasi dirinya membawa mobil.Ia secara rutin memeriksakan dirinya kedokter Kandungan. Meski ia banyak tahu dengan kesehatan.
Waktu kelahiran segera tiba, malam itu Yudika menghantarkannya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit Artika menemui dokter dan memeriksa bukaannya.Mereka memasukkan dia ke ruangan bersalin.
"Jadi Artika, tenanglah. Saya menunggumu."
Yudika memeluknya, membelai punggungnya.
Kata-kata dan tindakan Yudika membuat Artika merasa sedikit lebih baik.Setelah beberapa jam yang menyakitkan, ketika melahirkan keduanya memegangi tangan putra mereka yang lahir dengan sehat.
"Yudika lihat, aku sangat senang," Artika berteriak dalam tangisan yang melelahkan.
Artika menatap mata Yudika dan menangis bahagia, orang-orang terdekatnya sekarang adalah Yudika tercinta dan putra mereka yang baru saja lahir.
"Anakku, aku juga senang memilikimu! Terima kasih atas kebahagiaan kami, " Yudika mencium hidung anaknya."Siapa akan kita beri nama si kecil ini?" Tanya Yudika."Kita beri nama Arry saja," jawab Artika."Itu terlalu pendek'," bantah Yudika."Nama lengkapnya, Arri Yudika Putra," sambung Artika pula.Mata Yudika bersinar. "Baiklah, aku suka itu. Arri Yudika Putra," ujarnya lagi mengulang."Dia akan segera mewarnai hidup kita," mata Yudika berbinar binar.
"Lalu, kapan kita memberitahu kakeknya?" Tanyaku.Yudika tidak segera menjawab. Setelah berpikir sebentar berkata. "Segera, setelah kamu siap, juga ibumu." Katanya pelan. "Aku akan memberitahu ibuku, setelah beberapa bulan.""Kamu tahu, orang tuaku tinggal ditempat yang jauh dan aku ingin cepat menyelesaikan studiku baru memberitahu mereka " Ujarnya lagi.
***Di pagi hari Michael membangunkan Artika dengan ciuman yang tidak biasa dan penuh gairah. Artika memperdalam ciumannya, lalu sentuhannya di sekujur tubuh. Yudika suka dengan leher Artika dan menggigitnya, lalu menciumnya, menjulurkan lidahnya di lehernya. Artika tidak bisa menahan erangan. Dia melepas pakaian, menyentuh dada Artika, membuka bra membelai satu persatu dengan lidahnya.Kembali ke bibir, mencium dengan longgar, menarik bibir atas atau bawah. Langkahnya cepat, tidak terkendali. Artika mengerang di bawahnya, mencoba menahan menggigit bibir terlebih dahulu.Dia menyelesaikan dengan lambat dan berirama. Artika semakin tenggelam di dalamnya. Dia sangat mencintainya! "Dengan senang Artika tertidur dalam pelukan tercinta.Artika berbaring diam, dua puluh menit kemudian, dia memutuskan untuk bangun. Setelah mencuci, dia pergi ke dapur dengan kejutan kecil.Lagi lagi Yudika mendatanginya dan mencium di bibirnya.Artika juga menghampiri dan mencium suaminya di sudut bibir. Senang juga ketika anak Artika sudah 3 tahun. Ia membuatkan bubur lunak. Dengan tersenyum Arri anak Artika melihat kepadanya."Jaga si kecil itu, aku akan memasak," kata Artika sambil bangun dari tempat tidur,."Aku akan pergi ke kamar mandi dan pergi. Aku tidak akan lama, " kata Artika dan pergi ke kamar mandi.Artika keluar dari kamar mandi dalam waktu sekitar dua puluh menit dan pergi ke dapur."Pergilah menonton TV, sementara aku akan mencuci piring," kata Artika mengumpulkan piring dari meja dan mendorongnya ke pintu keluar.Dalam sepuluh menit dia sudah bergabung dengan ayah dan anak menonton kartun.Setelah menghabiskan satu jam Arri tertidur di sofa.***
Aula itu sangat besar, didekorasi dengan indah.
Ada banyak orang, kenalan, dan mereka yang saya lihat untuk pertama kalinya. Yudika membimbing anaknya berjalan, langkah kecilnya terlihat lucu.Dia mendukung Arri membawanya keluar membeli es krim.Artika ditinggal dalam ruangan.
Di antara kerumunan, Artika melihat Sarah, orang yang suka usil dan mengganggunya."Hai, saya sudah lama tidak melihat kamu." Ujar Sarah kepada Artika.
Artika tidak suka dengan Sarah. Tapi dia teman baik Yudika.
"Akhirnya aku tahu, bahwa kamu sudah menikah," ujarnya pula dengan suara kering."Apa kabar Sarah," sapaku kepadanya.
"Aku baik saja, tapi engkau lebih beruntung dariku. Kita akan lihat seberapa baik keberuntungan kamu," ujarnya sambil tersenyum yang sulit diartikan."Apa maksud kamu?" Tanya Artika.
"Apa kakek dan neneknya sudah datang," tanya Sarah yang membuat Artika terdiam."Kami akan segera pulang, menemui kakek dan nenek anakku," jawab Artika.
"Apakah mereka akan menerima kamu?" Lagi lagi Sarah menghunjamkan sesuatu di jantung Artika.
"Tentu saja; tidak akan kesulitan," jawab Artika pula."Cukup jauh juga tempat kakek dan neneknya, tapi pada waktu wisuda Yudika dia pasti datang. Itu hanya beberapa bulan lagi."Artika terdiam dengan berbagai perasaan yang menggumpal dalam dirinya. "Maksud kamu apa iya? Kamu merasa kami tidak diterima iya?" Artika mulai marah. "Bukan urusan kamu mencampuri hidupku," Artika mulai menunjukan perlawanan. Sesuatu yang tidak diduga Sarah dengan mulut usilnya.@@@
Apa kabar Sarah,'?" sapa Artika kepadanya."Aku baik saja, tapi engkau lebih beruntung dariku. Kita akan lihat seberapa baik keberuntungan kamu," ujar Sarah sambil tersenyum yang sulit diartikan Artika. "Apa maksud kamu?" Tanya Artika."Apa kakek dan neneknya sudah datang?" Tanya Sarah yang membuat Artika terdiam. "Kami akan segera pulang, menemui kakek dan nenek anakku," jawab Artika. "Apakah mereka akan menerima kamu?" Lagi lagi Sarah menghunjamkan sesuatu di jantung Artika."Tentu saja, tidak akan ada kesulitan," jawab Artika pula. " Pada waktu wisuda Yudika dia pasti datang. Itu hanya beberapa bulan lagi." ujarnya lagi. "'Apakah mereka setuju?" Seru Sarah. Artika terdiam dengan berbagai perasaan yang menggumpal dalam dirinya. "Maksud kamu apa iya? Kamu merasa kami tidak diterima iya?" Artika mulai marah. "Bukan urusan kamu mencampuri hidupku," Artika mulai menunjukan perlawanan
Ciuman Andris membuatnya terkejut dalam kegembiraan yang memabukkan.Tiba tiba, pertanyaan keluar dari bibir Andris."Mengapa kamu mau kucium, pada hal kamu sudah punya suami?""Jangan tanya itu," sahut Artika.Bibir tebal Artika melengkung membentuk senyuman menggoda."Kamu menarik, " ujar Andreas pula.Dan Artika senang pria yang sangat tampan ini menganggapnya menarik."Apa pekerjaanmu? " Artika bertanya dengan nada santai." Keuangan, menghabiskan sepanjang hari di meja dan angka. Pekerjaan yang cukup membosankan."Andris masih ingat rasa bibir dan keinginan merasakan kembali kelembutan lembut tubuh wanita itu. Namun hatinya juga menolaknya .Aku tidak akan mengganggu wanita yang bersuami , jadi pulanglah," ucapan terakhir itu agak melukai Artika dalam dingin dan sejuk kamar hotel."Apa pedulimu, kalau bersuami dan sekarang dia kusebut mantan suami?""Apa?""Aku mencera
Michigan merupakan sebuah negara bagian Amerika Serikat yang terletak di bagian tengahnya. Michigan paling indah di sepanjang garis pinggir Danau Michigan dan Danau Huron. Citra perkotaan menjadi hidup dengan cakrawala kota Detroit dan denyut industri transportasi Amerika Serikat. Pemandangan dan warna Michigan pohon sakura yang mekar dan ladang lavender di musim panas menjadi pesona. Ada begitu banyak tempat indah untuk dilihat di Michigan . Tidak jauh dari tempat belajarsebuah Universitas yang memiliki rumah sakit tempat study Artika bekerja dengan para mahasiswa internasional dari seluruh dunia.Program keperawatan, dan peneliti internasional untuk menjadi bagian dari komunitas belajar study keperawatan.Dari mahasiswa doktoral pengalaman klinis di Universitas dikota itu dengan peluang pendidikan berkualitas. University Hospital adalah rumah sak
Musim dingin bukan hal yang menyenangkan bagi Artika. Ia tidak biasa dengan suhu yang sangat rendah. Wajahnya terasa kering dan kasar . Ibu Artika sudah mmengingatkan untuk memakai moisturizer dan foundation setiap malam. Walau sudah pakai krim, tetap saja di beberapa bagian terutama pipi dan sekitar dagu terasa kering. Ia membungkus dirinya dengan pakaian tebal. Itu masih ditambah lagi dengan piyama, sweater, atau baju luar lainnya. Sementara itu untuk bawahannya Artika sudah pakai legging yang nyaman. Dia memakai lagi kaos kaki. Makin tebal kaus kakinya makin bagus dirasakan oleh Artika. Ibu Artika menyuruhnya memakai bahan kulit sintetis yang lumayan tebal disertai topi wol dan ear muffs.Alat anti kebisingan Atau ear muffs itu berguna untuk meredam dinginnya telinga.Kalau pergi, ia memakai sepatu boot yang dibuat khusus untuk kondisi winter. Long boot yang bahannya dari kulit dan tera
Libur kuliah, Artika pulang dengan cepat untuk ketemu dengan anaknya Arri yang mendekat padanya. Artika memeluk si kecil itu dengan mata bercahaya. "Artika," ujar ibunya."Kamu belum bercerita banyak tentang kamu," ibu Artika menatap mata Artika ingin tahu. "Aku tidak akan kembali kepada suamiku bu," ujar Artika pendek. "Kamu meninggalkannya? Itu harus secara baik-baik," kata ibu Artika pula. Tapi Artika sangat malas membahas hal itu dengan ibunya. "Biarkan waktu yang mengaturnya bu, semuanya akan selesai dengan sendirinya," sahut Artika. "Saya disini selama 3 tahun dan ketika pulang semuanya pasti sudah selesai" "Tapi kamu belum bercerai, baiknya sebelum kesini sudah selesai" ibunya masih tidak puas. "Aku sangat benci sampai tidak terpikirkan. Memikirkannya saja membuat aku sesak." "Bagaimana dengan segala milikmu yang ada di Jakarta? Apakah kamu yakin sudah aman
Tidak mudah bagi Artika untuk kuliah dan belajar di Perawatan untuk studi S2 atau master di Michigan. Sebelum kuliah, Artika selama 6 bulan ikut pendidikan pra universitas untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan belajar bahasa Inggris. Bahasa Inggrisnya diasah sampai dia betul betul mahir. Artika belajar dengan giat, dan semuanya itu dapat diselesaikan Artika dengan baik. Sekarang waktunya memasuki wisuda lagi setelah hampir 3 tahun dalam kuliahnya . Keperawatan profesional memiliki tempat yang unik dalam sistem perawatan kesehatan Amerika. Sebagian besar perawat lulusan perawat universitas bekerja dalam pengaturan perawatan di rumah sakit, tempat perawatan jompo dan di klinik instansi pemerintah. untuk merawat pasien di rumah sakit dengan perawatan secara lebih modern. *** Tanpa terasa pendidikan itu selesai. Sekarang adalah masa masa kelulusan. Ini merup
Tanpa ada dokter, Artika sudah mahir dengan pekerjaan itu.Dokter Alfred mengatakan dan kemudian berjalan ke dekat pintu mencuci tangan.“Infus, iya', pria itu membutuhkan cairan dan juga obat antibiotik.""Tidak perlu transfusi darah, saya melihat ada gangguan penyakit darah pada pria ini, " ujar dokter Alfred Simpson.Artika dalam kegiatan tertentu diizinkan bekerja untuk tugas tugas yang tidak memerlukan keahlian khusus “Kamu harus bangun untuk, kurawat, ” Artika mengatakan kepada lelaki itu ketika melihat lelaki itu mengantuk. Artika bekerja dengan cepat untuk membersihkan lukanya.Setelah bersih, dia menjahitnya dan membalut perban.Ia memberikan perhatian lebih, lelaki tampan itu mungkin kaya dengan penampilan stelannya yang mewah.Sayangnya tak ada keluarga yang mendampingi selain dua lelaki yang mengantarkannya. Ia bisa saja terlibat dalam sebuah perkelahian dan seharusn
Ibu Artika kurang setuju Artika resign dari rumah sakit, namun ayah tirinya mendukung."Di rumah sakit Artika cuma tenaga sukarela, dia kesulitan kalau bekerja penuh karena belum warga negara ""Itu sama saja," jawab ibunya kepada Michael atau ayah tirinya."Artika bisa jadi warga negara Amerika dengan mengurus Green card." Kata ibunya. "Itu sulit, karena Indonesia tidak boleh warganegara ganda. Bagaimana dengan properti di Indonesia, warga asing tidak boleh memiliki tanah di Indonesia " berkata lagi Artika. "Amerika mengizinkan warganegara ganda," berkata ibu Artika. *** Artika belum dapat memutuskan tawaran Freddy, tetapi kemudian ia merasa suprise karena dia di rotasi dibagian Onkologie. Hal ini mungkin menjadi nilai tambah dan ia akan memberitahu Freddy Hamilton. Pagi itu ia dan beberapa perawat berjalan berpakaian medis putih untuk pekerjaan pagi.Namun dalam beberap