Tuan Fidel dan Nyonya Santi keluar dari mobil seiringan dengan kedua orang tua Zefki yang juga keluar dari mobil. Para petinggi perusahaan sibuk saling memberi salam bagi tamu istimewa, itu.
Tibalah giliran Zefki untuk memberi salam. "Selamat pagi, selamat datang di perusahaan kami, ZR TBK." ujarnya. Tuan Fidel dan Nyonya Santi seakan terkagum-kagum dengan sosok Zefki yang berwibawa dan terkesan cerdas. Juga ditambah dengan ketampanannya yang memukau. Lalu Tuan Kenan berkata, "Perkenalkan Fidel, ini Zefki Harold. CEO, ZR TBK dan dia adalah anak saya, satu-satunya." "Selamat pagi anak muda," ujar, Tuan Fidel. "Anda sangat tampan, anak muda. Pasti juga sangat rajin mengelola perusahaan." Zefki hanya tersenyum sinis mendengar pujian itu. "Selamat pagi juga, Zefki. Saya, Santi. Istri sahabat ayahmu." Lagi-lagi Zefki hanya tersenyum sinis. Dia lalu bergumam dalam hati, "Cih sangat berlebihan menyambut mereka. Memangnya sehebat apa sih perusahaannya, sampai -sampai Papi menyambut dengan cara seperti ini." "Wah mari kita masuk," ujar Nyonya Clement "Nanti kita dikira penjaga pintu jika keterusan di sini." Dan semua pun tertawa dengan ucapan Nyonya Clement. Mereka pun langsung masuk ke ruang rapat. Tuan Kenan mulai memimpin rapat dan menjelaskan siapa tamu itu, serta maksud dan tujuan mereka ke ZR TBK, yaitu untuk menjalin kerjasama pembangunan sebuah Mall di daerah Tangerang. "Baik untuk lebih jelasnya tentang perusahaan ZR TBK ini, akan di sampaikan oleh CEO kita," tukas, Tuan Kena.n "Cih, apa-apaan sih, Papi. Kenapa mesti aku yang menjelaskan." Zefki menatap datar kepada Ayahnya sambil berdiri dan mulai menjelaskan sejarah perusahaan ZR TBK dan bergerak dalam bidang apa saja. Kedua orang tamu itu sangat terkagum-kagum dengan cara Zefki menyampaikan semuanya. Nyonya Santi berkata kepada suaminya, "Papi, tidak salah lagi pilihan kita untuk putri kita, kita jodohkan dengan Nak Zefki. dia sangat berkharisma." "Iya, Mi. Tapi apakah Grace atau Raceh, Mi. Yang akan kita jodohkan dengan Zefki?" Seru, Tuan Kenan. "Wah soal itu kita serahkan kepada Zefki saja, Pi. Dia mau pilih siapa, nanti kita tunjukkan foto kedua anak kita. Tapi, Pi. Mami ragu dengan Grace. Papi tahu kan anak itu masih sedikit manja beda jauh dengan Raceh yang lebih mandiri. Walaupun Grace lebih dewasa umurnya dari Raceh. Tapi Grace lebih kekanakkan, Pi." "Ya sudah, Mi nanti kita bicarakan lagi." Sela, Tuan Fidel. Demikianlah sekilas dari profil perusahaan kami ZR TBK, terimakasih." Saking asyiknya kedua suami istri itu mengagumi Zefki, sampai-sampai mereka tidak sadar jika pemuda itu, telah selesai memperkenalkan perusahannya. Tiba saatnya waktu makan siang, seluruh petinggi ZR Group juga ikut. Tidak terkecuali Zefki, juga ikut serta. Tamu tadi itu, makan satu meja dengan Zefki dan kedua orang tuanya. Disaat Zefki sedang asyik makan. Nyonya Santi, menyela, "Nak Zefki, kalau boleh Tante tahu, umur kamu berapa?" Namun disaat Zefki hendak menjawab, Nyonya Clement malah menyahut, "Oh, Zefki tahun ini berusia tiga puluh tahun, Jeng." "Wah cukup matang, ya." Lalu Nyonya Santi, berkata lagi, "Apakah Nak Zefki, sudah memiliki kekasih?" Namun lagi-lagi nyonya Clement yang menjawab," "Kebetulan sekali, Jeng. Zefki masih jomlo." Tutur, sang ibu. Perkataan Nyonya Clement itu, berhasil membuat Zefki menatap tajam ke arah ibunya. Menyadari akan hal itu, Tuan Kenan segera berkata, "Sudah-sudah nanti saja membahas yang lain, kita fokus makan siang dulu." Sementara itu di sebuah rumah, Seorang gadis bernama Grace sedang menangis terisak di pangkuan adiknya. "Hiks, Raceh. Berapa lama sih, Papi dan Mami sibuk terus di luar rumah? Apakah mereka itu, tidak rindu dengan kita, anak-anaknya?" Ucap Grace, kepada adiknya. Lalu sang adik, menjawab, "kakak kok ngomong gitu sih, Kak. Kan Papi sudah jelasin jika mereka sibuk untuk urusan bisnis dan juga untuk kemajuan perusahaan Papi. Kakak tahu sendiri perusahaan papi lagi mengalami masa-masa sulit, seharusnya kita memberi dukungan kepada mereka." Tukas, Raceh. "Tapi kan, Papi dan Mami terlalu lama meninggalkan kita. Biasanya Papi saja yang sibuk, ini kok Mami ikut-ikutan juga." Seru, Grace. "Sudah deh, Kak. Jangan menggerutu seperti itu, mending kita doain Papi dan Mami berhasil menyelesaikan masalah perusahaan." Raceh Pratista demikian nama gadis cantik itu, beumur dua puluh tiga tahun, dan baru lulus dari kuliahnya di sebuah Universitas Negeri di Jakarta. Raceh merupakan anak bungsu dari Tuan Fidel dan Nyonya Santi. Raceh adalah seorang perempuan yang memiliki pribadi pendiam, tidak banyak bicara dan sedikit pemalu. Tapi walaupun begitu, dia memiliki sifat yang lebih dewasa dalam berpikir dibandingkan dengan kakaknya, Grace. Sifatnya yang dewasa itu, membuat Raceh lebih disukai oleh kedua orang tuanya. Karena Raceh lebih mandiri dibandingkan dengan Grace. Tapi bukan berarti kedua orang tua mereka, membagi kasih sayang kepada keduanya. Sementara sang kakak. Grace Pratista, berusia dua puluh lima tahun. Saat ini sudah bekerja di sebuah perusahaan, sebagai seorang asisten manager. Grace memiliki sifat yang manja. Namun dia tidak pernah menyusahkan kedua orang tuanya. Grace telah memiliki seorang kekasih bernama Roy. Tapi mereka pacaran jarak jauh karena Roy bekerja sebagai seorang tenaga ahli di sebuah perusahaan di Belanda, dan hal itu tidak diketahui oleh kedua orang tua mereka. Sebuah dering telepon yang melengking mengejutkan Raceh. Lalu dia segera mengambilnya dan melihat di layar ponselnya jika sang mami yang menelepon. Raceh "Halo, Mi. Apa kabar? Papi juga apa kabar?" Mami Santi " Halo, Raceh. Papi dan Mami sehat, kok. bagaimana kabar kalian? ke mana kakakmu, Grace dari tadi Mami telepon. Kok kakak tidak angkat?" Raceh "Oh iya, Mi. Kakak sudah tidur di kamarnya, dari tadi kakak nungguin kabar dari Papi dan Mami. "Waduh, tadi Papi dan Mami rada sibuk." Raceh "Mi, kapan nih Papi dan Mami urusannya selesai semua?" Mami Santi "Besok, Papi dan Mami akan pulang ke rumah dan juga kebetulan kolega Papi akan ikut bertamu ke rumah kita." Raceh "Mereka itu siapa, Mi? apakah investor yang akan membantu perusahaan Papi?" Mami Santi "Iya, Raceh. Ya sudah sampai besok, ya. Jangan lupa kasi tahu kakakmu, Grace." Lalu Nyonya Santi mematikan sambungan teleponnya. Sementara Raceh saat ini sedang menyetrika pakaiannya yang akan dia pakai besok untuk bekerja. Seminggu sudah Raceh telah bekerja sebagai pegawai tidak tetap di sebuah perusahaan ZR TBK, dan dia di tempatkan di bagian administrasi yang mengurus surat masuk dan surat keluar pada perusahaan tersebut. Raceh dan Grace adalah anak-anak yang cerdas. Mereka tamat kuliah tepat waktu. Maka tidak heran jika keduanya secepat kilat, diterima untuk bekerja di perusahaan-perusahan besar yang ada di Jakarta. Ayah mereka, Tuan Fidel. Memiliki perusahaan kecil yang bergerak dalam bidang property. Namun yang saat ini sedang mengalami kerugian akibat investor yang tiba-tiba memutuskan kontrak kerja. Sekitar tiga bulan yang lalu Tuan Fidel mendapat undangan dari sahabatnya, Tuan Kenan untuk mengunjungi perusahaannya. Oleh karena itu Tuan Fidel dan Nyonya Santi, bisa datang ke sana.Hari ini hari Sabtu, seperti yang Nyonya Santi katakan. Jika hari ini, mereka akan kembali pulang ke rumah."Ra, jam berapa Papi dan Mami nyampai ke rumah?" Tanya, Grace."Mungkin agak siangan sih, Kak. Lho, Kakak kok sudah berpakaian rapi gitu. Memangnya kakak mau ke mana? kemarin kakak nangis-nangis. Karena kangen sama Mami dan Papi, ini kok kakak malah, pergi?" Tanya, Raceh.Lalu, Grace menyahut,"Itulah, Ra. Kakak hari ini ada acara kantor di Bogor. Kakak jadi perwakilan dari kantor. Yah mau nggak mau, kakak harus mengikuti acara itu. Tapi Kakak sudah kasi tahu Mami sih, Ra. Tadi subuh, melalui chat."Saat Grace berpamitan untuk pergi ke BogorRaceh pun menuju ke dapur untuk melihat apa saja menu yang sudah dimasak oleh Bik Tina, asisten rumah tangga di rumahnya.Raceh pun membantu asisten rumah tangganya di dapur menyiapkan bahan makanan untuk makan siang nanti. "Bibik, apa semua udah kelar masaknya?" Tanya Raceh, kepada Bik Tina."Masih belum, Non. Bibik bingung mau masak apa."
Sesampai di rumah, Nyonya Clement menyuruh Bik Yati untuk menyediakan nasi goreng itu di atas meja.Di sebuah cafe di sudut kota Jakarta, Zefki dan temannya, Eko sedang menikmati chocolate coffe dan beberapa cake lainnya."Hei Bro, Lo kalau tidak suka dijodohkan. Lo kenapa gak nolak? Lagian zaman sudah canggih gini, kok masih ada acara perjodohan segala? Noh ... kembali ke zaman Siti Nurbaya, aja!" Seru Eko, sambil menatap wajah temannya yang masam."Emang Lo pikir segampang itu, hah!" Seru Zefki, setengah membentak Eko. "Lo tahu gue anak tunggal. Ortu gue udah ngebet banget pengen ngemong cucu katanya. Cih! Mereka nggak tahu saja, emang segampang itu mencetak anak?""Ha-ha-ha ya emang gampang, Bro! Lo tinggal semprot tuh alat tempur Lo yang gede itu masuk ke dalam gua sempit dan lembab. Tunggu sebulan kemudian, pasti dapat hasilnya!" Seru Eko, mengejek temannya."Sialan Lo! Apa Lo pikir gue penjahat kelamin, hah!" Hardiknya, sambil mengambil botol minuman bekas dan melemparnya ke a
Minggu siang, Grace kembali dari dinas luar kota. Sesampai di rumah dia melepas kangen dengan kedua orang tuanya. Mereka pun makan siang bersama dengan menu spesial yang dimasak oleh Raceh.Setelah selesai makan siang, Ayah mereka, Tuan Fidel berkata, jika nanti malam mereka semua harus berkumpul di ruang keluarga. Karena ada sesuatu hal yang penting yang hendak dibicarakan.Dikamar Raceh, "Ra, apa sih yang mau dibicarakan oleh Papi? Kayaknya serius banget deh." Seru Grace, sambil berbaring di ranjang adiknya.Lalu Raceh menjawab, "Mungkin saja tentang perjodohan itu, Kak. Soalnya kemarin siang ada teman Papi yang mampir ke rumah kita.""Wah jadi itu benar ya, Ra? Mami bilang, Tante itu tertarik sama kamu, ya? Cie yang nggak jomblo lagi." Tukas Grace, sambil tersenyum kearah adiknya."Ih apaan sih, Kak. Aku belum memikirkan untuk menikah. Kenal sama orangnya aja belum. Tapi aku juga nggak bisa apa-apa jika dengan cara itu bisa membuat perusahaan Papi bangkit lagi. Mau nggak mau aku
Seminggu telah berlalu, hari ini tepatnya hari Sabtu. Zefki terlihat sedang melakukan exercise di ruang khusus yang dipenuhi alat olah raga, terlihat peluh memenuhi sekujur tubuhnya membuat penampilannya semakin seksi saja. Tiba-tiba pintu ruangan itu di dorong dari luar, terdengar suara sang mami, "Zefki ... apa kamu di dalam?""Iya, Mi." Jawabnya. "Jangan lupa, ya? Nanti malam kita ke rumah Keluarga Om Fidel.Kita diundang makan malam di sana. Sekalian kamu kenalan dengan putri-putrinya." Seru Nyonya Clement, mengingatkan sang putra."Baiklah, Mi." Seru, Zefki pasrah. "Tapi, Mi. Bisa nggak siang ini, Bik Yati masakin nasi goreng yang kayak kemarin aku santap?" "Lho, Zef. Mami lupa ngasi tahu kamu. Jika nasi goreng itu dimasak oleh salah satu putri dari Om Fidel. Sudah-sudah nanti malam aja kamu kenalan dengan mereka. Mami mau ke salon dulu." Lalu Nyonya Clement pun, berlalu dari situ.Sejenak Zefki berpikir perkataan ibunya Jika nasi goreng itu adalah buatan salah satu putri d
Pembicaraan pun berlanjut, Tuan Kenan menjelaskan jika kedatangan mereka untuk melamar Raceh sebagai istri Zefki. Disaat semua sibuk membicarakan tentang acara demi acara yang akan dilaksanakan, sesekali Raceh melirik Zefki. Untuk melihat bagaimana reaksinya. Akan tetapi Raceh tidak menemukan jawabannya. Yang dirinya lihat, pemuda itu terlihat santai seperti tanpa beban. Sangat berbeda dengan Raceh yang sangat takut akan sebuah ikatan pernikahan. Apalagi menikah dengan pria yang belum pernah dirinya kenal sebelumnya.Bahkan di meja makan pun pembicaraan tetap berlanjut. Raceh seakan berat untuk menghabiskan makanan dalam piringnya. Padahal semua makanan yang dia masak terasa enak bagi orang lain tapi tidak baginya. Lagi-lagi Raceh melirik Zefki. Pria itu makan dengan lahap seakan tak peduli dengan semua pembicaraan ini.Setelah makan malam, semua terlihat santai di ruang keluarga sambil mencicipi cake buatan Raceh yang rasanya sangat enak. Sementara Zefki sedang menerima panggilan t
"Tempo hari, saat Lo nabrak punggung gue, apa Lo kehilangan sesuatu?" Tanya, Zefki.Sejenak Raceh berpikir. Lalu menjawab perkataan Zefki, "Iya, Tuan Muda. Saya kehilangan kotak makan siang, berisi nasi goreng." Sahut, Raceh. "Yup tepat sekali! gue mau nanya kenapa bekal Lo itu, bisa sampai di meja gue?" Tanyanya lagi, sambil menatap tajam kearah Raceh.Namun sebelum Raceh hendak menjawab. Asisten sutan mengatakan, jika dia yang meletakkan kotak bekal itu di atas meja Zefki. Lalu Asisten Sutan mengarahkan Zefki untuk melihat sesuatu dari laptop.akhirnya Zefki tahu kenapa kotak bekal milik gadis itu, bisa ada di atas mejanya."Gue, lapar. Apakah Lo bisa memasak nasi goreng seperti itu, lagi?" "Bi ... bisa, Tuan Muda. Tapi saya tidak memiliki bahan-bahan untuk membuatnya." "Hhhm, berpikir Lo, Sut! Bagaimana caranya gue bisa mendapatkannya!" Namun disaat Sutan hendak menjawab, ponsel Zefki berbunyi. Di layar, ada nama ibunya, Mami Clement. Zefki lalu buru-buru menjawab, Zefki"Iya
Sepanjang perjalanan pulang dari butik, Raceh terus memikirkan perkataan, Zefki. Akan tetapi dia tidak menemukan jawabannya. Ingin sekali dia bertanya pada Zefki yang duduk di sebelahnya. Namun pria itu sedang menutup mata terlelap dalam tidurnya. Sesampainya di parkiran utama, Zefki turun dari mobil dan menuju lift khusus, tanpa menunggu Raceh turun. Lalu dia pun turun dari mobil. Sekretaris Risa menjelaskan kepada Raceh jika dirinya sudah di kondisikan situasinya, saat tadi meninggalkan divisinya.Lalu sebelum masuk lift, Raceh meminta nomor ponsel Asisten Sutan. Sekretaris Risa lalu memberi sebuah kartu nama kepadanya.Raceh pun melangkah ke dalam divisinya. Terlihat para rekan kerjanya sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Lalu Raceh pun mencoba menghubungi Asisten Sutan, melalu pesan singkat.Raceh : "Siang, Asisten Sutan."Asisten Sutan : "Ya, Nona. Ada yang saya bisa minta bantu?"Raceh : "Begini, Asisten Sutan. Bisakah Anda menanyakan kepada Bapak CEO, utang saya itu a
Mobil Zefki pun sampai di kantor. Dia dan Asisten Sutan langsung berjalan menuju lift khusus CEO.Sesampai di ruangannya, Zefki langsung duduk di meja kerjanya.Di atas meja sudah tersedia sekotak nasi goreng buatan Raceh. Zefki pun membuka kotak itu dengan perlahan, seketika bibirnya tertarik keatas menampilkan senyum yang menyilaukan, nasi goreng itu ditata dengan apik mirip seperti wajah orang yang sedang tersenyum dan hal itu menarik perhatiannya. Dia pun mengambil ponselnya dan mengabadikan nasi goreng itu melalui kamera ponsel miliknya dan menjadikannya sebagai wallpaper layar utama hp-nya.Tiba tiba saja Asisten Sutan berdehem. Melihat apa yang sedang dilakukan oleh sang atasan."Apa, Lo!" Ketusnya."Maaf, Tuan Muda. Barusan saya mendapatkan informasi dari Sekretaris Risa, jika siang ini Tuan Muda dan Nona Raceh akan fitting baju pengantin. Nyonya Clement sedang menunggu di butik."Zefki menjawab, "Okay ...." sambil mulai menikmati nasi goreng itu.Siang hari,Disaat Raceh sed