Seminggu telah berlalu, hari ini tepatnya hari Sabtu. Zefki terlihat sedang melakukan exercise di ruang khusus yang dipenuhi alat olah raga, terlihat peluh memenuhi sekujur tubuhnya membuat penampilannya semakin seksi saja.
Tiba-tiba pintu ruangan itu di dorong dari luar, terdengar suara sang mami, "Zefki ... apa kamu di dalam?" "Iya, Mi." Jawabnya. "Jangan lupa, ya? Nanti malam kita ke rumah Keluarga Om Fidel. Kita diundang makan malam di sana. Sekalian kamu kenalan dengan putri-putrinya." Seru Nyonya Clement, mengingatkan sang putra. "Baiklah, Mi." Seru, Zefki pasrah. "Tapi, Mi. Bisa nggak siang ini, Bik Yati masakin nasi goreng yang kayak kemarin aku santap?" "Lho, Zef. Mami lupa ngasi tahu kamu. Jika nasi goreng itu dimasak oleh salah satu putri dari Om Fidel. Sudah-sudah nanti malam aja kamu kenalan dengan mereka. Mami mau ke salon dulu." Lalu Nyonya Clement pun, berlalu dari situ. Sejenak Zefki berpikir perkataan ibunya Jika nasi goreng itu adalah buatan salah satu putri dari Om Fidel. Yang akan di jodohkan dengannya. Tapi bagaimana bisa nasi goreng itu sampai ke meja kantornya? Dan hal itu sontak menjadi misteri dalam benaknya. Sementara itu di kediaman keluarga Pratista, Tuan Fidel juga sudah mengutarakan kepada istri dan kedua putrinya bahwa malam nanti, mereka akan kedatangan tamu istimewa yaitu Keluarga Harold beserta putra mereka. Raceh yang mendengarkan itu, seakan takut. Dikarenakan, Tuan dan Nyonya Harold lebih memilih dirinya, dibandingkan sang kakak. Walaupun begitu, Grace sudah berjanji dalam hatinya. Jika dia akan melindungi adiknya. Apabila pria yang dijodohkan kepada Raceh adalah pria brengsek. "Ra, kamu kok biasa aja, sih. Seakan pasrah gitu, mau-maunya aja kamu dijodohkan sama pria yang kamu nggak kenal?" Seru Grace, sambil menatap Raceh dengan tatapan sedikit kesal. Saking kesalnya Grace, dia pun menceritakan perihal sang adik yang akan dijodohkan kepada pacar LDR nya, Roy. Mendengar itu, sang kekasih sangat bersyukur bukan Grace yang di pilih. Jika tidak, dia pasti akan buru buru kembali ke tanah air. Pandangan Raceh kosong. Dia cuma menatap wajah kakaknya dengan tersenyum getir, sambil berkata, "Aku harus melakukannya, Kak. Aku nggak mau melihat perusahaan Papi yang dirintis dari nol bisa bangkrut. Jika dengan cara ini ekonomi keluarga kita bisa membaik kembali, aku pasrah melakukannya." "Ra, maafkan kakak yang tidak bisa melakukan apa-apa." Seru Grace, sambil memeluk adiknya. Dalam pelukan sang kakak, Raceh meneteskan air mata dalam diam dan Grace tahu itu, jika sang adik hanya berpura-pura kuat menghadapi semuanya. Hati Grace merasa sakit, karena tidak dapat membantu adiknya. Di Belahan bumi lain tepatnya di Holland, Belanda. Roy sedang menyusun strategi, bagaimana caranya agar Grace tidak ada di rumah saat keluarga yang dijodohkan kepada adiknya bertamu ke rumah mereka. Dia pun menghubungi salah satu petinggi perusahaan di mana sang kekasih bekerja. Meminta agar Grace dapat menghadiri meeting penting. Kebetulan pemimpin perusahaan tempat Grace bekerja, adalah sahabatnya. Setelah Roy merasa semua sudah terkendali sesuai dengan rencananya, dia pun dapat bernafas lega. "Aku tidak mau kehilanganmu, Grace!" Ujar Roy, pelan. Kediaman Pratista, Raceh yang baru selesai mandi, dikejutkan dengan keberadaan Grace, di kamarnya. "Ra, kakak pinjam lipstik mu, ya!" "Lho, Kakak mau ke mana? Kok pakai, pakaian kantor di malam hari?" Tanya, Raceh kepada sang kakak. "Iya nih, Ra tadi kakak di hubungi sama pihak kantor. Kakak ada meeting penting dengan beberapa klien perusahaan." Ujar, Grace. " Oh gitu yah, Kak? Kakak hati hati, ya!" "Iya, Ra. Pasti!" Lalu Grace pun keluar dari kamar adiknya, setelah memberi semangat kepadanya. Setelah selesai berpakaian. Raceh menatap pantulan wajahnya di depan cermin. Sambil menyemangati dirinya sendiri. Jika dia pasti mampu melalui semua ini. Saat Grace pamit kepada kedua orang tuanya. Terdengar bel pintu berbunyi. Lalu dia pun membukakan pintu. Grace dapat melihat wajah pria yang dijodohkan kepada adiknya, dan kedua orang tuanya. Grace lalu berujar dalam hatinya, "Wah tampan juga nih, cowok!" Lalu Grace pun menyuruh mereka masuk. Grace juga tak lupa memperkenalkan dirinya. Jika dia adalah putri tertua dari Keluarga Pratista. "Oh, iya. Om, Tante, saya permisi dulu kebetulan ada meeting mendadak yang harus saya hadiri. Pi, Mi, aku berangkat dulu, ya?" lalu semua mengangguk, kecuali Zefki yang berwajah tanpa ekspresi. Zefki dari tadi menatap Grace sekilas dan berpikir, "Apakah dia yang memasak nasi goreng itu?" Kediaman Harold, satu jam sebelum berangkat, Nyonya Clement dan Tuan Kenan memanggil Zefki. Mereka bersama duduk di ruang keluarga. Tuan Kenan menjelaskan jika Keluarga Pratista memiliki dua orang putri. Nyonya Clement lalu menunjukkan dua foto wanita di depan putranya. Sambil menjelaskan siapa saja mereka yang ada di foto itu. Zefki lalu meraih kedua foto itu dan memandangnya sekilas. Salah satu gadis dalam foto itu, sepertinya pernah dirinya lihat. Hanya saja, dia lupa di mana pernah bertemu wanita itu. Lalu Tuan Kenan menyuruh istrinya untuk bicara, "Jadi, Zef. Kamu pilih siapa? Grace atau Raceh? Yang bungsu apa yang sulung?" Tanya, Nyonya Clement. Zefki lalu kembali meletakkan kedua foto itu, di atas meja. Seraya berkata, "Mami bilang, salah satu dari mereka yang memasak nasi goreng yang tempo hari aku makan, kan?" "Iya, Zef. Tepat sekali tebakan mu! Jadi kamu pilih yang jago memasak, ya? Mami dan Papi juga sama pilihannya dengan mu." Tukas Nyonya Clement, senang sambil melirik suaminya, Tuan Kenan, yang juga mengangguk tanda setuju. Zefki hanya diam dan tak membalas ucapan ibunya. Karena dalam hatinya berpikir, percuma untuk melawan. Kali ini dia akan mengikuti kemauan orang tuanya. Kembali ke Kediaman Pratista, Disaat semua sedang asyik mengobrol tiba-tiba dari arah dapur. Muncul Raceh, yang membawa nampan berisi beberapa cangkir teh dan menyajikannya di atas meja. Tuan dan Nyonya Harold seakan terpukau dengan penampilan Raceh yang sangat anggun malam ini. Kecuali Zefki yang sibuk dengan telepon genggamnya. Lalu Raceh memberi salam kepada kedua orang tua Zefki, sambil duduk di samping maminya. "Wah, Raceh. Kamu semakin cantik saja." Puji, Nyonya Clement. Raceh pun hanya tersenyum sambil mempersilahkan mereka untuk minum. Dari tadi Nyonya Clement memperhatikan Zefki yang tetap sibuk membalas chat asistennya, Sutan mengenai perkembangan perusahaan. Lalu Tuan Kenan berdehem. Sambil menyenggol kaki Zefki. dengan sepatunya. Barulah Zefki sadar dan menegakkan kepalanya. Sejenak Zefki tertegun saat melihat ada seorang gadis yang sedang menundukkan kepalanya. Melihat hal itu buru-buru Tuan Fidel memulai obrolan tentang perusahaan sebagai basa-basi dan Zefki menjawab sebisanya. Lalu Nyonya Santi memperkenalkan Raceh kepada Zefki. "Oh, yah. Nak Zefki, perkenalkan ini Raceh. Anak bungsu, dari Om dan Tante. Mami kamu cerita ke Tante, jika kamu menyukai nasi goreng yang dibuat Raceh." Zefki pun hanya tersenyum sinis. Sambil melirik Raceh dengan sorot mata tajam. Lalu berkata dalam hati, "Gadis ini bukannya yang pernah menabrak punggung ku? tapi bagaimana caranya nasi goreng itu sampai ke meja kerjaku?" Raceh membalas lirikan Zefki dengan tersenyum. Seraya berpikir, "Bukannya, dia. Si pria tampan yang tempo hari tak sengaja aku tabrak punggungnya?"Pembicaraan pun berlanjut, Tuan Kenan menjelaskan jika kedatangan mereka untuk melamar Raceh sebagai istri Zefki. Disaat semua sibuk membicarakan tentang acara demi acara yang akan dilaksanakan, sesekali Raceh melirik Zefki. Untuk melihat bagaimana reaksinya. Akan tetapi Raceh tidak menemukan jawabannya. Yang dirinya lihat, pemuda itu terlihat santai seperti tanpa beban. Sangat berbeda dengan Raceh yang sangat takut akan sebuah ikatan pernikahan. Apalagi menikah dengan pria yang belum pernah dirinya kenal sebelumnya.Bahkan di meja makan pun pembicaraan tetap berlanjut. Raceh seakan berat untuk menghabiskan makanan dalam piringnya. Padahal semua makanan yang dia masak terasa enak bagi orang lain tapi tidak baginya. Lagi-lagi Raceh melirik Zefki. Pria itu makan dengan lahap seakan tak peduli dengan semua pembicaraan ini.Setelah makan malam, semua terlihat santai di ruang keluarga sambil mencicipi cake buatan Raceh yang rasanya sangat enak. Sementara Zefki sedang menerima panggilan t
"Tempo hari, saat Lo nabrak punggung gue, apa Lo kehilangan sesuatu?" Tanya, Zefki.Sejenak Raceh berpikir. Lalu menjawab perkataan Zefki, "Iya, Tuan Muda. Saya kehilangan kotak makan siang, berisi nasi goreng." Sahut, Raceh. "Yup tepat sekali! gue mau nanya kenapa bekal Lo itu, bisa sampai di meja gue?" Tanyanya lagi, sambil menatap tajam kearah Raceh.Namun sebelum Raceh hendak menjawab. Asisten sutan mengatakan, jika dia yang meletakkan kotak bekal itu di atas meja Zefki. Lalu Asisten Sutan mengarahkan Zefki untuk melihat sesuatu dari laptop.akhirnya Zefki tahu kenapa kotak bekal milik gadis itu, bisa ada di atas mejanya."Gue, lapar. Apakah Lo bisa memasak nasi goreng seperti itu, lagi?" "Bi ... bisa, Tuan Muda. Tapi saya tidak memiliki bahan-bahan untuk membuatnya." "Hhhm, berpikir Lo, Sut! Bagaimana caranya gue bisa mendapatkannya!" Namun disaat Sutan hendak menjawab, ponsel Zefki berbunyi. Di layar, ada nama ibunya, Mami Clement. Zefki lalu buru-buru menjawab, Zefki"Iya
Sepanjang perjalanan pulang dari butik, Raceh terus memikirkan perkataan, Zefki. Akan tetapi dia tidak menemukan jawabannya. Ingin sekali dia bertanya pada Zefki yang duduk di sebelahnya. Namun pria itu sedang menutup mata terlelap dalam tidurnya. Sesampainya di parkiran utama, Zefki turun dari mobil dan menuju lift khusus, tanpa menunggu Raceh turun. Lalu dia pun turun dari mobil. Sekretaris Risa menjelaskan kepada Raceh jika dirinya sudah di kondisikan situasinya, saat tadi meninggalkan divisinya.Lalu sebelum masuk lift, Raceh meminta nomor ponsel Asisten Sutan. Sekretaris Risa lalu memberi sebuah kartu nama kepadanya.Raceh pun melangkah ke dalam divisinya. Terlihat para rekan kerjanya sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Lalu Raceh pun mencoba menghubungi Asisten Sutan, melalu pesan singkat.Raceh : "Siang, Asisten Sutan."Asisten Sutan : "Ya, Nona. Ada yang saya bisa minta bantu?"Raceh : "Begini, Asisten Sutan. Bisakah Anda menanyakan kepada Bapak CEO, utang saya itu a
Mobil Zefki pun sampai di kantor. Dia dan Asisten Sutan langsung berjalan menuju lift khusus CEO.Sesampai di ruangannya, Zefki langsung duduk di meja kerjanya.Di atas meja sudah tersedia sekotak nasi goreng buatan Raceh. Zefki pun membuka kotak itu dengan perlahan, seketika bibirnya tertarik keatas menampilkan senyum yang menyilaukan, nasi goreng itu ditata dengan apik mirip seperti wajah orang yang sedang tersenyum dan hal itu menarik perhatiannya. Dia pun mengambil ponselnya dan mengabadikan nasi goreng itu melalui kamera ponsel miliknya dan menjadikannya sebagai wallpaper layar utama hp-nya.Tiba tiba saja Asisten Sutan berdehem. Melihat apa yang sedang dilakukan oleh sang atasan."Apa, Lo!" Ketusnya."Maaf, Tuan Muda. Barusan saya mendapatkan informasi dari Sekretaris Risa, jika siang ini Tuan Muda dan Nona Raceh akan fitting baju pengantin. Nyonya Clement sedang menunggu di butik."Zefki menjawab, "Okay ...." sambil mulai menikmati nasi goreng itu.Siang hari,Disaat Raceh sed
Malam harinya, Raceh mencoba mengirim pesan kepada Zefki. Namun dia bingung mau bilang apa.Tiba tiba ponsel Raceh berbunyiada nomor tak di kenal, namun sepertinya dia mengenal nomor itu, dan ternyata pesan itu dari Zefki.Ada foto masuk di galery ponselnya. Foto sekotak nasi goreng yang isinya telah habis.Dia pun langsung tahu jika itu dari Zefki.Raceh memandang lama layar ponselnya, dia bingung mau jawab apa kepada pria itu.Sementara Zefki masih dalam perjalanan menuju ke Jakarta. Dia tiba-tiba merasa gugup. Kenapa hanya dengan memandang kotak nasi goreng kosong, itu. Zefki langsung mengingat Raceh, dan tanpa sengaja jarinya menekan tombol kirim, dan jadilah pesan terkirim kepada gadis itu. Zefki hendak menghapusnya. Namun pesan itu keburu dibaca oleh Raceh."Shit!" Zefki mengumpat dari bangku belakang.Asisten Sutan melirik dari kaca depan,"Are you okay, Tuan Muda?""Tauk, ah! Pasti dia semakin besar kepala! Lebih cepat Lo, nyetirnya! Gue udah ngerasa gerah bgt! Pingin mandi!"
Malam pun semakin larut, para tamu undangan semakin sedikit. Mereka mulai meninggalkan gedung itu. Sebagai pertanda, jika acara hajatan pernikahan Zefki dan Raceh telah selesai. Yang tersisa tinggal orang-orang kepercayaan Zefki saja. Tak terkecuali Sekretaris Risa dan Asisten Sutan, mereka semua berkumpul di sebuah ruangan mewah di hotel itu.Raceh sedikit merasakan kelelahan karena dari tadi dia terus berdiri.Saat ini, dia sedang duduk diapit oleh Mami Santi dan Mami Clement. Lalu Nyonya Clement berkata kepadanya, "Sayang, nanti kamu ikut Sekretaris Risa, ya. Dia akan menunjukkan kamar mu dengan Zefki, suamimu." Raceh pun menjawab, "Iya ... Tante." "Lho, Sayang. Jangan manggil, Tante. Kamu sekarang sudah menjadi menantu, Mami."Iya ... Maaf, Mi." Ujar Raceh, gugup.Lalu Nyonya Clement kemudian menyuruh Sekretaris Risa, untuk menuntun Raceh menuju ke kamar president's suite di hotel tersebut, yang khusus di sediakan untuk kedua mempelai.Raceh pun mulai memeluk kedua orang tu
Pagi hari jam enam pagi Raceh terbangun. Dia mendapati tubuhnya ditutupi selimut. Padahal seingatnya tadi malam, dirinya tidur tanpa menggunakan selimut.Raceh menyibakkan selimut dan melihat bagian tubuhnya, ternyata baju yang di gunakan masih utuh. Itu berarti tidak terjadi apa-apa tadi malam. Bersamaan dengan itu, Zefki keluar dari kamar mandi, dengan rambut basahnya. Sepagi itu, dia harus mandi karena lagi-lagi alat tempurnya kembali berulah. Tegak berdiri hanya dengan melihat Raceh yang sedang tertidur. Ada hasrat ingin menerkam istrinya itu. Tapi apa daya, Zefki hanya bisa melakukannya dengan bermain solo."Selamat pagi, Tuan Muda. " Raceh menyapa Zefki dengan suara khas orang yang baru bangun tidur. Namun suara Raceh, di telinga Zefki bagai alunan syair lagu yang merdu. Sang istri pun duduk dengan balutan selimut di tubuhnya.Zefki tidak menjawab. Melirik pun tidak, dia sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang menempel di lehernya, hal itu membuat Raceh malu-malu
"Apa yang ingin Lo katakan?" Tanya Zefki, kepada Raceh. "Begini, Tuan Muda. Hari ini kan cuti saya habis, besok saya sudah harus mulai bekerja." Ucapnya. "Oh, begitu? Apa Lo lupa siapa pemilik perusahaan di mana Lo bekerja?" Zefki seketika menatap tajam, ke arah istrinya."Ma ... maaf, Tuan Muda. Makanya saya ngomong langsung kepada Anda, kalau besok, saya sudah mulai bekerja. Karena saya tahu, Anda lah, pemilik perusahaan itu.""Cih! Jika gue nggak izinin Lo kerja, emang Lo mau ngapain?" Serunya, meremehkan Raceh.Namun Raceh langsung membantahnya, "Maafkan saya, Tuan Muda. Anda bisa melarang saya untuk tidak melakukan hal lain. Ta-pi tolong jangan larang saya bekerja. Karena dengan bekerja saya bisa menabung dan membantu papi menyelesaikan masalah keuangan di perusahaan." Raceh menundukkan kepalanya, dan memohon kepada suaminya."Ha-ha-ha." Seketika, Zefki tertawa. "Jadi Lo pikir gue di jodohkan ke Lo karena apa, hah! Jangan munafik Lo jadi orang!" Lagi-lagi, Zefki tidak habis p