Share

BAB. 6 Akhirnya Bertemu

Seminggu telah berlalu, hari ini tepatnya hari Sabtu. Zefki terlihat sedang melakukan exercise di ruang khusus yang dipenuhi alat olah raga, terlihat peluh memenuhi sekujur tubuhnya membuat penampilannya semakin seksi saja.

Tiba-tiba pintu ruangan itu di dorong dari luar, terdengar suara sang mami,

"Zefki ... apa kamu di dalam?"

"Iya, Mi." Jawabnya.

"Jangan lupa, ya? Nanti malam kita ke rumah Keluarga Om Fidel.

Kita diundang makan malam di sana. Sekalian kamu kenalan dengan putri-putrinya." Seru Nyonya Clement, mengingatkan sang putra.

"Baiklah, Mi." Seru, Zefki pasrah.

"Tapi, Mi. Bisa nggak siang ini, Bik Yati masakin nasi goreng yang kayak kemarin aku santap?"

"Lho, Zef. Mami lupa ngasi tahu kamu. Jika nasi goreng itu dimasak oleh salah satu putri dari Om Fidel. Sudah-sudah nanti malam aja kamu kenalan dengan mereka. Mami mau ke salon dulu." Lalu Nyonya Clement pun, berlalu dari situ.

Sejenak Zefki berpikir perkataan ibunya

Jika nasi goreng itu adalah buatan salah satu putri dari Om Fidel. Yang akan di jodohkan dengannya. Tapi bagaimana bisa nasi goreng itu sampai ke meja kantornya? Dan hal itu sontak menjadi misteri dalam benaknya.

Sementara itu di kediaman keluarga Pratista,

Tuan Fidel juga sudah mengutarakan kepada istri dan kedua putrinya bahwa malam nanti, mereka akan kedatangan tamu istimewa yaitu Keluarga Harold beserta putra mereka.

Raceh yang mendengarkan itu, seakan takut. Dikarenakan, Tuan dan Nyonya Harold lebih memilih dirinya, dibandingkan sang kakak.

Walaupun begitu, Grace sudah berjanji dalam hatinya. Jika dia akan melindungi adiknya. Apabila pria yang dijodohkan kepada Raceh adalah pria brengsek.

"Ra, kamu kok biasa aja, sih. Seakan pasrah gitu, mau-maunya aja kamu dijodohkan sama pria yang kamu nggak kenal?" Seru Grace, sambil menatap Raceh dengan tatapan sedikit kesal.

Saking kesalnya Grace, dia pun menceritakan perihal sang adik yang akan dijodohkan kepada pacar LDR nya, Roy. Mendengar itu, sang kekasih sangat bersyukur bukan Grace yang di pilih. Jika tidak, dia pasti akan buru buru kembali ke tanah air.

Pandangan Raceh kosong. Dia cuma menatap wajah kakaknya dengan tersenyum getir, sambil berkata,

"Aku harus melakukannya, Kak. Aku nggak mau melihat perusahaan Papi yang dirintis dari nol bisa bangkrut. Jika dengan cara ini ekonomi keluarga kita bisa membaik kembali, aku pasrah melakukannya."

"Ra, maafkan kakak yang tidak bisa melakukan apa-apa." Seru Grace, sambil memeluk adiknya.

Dalam pelukan sang kakak, Raceh meneteskan air mata dalam diam dan Grace tahu itu, jika sang adik hanya berpura-pura kuat menghadapi semuanya.

Hati Grace merasa sakit, karena tidak dapat membantu adiknya.

Di Belahan bumi lain tepatnya di Holland, Belanda.

Roy sedang menyusun strategi, bagaimana caranya agar Grace tidak ada di rumah saat keluarga yang dijodohkan kepada adiknya bertamu ke rumah mereka. Dia pun menghubungi salah satu petinggi perusahaan di mana sang kekasih bekerja. Meminta agar Grace dapat menghadiri meeting penting. Kebetulan pemimpin perusahaan tempat Grace bekerja, adalah sahabatnya.

Setelah Roy merasa semua sudah terkendali sesuai dengan rencananya, dia pun dapat bernafas lega.

"Aku tidak mau kehilanganmu, Grace!" Ujar Roy, pelan.

Kediaman Pratista,

Raceh yang baru selesai mandi, dikejutkan dengan keberadaan Grace, di kamarnya.

"Ra, kakak pinjam lipstik mu, ya!"

"Lho, Kakak mau ke mana? Kok pakai, pakaian kantor di malam hari?" Tanya, Raceh kepada sang kakak.

"Iya nih, Ra tadi kakak di hubungi sama pihak kantor. Kakak ada meeting penting dengan beberapa klien perusahaan." Ujar, Grace.

" Oh gitu yah, Kak? Kakak hati hati, ya!"

"Iya, Ra. Pasti!" Lalu Grace pun keluar dari kamar adiknya, setelah memberi semangat kepadanya.

Setelah selesai berpakaian. Raceh menatap pantulan wajahnya di depan cermin. Sambil menyemangati dirinya sendiri. Jika dia pasti mampu melalui semua ini.

Saat Grace pamit kepada kedua orang tuanya. Terdengar bel pintu berbunyi. Lalu dia pun membukakan pintu.

Grace dapat melihat wajah pria yang dijodohkan kepada adiknya, dan kedua orang tuanya. Grace lalu berujar dalam hatinya,

"Wah tampan juga nih, cowok!" Lalu Grace pun menyuruh mereka masuk.

Grace juga tak lupa memperkenalkan dirinya. Jika dia adalah putri tertua dari Keluarga Pratista.

"Oh, iya. Om, Tante, saya permisi dulu kebetulan ada meeting mendadak yang harus saya hadiri. Pi, Mi, aku berangkat dulu, ya?" lalu semua mengangguk, kecuali Zefki yang berwajah tanpa ekspresi.

Zefki dari tadi menatap Grace sekilas dan berpikir,

"Apakah dia yang memasak nasi goreng itu?"

Kediaman Harold, satu jam sebelum berangkat,

Nyonya Clement dan Tuan Kenan memanggil Zefki. Mereka bersama duduk di ruang keluarga. Tuan Kenan menjelaskan jika Keluarga Pratista memiliki dua orang putri.

Nyonya Clement lalu menunjukkan dua foto wanita di depan putranya. Sambil menjelaskan siapa saja mereka yang ada di foto itu.

Zefki lalu meraih kedua foto itu dan memandangnya sekilas. Salah satu gadis dalam foto itu, sepertinya pernah dirinya lihat. Hanya saja, dia lupa di mana pernah bertemu wanita itu.

Lalu Tuan Kenan menyuruh istrinya untuk bicara,

"Jadi, Zef. Kamu pilih siapa? Grace atau Raceh? Yang bungsu apa yang sulung?" Tanya, Nyonya Clement.

Zefki lalu kembali meletakkan kedua foto itu, di atas meja. Seraya berkata,

"Mami bilang, salah satu dari mereka yang memasak nasi goreng yang tempo hari aku makan, kan?"

"Iya, Zef. Tepat sekali tebakan mu! Jadi kamu pilih yang jago memasak, ya? Mami dan Papi juga sama pilihannya dengan mu." Tukas Nyonya Clement, senang sambil melirik suaminya, Tuan Kenan, yang juga mengangguk tanda setuju.

Zefki hanya diam dan tak membalas ucapan ibunya. Karena dalam hatinya berpikir, percuma untuk melawan. Kali ini dia akan mengikuti kemauan orang tuanya.

Kembali ke Kediaman Pratista,

Disaat semua sedang asyik mengobrol tiba-tiba dari arah dapur. Muncul Raceh, yang membawa nampan berisi beberapa cangkir teh dan menyajikannya di atas meja.

Tuan dan Nyonya Harold seakan terpukau dengan penampilan Raceh yang sangat anggun malam ini. Kecuali Zefki yang sibuk dengan telepon genggamnya.

Lalu Raceh memberi salam kepada kedua orang tua Zefki, sambil duduk di samping maminya.

"Wah, Raceh. Kamu semakin cantik saja."

Puji, Nyonya Clement.

Raceh pun hanya tersenyum sambil mempersilahkan mereka untuk minum.

Dari tadi Nyonya Clement memperhatikan Zefki yang tetap sibuk membalas chat asistennya, Sutan mengenai perkembangan perusahaan.

Lalu Tuan Kenan berdehem. Sambil menyenggol kaki Zefki. dengan sepatunya. Barulah Zefki sadar dan menegakkan kepalanya.

Sejenak Zefki tertegun saat melihat ada seorang gadis yang sedang menundukkan kepalanya.

Melihat hal itu buru-buru Tuan Fidel memulai obrolan tentang perusahaan sebagai basa-basi dan Zefki menjawab sebisanya.

Lalu Nyonya Santi memperkenalkan Raceh kepada Zefki.

"Oh, yah. Nak Zefki, perkenalkan ini Raceh. Anak bungsu, dari Om dan Tante. Mami kamu cerita ke Tante, jika kamu menyukai nasi goreng yang dibuat Raceh." Zefki pun hanya tersenyum sinis. Sambil melirik Raceh dengan sorot mata tajam. Lalu berkata dalam hati,

"Gadis ini bukannya yang pernah menabrak punggung ku? tapi bagaimana caranya nasi goreng itu sampai ke meja kerjaku?"

Raceh membalas lirikan Zefki dengan tersenyum. Seraya berpikir,

"Bukannya, dia. Si pria tampan yang tempo hari tak sengaja aku tabrak punggungnya?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status