Share

Bab 2: Jurang Abadi

Di tengah keheningan malam, Jenderal Tertinggi dan Elara, permaisuri yang cantik jelita, melakukan hubungan badan di atas ranjang, tak jauh dari tubuh Herley yang terbaring tak sadarkan diri. Racun mematikan yang diberikan Jenderal Tertinggi telah membuat pria itu tak berdaya dan tak bisa melawan. 

Elara yang mengenakan gaun tipis berwarna merah marun memandang Jenderal Tertinggi dengan tatapan penuh nafsu, tangannya meraba pria itu dengan rakus. Jenderal Tertinggi yang kekar dan bermata tajam itu membalas tatapan Elara, lalu mencium bibirnya dengan ganas. 

Di tengah permainan asmara mereka, suara desahan dan rasa nikmat terus keluar dari mulut Elara. 

Sementara itu, Jenderal Tertinggi tak henti-hentinya menggerakkan tubuhnya dengan kuat, seolah ingin menaklukkan permaisuri itu sepenuhnya. Suara desahan dan rintihan nikmat keduanya semakin menggema di ruangan itu, seolah mengejek Herley yang terbaring tak berdaya. 

Di saat yang sama, wajah Herley yang pucat dan keringat dingin yang bercucuran di dahinya menandakan bahwa racun itu mulai menyebar ke seluruh tubuhnya. Namun, Herley tak bisa berbuat apa-apa selain merasakan sakit yang terus mendera dan menyaksikan adegan terlarang yang terjadi di hadapannya.

“Kamu memang sangat perkasa sayang.” Elara merasa puas dengan permainan jenderal tertinggi. 

Suasana malam itu begitu mencekam, sinar bulan yang temaram menjadi saksi bisu atas perbuatan terlarang yang sedang terjadi di balik pintu kamar raja. Elara, sang permaisuri yang cantik jelita, sedang terbaring di atas ranjang dengan tubuhnya yang telanjang berbalut keringat dan nafsu. 

Sementara itu, Jenderal Andara, tangan kanan sang raja, tengah asyik mengeksplorasi tubuh sang permaisuri. 

Elara mendesah nikmat, lalu dengan perlahan ia memandang ke arah Jenderal Andara, "Sayang, apa yang perlu kita lakukan pada Raja bodoh itu?" tanyanya dengan suara lirih yang penuh hawa nafsu. 

Senyum licik terukir di bibir Jenderal Andara, matanya yang tajam menatap Elara, "Kita akan membuang jasadnya di jurang tanpa batas, biarkan dia mati dimakan binatang buas! Tapi, sebelum itu kita harus melanjutkan kegiatan kita ini," jawabnya sambil menggigit bibir Elara dengan lembut. 

Kemudian, Jenderal Andara kembali mendekap tubuh Elara dan menggerakkan pinggulnya dengan semakin ganas, membuat Elara semakin tak kuasa menahan desahan kenikmatannya. 

Kamar tersebut kini terasa semakin panas oleh permainan terlarang yang mereka lakukan. Keduanya terus larut dalam pesona kenikmatan. 

Jenderal Andara dan Permaisuri Elara terus melanjutkan hubungan terlarang mereka dengan penuh gairah, suara desahan mereka bergema di kamar tersebut. Namun, setelah beberapa saat, mereka berhenti sejenak untuk memeriksa keadaan Raja Herley yang terbaring tak berdaya di dekat mereka. Elara, dengan rambutnya yang kusut dan tubuh yang basah oleh keringat, mendekati tubuh Herley.

"Nafasnya semakin lemah," gumam Elara dengan senyuman penuh kemenangan. 

Jenderal Andara mendekat dan memeriksa denyut nadi Herley. "Dia sekarat. Racun penghancur jiwa ini bekerja lebih cepat dari yang kita kira," katanya dengan nada puas. "Saatnya memastikan dia tidak akan bangun lagi."

Elara menatap Herley yang terkulai lemas. "Kita harus pastikan dia mati, sayang. Aku tak mau ada kejutan tak menyenangkan nanti," bisiknya.

Jenderal Andara mengangguk. "Biarkan aku yang memastikan." Dia mengambil gaun Permaisuri dari tempat tidur dan meletakkannya di wajah Herley, menekannya dengan kuat. Herley menggeliat lemah, tetapi tak mampu melawan. Setelah beberapa saat, tubuh Herley berhenti bergerak.

Elara tersenyum penuh kemenangan. "Akhirnya, dia benar-benar sudah tak berdaya."

Jenderal Andara melepaskan bantal dan memeriksa napas Herley lagi. "Dia sudah mati. Sekarang, kita bisa melanjutkan rencana kita tanpa khawatir."

Elara mendekat dan mencium Jenderal Andara dengan penuh gairah. "Kita berhasil, sayang. Aradorn sekarang adalah milik kita. Kita akan memimpin kerajaan ini bersama-sama."

Jenderal Andara tersenyum licik. "Betul. Tapi pertama-tama, kita harus menyingkirkan jasadnya."

Elara mengangguk. "Kita buang dia ke jurang tanpa batas, seperti rencanamu. Tidak akan ada yang menemukan tubuhnya."

Jenderal Andara mengambil jubah tebal dan membungkus tubuh Herley dengan hati-hati. "Ayo, kita lakukan sekarang, sebelum fajar menyingsing."

Jenderal Andara memerintahkan anak buahnya membawa tubuh Herley yang terbungkus keluar dari kamar, melalui lorong-lorong istana yang sepi. Setiap langkah mereka diiringi dengan ketegangan, tapi keyakinan mereka untuk meraih kekuasaan membuat dia terus bergerak maju.

Sesampainya di tepi jurang tanpa batas, Elara memandang tubuh tak bernyawa Herley dengan tatapan dingin. "Inilah akhir dari seorang raja yang bodoh," gumamnya.

Jenderal Andara mengangguk. "Selamat tinggal, Raja Herley. Biarkan alam yang menanganimu sekarang."

Dengan satu gerakan cepat, mereka melemparkan tubuh Herley ke jurang. Tubuh itu menghilang dalam kegelapan, lenyap tanpa jejak. Elara dan Jenderal Andara saling berpandangan, seolah merayakan kemenangan mereka.

"Kita sudah menyingkirkan halangan terbesar kita," kata Jenderal Andara dengan suara puas. "Sekarang, kita bisa mulai merencanakan masa depan kerajaan ini."

Elara mengangguk dengan senyuman manis. "Dan masa depan itu akan sangat cerah, dengan kita berdua yang memimpinnya."

*****

Herley terlempar ke dalam jurang tanpa batas, tubuhnya meluncur cepat dalam kegelapan yang pekat. Ia merasa seluruh dunianya terputus, seakan-akan waktu berhenti. Namun, alih-alih bertemu dengan kematian, ia terjebak dalam suatu dimensi tak dikenal, tertidur selama beribu tahun.

Ketika ia terbangun, malam telah menyelimuti hutan yang lebat. Angin dingin malam mengelus kulitnya yang tertutup pakaian compang-camping, namun tatapannya tetap tajam. Herley bangkit perlahan, mengamati sekeliling dengan rasa bingung dan penasaran. Ia merasa seolah terbangun dari mimpi buruk yang panjang, namun semua terasa nyata—dari rasa dingin di kulitnya hingga suara gemerisik daun di sekitarnya.

Ia mencoba mengingat apa yang terjadi, tetapi pikirannya kosong. Hanya ada bayangan samar tentang seorang wanita cantik dan seorang pria berotot yang mengkhianatinya. Namun, ingatan itu segera pudar. 

Herley mulai berjalan dengan langkah pasti, melewati pepohonan besar dan semak-semak lebat. Setelah beberapa saat, ia melihat cahaya di kejauhan—cahaya yang asing baginya. Ia mendekat, rasa penasaran mendorongnya untuk menemukan sumber cahaya tersebut.

Ketika ia mencapai tepi hutan, Herley terkejut melihat pemandangan yang tak pernah dilihatnya sebelumnya. Jalan raya yang dipenuhi kendaraan bermotor yang melaju cepat, lampu-lampu neon yang berkelap-kelip, dan gedung-gedung tinggi yang menjulang. Herley menatap heran, tak mengerti apa yang sedang dilihatnya. Dunia modern yang ramai dan penuh cahaya membuatnya merasa seperti di planet lain.

Orang-orang yang berpakaian aneh menatapnya dengan pandangan penasaran, beberapa dari mereka memotret dengan perangkat aneh yang mereka bawa. Herley tidak peduli, ia terus berjalan hingga tiba di sebuah jembatan panjang nan sunyi di kota itu. 

Saat sebuah mobil sport mewah terbaru melintas di jembatan itu, Herley menoleh. Ia terkejut melihat benda yang melaju dengan kecepatan tinggi, berkilauan di bawah lampu kota.

Di dalam mobil, Leo menggenggam erat kemudi dengan satu tangan, sementara tangan lainnya meraba paha wanita di sampingnya. 

"Honey, perhatikan jalan. Jangan letakkan tanganmu sembarangan," wanita itu tertawa geli, meskipun nada suaranya menunjukkan sedikit godaan.

Leo menyeringai. "Honey, aku tidak sabar melewati jembatan ini. Aku sudah sangat ingin menikmati tubuhmu. Bisakah kita lakukan itu di sini?" Ia terus meraba wanita di sampingnya, dan hal itu semakin mengalihkan perhatiannya dari jalan.

Wanita itu memalingkan pandangannya dari Leo ke jalan di depan, matanya melebar ketika ia melihat Herley yang berdiri di tengah jembatan. "Leo, hati-hati!" teriaknya.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Dewi Lestari
wihhh 🫠🫠🫠......
goodnovel comment avatar
Mmhddarul aqsa30
kereeeen,lanjut thor
goodnovel comment avatar
Ida Darwati
ko beribu tahun kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status