Beranda / Fantasi / PEMBALASAN RAJA ARADORN / Bab 1: Pengkhianatan di Balik Tahta

Share

PEMBALASAN RAJA ARADORN
PEMBALASAN RAJA ARADORN
Penulis: Rik_Da

Bab 1: Pengkhianatan di Balik Tahta

Penulis: Rik_Da
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-29 17:02:18

Kerajaan Aradorn berdiri megah di bawah langit senja, dikelilingi oleh benteng kokoh dan menara-menara tinggi. Raja Herley, seorang pemimpin muda yang bijaksana dan kejam pada lawan, duduk di atas singgasananya di aula istana yang megah. 

Permaisuri Elara, yang terkenal akan kecantikannya, berdiri di sisinya, tersenyum manis pada rakyat yang berkumpul untuk merayakan peringatan tahunan kemenangan kerajaan mereka.

Musik dan tarian mengisi aula, sementara para bangsawan dan rakyat jelata menikmati pesta yang melimpah. Herley, dengan tatapan penuh cinta, menatap Elara yang mengenakan gaun berhiaskan permata, memancarkan kilau di bawah cahaya obor. Di balik senyum itu, Elara menyembunyikan ambisi gelap yang telah lama dia rencanakan.

"Hari ini, kita merayakan kemenangan besar kita. Aradorn terus berdiri kokoh berkat keberanian dan pengorbanan kita semua," ucap Raja Herley seraya menggenggam tangan permaisurinya. 

Permaisuri Elara tersenyum lembut menatap sang pria yang mencintainya, "Anda benar, Yang Mulia. Keberanian Anda sebagai pemimpinlah yang telah membawa kita pada kejayaan ini. Semua orang di sini berhutang budi pada Anda."

"Namun, aku tidak bisa melakukannya tanpa dukunganmu, Permaisuriku. Kau adalah kekuatanku."

Mata Elara berkilau dengan kelicikan yang tersembunyi. Sambil menatap sekilas jenderal tertinggi, seolah-olah dia memberi isyarat lain terhadap jenderal tertinggi.

"Hamba hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang permaisuri, mendukung rajanya. Malam ini adalah milikmu, Rajaku. Nikmati kemenanganmu."

Seorang pelayan mendekati mereka dengan nampan berisi gelas-gelas anggur. Elara mengambil dua gelas, kemudian memberikan satu kepada Herley.

"Untuk kemenangan kita dan masa depan yang cerah bagi Aradorn," ucap Elara dengan lantang seraya mengangkat gelasnya dengan senyuman penuh arti. 

"Untuk masa depan kita," balas Herley, meneguk anggurnya tanpa kecurigaan. 

Malam itu, Elara menyajikan anggur khusus untuk Herley, anggur yang telah dia beri racuni dengan racun yang mematikan. Tanpa kecurigaan sedikitpun, Herley menenggak anggur itu, merasakan kehangatan yang menjalar di tubuhnya. Senyumnya mulai memudar saat anggur memasuki perutnya, racunny mulai bekerja, membuat tubuhnya lemah dan pandangannya kabur.

Herley tiba-tiba memuntahkan darah hitam dari mulutnya.

"Apa yang terjadi... Kenapa aku merasa...?" Herley merasa bingung dengan dirinya. 

Elara menatapnya dengan pandangan pura-pura cemas.

“Yang mulia, ada apa denganmu?”

Harley Menggenggam dadanya, merasa sesak, "Aku... tidak tahu. Tiba-tiba saja aku merasa..."

"Apakah Anda baik-baik saja, Yang Mulia?" tanya Elara dengan suara yang tampak penuh perhatian, meskipun di dalam hatinya dia merayakan langkah pertama menuju kekuasaannya.

Herley mencoba untuk menjawab, namun lidahnya terasa berat. Dia merasa pusing, dan tubuhnya mulai tak terkendali. Para bangsawan yang menyadari perubahan ini mulai berbisik-bisik dengan khawatir. 

Dalam hitungan detik, pria itu jatuh pingsan di lantai marmer aula, mencengkram dadanya dengan putus asa.

Elara berteriak, "Cepat, panggil tabib! Yang Mulia kita butuh pertolongan!"

Elara menatap pelayan yang membawakan anggur kepadanya. Sebelum Elara berbicara, jenderal tertinggi sudah tiba di hadapannya, dia tidak banyak bertanya, dan langsung mencengkram leher si pelayan itu.

“Pengkhianat, siapa yang memberimu keberanian untuk melakukan ini terhadap yang mulia?”

Sebelum pelayanan itu bisa bersuara, tebasan pedang sudah mengenai tubuhnya. Dia mati di tempat.

Sang jenderal menatap seluruh menteri termasuk bawahannya.

“Diantara kalian pasti ada seorang pengkhianat yang ingin mencelakai Yang Mulia! Aku tidak peduli siapapun itu, aku pasti akan menemukan pengkhianat itu, dan mengulitinya hidup-hidup hingga mati mengenaskan!"

***

Kehebohan terjadi di dalam istana. Para tabib segera berkumpul, namun Elara dan Jenderal Tertinggi dengan tegas mengambil alih kendali. 

"Bawa Yang Mulia ke kamar pribadinya," perintahnya dengan suara tegas. "Kita harus merahasiakan ini sampai Yang Mulia terbangun. Jangan ada yang menyebarkan berita ini, atau musuh-musuh kerajaan akan memanfaatkan situasi seperti ini!” titah permaisuri.

“Baik permaisuri.” Jawab seluruh pasukan yang hadir.

Para penjaga membawa tubuh Herley yang tak sadarkan diri ke kamarnya, sementara Elara mengatur semuanya dengan hati-hati. Dia tahu bahwa rakyat dan para bangsawan akan menuntut penjelasan, namun dia telah mempersiapkan segalanya. 

Elara berbisik kepada dirinya sendiri, "Akhirnya, saat yang kutunggu-tunggu telah tiba. Kerajaan ini akan menjadi milikku."

Elara menatap jenderalnya dengan wajah yang terlihat sedih. 

Jenderal tertinggi melihat tumpahan anggur bekas Herley yang masih ada di lantai, setelah dia mengamatinya, dia mengerutkan kening.

“Racun penghancur jiwa.” gumamnya. 

Jenderal Tertinggi menatap permaisuri.

“Permaisuri, Permaisuri tidak perlu cemas, aku pasti akan menemukan pengkhianat yang berani meracuni yang mulia, dan akan menemukan penawarnya agar Yang Mulia kembali sehat.”

Jenderal Tertinggi sangat licik. Dia segera membunuh pelayan yang memberikan anggur, agar semua informasi terputus, karena hanya pelayan itu yang mengetahui siapa yang menyuruhnya untuk meracuni Herley.

“Jenderal, aku akan menemani Yang Mulia, sekarang aku serahkan ini kepadamu.” titah permaisuri yang tampak sangat cantik itu. 

“Baik, permaisuri.”

Jenderal tertinggi menatap tajam terhadap orang-orang yang paling setia terhadap Herley.

“Aku curiga pelakunya ada diantara kalian!”

Salah satu petinggi kerajaan maju ke depan. “Jenderal tertinggi. Kami tidak mungkin melakukan hal tercela seperti itu terhadap yang mulia! Kami adalah orang-orang yang paling setia di bawah kepemimpinan yang mulia, jadi jangan menuduh kami tanpa adanya bukti!”

“Tepat sekali. Tetapi, walaupun kalian berada langsung di bawah instruksi Yang Mulia, kalian tidak akan lepas dari penyelidikan dalang dibalik ini semua!”

Jenderal tertinggi menyuruh rakyatnya bubar agar mereka tidak mengetahui apa yang terjadi di istana.

Semua rakyat meninggalkan istana, tidak peduli mereka berasal dari latar belakang bangsawan ataupun latar belakang biasa.

Setelah semua rakyat meninggalkan istana. 

Jenderal tertinggi yang berkata akan melakukan penyelidikan, tiba-tiba mengeluarkan senjatanya dan membantai orang-orang yang paling setia pada Herley. Kejadian itu sangat cepat. 

“Sial, Jenderal Tertinggi. Ternyata ini semua ulahmu. Kamu melemparkan tuduhan kepada kami di hadapan orang lain, sedangkan pelaku sebenarnya adalah dirimu. Pengkhianat! aku akan membunuhmu!” Salah satu orang kepercayaan Herley maju, tetapi sebelum dia sampai, dia ditikam oleh banyak senjata dari belakangnya.

“Ka—kalian?” 

“Maafkan aku saudaraku. Aku lebih memilih jenderal tertinggi untuk memimpin kerajaan, yang mulia terlalu bodoh, walaupun dia memiliki kekuatan, dia tidak pernah menggunakan kekuatannya dengan benar. Jika kerajaan ini berada di bawah kepemimpinan Jenderal Tertinggi, kerajaan ini bisa menjadi satu-satunya penguasa di seluruh benua!” ucap Jenderal Tertinggi dengan tawanya. 

“Dasar kalian pengkhianat, aku akan membunuh kalian semua!”

Plof ~~~~

Plof ~~~~

Sebelum orang itu bisa bertindak, dia sudah mati dengan banyaknya senjata yang menembus tubuhnya.

Namun, Jenderal Tertinggi tidak membantai semuanya, dia menyisakan orang-orang yang mau tunduk padanya.

Tragedi itu terjadi sangat mengerikan, Jenderal Tertinggi yang paling dihormati oleh semua pasukan, dan juga orang kepercayaan Harley, bahkan Herley sudah menganggapnya sebagai saudara kandungnya sendiri. Ternyata menyimpan rencana busuk yang bekerja sama dengan Permaisuri.

Setelah membereskan semua urusannya di aula istana, jenderal tertinggi menuju ke kamar pribadi Herley. Di sana permaisuri sudah menunggunya, dia duduk santai sambil memegang secangkir anggur di tangannya. Di hadapannya ada Herley yang sedang terbaring, walaupun dia sudah tidak sadarkan diri, wajahnya masih memperlihatkan penderitaan yang luar biasa, rasa sakit akibat racun penghancur jiwa memang sangat mengerikan.

Ketika permaisuri melihat Jenderal Tertinggi, dia segera bangkit dari kursinya, dan melingkarkan tangannya di leher Jenderal Tertinggi, dan meletakkan kepalanya di bahu sang jenderal dengan manja. 

“Sayang, akhirnya kita berhasil menyingkirkannya, aku sudah muak harus terus berpura-pura menjadi istri terbaiknya. Sekarang akhirnya aku bisa lepas dari orang bodoh ini," ucap Permaisuri dengan memainkan telunjuknya pada dada bidang sang Jenderal. 

Tangan sang jenderal juga melingkari pinggang mungil permaisuri. 

“Aku juga sudah jijik melihat kamu terus begitu mesra dengannya. Akhirnya sekarang kamu bisa menjadi milikku seutuhnya, dan menjadi penguasa kerajaan ini sepenuhnya. Untuk memberikan penghormatan terakhir kepada si bodoh ini, mari kita antar dia pada kebahagiaan seutuhnya!”

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Dewi Lestari
wihh keren kak thorr semanggat nulisnya ......
goodnovel comment avatar
Rahman Kadir
Seru... lanjut
goodnovel comment avatar
Ida Darwati
wsj seri permaisuri gila tahta harta,, smoga pengikut hsrley banyak yg masih hidup,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 2: Jurang Abadi

    Di tengah keheningan malam, Jenderal Tertinggi dan Elara, permaisuri yang cantik jelita, melakukan hubungan badan di atas ranjang, tak jauh dari tubuh Herley yang terbaring tak sadarkan diri. Racun mematikan yang diberikan Jenderal Tertinggi telah membuat pria itu tak berdaya dan tak bisa melawan. Elara yang mengenakan gaun tipis berwarna merah marun memandang Jenderal Tertinggi dengan tatapan penuh nafsu, tangannya meraba pria itu dengan rakus. Jenderal Tertinggi yang kekar dan bermata tajam itu membalas tatapan Elara, lalu mencium bibirnya dengan ganas. Di tengah permainan asmara mereka, suara desahan dan rasa nikmat terus keluar dari mulut Elara. Sementara itu, Jenderal Tertinggi tak henti-hentinya menggerakkan tubuhnya dengan kuat, seolah ingin menaklukkan permaisuri itu sepenuhnya. Suara desahan dan rintihan nikmat keduanya semakin menggema di ruangan itu, seolah mengejek Herley yang terbaring tak berdaya. Di saat yang sama, wajah Herley yang pucat dan keringat dingin yang be

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 3: Kekuatan Herley

    Leo tersentak, mencoba mengendalikan mobil yang mulai oleng. Herley, yang berdiri di tengah jembatan, merasakan angin kencang saat mobil mendekat dengan cepat. Refleksnya tajam; ia melompat ke samping dengan kelincahan yang luar biasa, menghindari tabrakan tepat pada waktunya.Mobil sport itu bergoyang keras, hampir menabrak pembatas jembatan sebelum Leo berhasil mengendalikannya kembali. Mobil berhenti dengan berdecit tajam, hanya beberapa meter dari tempat Herley berdiri.Leo dan wanita itu terengah-engah, jantung mereka berdebar kencang. "Apa yang baru saja terjadi?" Leo memandang ke arah Herley dengan mata terbelalak. "Siapa pria itu?"Wanita itu masih terguncang, tetapi tatapannya mengarah ke Herley dengan rasa ingin tahu yang bercampur ketakutan. "Aku tidak tahu, tapi dia terlihat seperti... dari dunia lain."Herley menatap mereka dengan pandangan tajam, mencoba memahami situasi yang aneh ini. Tetapi instingnya mengatakan bahwa mereka mungkin bisa membantunya memahami dunia baru

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 4: Dia Manusia atau Apa?

    Herley melanjutkan perjalanannya dengan beberapa lembar uang bernilai tinggi di genggamannya. Langkah-langkahnya mantap, tatapannya terfokus pada kota elit yang semakin mendekat di hadapannya. Setelah melewatai jembatan, ia akhirnya memasuki pusat kota yang ramai. Kerumunan orang berlalu lalang, kendaraan bermotor melaju cepat, dan lampu-lampu kota bersinar terang, menciptakan pemandangan yang memukau namun membingungkan bagi Herley.Tatapan Herley semakin intens ketika melihat keramaian kota. Pakaian yang ia kenakan, compang-camping dan tidak layak, menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Bisikan dan tatapan risih mengarah padanya, tetapi Herley tidak peduli. Dia terus berjalan. Tiba-tiba, pandangannya tertuju pada sebuah toko pakaian di sudut jalan. "Kenapa orang-orang ini menatapku seperti itu?" gumam Herley pada dirinya sendiri, merasa risih dengan tatapan dan bisikan di sekitarnya.Herley mengingat Calista yang mengatakan untuk membeli pakaian baru. Pada akhirnya, pria it

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 5: Bodyguard ku

    "Ini tidak bisa dibiarkan," gumam manajer toko, melihat kerumunan yang mulai kacau. Dia segera mengambil ponselnya dan menghubungi Calista, seorang pelanggan VVIP yang sering berbelanja di toko itu."Selamat malam, Nona Calista," sapanya dengan sopan. "Maaf mengganggu waktu Anda, Saya manajer toko Threads Boutique kami mengalami situasi yang agak rumit dan sepertinya ini berkaitan dengan Anda.""Apa yang terjadi?" tanya Calista, terdengar khawatir."Kami memiliki seorang pelanggan dengan tubuh tinggi dan pakaian compang-camping, wajahnya terlihat tampan dan sangar. Dia juga membawa kartu nama dan katanya uang yang Anda berikan sebelumnya. Apakah Anda mengenal pria ini?" tanya manajer dengan sopan.Calista tampak berpikir dan mengingat, "aku tahu, apa yang terjadi dengan dia?""Beberapa pelanggan menuduh Tuan Herley mencuri dan mencoba menyerangnya. Namun, situasinya semakin memburuk karena mereka malah terluka sendiri. Kami sangat membutuhkan bantuan Anda untuk menenangkan keadaan. Bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 6: Ancaman dari Bayangan

    Setelah perjalanan yang relatif tenang menuju lokasi pemotretan, suasana mulai tegang ketika mereka tiba. Lokasi tersebut adalah sebuah vila mewah di pinggir kota, dikelilingi oleh hutan yang lebat. Calista, dengan aura profesionalnya, segera disambut oleh kru pemotretan dan tim yang telah menunggunya.Herley berdiri tegap di samping Calista, menarik perhatian banyak orang."Siapa pria itu? Dia tampak sangat mengesankan, bahkan dia terlihat seperti seorang model," bisik salah satu model kepada temannya."Aku tidak tahu, mungkin bodyguard baru Calista?" jawab temannya."Bisakah aku meminta nomor ponselnya? Aku ingin mengajaknya party malam ini." Wanita itu mengeluarkan telepon genggamnya dari dalam laci meja, berdiri dengan elegan dalam gaun merah yang menjuntai di lantai, melangkah dengan anggun bak seorang putri menuju Herley. Senyum manis menghiasi wajahnya, matanya bersinar penuh ketertarikan. "Hi, namaku Rose. Aku belum pernah melihat Anda di sini sebelumnya," kata Rise dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 7: Pria Misterius Tandingan Herley

    Calista menatap Herley dengan ekspresi penuh rasa hormat, namun juga mengandung rasa khawatir. "Terima kasih atas bantuanmu," katanya dengan nada lembut namun tegas. "Namun, kita tidak bisa mengabaikan ancaman Dario. Dia bisa melakukan apapun yang dia katakan."Herley mengangguk, matanya tetap tajam menatap ke arah Dario yang sudah pergi. "Aku sudah siap untuk apa pun yang akan datang. Bahkan, aku tidak peduli dengan hal itu."Beberapa kru pemotretan mulai bergerak kembali, meskipun suasana masih tegang."Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya salah satu fotografer, suaranya bergetar."Kurasa begitu," jawab seorang asisten, tampak masih belum sepenuhnya pulih dari kejadian tersebut. "Tapi lihat, Herley benar-benar hebat.""Benar-benar mengesankan," kata model yang sebelumnya mendekati Herley. "Dia sepertinya memiliki kekuatan yang luar biasa.""Ya, dan dia sangat tenang," tambah seorang teknisi. "Aku masih tidak bisa percaya apa yang baru saja terjadi.""Bagaimana dengan Dario?" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 8: Pertarungan di Balik Bayangan

    Herley tertawa rendah, suara gelapnya menggema. "Menyesal? Kata itu tidak ada dalam kamusku. Tapi kalian, kalian akan menyesal datang ke sini dan mengganggu ketenangan kami. Pergilah sekarang, atau aku pastikan kalian tidak akan pernah kembali untuk melaporkan kegagalan kalian kepada Dario."Pria itu menyeringai, mencoba mempertahankan keberaniannya. "Kau pikir bisa mengalahkan kami sendirian?"Herley menatap mereka satu per satu, tatapannya tajam dan menakutkan. "Aku tidak berpikir, tapi aku tahu. Jika kalian berani mencoba, maka bersiaplah untuk merasakan kemarahan yang tidak pernah kalian bayangkan sebelumnya."Dengan kecepatan yang mengejutkan, Herley melesat ke arah pria yang berwajah kasar. Dalam sekejap, ia melumpuhkan salah satu dari mereka dengan sebuah pukulan telak yang membuat pria itu terjatuh ke tanah, tak berdaya. Pria-pria lainnya terkejut dan mundur dengan panik, wajah mereka memucat melihat rekan mereka yang terkapar."Masih ingin melanjutkan?" Herley menantang, suar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 9: Kekuatan yang tidak Sebanding

    Pria bertopeng itu terdiam sejenak, merasakan getaran ketakutan yang aneh menjalari tubuhnya. Tatapan Herley yang penuh api dan tekad membuatnya merasakan ketidakpastian yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.Dengan suara yang sedikit gemetar, pria bertopeng itu berkata, "Apa sebenarnya kau ini? Tidak mungkin manusia bisa bangkit setelah serangan sekuat itu."Herley tersenyum tipis, bibirnya melengkung dengan kedinginan yang menakutkan. "Aku jauh lebih dari yang bisa kau bayangkan. Kau baru saja menyentuh permukaan kekuatanku. Jika kau berpikir serangan itu cukup untuk menjatuhkanku, maka kau benar-benar tidak siap untuk apa yang akan datang."Pria bertopeng itu mundur selangkah, mencoba menenangkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat. "Tidak mungkin... Ini tidak masuk akal."Herley berjalan perlahan mendekatinya, setiap langkahnya penuh keyakinan dan ancaman. "Kau seharusnya tahu bahwa ketika kau bermain dengan api, kau akan terbakar. Kau dan Dario telah memilih j

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02

Bab terbaru

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 28: Suara Pistol yang Menakutkan

    "Sudah cukup, Leo," kata pria itu dengan suara rendah tapi tegas. "Kau tak bisa mengendalikan semuanya. Badai ini akan menghancurkan kita semua, dan uangmu tak akan menyelamatkanmu kali ini."Leo menatap pria itu dengan tatapan penuh kebencian, "Diam! Kau tak tahu apa-apa! Aku akan keluar dari sini hidup-hidup! Dan tak ada yang bisa menghentikanku!"Pria itu menggeleng pelan, seolah menyayangkan kejatuhan Leo ke dalam kegilaan. "Mungkin kau bisa menyelamatkan dirimu sendiri, Leo, tapi ingatlah ini. Kau akan mati sendirian."Sebelum Leo bisa membalas, pria itu berjalan menuju lemari pelampung yang masih tersisa, diikuti oleh beberapa penumpang lain yang kini lebih memilih mengikuti arahan pria tersebut daripada terjebak dalam kegilaan Leo. Namun, Leo tak peduli. Dia hanya punya satu tujuan: bertahan hidup, apapun caranya.Badai semakin menggila, dan kapal itu pun terus berguncang. Semua orang, termasuk Leo, kini berada di ujung tanduk, di antara hidup dan mati, tak ada yang bisa memast

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 27: Di Ujung Kehancuran

    DOOR! Pria berbadan besar itu tergeletak di lantai dek, darah menyembur dari luka tembak di kepalanya. Tubuh yang tadinya penuh tenaga, kini hanya seonggok daging tak bernyawa di bawah kaki Leo. Semua orang yang menyaksikan kejadian itu terdiam sejenak, seolah tak percaya pada apa yang baru saja terjadi. Leo menatap tubuh tak bernyawa itu dengan tatapan dingin, lalu memutar pistolnya, memastikan tidak ada lagi yang mencoba mengambil apa yang menjadi miliknya. “Dengar baik-baik!” Leo berteriak, suaranya menggema di tengah raungan badai. “Tak ada seorang pun yang boleh merebut milikku! Apapun yang ada di kapal pesiar ini adalah milikku! Dan aku akan mempertahankannya sampai mati!” Para penumpang yang masih bertahan memandangnya dengan ketakutan, tak ada yang berani mendekat. Mereka tahu, di bawah tekanan dan ketakutan, Leo sudah kehilangan kendali. Dia akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan dirinya sendiri, termasuk mengorbankan nyawa orang lain. Tiba-tiba, suara teriakan lain

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 26: Pertikaian Pelampung

    Dengan satu gerakan cepat, Herley menarik Dario ke atas dek, menyelamatkannya dari maut. Pria itu terkapar di lantai dek, tubuhnya basah kuyup dan gemetar. Ia mencoba bangkit, tapi lututnya lemas, membuatnya tersungkur lagi. Herley berdiri di hadapannya, bayangannya menjulang seperti sosok malaikat kematian yang siap menuntut balas."Kau tahu," suara Herley terdengar tenang, namun setiap kata yang keluar dari mulutnya penuh dengan ancaman dingin, "orang-orang seperti kau selalu merasa di atas segalanya. Uang, kekuasaan, dan status sosial yang kau punya membuatmu merasa tak tersentuh. Tapi lihatlah dirimu sekarang. Tak ada satu pun dari itu yang bisa menyelamatkanmu dari badai ini. Atau dari aku."Dario menelan ludah, napasnya tersengal-sengal. "Aku... aku minta maaf, sungguh... aku benar-benar menyesal..."Herley menggeleng pelan, tatapannya penuh penghinaan. "Kata-kata itu, tak ada artinya bagiku. Penyesalanmu hanya muncul saat kau berada di ujung kematian. Kalau badai ini tak perna

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 25: Tak Ada Ampunan!

    Dua pengawal yang tadinya hendak mendorong Herley ke laut kini berusaha keras bertahan dari badai yang semakin menggila. Mereka terpental ke samping, jatuh menabrak pagar dek. Tali yang mengikat Herley mulai longgar karena guncangan yang tak terkendali. Dengan gerakan cepat, pria itu menggoyangkan tubuhnya, melepaskan diri dari lilitan tali kapal yang keras. Setelah itu, ia berdiri tegak di tengah dek, di mana angin dan ombak seolah enggan menyentuhnya.Dario yang masih berusaha berdiri, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Ini tidak mungkin!" teriaknya, matanya melotot ke arah Herley yang kini bebas dari ikatan. "Kau seharusnya tidak bisa lolos!"Herley melangkah perlahan ke arah Dario, setiap langkahnya stabil meski kapal berguncang hebat. "Kalian pikir bisa mengendalikan segalanya dengan uang dan kekuasaan," kata Herley dengan suara yang tenang namun penuh ancaman. "Tapi kalian lupa satu hal... alam tidak bisa dibeli."Dario yang mulai ketakutan, mundur sambil meraba-raba paga

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   24: Gemuruh Ombak yang Tiba-tiba

    Pengawal yang bertugas mengikat Herley mengangguk, menarik tali dengan keras hingga tubuh Herley terjepit. Dario mengamati hasilnya dan tersenyum puas. "Bagus, sekarang kau benar-benar tidak bisa ke mana-mana," ujar Dario, nadanya mengejek. "Tapi aku penasaran, Herley. Apakah kau masih akan diam seperti patung ketika kau tahu nasib buruk apa yang menantimu?"Herley tetap tidak menjawab, hanya menatap Dario dengan pandangan yang tidak terbaca. Hal itu hanya membuat Dario semakin jengkel."Diam saja, huh? Baiklah, mari kita lihat seberapa lama kau bisa bertahan," kata Dario sambil melangkah mundur. "Mulai sekarang, kau adalah mainan kami. Dan kami akan menikmati setiap detik dari permainan ini."Leo mengangkat tangannya, mengisyaratkan para tamu untuk memperhatikan. "Ayo, kawan-kawan! Pertunjukan baru saja dimulai! Jangan ragu untuk memberi saran tentang cara terbaik untuk membuatnya menderita. Ini adalah pesta kita, dan kita punya hak untuk bersenang-senang!"Kerumunan tamu mulai bers

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   23: Lilitan Tali untuk Herley

    Sorak sorai orang-orang bergema. Beradu dengan suara deburan ombak di tengah laut. Pro dan kontra akan aksi heroik Leo dan komplotan nya samar diterka. Semua orang di sana memakai topeng gengsi demi keuntungan pribadi semata. Leo, belum cukup puas dengan permainan yang ia ciptakan. Samudera luas menjadi saksi bisu kekejaman Leo yang berniat menghabisi Herley atas asas kedengkian saja. “Lihatlah, jagoan kita ini. Dia masih bertahan setelah aku memukul tubuhnya. Bahkan tongkat golf tidak mampu membuatnya tumbang! Apakah kau mau berlagak seperti batu karang yang sulit dihempaskan, hm?” ucap Leo tepat disaat komplotannya menyeret tubuh Herley ke bagian dek atas kapal. Angin laut berhembus kencang. Mengibarkan setiap helai pakaian orang-orang yang ikut menyaksikan momen menegangkan ini. Leo mendekati Herley. Air muka tak terbaca, sorot matanya dingin, dan mulut Herley masih terkatup rapat. Seolah enggan menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Di sisi dek yang lain, Dario tersenyum puas

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 22: Lempar Dia ke Laut!

    Suara mesin kapal pesiar yang lembut hampir tak terdengar di tengah tawa, dentingan gelas, dan percakapan riuh yang memenuhi udara malam. Cahaya bulan memantul di permukaan laut yang tenang, memberikan kilauan perak pada kapal pesiar yang megah. Lampu kristal menggantung dari langit-langit, musik lembut mengalun di latar belakang, dan aroma cerutu mahal serta parfum mewah memenuhi udara.Dario yang baru saja tiba melewati Herley tanpa melihat pria itu. Begitu Dario masuk, kapal mulai berlabuh meninggalkan pelabuhan. Riuh suara wanita yang bergoyang membuat para pria sangat senang. Namun, Leo menyadari sesuatu hal sejak tadi. Matanya menyipit saat dia kembali melihat para wanita- wanitanya melirik ke arah bodyguard itu. Suasana hatinya semakin memburuk seiring berjalannya waktu, rasa asam mulai muncul di mulutnya. Dia terbiasa menjadi pusat perhatian, sosok yang dikagumi dan diinginkan semua orang. Namun malam ini, di ulang tahunnya yang ke 35, seorang bodyguard biasa justru mencuri

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 21: Malam Pertama di Kapal Pesiar

    Malam itu, kapal pesiar berubah menjadi panggung pesta yang gemerlap. Lampu-lampu berwarna-warni berkilauan menyinari dek kapal, menciptakan suasana yang seru dan menggairahkan. Musik menggema, mengundang para tamu untuk bergoyang seirama. Para wanita berbikini dan pria dengan gelas anggur di tangan mereka terus menikmati malam dengan penuh suka cita. Tawa dan percakapan riang mengisi udara malam yang hangat, sementara sampanye dan rokok menambah aroma khas pesta yang tak terlupakan. Leo, yang menjadi pusat perhatian, sesekali mengangkat gelasnya, memberikan toast untuk tahun-tahun yang akan datang, dikelilingi oleh teman-teman dan musik yang tak pernah berhenti. Di tengah kerumunan, Calista dan Leo, yang tengah merayakan ulang tahunnya, tampak asyik berjoget. Wanita itu , dalam balutan bikini yang mencolok, bergerak lincah mengikuti irama, tawa cerianya mengalir lepas, menambah kegembiraan malam itu. Seorang tamu pria, dengan gelas anggur di tangannya, mendekati Leo. “Leo, pes

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 20: Hadiah Valentina

    "Tetaplah di tempatmu!" seru Valentina dengan amarah yang membara. "Kau tidak bisa mempermainkan kami!" Dengan cepat, dia mengambil sebuah botol kaca dari meja dan melemparkannya ke arah Herley.Herley dengan sigap memutar tubuhnya, membiarkan botol tersebut melayang melewatinya. Botol itu menghantam dinding di belakang, pecah menjadi serpihan kaca yang berserakan di lantai."Aku tidak di sini untuk bertarung denganmu," kata Herley dengan suara yang tetap tenang. "Dario sedang mempermainkanmu. Dia hanya ingin melihat kita bertarung.""Aku tidak peduli!" balas Valentina, yang kemudian meraih kursi terdekat dan mengayunkannya ke arah Herley.Herley menunduk cepat, kursi itu terbang di atas kepalanya dan menghantam meja di belakangnya, menyebabkan meja itu roboh. Pecahan kaca dan kayu berhamburan di lantai.Orang-orang di sekitar mereka mulai menjauh, menghindari puing-puing yang beterbangan. Suara barang-barang pecah dan keributan menyebar di seluruh klub, menciptakan kekacauan yang tak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status