Share

PEMBALASAN RAJA ARADORN
PEMBALASAN RAJA ARADORN
Penulis: Rik_Da

Bab 1: Pengkhianatan di Balik Tahta

Kerajaan Aradorn berdiri megah di bawah langit senja, dikelilingi oleh benteng kokoh dan menara-menara tinggi. Raja Herley, seorang pemimpin muda yang bijaksana dan kejam pada lawan, duduk di atas singgasananya di aula istana yang megah. 

Permaisuri Elara, yang terkenal akan kecantikannya, berdiri di sisinya, tersenyum manis pada rakyat yang berkumpul untuk merayakan peringatan tahunan kemenangan kerajaan mereka.

Musik dan tarian mengisi aula, sementara para bangsawan dan rakyat jelata menikmati pesta yang melimpah. Herley, dengan tatapan penuh cinta, menatap Elara yang mengenakan gaun berhiaskan permata, memancarkan kilau di bawah cahaya obor. Di balik senyum itu, Elara menyembunyikan ambisi gelap yang telah lama dia rencanakan.

"Hari ini, kita merayakan kemenangan besar kita. Aradorn terus berdiri kokoh berkat keberanian dan pengorbanan kita semua," ucap Raja Herley seraya menggenggam tangan permaisurinya. 

Permaisuri Elara tersenyum lembut menatap sang pria yang mencintainya, "Anda benar, Yang Mulia. Keberanian Anda sebagai pemimpinlah yang telah membawa kita pada kejayaan ini. Semua orang di sini berhutang budi pada Anda."

"Namun, aku tidak bisa melakukannya tanpa dukunganmu, Permaisuriku. Kau adalah kekuatanku."

Mata Elara berkilau dengan kelicikan yang tersembunyi. Sambil menatap sekilas jenderal tertinggi, seolah-olah dia memberi isyarat lain terhadap jenderal tertinggi.

"Hamba hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang permaisuri, mendukung rajanya. Malam ini adalah milikmu, Rajaku. Nikmati kemenanganmu."

Seorang pelayan mendekati mereka dengan nampan berisi gelas-gelas anggur. Elara mengambil dua gelas, kemudian memberikan satu kepada Herley.

"Untuk kemenangan kita dan masa depan yang cerah bagi Aradorn," ucap Elara dengan lantang seraya mengangkat gelasnya dengan senyuman penuh arti. 

"Untuk masa depan kita," balas Herley, meneguk anggurnya tanpa kecurigaan. 

Malam itu, Elara menyajikan anggur khusus untuk Herley, anggur yang telah dia beri racuni dengan racun yang mematikan. Tanpa kecurigaan sedikitpun, Herley menenggak anggur itu, merasakan kehangatan yang menjalar di tubuhnya. Senyumnya mulai memudar saat anggur memasuki perutnya, racunny mulai bekerja, membuat tubuhnya lemah dan pandangannya kabur.

Herley tiba-tiba memuntahkan darah hitam dari mulutnya.

"Apa yang terjadi... Kenapa aku merasa...?" Herley merasa bingung dengan dirinya. 

Elara menatapnya dengan pandangan pura-pura cemas.

“Yang mulia, ada apa denganmu?”

Harley Menggenggam dadanya, merasa sesak, "Aku... tidak tahu. Tiba-tiba saja aku merasa..."

"Apakah Anda baik-baik saja, Yang Mulia?" tanya Elara dengan suara yang tampak penuh perhatian, meskipun di dalam hatinya dia merayakan langkah pertama menuju kekuasaannya.

Herley mencoba untuk menjawab, namun lidahnya terasa berat. Dia merasa pusing, dan tubuhnya mulai tak terkendali. Para bangsawan yang menyadari perubahan ini mulai berbisik-bisik dengan khawatir. 

Dalam hitungan detik, pria itu jatuh pingsan di lantai marmer aula, mencengkram dadanya dengan putus asa.

Elara berteriak, "Cepat, panggil tabib! Yang Mulia kita butuh pertolongan!"

Elara menatap pelayan yang membawakan anggur kepadanya. Sebelum Elara berbicara, jenderal tertinggi sudah tiba di hadapannya, dia tidak banyak bertanya, dan langsung mencengkram leher si pelayan itu.

“Pengkhianat, siapa yang memberimu keberanian untuk melakukan ini terhadap yang mulia?”

Sebelum pelayanan itu bisa bersuara, tebasan pedang sudah mengenai tubuhnya. Dia mati di tempat.

Sang jenderal menatap seluruh menteri termasuk bawahannya.

“Diantara kalian pasti ada seorang pengkhianat yang ingin mencelakai Yang Mulia! Aku tidak peduli siapapun itu, aku pasti akan menemukan pengkhianat itu, dan mengulitinya hidup-hidup hingga mati mengenaskan!"

***

Kehebohan terjadi di dalam istana. Para tabib segera berkumpul, namun Elara dan Jenderal Tertinggi dengan tegas mengambil alih kendali. 

"Bawa Yang Mulia ke kamar pribadinya," perintahnya dengan suara tegas. "Kita harus merahasiakan ini sampai Yang Mulia terbangun. Jangan ada yang menyebarkan berita ini, atau musuh-musuh kerajaan akan memanfaatkan situasi seperti ini!” titah permaisuri.

“Baik permaisuri.” Jawab seluruh pasukan yang hadir.

Para penjaga membawa tubuh Herley yang tak sadarkan diri ke kamarnya, sementara Elara mengatur semuanya dengan hati-hati. Dia tahu bahwa rakyat dan para bangsawan akan menuntut penjelasan, namun dia telah mempersiapkan segalanya. 

Elara berbisik kepada dirinya sendiri, "Akhirnya, saat yang kutunggu-tunggu telah tiba. Kerajaan ini akan menjadi milikku."

Elara menatap jenderalnya dengan wajah yang terlihat sedih. 

Jenderal tertinggi melihat tumpahan anggur bekas Herley yang masih ada di lantai, setelah dia mengamatinya, dia mengerutkan kening.

“Racun penghancur jiwa.” gumamnya. 

Jenderal Tertinggi menatap permaisuri.

“Permaisuri, Permaisuri tidak perlu cemas, aku pasti akan menemukan pengkhianat yang berani meracuni yang mulia, dan akan menemukan penawarnya agar Yang Mulia kembali sehat.”

Jenderal Tertinggi sangat licik. Dia segera membunuh pelayan yang memberikan anggur, agar semua informasi terputus, karena hanya pelayan itu yang mengetahui siapa yang menyuruhnya untuk meracuni Herley.

“Jenderal, aku akan menemani Yang Mulia, sekarang aku serahkan ini kepadamu.” titah permaisuri yang tampak sangat cantik itu. 

“Baik, permaisuri.”

Jenderal tertinggi menatap tajam terhadap orang-orang yang paling setia terhadap Herley.

“Aku curiga pelakunya ada diantara kalian!”

Salah satu petinggi kerajaan maju ke depan. “Jenderal tertinggi. Kami tidak mungkin melakukan hal tercela seperti itu terhadap yang mulia! Kami adalah orang-orang yang paling setia di bawah kepemimpinan yang mulia, jadi jangan menuduh kami tanpa adanya bukti!”

“Tepat sekali. Tetapi, walaupun kalian berada langsung di bawah instruksi Yang Mulia, kalian tidak akan lepas dari penyelidikan dalang dibalik ini semua!”

Jenderal tertinggi menyuruh rakyatnya bubar agar mereka tidak mengetahui apa yang terjadi di istana.

Semua rakyat meninggalkan istana, tidak peduli mereka berasal dari latar belakang bangsawan ataupun latar belakang biasa.

Setelah semua rakyat meninggalkan istana. 

Jenderal tertinggi yang berkata akan melakukan penyelidikan, tiba-tiba mengeluarkan senjatanya dan membantai orang-orang yang paling setia pada Herley. Kejadian itu sangat cepat. 

“Sial, Jenderal Tertinggi. Ternyata ini semua ulahmu. Kamu melemparkan tuduhan kepada kami di hadapan orang lain, sedangkan pelaku sebenarnya adalah dirimu. Pengkhianat! aku akan membunuhmu!” Salah satu orang kepercayaan Herley maju, tetapi sebelum dia sampai, dia ditikam oleh banyak senjata dari belakangnya.

“Ka—kalian?” 

“Maafkan aku saudaraku. Aku lebih memilih jenderal tertinggi untuk memimpin kerajaan, yang mulia terlalu bodoh, walaupun dia memiliki kekuatan, dia tidak pernah menggunakan kekuatannya dengan benar. Jika kerajaan ini berada di bawah kepemimpinan Jenderal Tertinggi, kerajaan ini bisa menjadi satu-satunya penguasa di seluruh benua!” ucap Jenderal Tertinggi dengan tawanya. 

“Dasar kalian pengkhianat, aku akan membunuh kalian semua!”

Plof ~~~~

Plof ~~~~

Sebelum orang itu bisa bertindak, dia sudah mati dengan banyaknya senjata yang menembus tubuhnya.

Namun, Jenderal Tertinggi tidak membantai semuanya, dia menyisakan orang-orang yang mau tunduk padanya.

Tragedi itu terjadi sangat mengerikan, Jenderal Tertinggi yang paling dihormati oleh semua pasukan, dan juga orang kepercayaan Harley, bahkan Herley sudah menganggapnya sebagai saudara kandungnya sendiri. Ternyata menyimpan rencana busuk yang bekerja sama dengan Permaisuri.

Setelah membereskan semua urusannya di aula istana, jenderal tertinggi menuju ke kamar pribadi Herley. Di sana permaisuri sudah menunggunya, dia duduk santai sambil memegang secangkir anggur di tangannya. Di hadapannya ada Herley yang sedang terbaring, walaupun dia sudah tidak sadarkan diri, wajahnya masih memperlihatkan penderitaan yang luar biasa, rasa sakit akibat racun penghancur jiwa memang sangat mengerikan.

Ketika permaisuri melihat Jenderal Tertinggi, dia segera bangkit dari kursinya, dan melingkarkan tangannya di leher Jenderal Tertinggi, dan meletakkan kepalanya di bahu sang jenderal dengan manja. 

“Sayang, akhirnya kita berhasil menyingkirkannya, aku sudah muak harus terus berpura-pura menjadi istri terbaiknya. Sekarang akhirnya aku bisa lepas dari orang bodoh ini," ucap Permaisuri dengan memainkan telunjuknya pada dada bidang sang Jenderal. 

Tangan sang jenderal juga melingkari pinggang mungil permaisuri. 

“Aku juga sudah jijik melihat kamu terus begitu mesra dengannya. Akhirnya sekarang kamu bisa menjadi milikku seutuhnya, dan menjadi penguasa kerajaan ini sepenuhnya. Untuk memberikan penghormatan terakhir kepada si bodoh ini, mari kita antar dia pada kebahagiaan seutuhnya!”

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Dewi Lestari
wihh keren kak thorr semanggat nulisnya ......
goodnovel comment avatar
Rahman Kadir
Seru... lanjut
goodnovel comment avatar
Ida Darwati
wsj seri permaisuri gila tahta harta,, smoga pengikut hsrley banyak yg masih hidup,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status