Share

[25] Gak Bahaya Tah?

Lolita mengerjapkan mata. Jari-jarinya membentuk pola-pola yang dirinya pelajari dari sosial media. Kepalanya terus mengedik ke arah kanan, berharap satpam di pintu gerbang perumahan rumah Adnan peka.

Beberapa tahun yang lalu, ia pernah mengikuti kanal YouTube yang membahas tentang penculikan sorang mukbangers. YouTubers tersebut mengulik gerakan-gerakan aneh, yang diduga merupakan kode untuk meminta pertolongan.

“Mas Adnan, itu kayaknya temennya ayan deh, Mas.”

‘The Fuck!’ Umpat Lolita dalam hati. ‘Gobs-nya nggak ketolong nih satpam. Ayan dong!’ Ingin rasanya Lolita menangis.

“Saya baik-baik aja kok, Pak. Sehat Wal-afiat,” ucap Lolita, menyangkal calon penyelamat gadungannya. Ia tak akan berharap banyak berharap. Satpam tempat ibu mertuanya tinggal sangat kurang wawasan. Orang minta tolong saja disebut ayan.

“KTP-nya nggak saya tinggal ya, Pak. Mau dibuat ngurus perubahan data soalnya. Kalau ada apa-apa, nanti biar saya yang tanggung jawab.”

“Oh, begitu Mas. Kalau gitu saya catat nom
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status