Beranda / Romansa / PELAKOR BERKELAS / Bab 02 • Kartu Kredit

Share

Bab 02 • Kartu Kredit

Angel baru keluar dari kamar mandi setelah waktu empat puluh lima menit telah berlalu.

Dari awal dia memang sengaja berlama-lama di kamar mandi, untuk memastikan agar Raka merasa bosan menunggunya dan pergi. Perempuan cantik itu bahkan masih sempat keramas dan mengeringkan rambutnya terlebih dulu.

"Baguslah," gumamnya, ketika tidak mendapati seorang pun berada di apartemennya. Ini berarti kalau Raka memang sudah berangkat kerja. "Ha ... masih pagi, tapi sudah membuatku capek saja. Menyebalkan sekali."

Angel duduk di pinggir tempat tidur dengan tubuh yang hanya berbalut handuk kimono. Tidak ada Raka di sini jadi, dia bisa bersikap lebih santai. Namun baru saja menyilangkan kaki jenjangnya, mata Angel kemudian menangkap sesuatu yang tadinya tidak ada di atas nakas. 

"Kartu kredit?" Sebelah alis Angel menaik. Dia tidak perlu repot-repot untuk mencari tahu, siapa orang yang sudah begitu baik hati meninggalkan sebuah kartu kredit untuknya.

Bahkan, sebenarnya itu tidak perlu. 

Sebab di bawah kartu berwarna hitam berjenis visa signature itu, terdapat sehelai kertas catatan. Mengambil kertas tersebut dengan ujung jarinya, Angel bisa mengenali tulisan tangan Raka.

"Omong kosong seperti biasanya." Membuang kertas itu begitu saja bahkan tanpa meliriknya lagi sedikit pun, Angel bersikap seolah catatan berisi rayuan dan bujukan yang Raka tuliskan itu tidak berarti sama sekali. "Bla bla bla," ujarnya dengan nada jemu. "Sama saja. Benar-benar membosankan."

Perempuan cantik itu lantas melangkah ke arah lemari baju. Sambil berjalan, Angel melepaskan kimono handuknya yang lantas meluncur turun dan membuat tubuh telanjangnya yang sempurna terlihat sekilas. 

Kalau saja ada Raka di sini, lelaki tampan yang menjadi selingkuhannya itu pasti tidak akan sanggup menahan diri lagi.

Lima belas menit kemudian, Angel sudah selesai bersiap dan sedang menatap pantulan dirinya di cermin sambil tersenyum puas.

Peplum mini dress berwarna abu yang manis, terlihat sangat pas dia kenakan. Angel menggerai rambutnya yang hari ini terlihat bergelombang dan berwarna coklat madu. Hidungnya mancung, tapi mungil. Bibir bawahnya sedikit tebal dan terlihat teriris tepat di tengahnya, memberi kesan seksi.

Mengenakan kitten heels-nya yang berwarna silver, penampilan Angel pun tampak semakin sempurna.

Namun kemudian, ada kemarahan yang melintas di mata coklatnya. 

Pikiran Angel berkelana ke kejadian beberapa tahun lalu. Kejadian yang merupakan alasan sampai dia berada di posisi saat ini. Sebuah dendam yang berkobar terlalu besar, sehingga tidak mungkin untuk bisa dipadamkan begitu saja tanpa adanya sebuah pembalasan. 

"Sedikit lagi," gumamnya. "Memang tidak mudah, tapi selangkah demi selangkah aku akan sampai di tujuanku. Lalu pada saat itu." Angel menjulurkan tangannya ke permukaan cermin, menyentuh pantulan dirinya sendiri. "Tanpa ampun, aku akan mendorong mereka berdua jatuh ke jurang kehancuran."

Memejamkan mata, Angel membutuhkan jeda beberapa saat untuk mengatur napas dan menenangkan diri.

Lebih baik kalau dia pergi ke kafe langganannya, sebelum berangkat kerja. Paling tidak, perasaannya nanti bisa sedikit lebih baik setelah menyesap segelas minuman hangat. 

Dia sudah meraih sling bag-nya dan nyaris saja berlalu pergi. Namun kemudian, langkahnya berhenti. Menatap ke arah kartu kredit yang Raka tinggalkan untuknya, perempuan itu berpikir sejenak. 

Tersenyum, Angel lantas meraih kartu kredit yang mempunyai limit mencapai satu milyar tersebut. "Baiklah, Raka. Kuterima kartu kreditmu ini dengan senang hati. Sepertinya, siang ini aku akan bisa sedikit bersenang-senang."

***

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Fahmi
Sedikit bersenang senang
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
awal kisah cintamu dimulai adam, aku menantikan kebucinanmu
goodnovel comment avatar
Yeni Erna
penasaran dengan dendamnya angel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status