Beranda / Romansa / PELAKOR BERKELAS / Bab 01 • Angel Baby

Share

PELAKOR BERKELAS
PELAKOR BERKELAS
Penulis: Rae_1243

Bab 01 • Angel Baby

Raka berusaha menahan erangannya, tapi gagal.

Lelaki tampan itu mengerang ketika rambutnya diremas dengan gemas, dan menggeram sewaktu tubuhnya didorong hingga jatuh terlentang. "Baby." Suaranya terdengar serak. "Apa yang kamu lakukan?"

Pada saat ini di hadapannya telah ada sesosok makhluk paling cantik dan seksi yang pernah Raka temui. Dengan gerakan begitu sensual, perempuan itu mulai merayap dan menaiki tubuh Raka. Rambut panjangnya yang tergerai sedikit berantakan dan dahi yang dihiasi keringat justru menambah kesan seksi di mata Raka, membuatnya menggeram menahan gairah.

"Baby, jangan terlalu menyiksaku."

"Aku menginginkan rumah."

"Apa— Baby, apa yang—"

"Berikan aku rumah atau aku akan berhenti menjadi kekasihmu."

Raka menelan ludah dengan susah payah. Miliknya di bawah sana sudah begitu tegang dan berdenyut sakit karena harus tertahan di dalam celana bahannya. Napas Raka juga semakin menderu, ketika jemari lentik itu mulai menelusuri dada dan membuka satu persatu kancing kemeja kerjanya.

"Baby, please ...." Dengan suara yang nyaris memohon, Raka meraih pinggang ramping itu dan berusaha menariknya mendekat. Namun dengan lembut, perempuan yang kini menindihnya itu menahan. "Baby ...."

"Berikan aku rumah," ulang perempuan itu dengan suara mendesah yang terdengar begitu seksi, membuat Raka harus menggertakkan rahangnya kuat-kuat agar tidak lepas kendali. "Aku ingin memiliki sebuah rumah, Raka. Rumah yang sangat mewah, sehingga tidak akan ada yang berani menghinaku."

"Baby, memangnya siapa yang berani menghinamu, hm?"

"Berikan saja aku rumah, Raka. Beres."

"Tentu saja, Sayang. Itu bukan hal yang terlalu sulit bagi—"

"Tepat di sebelah rumahmu."

Raka seketika terdiam. Otaknya ternyata membutuhkan waktu lebih untuk berpikir. Namun sentuhan lembut serta ringan yang kini menyentuh ujung dadanya dan lantas bermain di sana secara bergantian, membuat Raka tidak bisa lagi berpikir jernih.

Dalam hati Raka memaki karena merasakan miliknya di bawah sana yang semakin tegang. Apalagi sekarang kekasihnya itu lantas memasang wajah cemberut, yang justru terlihat begitu menggemaskan.

"Apa? Angel ... Baby ... apa yang kamu katakan?"

"Baiklah kalau kamu tidak mau," ujar Angel sembari menjauhkan diri dari Raka. Dengan gerakan gesit, perempuan itu lantas merapikan kembali pakaian tidurnya yang tadi sudah sedikit berantakan karena ulah nakal Raka. "Jangan temui aku lagi. Mulai saat ini, hubungan kita put—"

"Oke, oke, Baby. Aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan." Raka menggeram. Dia bergegas menyusul perempuan yang kini berdiri dan memandangnya dengan tangan terlipat. "Aku serius. Baby, aku akan membelikanmu rumah mewah itu."

"Jangan lupa kalau rumah yang aku inginkan adalah rumah yang tepat di sebelah milikmu, Raka," ujar Angel lagi, berusaha menghindar ketika Raka ingin menyentuhnya kembali. "Aku ingin memiliki rumah yang bersebelahan dengan rumah kalian, rumah yang kamu tempati bersama dengan ... istrimu."

Deg! 

Selama sesaat, ada jeda waktu ketika Raka kembali terdiam. Tubuh lelaki itu sedikit kaku, begitu pun dengan wajahnya yang memasang ekspresi tegang.

Namun, Angel kemudian meraih tengkuknya dan berbisik tepat di sebelah telinga Raka.

"Raka," bisiknya. "Aku ingin merasakan, bagaimana rasanya bila aku benar-benar menjadi milikmu. Apakah kamu tidak mengerti, betapa selama ini aku merasa tersiksa? Di sini akulah yang mendapat tudingan sebagai pelakor."

Raka tidak tega melihat wajah muram dan sedih di wajah kekasihnya itu. Angel memang hanya kekasih gelapnya, tapi dia begitu mencintai perempuan yang tengah bersamanya ini. Perasaan Raka terhadap Angel bahkan melebihi rasa cinta yang dia miliki terhadap Lidia, istrinya sendiri.

"Baby, kumohon. Jangan berwajah muram seperti ini." Meraih dagu Angel dan membuatnya mendongak, Raka benar-benar tidak sabar untuk bisa segera mengulum dan melumat sepasang bibir yang mengerucut dengan menggemaskan itu. "Kamu sama sekali tidak merebutku, sebab aku benar-benar mencintaimu, Baby. Sungguh. Lagi pula, bukankah tadi sudah kukatakan bahwa aku akan memberikan semua yang kamu mau? Hm?"

"Jadi?"

"Tapi ini bukanlah hal yang mudah untuk diputuskan dengan gegabah. Ah, begini saja. Baby, bagaimana kalau aku membelikanmu rumah di tempat lain? Aku bahkan akan membelikanmu sebuah rumah yang jauh lebih mewah daripada milikku. Bagaimana kalau ditambah dengan sebuah mobil mewah? Nanti kamu bisa memilihnya sesukamu, Baby."

Angel mendengus. Dengan kasar dia lantas mendorong Raka menjauh dan segera berbalik pergi. Meski sedang marah, tapi perempuan itu melenggang ke arah kamar mandi dengan gerakan yang begitu seksi dan menggoda.

"Pergilah," ujarnya, berhenti tepat sebelum memasuki kamar mandi dan menoleh ke arah Raka. "Aku tidak mau rumah lain, Raka. Aku juga tidak ingin mobil atau apa pun. Aku hanya ingin memiliki sebuah rumah mewah, yang berada tepat di sebelah rumahmu. Titik! Habis perkara!"

"Angel ... Baby ... Ayolah, jangan marah. Aku benar-benar mencintaimu, Baby ..., tapi tolong bersabarlah sebentar lagi-"

Ucapan Raka terputus karena pintu kamar mandi yang kini sudah ditutup dengan keras, bahkan nyaris menabrak ujung hidungnya. Rupanya, kekasihnya benar-benar marah. Mengacak-acak rambut, dia hanya sanggup mengeluarkan suara erangan bernada frustrasi.

Satu sisi dia ingin menuruti semua permintaan Angel, tapi Raka juga menyadari adanya risiko yang terlalu besar apabila dia mengabulkan permintaan kekasihnya kali ini.

"Oh, my Angel Baby. Kamu benar-benar membuatku resah."

Menghela napas kasar, Raka tengah berpikir keras.

Apa yang bisa dia lakukan agar bisa menyenangkan kembali hati kekasihnya? 

*** 

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Fiiz Hap
marah bener
goodnovel comment avatar
Ely Nursanti
semoga jarang ada didunia nyata perempuan jenis angel baby
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
angelnya adam nihhhhh, hayo adam kamu udah dapat wanita yg tepat buat kamu bucin hahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status