Share

Bab 19. Tunangan Bara

"Laila? Bangun, sayang..."

Bara menepuk pelan pipi istrinya agar terbangun.

"Emm, sebentar lagi aja Mas. Laila masih ngantuk banget." Laila menaikan selimutnya sampai menutup kepala, membuat Bara berdecak sebal. Namun tak urung dirinya tersenyum. Ia duduk di samping sang istri.

"Yakin cuma sebentar? Gak mau dapet kekayaan yang luasnya mengalahkan dunia dan seisinya?"

Laila bangkit setelah mendengar penuturan tersebut. Menatap suaminya yang tengah tersenyum amat manis, namun tidak manis dimatanya.

Laila menilik-nilik suaminya dari atas sampai bawah. Benar-benar seperti seorang Ustadz. Walau terdapat banyak memar dibagian rahang dan pelipisnya tidak mengurangi kadar ketampanan seorang Bara.

"Jangan bengong. Cepat ke kamar mandi sana. Mas tunggu di mushola, ya?"

Cup

Sehabis mengatakan itu Bara beranjak pergi. Berbeda dengan Laila yang langsung membeku pasca suaminya itu mencium pipi kirinya.

"Ish! Kenapa dia selalu mencium pipiku!?" Laila menjerit dalam hati. Namun tak urung pipinya tiba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status