Share

41. Satu Sama

Sepanjang perjalanan kembali ke rumah, tidak ada yang berniat membuka suara. Isyana sibuk dengan pekerjaan. Sementara Asher juga tidak berani mengeluarkan suara. Dia menghormati Isyana. Memang sudah seharusnya seperti itu.

Sedikit berpikir juga dalam hati, apa tindakannya tadi pada Cakra berlebihan. Terlihat Cakra yang meringis kesakitan. Meski pada akhirnya dia menggeleng. Karena merasa Cakra berlebihan sekali.

“Ash, Lo tadi pagi gak bilang apa-apa sama Nenek?” tanya Isyana yang sudah menutup tabletnya. Kini suaranya terdengar untuk mulai mengintrogasi Asher.

Pemuda yang sedang melamun, sontak menoleh. “Eh, saya hanya bilang akan ijin antar Mommy.”

Dari gerakan wajah Asher yang gugup, Isyana bisa menebak ada yang sedang disembunyikan pria itu. Tipikal Asher tidak mungkin berbohong. Kalau pun iya, akan mudah kentara.

“Ada lagi gak selain itu? Lo jangan bohongi gue ya. Soalnya gak suka loh.”

“Maksudnya Nona apa? Karena saya sudah berkata jujur.”

Isyana hanya bisa menghela napas. Tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status